Sunday, October 08, 2006

PEREMPUAN PEREMPUAN RUMAHAN ALIAS IRT

Dialog lanjutan dari postingan sebelumnya, yaitu tentang ibu bunuh tiga anaknua


Kenapa terjadi ibu bunuh anak kandungnya ?
Kalau kata orang dekatku, salah dalam mengartikan maunya Allah.
Benarkah ???

Apa sih maunya Allah terhadap kita ??
Itikaf di masjid ?
Shalat beratus ratus rakaat ?
Puasa sunat ?
Wirid ?
Dzikir ?
Baca Al Qur'an hatam berpuluh kali ?

Yang jelas...kita melakukan syahadat,shalat 5 waktu, puasa, zakat, naik haji....
Setelah itu, peliharalah apa apa yang sudah diciptakanNya....
Apaaaaa aja.....

Terus terang, ini mah pendapat pribadi, sekarang euphoria pake simbol simbol tertentu untuk mengejar Kredit poin pribadi sangat menyolok mata.
Majelis ta'lim dimana mana, pengajian penuh, anak fasih membaca do'a atau ayat ayat Al Qur'an.......
Udah aja segitu...

Gimana hidup keseharian ?
Menyayangi mahluk lain ?
Membaca maunya mahluk lain ?
Memelihara segala ciptaanNya......
EGP aja kelihatannya.

Orang berburu kredit poin dengan memperbanyak hubungan dengan Sang Khalik
Tapi amanah Sang Khalik agar kita berkhidmat kepada mahlukNya, menjadi terlupakan.
Dilihat juga kagak, boro boro ngarti.

Bukan rahasia lagi, kasat mata malah....
Para lelaki muda sekarang banyak yang menjadi berjalan didepan sendirian.
Istri tertinggal, terkurung dirumah, beranak beranak beranak ,sibuk mengerjakan beribu kegiatan rumahan.

Mungkin mereka ngeri melihat perempuan bekerja yang beberapa diantaranya menjadi semau gue, melecehkan lelaki, membiarkan anak diasuh baby sitter, banyak menggugat cerai dll dll.
Mungkin mereka termasuk yang berpendapat, istri harus dirumah.
Mereka lupa, para istrinya pernah mengenyam hidup bebas berpeluang, menimba ilmu setinggi tingginya.

Allah juga bendu atuh, dikasih peluang menimba ilmu, malah nggak diamalkan ilmunya
setelah lulus.
Koq malah dikurung dirumah, dipaksa menjadi orang rumahan.
Nggak dbantu lagi, DIbiarin sendiri.

Begitu banyak kaum perempuan yang berpendidikan, cerdas dan berkualitas, juga menjadi ibu rumah tangga, menjadi ibu ibu rumahan, tetapi itu dilakukan atas pilihan sendiri, tidak terpaksa atau dipaksa.
Pilihan menjadi IRT diambil setelah dialog panjang dengan para suami, sehingga keputusan menjadi orang rumahan adalah pilihan yang ditentukan dirinya sendiri.

Dengan demikian, menjalani hari hari dirumah bersama anak anak berikut ratusan pekerjaan lainnya menjadi suatu keceriaan, kebahagiaan, kepuasan, keikhlasan, dan dijalankan dengan penuh kecintaan dan kegembiraan.

Lain sekali kalau kegiatan rumahan itu dilakukan atas dasar keterpaksaan atau dipaksa, apalagi nggak dibantu sama sekali.
Mudah kecewa, mudah sedih, mudah sakit hati dan outputnya tentu tidak akan pernah menjadi maksimal.

Keseharian, kita juga jelas melihat.
Adanya kelompok ibu ibu muda yang memutuskan untuk menjadi ibu rumahan, tetapi terus menerus membangun komunitas sosial untuk dapat memberi manfaat kepada banyak orang.
Mereka beraktifitas sosial ditengah tengah pergulatan waktu mengurus anak dan keluarga.

Kita juga senang melihatnya bukan ?
Muda, cantik, berenergi, harta melimpah , tetapi senantiasa bergabung dengan ibu lainnya untuk suatu kegiatan sosial.
Mengagumkan.

Bagi ibu ibu yang memilih secara sadar untuk jadi IRT, nikmati sajalah jalan pilihan tsb dan jalankan dengan penuh kecintaan dan kebahagiaan.
Insya Allah banyak kegembiraan dan hasil yang memuaskan yang akan kita dapat.

Selamat menjadi IRT yang berkualitas, ceria , bahagia dan penuh cinta.

Salam.

No comments: