Tuesday, May 20, 2008

INDONESIA BISA !

INDONESIA....BISA !
INDONESIA....BISA !
INDONESIA....BISA !

Naaaah gitu dong.
Konon, kalau kata kata tersebut diucapkan sesering mungkin, kan ibarat doa.
Indonesia akan benar benar bisa.

Bisa apa ?
Bisa maju memerangi dan menyingkirkan kebodohan, kemiskinan, keterpurukan.
Bisa maju meraih kemakmuran, kesejahteraan, keadilan.
Bisa maju meraih ketentraman dan kedamaian

Ada yang lihat tayangan langsung Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke 100 di Istora Senayan nggak?
Bravo buat penggagas acaranya, juga buat penyelenggaranya.

Acaranya sungguh memikat, menarik, bikin kita terpaku lebih dari 2 jam didepan layar kaca.
Seluruh rangkaian acaranya , membuat kita bangkit, tergugah untuk ingin berjuang bersama meraih impian, dengan cara dan kemampuan yang kita bisa berikan secara maksimal.

Betul, acaranya tertata dengan baik dan sangat bisa membuat kita bangga menjadi bangsa Indonesia.
Bangga akan keanekaragaman budaya.
Bangga akan persatuan dalam kemajemukan.
Bangga akan kekuatan bersama.
Pokoknya bangga akan berbagai hal positif yang sesungguhnya kita miliki tapi selama ini tidak kita sadari, yang akan membawa kita kedalam posisi gilang gemilang.

Mungkin benar, kita lupa bersyukur akan segala hal positif yang telah Allah anugrahkan kepada kita.
Kita terlalu sibuk dijejali berita negatif yang menguras energi dan melemahkan semangat untuk bangkit.

Rangkaian acara peringatan Hari Kebangkitan Nasional kali ini, sungguh terasa menggugah rasa nasionalisme, rasa persatuan.
Sekaligus menghidupkan semangat untuk bangkit, bersatu padu menyatukan tekad, menyamakan gerak langkah untuk bersama menggapai impian.

Acara semacam demikian seharusnya lebih sering diselenggarakan , pada saat 17 Agustus keq, Hari Pahlawan keq....biar kita semua lebih sering diingatkan, digugah, dibangkitkan, bahwa kita memang punya kekuatan positif untuk berjuang bersama menggapai cita cita bersama.

Memang terasakan oleh seluruh pemirsa, khususnya kaum muda yang tidak mengalami gegap gempitanya perjuangan kebangkitan nasional yang dirintis 1908.
Semangat yang ditularkan pelaku acara , sungguh benar benar turut menghidupkan semangat kebangkitan nasional.

Apalagi doa yang diucapkan seorang anak.....
Duhhh...semoga saja doa tersebut dikabulkan, karena terasa, doa dibacakan dengan segenap jiwa, dengan sepenuh hati...
Memohon dengan sebenar benarnya memohon kepada Sang Maha Kuasa
Doa yang indah dengan bahasa anak anak pula.

Sudah teramat sering kita dijejali berita negatif.
Nyaris setiap saat kita mendapat input tentang keterpurukan, ketidakberdayaan, ketertinggalan, kemiskinan, kebodohan, kesemrawutan, ketiadaan kebersamaan, keegoisan, ketamakan, kekacauan, ketiadaan harkat martabat dlsb.
Padahal, apa yang kita pikirkan, apalagi terucapkan, sama saja dengan doa, bukan begitu?

Maka, ketika hari ini, pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke 100, disosialisasikan ungkapan : INDONESIA BISA !........wuaaaaaah, harapan akan kegemilangan dalam persatuan, kemakmuran yang berkeadilan, kesejahteraan dalam kedamaian pasti akan terwujud.
Bukankah ucapan itu adalah doa ?

Ayo....mari kita sering sering mengucapkan :
INDONESIA BISA !

Friday, May 16, 2008

DEVIDE ET IMPERA

Devide et impera?
Apaan tuh?
Rasanya udah lamaaaaa banget nggak denger istilah itu

Beberapa hari yang lalu, si mamah menemukan kembali istilah tersebut disebuah tulisan yang mengulas, betapa bangsa ini dari dulu tidak pernah mau belajar dari sejarah.
Tulisan yang mengulas tentang adanya upaya yang memanfaatkan issue kenaikan BBM untuk memecah belah rakyat dan menarik simpati rakyat, hanya demi kepentingan pribadi semata.

350 tahun kita dijajah kan bukan karena kebodohan.
Tapi lebih karena ketamakan atau kerakusan segelintir orang yang mau dibayar dengan duniawi, baik itu harta atau tahta, sehingga mengakibatkan rakyat terpecah belah, mau diadu domba, dan berakibat fatal, lemah tak berdaya....
Duuuhhhh

Mengapa rakyat kita, bangsa kita mauuuuuu aja diadu domba ?
Mengapa rakyat kita, bangsa kita, percayaan banget sama bualan segelintir orang yang sebenernya niatnya nggak baik, pikirannya nggak baik, tindak tanduknya jelas termotivasi memecah belah kekuatan ?
Mengapa rakyat kita percaya begitu saja sama provokasi orang orang yang jelas mengail di air keruh, atau bahkan mendapat bayaran untuk memprovokasi yang lainnya?
Duuuhh.....kenapa begitu ya ?

Lama lama, si mamah rada percaya juga sama sifat atau karakter pengadu domba dan mau diadu domba yang diturunkan secara genetik lewat chromosome.
Astaghfirullahaladzim....

Bagaimanapun kaya rayanya tanah air kita, bagaimanapun jumpalitannya upaya beberapa pejabat dengan penuh amanah, kalau karakter atau adab tukang provokasi, tukang fitnah, tukang adu domba, percaya fitnah, mau diadu domba tetap melekat disebagian besar rakyat.....ya, mau bilang apa kita ?
Kapan mau maju menjadi negara yang sejahtera, makmur gemah ripah, adil dan bermartabat?

Kan tanggung jawab upaya meraih masa depan yang baik tidak hanya pada segelintir orang, tapi semuuuuua kita berkewajiban untuk sekuat tenaga turut mewujudkannya, iya nggak?

Tapi, kenapa sih koq pada nggak ngeuh bahwa upaya adu domba itu ada, upaya provokasi itu ada...
Bener kata orang tua, harus membersihkan hati, menajamkan akal pikiran, baru kita bisa "merasa" itikad baik atau buruk seseorang terhadap tujuan bersama.

Si mamah, bener bener prihatin, disaat beberapa orang berupaya mati matian, sekuat kemampuannya, mengarahkan kapal ke pantai tujuan, koq tega teganya masih adaaaa aja yang membocorkan kapal, melempari kapal, atau membebani kapal dengan angin ribut.....

Apalagi menjelang pemilu dan pilpres tahun depan.
Biarpun ibu ibu, banyak koq yang bisa merasakan.
Betapa makin banyak yang berpolitik adu domba, memecah belah kesatuan dan kebersamaan hanya demi keuntungan pribadi semata.

Terasa banget makin banyak yang cari muka, cari simpati, nggak peduli caranya memojokkan orang, melempari orang, mencaci orang, menghina orang, menenggelamkan orang, yang penting orang banyak menjadi simpati atas upayanya yang seolah olah mementingkan kepentingan rakyat, padahal ?????

Tidak ada seorangpun yang mengetahui baik buruknya suara hati seseorang,selain yang bersangkutan,iya nggak ?
Tapi yang lebih mudah terasa adalah arogansi, kesombongan, egoisme, yang menuduh orang lain stupid, g****g, cuma gue yang bener, cuma ogut yang bisa.
Duuuhh.....

Mudah mudahan kita semua tetap bisa jernih berpikir dan memiliki kalbu yang bening untuk tidak terpancing, terprovokasi oleh berbagai upaya yang ingin memecah belah rakyat, ingin menyudutkan atau menjelekkan seseorang, ingin melemahkan keberdayaan dan kekuatan kita semua.

Semoga kita semua menjadi mahluk yang diselamatkanNya, dimuliakanNya dan disejahterakanNya dunia akhirat, amin.

Tuesday, May 06, 2008

BONUS SEPULUH RIBU

Bonus sepuluh ribu?
Whuiiiiii....asyiiiiik
Apalagi bonus sepuluh ribu tersebut hanya untuk satu kasus.
Kalau sehari bisa dapet bonus seratus kasus, lumayan banget pisan.

Terus terang, si mamah sih mendukung banget itu kebijakan bonus sepuluh ribu bagi polantas yang menilang satu pelanggaran lalu lintas
Woouwww......kebayang dampaknya suatu saat, lalu lintas tertib lancar teratur.
Polisinya juga menjadi sejahtera, aman damai, rajindan tenang melaksanakan kewajibannya.

Coba, kalau polisi menangkap peluang tawaran bonus ini, pasti amat sangat rajin menilang.
Sah koq dia dapat duit sepuluh ribu buat satu kasus, emang aturannya begitu.
Negara juga pasti jadi tambah banyak pemasukan, polisi tenang karena bonusnya gede gedean , rakyat menjadi terlatih ( awalnya dipaksa kali ya) untuk tertib berlalu lintas.

Tapi, tawaran bonus sepuluh ribu itu koq dampaknya belum nyata terlihat ya.
Polisi tetep aja kurang proaktif, kurang gesit menilang pelanggaran pelanggaran yang nyata nyata terjadi didepan hidung.

Kemarin, si mamah ke Bandung, sepanjang jalan inget melulu sama bonus sepuluh ribu.
Lho koq polisi nggak gesit menjemput bonus yang sudah ditawarkan ya.

Coba, masih banyak mobil yang parkir justru dibawah rambu dilarang parkir, bahkan rambu dilarang stop.
Masih banyak yang nyelonong melanggar lampu lalu lintas.
Masih adaaaa aja yang males pake safety belt.
Masih banyak orang naik motor nggak pake helm, jangan jangan nggak punya SIM dan STNK nya bodong pula.
Masih berseliweran anak anak mengendara motor, bahkan mobil...kan belum umurnya jadi pengemudi tokh?
Masih banyak motor berpenumpang 3, 4, 5 bahkan lebih, berjejalan, posisi anak mepet kedepan kedekat stang motor.
Masih ada anak atau bahkan bayi yang digendong sama pengemudi, atau terkadang malah ikut pegang kemudi
Juga dimana mana motor teteeeeep aja berjalan meliuk liuk diantara mobil mobil.
Diperempatan lampu merah , dideretan paling depan melewati marka batas jalan, berderet deret motor menutupi jalan mobil....siiiiggghhh...

Hayo....apalagi?....Masih banyak banget kan pelanggaran lalu lintas?
Sekali aja perjalanan ke Bandung......dihitung itung, sehari itu polisis dapet jutaan kali dari bonus sepuluh ribuan yang ditawarkan

Coba, kalau polisinya lebih gesit, lalu lintas akan lebih tertib, polisinya sendiri makin banyak dapet bonusnya......
Iya kan ??

Friday, May 02, 2008

EGOIS

Kata apa yang paling tepat untuk menggambarkan kelakuan kusir andong yang mengakibatkan kuda andongnya yang sedang bunting 7 bulan mati lemas di jalan Malioboro Jogyakarta kemarin siang ?

Kuda bunting yang sudah bertahun tahun mengabdikan hidupnya kepada sang kusir, tidak sepantasnya mati lemas menggelepar ditengah jalan ketika sedang menarik andong yang penuh penumpang.

Nggak terbayangkan penderitaan si kuda, sudah bunting, kelelahan, masiiiiiih saja kudu menarik andong.
Apa nggak kelihatan gitu si kuda udah kepayahan ?
Kan nggak mungkin ujug ujug menggelepar gelepar, pasti ada gejala awalnya dulu.

Berjalan melambatlah, ngos ngosan lah.....
Ini ? ketika ngos ngosan, berjalan melambat, bahkan cambukan yang didapat
duuuuuuh, kuda, maafkan mahluk sebangsa si mamah yaaaa

Pun ketika menggelepar, koq malah dibalurin minyak gosok ya hidungnya ?
Mungkin sang kusir nggak ngerti, harusnya dikasih hawa segar dan minuman biar nggak keterusan dampak kelelahannya.
Duuuuuuh.....emang sebaiknya memang begitu.
Mati saja deh, kalau hidup kesehariannya ditanganin sama yang nggak ngerti, yang cuma pake tenaganya doang......

Egois
Cuma itu yang terlintas dibenak si mamah
Bener bener egois
Cuma memeras tenaganya, nggak peduli keadaannya, apalagi kebutuhannya

Coba kalau sering dielus, diusap, dilihat "wajahnya", dikenali tanda tanda segar atau sakitnya, nggak mungkin deh terjadi si kuda menggelepar kelelahan ditengah jalan
Koq kayak jaman jahiliyah saja ya....
Kan kita mah sudah banyak belajar, bagaimana berkhidmat kepada mahluk mahluk ciptaanNya, bukan begitu?

Tapi.......
Pasti banyak pembaca yang berpikiran, itu kan "cuma' kuda ?

Bahkan, manusia pun banyak koq yang nggak pernah dapat perhatian dari manusia lainnya?.
Kelelahan ? Emang gue pikirin !
Kelaparan? Emang gue pikirin !
Hidup dijalanan? Emang gue pikirin
Nggak bisa sekolah ? Emang gue pikirin.

Berita kematian kuda bunting akibat kelelahan mengangkut andong, mudah mudahan saja bisa menyadarkan kita semua. Betapa kita ini amat sangat egois.
Jangankan terhadap kuda, atau mahluk lainnya, bahkan terhadap manusia manusia terdekat disekitar kita.

Kita membiarkan mereka nggak bisa sekolah, dan kelaparan.

Semoga Allah senantiasa memberi anugrah kepada kita untuk bisa memperbaiki ahlak kita lewat kejadian kejadian yang kita amati dikeseharian kehidupan kita, amin.