Tuesday, January 25, 2011

SUKSES

Hiruk pikuk dan gembar gembor "Pembangunan Karakter Bangsa ", mengingatkan kita kepada arti sebuah SUKSES.

Sudah lumrah umumnya orang kagum kepada orang orang "SUKSES", yang kriterianya dipatok oleh masyarakat sendiri : Terkenal, berharta, berkedudukan, bergelar, berpangkat, ganteng, cantik.

Maka, berlomba lombalah orang berburu "KESUKSESAN" dengan berbagai cara, tak peduli dengan "potensi" dan tak hirau dengan "cara"

Wajah dan body di permak habis, gelar diburu dengan bayaran, pangkat dan kedudukan diraih dengan sikut menyikut, harta diraih dengan cara cara yang menghinakan.
Astaghfirullahaladziim.

Sepertinya, generasi muda juga tak diberi keteladanan dalam sikap dan perbuatan.
Bahkan, mereka didorong untuk meraih "kesuksesan " dengan cara apapun.
"Rangking berapa Nak?"< adalah pertanyaan umum yang dilontarkan orang dewasa kepada anak anak yang baru dibagi Rapor.
Otomatis, anak akan menganggap Ranking itu amat sangat penting, dan mereka berlomba meraihnya dengan cara apapun, menyontek menjadi kebiasaan yang tak pernah "diluruskan"
Karena baik orang tua maupun pihak sekolah "bangga" dengan nilai hasil akhir, bukan proses pencapaiannya.

Tak heran, menyontek, sikut sikutan, korupsi, menjadi sulit diberantas, karena memang kita, masyarakat jugalah yang "salah " mengapresiasi seseorang.

SUKSES yang sesungguhnya, sangat erat kaitannya dengan "VALUE", dengan arti sebuah "NILAI", ialah Nilai Nilai Kehidupan, bagaimana kita menjalankan amanah Allah sebagai ummatNYA, ialah berkhidmat kepada mahluk mahlukNYA.

Kalau kita tak ingin bangsa ini terjerumus, terperosok makin dalam kejurang kegagalan, sudah selayaknya kita semua, ya, kita semua tidak silau oleh "SUKSES PALSU" yang ditampilkan oleh mereka yang justru merusak "Nilai Nilai Kehidupan".
Ganteng, cantik, beken, bergelar, berharta, berpangkat, berkedudukan, tapi nggak BENER dan nggak BAGEUR.

Jadi, masih mau nanya : "Ranking berapa kamu Nak ?"

Saturday, January 22, 2011

KEMAJUAN TEKNOLOGI, MENDEKATKAN YANG JAUH, MENJAUHKAN YANG DEKAT

Apa dampak kemajuan teknologi?
Yang positif sih banyak.
Disamping menambah wawasan, mau bertanya apa saja juga tersedia, sumber informasi yang cepat tepat akurat, juga bisa bertemu kembali dengan teman teman lama, bisa berkomunikasi dengan yang jauh, bahkan bisa ber "SKYPE" ria, sambil menatap lawan bicara kita di layar komputer.
Luar biasa.

Dampak negatifnya?
Wah, banyak juga koq.
Selain makin maraknya pornografi, tak adanya privacy , segala hal tentang kita bisa di obok obok oom Google kan ? juga makin jauhnya hubungan silaturahmi orang orang yang dekat dengan kita.

Banyak yang keranjingan game game, hingga lupa waktu, lupa kewajiban, berkutat terus di meja komputer.
Banyak juga yang tergila gila chattingan, walau lawan komunikasi tidak dikenalnya sekalipun, tersita waktu karena asyik bermain Face book, dll, dlsb

Suami terabaikan, istri terkucilkan, bahkan anak kena bentakan karena dianggap mengganggu keasyikan.

Arrrrrrgh....koq jadi begini ya
Yang jauh jadi terasa dekat, tapi yang dekat koq jadi semakin jauh ?

Sering tampak di status FB, seorang ibu berkomunikasi dengan anaknya justru lewat status FB, padahal anaknya ada dikamar lain, masih dirumah yang sama :
" Nak, mandi dulu !"
" Nak, ayo siap siap kita berangkat!"
" Nak,sudah siap belum, kita berangkat sekarang!"

Sighhhhhhhh......
Hayo...siapa yang begitu tuh ?

PORNOGRAFI

Kasihan ya anak anak jaman sekarang.
Kemajuan teknologi, kebebasan informasi, tidak mendapat pendampingan yang baik dan benar.
Jadi aja dampak negatifnya merajalela.
Sudah bukan rahasia umum lagi, siswa yang sudah tak perawan, aborsi di kalangan remaja, seks bebas, penyimpangan seksual, dll, dlsb.

Tayangan di berbagai media yang membangkitkan berahi, situs situs pornografi yang mudah di akses, benar benar menjadi lahan sekaligus pupuk yang subur untuk terjadinya berbagai penyimpangan "moral".

Astaghfirullahaladziim.

Orang tua dari kelompok yang kurang beruntung, tentu saja tidak pernah punya waktu untuk membimbing putra putrinya masuk kedunia kemajuan teknologi, karena mereka harus membanting tulang memeras keringat mencari nafkah.

Sementara anak anak dari kelompok mampu sama saja nasibnya.
Mereka berkelana sendiri, asyik mengakses berbagai situs pornografi bahkan menyimpan file nya, bahkan memamerkannya ke dunia luar, menebar energi negatif ke seluruh penjuru dunia, tanpa kontrol dan pendampingan orang tuanya, yang sibuk "bersosialisasi" di berbagai pertemuan : pengajian lah, arisan lah, berbagai organisasi sosial ah, hang outlah, bahkan tak jarang orang tua yang ikut ikutan "maceuh", malah ber "dugem".

Astaghfirullahaladziim.

Kasihan banget anak anak jaman sekarang yah?
Mulai usia SD tuh, sudah mulai berkelana sendiri di laptop masing masing atau di warnet.

Kumaha yeuh ?

Wednesday, January 19, 2011

THE TRIUMPH OF EVIL

All that is necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing.
( Edmund Burke )

Negeri kita yang secara geografis bagaikan taburan intan permata, jamrud di Khatulistiwa, yang subur makmur, alamnya kaya raya, seharusnya menjadi tempat yang makmur sentosa, rakyatnya sejahtera bahagia, tata tentrem kerta raharja, aman tentram damai.

Ini ?
jajauheun pisan.
Mengapa demikian ya?
Ya itulah, sampai sekarang kan yang muncul, yang punya power sehingga menguasai berbagai sendi kehidupan kayaknya bersifat "evil", dan para good men yang mayoritas, diam menonton, penuh toleransi.

Yah, kalau sudah begini mah, kapan adil makmurnya atuh.

Ayo good men, bararangun atuh.

Memang, untuk urusan pribadi, soal keyakinan, jalan hidup mah seharusnya napsi napsi, kita kan bukan panitia Surga.

Ini mah tibaralik, soal keyakinan orang diperdebatkan, dipermasalahkan, tapi soal duniawi diarantepkeun masing mau pada curaling oge.

Jadi , bagaimana yah ?


Kalau soal keyakinan mah, biarin aja atuh tanggung jawab pribadi masing masing, napsi napsi.


Semoga kita sadar, bahwa ada urusan pribadi, privacy, seperti keyakinan dll, tapi juga ada urusan umum, seperti koruptor, pengemplang pajak, itu kan urusan umum,merugikan rakyat banyak.
Nah, yang begini begini seharusnya kita serentak satu suara, GANYANG !

Jangan sampai si EVIL merajalela, merayakan pesta pora dimana mana.
Goodmen, bersatulah, dan mari kita satukan langkah, ACTION !

Tuesday, January 18, 2011

CAGEUR, BAGEUR, BENER, PINTER

Anak pinter ?
SWGTL ? So What Gitu Loh ?( hehehehe..itu kata anak jaman kiwarikan begitu )

Pinter aja kan nggak cukup, justru yang jauh lebih penting itu bener dan bageur.
Makanya, doa orang tua berupa paket cageur , bageur, bener,pinter, justru pinter diletakkannya kan dibelakang.

Hanya orang cageur yang bisa memberi energi , bisa bermanfaat maksimal kepada lainnya.
Orang cageur yang bageur, akan jauh memberi makna kehidupan.
Lantas orang cageur yang bageur dan bener, apalagi, akan besar banget dampak positifnya.
Kemudian, orang cageur yang bageur, bener dan pinter, sungguh luar biasa.

Kita semua sedang gembar gembor "pembangunan karakter bangsa" supaya bangsa kita gagah tangguh mandiri, sejahtera dan makmur dalam keadilan, mulia penuh martabat.
Darimanakah mulainya pembentukan karakter bangsa yang jempolan ?
Lha, dari diri sendiri dulu dong.
Kemudian, ditularkan, diteladani oleh lingkungan.

Kita, para orang tua, wajib dan kudu memberi teladan dan kemudian memberi bimbingan, mengaping yang muda muda yang tampaknya sudah pada pinter pinter karena banyaknya fasilitas kemajuan teknologi yang membantu memberikan input apapun.

Semoga saja, paket cageur bageur bener pinter, melekat erat pada setiap pribadi bangsa Indonesia

( postingan ini didedikasikan kepada anak yang pinter di HI UNPAD, Erlangga Dwi Putranto, blogger juga, ada di Twitter juga, ada di facebook juga, : ingat orang tuamu ya nak, jangan sampai mengecewakan mereka dengan "ulahmu" )

Monday, January 17, 2011

LLC, Listen, Learn, Change

LLC, Listen, Learn, Change

Apaan tuh......?

Pernah suatu ketika baca tulisan tentang Listen, Learn, Change......wuuuuiiiih, bagus banged ya..... !

Pokoknya, kalau kita bertindak, melangkah, mengambil keputusan dll dll berdasarkan pada listen dan learn, pasti yang kita putuskan itu akan bagus, hebat dan bermakna bukan ?

Allah saja memberi kita 2 telinga dan 1 mulut, artinya kita harus 2 kali lebih banyak mendengar dari pada berbicara kali ya.......
Nggak seperti sekarang, orang pada berebuuuuuut bicara....orang pada berebuuuuut adu teriak, pokoknya bicara, bicara, teriak, adu mulut, gogorowokan teu puguh lah........pusing dengerinnya juga........kayaknya, sekarang kalau orang dikasih kesempatan bicara, hayooooooooh aja ngomong segala diumbar, diomongin, dikeluarkan seluruh isi perutnya (....heuheuheu...pantesan isi bicaranya jadi bau....).

Terkadang, melihat orang teriak teriak bicara, atau adu mulut, adu argumen, seolah olah mereka bener sendiri dan pinter sendiri, atau melihat orang capetang dan ngocoblaksendiri ( apa bahasa indonesianya ngocoblak ya ) aku sih suka jadi inget ( maaf) gogog tetangga yang suka adu kaing kaing sama sesama gogog lainnya.

Mereka itu tahu nggak sih, bahwa lidah itu bisa lebih tajam dari pedang, bisa melukai hati dan perasaan, bisa bikin orang mual dan sakit perut, bisa bikin orang pusing dan gatel gatel.......kayaknya yang suka seneng bicara itu nggak ngngngeuh tuh, kalau kita yang dengerin udah nnnnnneg banget......yang penting mah output nyata atuh, bukan bau mulut doang......
mereka itu tahu nggak sih, bahwa dari setiap kata yang kita ucapkan, setiap lisan yang dikeluarkan mulut kita, ada pertanggungjawabannya kelak ?

Listen, Learn, Change......bagus bukan ? banyak banyaklah mendengar dan kemudian pelajari dengan benar sebelum mengambil langkah. Celakanya, kalau boleh dibilang celaka, banyak juga orang yang "mendengar", tapi salah memilih narasumber apa yang didengarnya,. bukan rahasia lagi, jaman kiwari banyak banged juru bisik, juru lapor, juru hasut dll dll yang bisa membuat kita salah mengambil sikap, namanya juga manusia punya perasaan dan punya bioritmik emosi jiwa, bisa ikut terhasut juga tuh sewaktu waktu ( atau bahkan sepanjang waktu ??? hahaha...). Gimana sih denger yang baik itu ? kayaknya, disinilah peran ketajaman nurani, ketajaman kalbu, kebersihan dan kebeningan kalbu banyak berperan.
Boleh saja orang juga pake istilah aura, indra keenam, ketajaman nurani, atau apalah.....tapi bener lho, kita juga bisa menyaring apapun baik sumber pendengaran atau lainnya, kalau kita belajar membersihkan kalbu kita, nggak semua apa yang kita dengar akan kita percaya begitu saja, kontrol terbesar, penyaring terkuat adalah ketajaman nurani atau kebersihan hati kita bukan ? Nggak semua apa yang dibisikkan akan kita percayai bukan ?
Kalau begitu, intinya sih bukan diawali dengan mendengarkan bukan ? kata sepuh juga, kalau mau bagus segalanya sih, intinya di kebeningan hati ( sing beresih hate....begitu kata orang tuaku juga , dulu, semoga Allah memuliakan ibu bapakku disana )
Jadi ???? ya baguslah listen, learn, change....tapi awali dululah dengan upaya upaya membersihkan hati, agar apa yang kita dengar itu benar, agar kita juga mempelajari dan mengamatinya juga benar, dan agar apapun langkah kita selanjutnya Insya Allah juga benar....

Jadi inget Aa Gym....jagalah hati, jangan kau kotori, jagalah hati cahaya hidup ini.

Barudak.....sok ah rajin rajin membersihkan hati, agar menjadi bening dan kita bisa menjalankan listen, learn, change dengan baik dan benar.

Wednesday, January 12, 2011

PEMIMPIN

Seorang siswa bertanya :
" Bu, apa artinya bahwa pemimpin itu harus dare, share, care ?"

Arrrrgh...pemimpin mah jangan banyak syarat teori.
Pokoknya, yang jadi pemimpin itu ialah mereka yang full energi positif, sudah nggak butuh apa apa lagi buat dirinya, baik sanjungan-pujian-penghormatan, apalagi materi.
Seluruh waktunya, pikirannya, aktifitasnya, hanya dicurahkan untuk sebesar besar kemajuan bersama.

Dare, share, care, apalagi deh, boleh ditambah sebagai bumbu penyedap.

Tuesday, January 11, 2011

STATUS FACEBOOK

Mengamati status Facebook, sungguh menarik, bahkan bisa dibikin sebuah thesis..hehehe
Coba deh amati.
Begitu banyak ragamnya, dan kecenderungan orang per orang untuk menampilkan jenis status yang sama jelas tergambar

Ada yang rajin menginfokan kepada dunia agenda hariannya. Jam sekian mau kemana, mau ngapain, sama siapa, dll, dlsb.

Ada yang getol memuji menyanjung diri sendiri serta orang seputarnya...hehehehe, narsis.com banget nih yang model ini sih.

Ada yang secara halus mengabari dunia, bahwa dirinya itu selalu sibuk dengan pekerjaanya. Diungkapkannya "kegalauan" dan 'kekecewaan" dikemas dalam bahasa yang memabukkan...hehehehe

Ada yang penggila kuliner, sehingga statusnya tak lebih tak kurang cuma nama nama makanan dan resto yang diincarnya saat itu.

Ada yang sepanjang hari, setiap waktu, memaki maki entah siapa, statusnya penuh kata kata kasar, brutal dan menyita energi yang membacanya.
Astaghfirullahaladziim

Ada yang selalu berisi khutbah, dilengkapi ayat atau hadists, sementara kita tahu, sang pemilik Facebook ahlaknya tidak menggambarkan ungkapan yang ditampilkannya.

Ada pula yang sombong, egois, statusnya hanya menunjukkanapa yang dia miliki, apa yang dia beli, atau menunjukkan adanya barang yang bisa dibeli disuatu tempat, seperti yang sudah dibelinya.

Ada juga yang teduh menyejukkan, setiap yang mampir akan meninggalkan account tersebut dengan energi positif dan senyum penuh semangat dan jiwa yang tentram.

facebook, bagaimanapun adalah produk kemajuan teknologi yang bisa menguntungkan, tapi bisa juga menyesatkan dan merugikan

Lantas, status FB anda seperti apa ya ?

Friday, January 07, 2011

SERAB

Ini jaman apa ya ?
Koq jadi banyak yang ngararaco begini.

Orang menjadi salah arah, salah tujuan, salah prinsip hidup, pokoknya mah ngararaco deh, makin banyak yang munafik, pura pura baik.
Apa pasal ?

Sepertinya sih, kalau meminjam istilah ibuku, karena orang itu gampang serab alias silau.

Silau akan jabatan, silau akan kedudukan, silau akan materi, silau akan duit.
Pokoknya harta dan tahta sudah menjadi sesuatu yang diincar habis habisan tanpa mempedulikan bagaimana cara mendapatkannya.

Serab akan jabatan, serab akan harta, serab akan sanjungan, membuat orang lupa diri, kehilangan akal pikiran, kehilangan logika, kehilangan rasa malu, kehilangan moral, kehilangan suara hati, kehilangan nurani.
Bahkan, kata mertua saya, dulu, bukannya nggak punya muka, sudah nggak punya kepala

Astaghfirullahaladziim.

Hidup ini kan cuma butuh keselarasan, butuh harmoni, agar tentram damai bahagia.
Nggak perlu lah jadi munafikun, pura pura baik, padahal hatinya bluwek.
Itu mah musang berbulu domba.
Sayangnya, sekarang ,makin banyak banget musangnya ya ?

TENTRAM BAHAGIA

Apa sih sebenarnya yang ingin diraih dalam hidup?
Gelar ? Pangkat ? Kedudukan ? Tahta ? Harta ?
Penghormatan ? Puja dan pujian? Sanjungan ?

Ujung ujungnya, orang ingin tentram bahagia.
Padahal, untuk menjadi bahagia, cuma butuh keselarasan hidup.
Jiwa yang tentram, hati yang tenang, ikhlas, sehat dan bisa manfaat, tentu akan membuat hidup selaras yang pada akhirnya akan membuat orang bahagia.
That's all