Wednesday, December 30, 2009

GEN, TAKDIR

Melanglang menjelajah berbagai milis dan FB, terkadang menemukan hal yang bikin kita terhenyak, merenung dalam dalam, tepekur dalam diam.
Mencoba menghayati kata demi kata yang dirangkai, dicerna perlahan, dan selaluuuuu saja menemukan sesuatu yang dahsyat.
Luar biasa.

Dari satu milis, kayaknya dikirim oleh alumni ITB 76 untuk teman temannya, dan akhirnya mampir juga di layar komputer ini, kemarin, ada satu tulisan yang bikin tertegun.
Ialah tentang takdir, tentang gen.

Disitu dituliskan, bahwa takdir sudah dituliskan di gen.
Jadi ketika kita "menjadi" manusia, kita itu sudah membawa "takdir baik dan buruk"

Manusia, tubuhnya terdiri dari berbagai sistem.
Sistem, terdiri dari organ
Organ terdiri dari jaringan
Dan Jaringan, terdiri dari sel,
Sel, terdiri dari inti sel dan sitoplasma.
Teruuuuuuus bisa diurai menjadi yang lebih kecil, lebih kecil dan lebih kecil lagi.

Memang, banyak penemuan baru tentang unsur terkecil dari mahluk.
Kalau nggak salah, fisikawan sudah menemukan teori string ya ( ada fisikawankah disini ?).

Didalam intisel, terdapat khromosome.
Naaah, chromosome ini terdiri dari gen ( kumpulan info genetik yang terekam dalam DNA).
Gen , adalah pengontrol tubuh.
Gen adalah bagian dari tubuh yang sesungguhnya tidak pernah menua, begitu kata postingan tersebut..

Setiap kilo bobot manusia, konon, mengandung 1 triliun sel.
Dan setiap sel memuat 3 milyard keping gen, baik gen baik ataupun gen tidak baik.
( Berapa genkah yang kita punya ? Bisa dihitung kan ?)

Disinilah letak "takdir" baik atau buruk, begitu inti tulisan yang diposting sampai ke layar komputerku kemarin.

Jika kita ingin awet muda, sukses, berhasil, sehat, maka harus selalu berupaya mengkondisikan diri kita untuk secara selektif meng"on"kan sebanyak mungkin gen baik dan meng"off" kan sebanyak mungkin gen buruk.

Jadi, kemampuan kita sebagai manusia, amatlah sangat luar biasa, bila kita mampu membangunkan gen gen baik dan menidurkan gen gen buruk.
Apalagi, katanya, keseharian kita, kita hanya mempergunakan 5-10 % gen milik kita.

Bagaimana mengaktifkan gen baik ?

Banyak cara untuk mengaktifkan gen baik, diantaranya ialah :

- merasa senang dengan lingkungan yg menyenangkan atau dikondisikan menyenangkan, misal : sport, nyanyi2, jingkrak jingkrak, jerit jerit, teriak teriak
- optimis sebanyak mungkin
- nangis
- kondisikan se-olah2 darurat agar gen2 energi yg off bisa aktif (dikejar target schedule dll)
- Pralahirnya bayi bisa mulai dikondisikan utk nge-on kan gen
- MINDSET/memikir/ melakukan habit/selftalk/ berdoa utk hal2 yg inspiring, visioner dan membahagiakan. .... .
- Sharing sebanyak mungkin

Secara umur, kita bisa tua tapi gen tetap saja seperti sediakala... ..
Jadi tidak ada kata terlambat utk mengakselerasi nasib kita menjadi ber-lipat lipat baiknya karena gen yg kita pakai baru 5% dan otak kita juga baru baru dipakai <5%... Koq jadi teringat, banyak yang mengatakan "takdir" nggak bisa diubah, tapi "nasib" bisa diubah. Lha...kenapa nasib kita begini begini aja ? Yaitulah, mungkin karena kita terlalu sibuk "memperhatikan" orang lain, memperhatikan"nasib" orang lain, sehingga kita kehabisan waktu untuk "menyapa" gen baik kita, kita menjadi kehlangan kesempatan untuk "membangunkan dan menggiatkan" gen baik kita. Sepertinya benar. Kita sering lalai melewatkan waktu terbaik kita, misalnya di sepertiga malam, ketika alam menjadi hening, dan nuansa akan dengan mudah membawa kita lebih khusyuk berdoa, meminta, yang pada intinya menyentuh gen baik kita, mengaktifkan miliaran bahkan triliunan gen baik kita, Kita sering alpa, untuk lebih khusyuk ketika berdoa, meminta dengan sepenuh jiwa, menyentuh menggapai gen gen terbaik kita. Kita lengah, sehingga nasib baik menjauh. Dan kita malah asyik mengisi waktu dengan kekecewaan, kebetean, kekesalan, keiri dengkian, kemurkaan, kegundahan, yang dengan nyata nyata akan membangunkan gen buruk kita sekaligus menidurkan gen baik kita, sehingga nasib baik semakin menjauh, menjauh dan menjauh. Bagaimana ? Wallahu alam bissawab. Tapi, tidak ada salahnya mencoba. Siapa tahu dengan belajar fokus, berdoa sepenuh hati, bicara dengan sepenuh jiwa menyentuh gen gen baik kita supaya aktif, menidurkan gen buruk, kemudian selalu tersenyum, merasa senang, riang gembira, optimis, punya dream yang indah, nyanyi nyanyi, suka cita, sharing sana sini ( misalnya ber FB ria...hehehehe), maka Insya Allah potensi " takdir baik " akan menghampiri dan "takdir buruk" akan terjauhi. Sehingga hanya kebaikan yang akan kita dapatkan. Selamat mencoba dengan berhappy happy ber FB ria.....kirim kabar sana sini, kirim cerita dan info sana sini , bagi ilmu dengan sukacita, dan pekikkan kalimat kalimat yang membuat kita semangat ( hehehehehe...Sang Pemimpi bangettt) Salam diedit dari sumber : "rukmono_mt@ yahoo. com"
Kepada: ITB76
Terkirim: Jum, 25 Desember, 2009 05:47:40
Judul: Re: [itb76] GEN & Takdir

Ref : "The Divine Message of The DNA" by K. Murakami (Max Planck Research Award'90 & Japan Academy Prize'96

Monday, December 28, 2009

ENLIGHTMENT

Heeee...keren ya judulnya
Enlightment....
Pencerahan .....

Kata ini muncul begitu tiba tiba, ketika membaca berita komentar MUI tentang infotainment.
Yang bikin Infotainment itu "haram" untuk ditonton adalah kontennya, isinya.

Sudah lama diantara kita banyak yang sepakat, bahwa tayangan diberbagai media elektronik, tidak menjunjung program enlightment, pencerahan.
Sinetron yang beratus ratus episode, dikerjakan dengan berpeluh, menguras energi, pembuatannya berjam jam dalam sehari dari pagi sampai pagi, unsur pendidikannya total dikesampingkan.
Eeeh...infotainment juga demikian.
Dimana unsur enlightmentnya ? Pencerahannya? Membangun karakter bangsa nya?

Uang, uang, uang.
Modal, modal, modal,
Bisnis, bisnis, bisnis.
Keuntungan, keuntungan, keuntungan.
Pendapat, ditentukan oleh pendapatan.
Haaaaaaaa?????

Apa yang disuguhkan kepada rakyat, sangat bergantung kepada keinginan pemilik modal.
Apa yang diinginkan pemilik modal, bergantung kepada rating.
Siapa yang menentukan tinggi rendahnya rating?
Ya rakyat sendiri.....karena menontonnya.

Heeee...jadi kayak lingkaran setan ya.

Jadi, kalau kita menuding program pembodohan rakyat, program nggak bikin pencerahan, sebetulnya rakyat juga berkontribusi .....iya kan ?

Pemilik modal, pebisnis, umumnya kan boro boro inget Character building, pembangunan karakter bangsa, nilai nilai moral yang luhur.

Buat mereka, perputaran uang kudu menghasilkan, makin besar, makin besar, makin menggurita, akhirnya menjerat, mencekik rakyat hingga tak berdaya.

Kalau sudah demikian, kapan rakyat pinternya ya.
Kalau rakyat nggak pinter dan bagus, kapan muncul pemimpin yang bagus dong.
"The teacher will come when the pupil is ready "

Nah...makin kayak lingkaran setan lagi dong.
Kapan majunya bangsa ini...

Kita, sendirian, bisa berkontribusi positif, dengan membantu pencerahan, bagaimanapun caranya.
Paling tidak, pindah channel kalau infotainment mulai mengutak ngatik, mengobrak abrik, mempertontonkan dapur orang, ranjang orang dengan gamblang.
Pokoknya, kalau sudah mulai berghibah apalagi beraroma fitnah, tinggalkan saja.

Kita, bisa memilih tayangan yang akan menambah wawasan, berbuah kebahagiaan dan kesejahteraan, memupuk kearifan, membuat kita bisa menggapai keselamatan dan kemuliaan dunia akhirat.

Tontonan, harus yang menuntun.
Tayangan, harus yang mencerahkan.

Selama ini, secara nggak sengaja, kita, bersama sama sudah mengumpulkan kredit negatif, ialah membuang waktu dengan menonton acara yang nggak mengandung unsur pencerahan.
Kita, malah menambah dosa dengan "menikmati" tayangan yang mengandung unsur ghibah atau fitnah.

Sebetulnya, kita, adalah pelaku enlightment sejati.

Lantas.....
Apakah kita masih mau nonton sinetron atau infotainment yang nggak mengandung unsur pencerahan ?

Salam

Sunday, December 27, 2009

FB

FB
FB ?
Iya bener, FB, Facebook...yang suka anda anda perhatikan kalau nggak mampir ke blog atau setelah bongkar bongkar email.
( ada yang melototin FB nggak ya?...hehehe )

FB, ternyata banyaaaaak banget manfaatnya.

Coba deh, temen jaduuuuuul banget yang udah nggak ketahuan juntrungannya puluhan tahun silam, tiba tiba nongol dan menyapa.
Atau, pas kita berkunjung dari satu Facebooker ke yang lainnya, tiba tiba kita mengenal salah satu teman lama kita.
Maka memori membawa kita jauh ke jaman baheula.
Satu hal yang bikin kita terjauh dari alzheimer, kepikunan, bukan ?
Ya, mengingat ingat kisah lama, adalah obat mujarab buat terhindar dari kepikunan.
Silaturahmipun tersambung kembali.
Bukankah silaturahmi itu membawa berkah kehidupan?

FB, juga menambah wawasan.

Ada Facebooker yang gemar menampilkan perwayangan.
Dikupas tuntas tokoh tokoh dalam cerita wayang, filosofi wayang,.
Diuraikan baik sifat, karakter atau segala kelakuannya masing masing figur wayang.
Ditampilkan pula beberapa cerita wayang.
Menarik.

Ada pula yang menampilkan legenda legenda, fabel, cerita cerita rakyat, hikayat, dlsb.
Cerita yang membawa imajinasi kita jauh menerawang kemana mana.
Membayangkan jaman baheula, pada suatu ketika, disuatu tempat.
Seru.
( Account nya Dr. Sam sering banget ada cerita wayang atau legenda )

Facebooker lain, gemar mempertontonkan foto foto alam atau bangunan bangunan bersejarah.
Baik foto foto keasrian alam, kekayaan alam, ataupun foto foto kerusakan alam akibat ulah manusia.
Diulas panjang lebar tentang manfaatnya kekayaan alam, sejarah terbentuknya lapisan bebatuan dlsb.
Dibawanya kita meneropong jauh kelapisan terdalam dari bumi, dan dilambungkan pula kita jauh melesat keangkasa, melintas samudra, menjelajah benua.
Berkelanalah kita ke jaman dahulu kala, seperti lorong waktu, menyaksikan kembali alam dan bangunan bangunan serta kehidupan pada suatu ketika, beberapa tahun-beberapa puluh tahun-bahkan beberapa ratus tahun yang telah lewat.
Fantastis.
( Nah , yang ini kayaknya account T Bachtiar dan Ronald Agusta deh contohnya )

Meloncat ke Facebooker lain, ada yang konsisten menampilkan foto foto kain batik, kain tenun ikat dan macam macam produk budaya turun temurun.
Diulas sejarahnya, filosofinya, kain apa untuk acara mana, dll, dlsb.
Memukau.

Ada lagi yang menjadikan Facebook untuk promosi, untuk jualan, untuk menawarkan berbagai produk.
Hebat....sambil menyelam minum air.
Sambil membuka silaturahmi, memanfaatkannya pula untuk berdagang.
Efektif efisien.
( Hallo Angky......sudah banyak pelanggan spreinya ya...)

Facebooker lain, ada yang sengaja ber FB ria, hanya untuk mengajak kebaikan, mengajak mengisi waktu untuk berbagi, untuk berbuat yang manfaat bagi sebanyak banyak ummat.
Nah, yang beginian, kayaknya harus sering ditengok accountnya.
Bukankah kalau kita deket tukang parfum, akan terbawa harum?
( Ayo ah om Kapiten, tong isin isin menulis di notes nya....)

Facebook, seperti produk kemajuan teknologi lainnya, bila digunakan dengan baik dan benar, banyak sekali membawa azas manfaat.

Tapi, disisi lain, Facebook juga bisa jadi ajang caci maki, ajang curhat, ajang CLBK ( Cinta Lama Bersemi Kembali ), ajang perselingkuhan, ajang menonjolkan keakuan, ajang balas dendam, dll, dlsb yang benar benar nggak manfaat bahkan menimbulkan dampak negatif.
Hubungan antar manusia menjadi memburuk, energi terkuras, juga waktu yang seharusnya dipakai untuk hal hal yang positif, menjadi terbengkalai.

Waktu?
Waaah...memang benar, waktu yang berharga akan menjadi terbuang, mubadzir, kalau FB dipakai untuk hal hal yang kurang manfaat.
Ada lho Facebooker yang katanya gemaaaaaar banget ngutak ngatik game yang ada di FB.
Entah ngurus ikan lah, entah ngurus perkebunanlah, entah ngurus "hobby" lainnya.
Kalau buat sekedar mampir sih kan nggak apa apa.
Ini? berjam jam ngurus ikan di FB atau tanaman di FB, sementara ikan hidup didekat komputer nggak diperhatikan, tanaman diluar jendela meranggas mengering.
Hayoooooooo....siapa tuuuuuh ????

Jadi bener, FB, seperti juga produk buatan manusia lainnya.
Yang penting bukan "gun" nya, tapi the man behind the gun...
Eh...yang lebih bener ialah spirit, hati, qalbu, dibalik the man behind the gun.

Iya nggak ?

Jadi, anda anda para Facebooker...ada dikelompok mana nih?

Mudah mudahan kita semua menjadikan FB ini jadi media, jadi ajang untuk berbagi.
Berbagi ilmu, berbagi pengetahuan, berbagi info, berbagi pengalaman, berbagi keceriaan, berbagi kebahagiaan, agar kita semua bisa memperoleh energi yang positif.

Salam

Bukan begitu?