Saturday, April 18, 2009

POLITIK ATAU PULITIK ?

Episode kehidupan kita semua, rakyat Indonesia, sedang memasuki adegan yang konyol, miris, mencengangkan, memilukan tapi sekaligus mencerahkan.

Kehidupan kan nggak selamanya tanpa gelombang.
Kadang kita adem ayem, kadang terkena gelombang dahsyat, riak kecil atau bahkan masuk wilayah turbulen, nggak karu karuan.

Biasanya, bagaikan kawah candradimuka, episode gonjang ganjing kalau disikapi dengan sikap tawakal dan ikhlas dan memfokuskan tujuan hidup hanya bagi Allah semata, plus mencermati tanda tanda maunya Allah bagaimana, episode tersebut akan terlampaui dengan baik dan membuat kita menjadi lebih baik, lebih arif bijaksana. Naik kelaslah.

Kita semua sedang menyaksikan episode "penelanjangan diri", begitu istilah temen si mamah, Om Kapiten Iwan.
Kalau kata nenek si mamah dulu, mungkin beliau menyebutnya "ngaboretekeun isi kadut sorangan"....heheheheheheh, alias mempertontonkan isi perutnya sendiri, alias memperlihatkan sebenar benarnya karakter atau pribadi seseorang.

Apa maksud Allah kita memasuki episode ini?
Menyaksikan semua hingar bingar politik, cakar cakaran, gontok gontokan, seringai seringaian, umpat umpatan,telikung telikungan dari segelintir orang, dll, dlsb?
Mungkin Allah sedang mempertontonkan keaslian karakter orang perorang, agar kita nggak salah nyontreng nanti, Juli 2009, bukan begitu?

Kita, jutaan rakyat, sepanjang hari disuguhi berita tentang "pertarungan" memperebutkn kursi dari beberapa gelintir orang saja.
Iya, bener, kalau dicermati sih kan cuma sepersekian persen saja atau nol koma nol nol nol nol nol sekian sekian persen kali ya dari jumlah penduduk yang ribuuuuuut melulu.

Mereka ribut ngapain sih?
Buat apa sih?
Kalaupun dapet kursi, akan mereka pergunakan untuk apa sih?

Buat kepentingan rakyat?
Buat memperbaiki kesejahteraan rakyat?
Buat program supaya rakyat nggak kelaparan, nggak kehujanan, nggak miskin, nggak bodoh, ?
Buat program agar negara makmur sejahtera, aman damai, tertib serta adil makmur?

Atau hanya untuk kepentingan pribadi, kepentingan segelintir orang yang ribut melulu itu berikut temen temennya, relasinya, saudaranya, kelompoknya?

Cuma beberapa gelintir saja yang ribut habis habisan, mengatasnamakan kelompok, bahkan mengatas namakan jutaan rakyat. Apa iya begitu?

Episode kehidupan berbangsa bernegara kali ini, bener bener mengingatkan si mamah akan pak Ikin ( hallo pak Ikin, dimana ya sekarang ? )
Beliau adalah teman seperjalanan haji si mamah tahun 1997 dulu, tepatnya teman kerja dalam group medis.
Tahun 1997 kan si mamah bertugas dalam team medis haji kloter Ciamis campur Bogor, dan pak Ikin saat itu bertugas sebagai perawat.

Masih terngiang ucapan beliau, elite politik tuh salah mengartikan arti politik.
Mereka seharusnya BERPOLITIK BUKAN BERPULITIK.

Apa bedanya ?
Berpolitik itu adalah NEMPO NU LEUTIK ( "melihat" yang kecil alias rakyat , atau memperhatikan kebutuhan rakyat ).
Sedangkan berpulitik itu adalah NIPU NU LEUTIK ( menipu yang kecil , alias menipu rakyat )

Nah lhoooooooo...........
Hayoooooh.....pak Ikin aja, rakyat, tahu.
Mana yang NEMPO mana yang NIPU..........

Friday, April 17, 2009

SYAHWAT KEKUASAAN

Akhirnya, kita juga bisa melihat, mencermati, mempelajari dan berkesimpulan, bahwa SYAHWAT KEKUASAAN, terbukti dan memang jauh lebih "bedebah', daripada syahwat seksual.

Iya kan?

Coba saja ikuti berbagai berita perkembangan politik negeri ini diberbagai media.

Pertunjukan episode jenis apa yang sedang Allah pertontonkan kepada kita semua dalam pesta akbar 5 tahunan memilih siapa yang akan ngurus negara?

Karakter elite politik yang aslinya orang per orang, yang bagaimana yang sedang Allah perlihatkan kepada kita?

Kita tercengang, sekaligus miris, kecut, melihat begitu banyak ahlak, yang notabene adalah reaksi spontan tanpa rekayasa orang perorang dalam keaadaan "terdesak" atau "kepepet" ?

Lha....sekarang emang lagi kepepet?....Kepepet bagaimana?
Lha iyalah, sudah mengeluarkan materi yang luar biasa dan menanamkan harapan petruk jadi raja, taunya gembos, ditinggalkan rakyat.....

Kayaknya, para elite politik sudah pada kena alzheimer, sudah pikun, sudah lupa, bahwa rakyat sekarang sudah pinter, dan rakyat itu lebih sehat, nggak pelupa.

Coba simak, ada elite politik yang ngomong begini, tapi gaya hidupnya begitu.
Ada yang teriak jangan bodohi rakyat sambil dia juga dariiiiii dulu ngebohongin rakyat, emang rakyat sudah lupa???
Ada yang meracau kampanye negatif, padahal dia sendiri track recordnya amat sangat amburadul. Persis kayak teko, isi teko apa, ya keluarnya begitu sesuai isinya.

Ada yang benar benar lupa siapa dia dulu, padahal rakyat itu sehat semua, nggak kena penyakit alzheimer, pikun.Rakyat mengingat dengan jelas segala tutur kata dan sepak terjangnya. Bener lho....rakyat itu memorinya kuat, nggak gampang terhapus.

Duuuuh....benar, syahwat kekuasaan itu amat sangat "bedebah".
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun

Hanya Allah yang bisa menolong kita terhindar dari nafsu syahwat kekuasaan sang elite politik yang sudah begitu kebelet pengen duduk dikursi.

Kita, rakyat, yang sebenernya nggak begitu banyak kemauannya, hanya ingin punya pemimpin yang jujur, profesional, tangguh pekerja keras, amanah, berahlak dan berbudi luhur, dan, sangat takut kepada Allah.
Pasti ada kan ? Kita kan jumlahnya lebih dari 220 juta ?

Tadi pagi, dikoran, si mamah baca, seorang elite menyampaikan, bahwa kita mau berkoalisi asal "kita" tidak dirugikan.
Kita ???????...elo aja kaleee, gue nggaaaak....
Hehehehehehhe, jadi inget celetukan Ruben Onsu

Jadi, yang dimaksud "kita" tuh siapa ya.
Kan, menurut si mamah nih yang rakyat jelata, koalisi itu bukan bagi bagi rejeki,bukan bagi bagi kursi, bukan bagi bagi kekuasaan.
Tujuan akhirnya kan kepentingan rakyat.
Jadi koalisi itu motivasinya, niatnya, nawaetunya ya hanya untuk kepentinganm rakyat, bukan kalkulasi dagang untung rugi buat "kita".

Jadi, kalau rakyat diuntungkan, tujuan akhirnya buat rakyat makmur sejahtera, ya berkoalisi sajalah.
Gitu aja koq repot.


Memang benar, kalau mau ngurus orang lain, diri sendiri itu HARUS sudah tercukupi, harus sudah nggak ada keinginan lain, selain pengen pulang dengan baik, pengen khusnul khatimah.
Cuma itu kan ?
Koq repot amat sih ?
Cukup, bukan berarti materi lho....
Merasa cukup karena senantiasa barsyukur dengan sebenar benarnya bersyukur, bahwa Allah sudah begiiiiiiitu banyak memberi kepada kita, memberi aaaapa saja,, mulai dari kehidupan, oksigen gratis, kesehatan, ilmu, kesempatan, karir, keluarga, relasi, dll, dlsb.

Jadi, kita masih punya waktu untuk berdoa, meminta, berdoa, agar Allah terus mempertontonkan ahlak , watak aslinya mereka yang pengen jadi raja.
Agar kita semua nggak salah nyontreng nanti dibulan Juli.

Yuuuuk, banyak berdoa yuuuuuk
Hasbiyallah, hanya Allah penolongku, penolong kita semua, rakyat Indonesia yang masih paaaaaanjaaaaang perjalanannya.

Mungkin, tayangan berita akhir akhir ini, memang paling tepat berjudul SYAHWAT KEKUASAAN..........iya kan ?


Salam

Sunday, April 12, 2009

NYONTRENG LAGI YUUUUUK

Alhamdulillahirabbilalamin.
Kita semua sudah nyontreng kan?
Eh...katanya nggak semua ya...

Ada yang sengaja malah kabur keluar kota, long weekend, malah jalan jalan bersuka ria.
Ini jelas type dalam ceritaku :EVERYBODY, SOMEBODY DAN NOBODY.
Katanya, nggak memilih juga kan pilihan.
Terserahlah.

Tapi, kalau ingat biaya Pemilu yang dahsyat, lihat di TV bagaimana para petugas berjibaku menyampaikan logostik ke ujung ujung gunung, kesebrang pulau, kehulu sungai, kepedalaman rimba, dengan memakai sampan, berjalan kaki, dlsb...masa tega sih melewatkan hak pilih?
Terserahlah.
Setiap orang punya pilihan dan setiap pilihan ada konsekuensinya,dunia akhirat, bukan begitu?

Tapi, ada pula yang nggak dapat panggilan karena satu dan lain hal.
Entah baru punya KTP ditempat tinggal baru, entah nggak pernah lapor jadi penghuni di lingkungan baru.
Entah waktu diminta ngisi sensus kependudukan tahun lalu, itu tuh kertas yang lebar lebar, lupa nggak ngisi atau lupa nggak ngembaliin ke pak RT.

Atau, memang ada yang ketlingsut, nggak masuk daftar DPT,Daftar Pemilih Tetap, dengan alasan lain yang belum jelas banget.
Masa sih terdelete atau didelete?
Masa sih DPT ditambah tambahin nama balita atau yang sudah almarhum?
Koq licik banget ya? Nggak takut dosa gitu?

Menurut yang si mamah ikutin di TV sih, justru banyak yang nggak dapat panggilan itu komunitas perkotaan.
Jadi yang dirugikan itu cuma calon calon penyontreng partai tertentu saja, partai partai yang gemilang di perkotaan.
Partai apakah itu?
Au ah gelap
Lebih baik khusnudzon aja deh, kesemrawutan DPT adalah karena ketidak sengajaan atau karena kesemrawutan datakependudukan.

Kesemrawutan data kependudukan?
Lha iyalah, sebagian kita juga ikut mengacaukan data kependudukan koq.
Tinggal dimana, KTP mana.
Atau, punya KTP ganda, DKi dan tempat lainnya.
Atau, mahasiswa perantau yang nggak pernah bikin KTP ditempat kuliahannya.
Atau, pekerja migran, yang nggak pernah lapor ke RT ,RW setempat
Dan sebagainya dan seterusnya.

Bagaimanapun, alhamdulillahirabbilalamin, kita sudah bisa menyelenggarakan Hari Nyontreng yang aman damai.

Selanjutnya, nah ini niiiiih, jauuuuuh lebih penting dari nyontreng 9 April kemarin.
PILPRES.
8 Juli 2009 kan ?

Lihat bagaimana para politisi bergerak kesana sini, merapat kesana sini, melobby kesana sini, uclak aclok kata si mamah sih.
Terkadang kayak kebakaran tempat duduk.
Untuk apakah?

Apakah murni, total hanya untuk rakyat, bangsa dan negara?
Ataukah untuk kepentingan pribadi dan golongan?
Apakah apa yang diucapkannya dimana mana terutama dimedia, itu adalah persis suara hatinya?
Wallahu alam, hanya Allah Yang Maha Mengetahui setiap gerak hati setiap insan.

Kita, seluruh rakyat yang sudah mulai pinter, mudah mudahan nggak tertipu, nggak terpukau dengan kemasan kemasan apapun.

Kita, rakyat Indonesia, sangat ingin mendapat pimpinan negara ini yang benar benar pantas jadi pemimpin.
Ya amanahlah, ya jujurlah, ya bertanggungjawablah, ya kompetenlah, ya track recordnya baguslah, ya profesionallah, ya bener bener hanya memikirkan rakyat dan negaralah, ya berkarakterlah, ya sangat pantas jadi figur teladanlah, ya berbudi pekertilah, ya bener bener takut akan adzab Allah dunia akhirat.
Bukan begitu?

Adakah pemimpin yang bener bener sesuai dengan kriteria yang rakyat mau?
Pasti ada, masa sih dari 220 juta lebih rakyat Indnesia kita nggak punya karakter mutiara atau berlian atau yang berkilauan luar dalam?
Pasti ada kan ?

Kita, rakyat, sangat bisa mendapatkannya.
Kalau, nah ini, kalau kita juga menginginkannya dan mengupayakannya dengan sungguh sungguh sepenuh hati.
Kan kita juga wajib mewariskan negara yang gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja, adil makmur palamarta kepada generasi berikutnya bukan?

Bagaimana caranya?

Ya, mulai sekarang saja, kita proaktif mendaftarkan kembali bagi yang kemarin nggak masuk DPT.
Kedua, kita masih bisa membaca, melihat, mempelajari segala hal tentang para kandidat capres dan cawapres yang akan diumumkan akhir mei ini, bukan begitu?

Dan, last but not least, terpenting malah.
Kata pak Ustadz, dengan doa , kita bisa mengubah takdir buruk jadi takdir baik.
Naaaah, berdoa, meminta kepada Yang Maha Segalanya kan gampang, gratis pula.

Kita, sebagai rakyat, punya waktu 3 bulan kan buat selalu dan selalu berdoa, meminta pemimpin negara ini yang bener bener jempolan lahir batin dan takut akan adzab Allah didunia dan akhirat.

Kata pak Ustadz pula, doa itu akan mudah dikabulkan, cepat dikabulkan, apabila dimohonkan oleh seseorang yang berhati bersih dan ikhlas.

Naaaaah, kita bisa berpartisipasi dengan mulai segera membersihkan hati, meningkatkan keikhlasan, berdoa, berdoa dan berdoa.

Bener kan kata Om Kapiten Iwan, the teacher will come, when the pupil is ready.

Kalau rakyat sudah bersih hati, ikhlas, berdoa terus menerus, Insya Allah Juli nanti kita akan dibimbingNya nyontreng pemimpin yang bener, yang jempolan, yang profesional, yang bertanggung jawab, yang kompeten, kredibel berkarakter, yang cuma mikir dan ngurusin rakyat dan negara, nggak mikir yang mboten mboten, yang takuuuuuut sama adzab Allah.

Insya Allah kita akan mendapatkannya Juli mendatang.

Sok......derrrrr ah, mulai membersihkan hati, meningkatkan keikhlasan, berdoa, berdoa, dan berdoa.


Salam

Thursday, April 09, 2009

PEMILU

Alhamdulillahirabbilalamin.
Sudah pada selesai nyontreng ya.

Apa kesannya?
Pertama, lega, sudah tuntas menunaikan hak dan kewajiban, memberikan suara untuk perbaikan bangsa dan negara.
Kedua.....rada rada mikirrrr, gimana ya orang lain nyontrengnya?
Gimana para sepuh atau mereka yang diujung ujung gunung, dipulau pulau terpencil?
Mereka yang nggak biasa megang kertas, kertas godeblag lagi?

Kayaknya, beberapa kali ikut pemilu, yang kali ini yang paling rada ribet.
Kertasnya itu tuebeeeel banget, godeblag lah....lebar dan panjang...repot membuka dan melipatnya.
Sama sekali nggak efisien dan bikin repot

Udah gitu, kertas yang diipat tebal itu susaah masuk ke kotak suara...beueueueueu
Jaka sembung naik kebo...nggak nyambung bo..
Kertas setebal apa....lubang di korak selebar apa pula....

Kalau boleh usul sih, lain kali, partainya jangan banyak banyak dong....
Udah gitu, nyontreng orang tuh susah.
Biar partainya aja deh yang milih kader kader terbaiknya.
Kita sih cuma nyontreng partainya aja.

Nyontreng orang?
Pertama nggak kenal.
Kedua, nggak tahu track recordnya.
Kan cuma katanya, katanya doang.

Melihat kertas yang harus dicontreng.
Beueueueue...gede gede amat tuh kertas?
Abis banyak partai dan banyak foto dan nama orang lagi.
Padahal pencantuman foto dan nama orang itu, mubadzir banget kayaknya.
Siapa kenal si anu? atau si anu? Sedikit banget yang kita tahu bukan?

Padahal untuk mencetak sekian banyak partai, sekian banyak foto dan sekian banyak nama, biayanya itu berapppppaaa?

Bener bener mubadzir deh.
Negara miskin ini,kudu keluarin biaya kertas pencontrengan yang begitu mahal.

Kalau boleh usul sih.
Lain kali, partainya dikit dan jangan pake bawa bawa pasfoto dan nama deh,
Cuma contreng partainya, titik...kan efektif efisien.

Coba aja nanti buktikan....cuma dikit banget yang nyontreng partai partai gurem.
Kenapa nggak gabung aja sama yang udah ada ya.

Abis, semua pengen muncul, pengen tampil, pengen jadi kepala sih.
Jadinya ya begini, rakyat bingung dan biaya pemilu jadi mahalllll.

Apapun, dan bagaimanapun, Selamat kepada semua yang sudah memberikan suaranya ya
Apapun suara anda, yang penting, dipilih dengan hati nurani demi kebaikan bangsa dan negara ini,bukan begitu?

Sunday, April 05, 2009

PEMIMPIN

Tinggal hitungan hari menuju hari yang sangat penting : NYONTRENG
Masih ada waktu buat merenung, mempelajari, menajamkan hati nurani, berdoa, agar nanti nggak salah nyontreng

Nyontreng kan dampaknya sungguh amat luar biasa.
Kita harus bener bener berniat dan melakukan hal yang amat sangat bertanggung jawab buat kelangsungan kehidupan anak cucu kita, generasi sesudah kita.
Kita kan harus bener bener penuh tanggung jawab melakukan segala hal yang sudah menjadi kewajiban manusia: memberi sebanyak banyek manfaat kepada sebanyak banyak mahlukNya

Nyontreng, pada dasarnya kan memilih pemimpin?
Nyontreng, kan hakikatnya menitipkan suara kita kepada mereka yang akan memegang amanah mengendalikan semua sistem dalamberbangsa dan bernegara, iya kan ?
Makanya, masih punya waktu nih, buat mempelajari, bagaimana nyontreng yang bener, bagaimana memilih "pemimpin" yang bener.

Kebetulan, menemukan tulisan tentang pemimpin nih.
Sebetulnya, pernah ada di Kompas, tulisan Simon Saragih tentang Kiat menjadi Pemimpin yang baik dan efektif.

Harusnya tulisan itu dibagikan kepada semua yang mencalonkan diri.....hehehehehe
Paling mereka tersinggung dan berujar : Saya sudah lebih paham tahu!!!.....
Wwuakakakakaka…

Emang, rakyat mah suka sok tahu ya…
Nganggap pemimpin atau calon yang mau mimpin tuh bararodoh, dongdong kata jeng kellin mah, tulalit....

Tapi…mmmmmmm….jangan jangan rakyat juga ada benernya ya…
Heheheheh , punten ah kepada para calon yang "mau mimpin".... just kidding koq…just for laugh...

Pembukanya tulisan itu cukup menarik : Menjadi pemimpin yang baik dan efektif bukanlah takdir, tetapi hasil dari belajar, berlatih dan introspeksi tanpa henti.
Pemimpin yang mengejar posisi dan kekuasaan semata ( banyak yang kasak kusuk kan ? minta bantuan atau minta restu atau minta dukungan dengan menghalalkan segala cara) dan tidak mengindahkan opini orang lain, maka akan “berakhir.”

Heuheuheuheu…
Nggak kayak selebriti ini mah, berakhir di pelaminan atau berakhir di pengadilan agama…pengadilan agama jakarta selatan atau tigaraksa lagi....wkwkwkwkwk

Setiap orang terlahir dengan potensi kepemimpinan dalam berbagai derajat bakat.
Tapi potensi itu harus dikembangkan.

Banyak orang punya potensi, tapi tidak dikembangkan….
Waaaah, sayang banget ya…
Bukannya "sekolah ( belajar kan bisa dimana aja, nggak usah dibangku sekolahan)", kita mah malah begadang main gapleh, atau cindeten mancing dibibir pantai dari pagi jedur sampai sore jeder…
Begituuuuu terus.
Kalau nggak…nongkrong di warung kopi, atau...nonton sinetron terus menerus....…

Hayoh....siapa tuh yang kerjanya nongkrooooong melulu tanpa manfaat untuk sebanyak banyak umat.

Setiap manusia juga kan pemimpin.
Biarpun cuma jadi mentri dalam negri di rumah tangga, atau jadi RT, RW, ngurus kelompok kecil, kan tetep harus berkualitas bukan ? ....


Pemimpin yang berkiprah didunia adalah mereka yang ingin menjadi pemimpin.
Mereka berlatih dan mempraktekan kepemimpinannya.

Persoalan akan timbul, ketika terpilih, mereka melupakan janjinya dan sibuk dengan melayani kepentingan sendiri,,…Naaah..tuuuuh, dengerin atuh….

Mereka terbenam dalam kelemahan manusia, yaitu seorang yang makin kuat, makin makmur, cenderung menginginkan kekuatan dan kemakmuran yang lebih.
Mereka tidak pernah puas…

Euleuh euleuh…kutan kitu nya…

Yang menarik, katanya, kepemimpinan yang efektif menuntut seseorang untuk tidak menggunakan kekuasaan demi kehormatan dan keagungan pribadi.

Pemimpin, seharusnya menggunakan kekuatan pribadi ( personal power ), bukan kekuasaan sebagai posisi ( positional power ).
Katanya, kalau kita bertanya kepada rakyat, mereka itu menginginkan pemimpin yang jujur, punya kredibilitas dan integritas….cuma itu.

Hal lain yang perlu dicatat, adalah, pemimpin yang efektif itu tidak saja harus intelek tapi punya integritas moral ( ini kayaknya jauh lebih penting dari sekedar intelek bukan ?)
Dan punya spiritualisme...
Masih inget nggak tulisan si mamah tentang NYONTRENG?
Kan memang bener, pemimpin itu harus punya CIP yang tinggi, kemampuan mengeksekusi masalah dengan dampak puluhan tahun kedepan, bukan hanya untuk mencari selamet sendirian dalam kurun waktu 5 tahunan saja.

Haduh...itu mah rakyat juga kudu punya sifat itu mah, integritas moral, spiritual, apalagi pemimpin.

Naaah, kalau memang sudah tahu, bagaimana pemimpin yang baik dan efektif, harusnya buat nyontreng juga kita butuh info tentang siapa selama ini bagaimana bukan?
Bukan hanya sekedar gambar orang dipepohonan dan kemudian bagi bagi kaus, ikat kepala, kerudung, bahkan bagi bagi sembako dan amplop.

Kan sudah jelas kriterianya.....
Dan jangan dicontreng atuh yang nggak memenuhi kriteria sih, bukan begitu ?....
Dari pada nanti akan jalan ditempat bahkan mundur sambil makin amburadul ditanganin sama si ontohod , kan mendingan jalan ditempat tidak amburadul dan acakadut ditanganin sama yang jempolan akal budinya bukan ???
Lebih bagus lagi bukan jalan ditempat tapi berjalan..berjalan,..berjalan...menuju taraf hidup dan martabat yang jauh lebih baik.

Pengalaman kita, gonta ganti pemimpin kan bikin program baru lagi, aturan baru lagi,kembali ke set point lagi dlsb
Kapan maju jalannya ya…...

Sok atuh ah jangan salah pilih wae.....
Tong seueur mikirin tekanan, desakan, permintaan, bujukan, rayuan gombal, dll
Jangan silau oleh gemebyarnya janji janji gombal yang nggak masuk akal.
Pilih aja sesuai kriteria, yo wizz, gitu aja koq repot amat ya...….

Halah….rakyat mah tau apa sih ?
Pake ngomong segala, berkomentar lagi, ngajarin lagi….…hehehehhe……

Abis, setelah nyontreng, konon, biasanya masih ada aja tuh yang intelek tapi nggak punya integritas moral……
Buat apa dicontreng atuh, kan dampaknya akan lebih buruk ?

Hayoooo, siapaaaa ?
Au ah, gelap.
Si mamah kan rakyat jelata.
Pengen jadi rakyat yang baik dan efektif aja ah.
Punya integritas moral, jujur, kredibel, punya spiritualisme,bisa manfaat dan punya apa lagi ya………...punya temen blogger yang baaaaanyaaaaak...heuheuheuheuheu...

Kenapa si mamah sebagai rakyat jelata pengen banget jadi rakyat yang baik?
Yang punya integritas moral, kredibel, jujur profesional bertanggung jawab, punya spiritualisme yang bagus dan bisa manfaat?
Karena eh karena......kata temen si mamah, om kapiten Iwan : The teacher will come, when the pupil is ready........
Iya kan ?

Insya Allah kita akan mendapat pemimpin yang sangat amanah, sangat bertanggung jawab dunia akhirat, kalau kita, sebagai rakyatnya, juga sudah siap dipimpin untuk menuju tujuan kita bersama ialah keselamatan,kebahagiaan, kesejahteraan, kemuliaan dunia akhirat.

Bukan begitu ?

Selamat nyontreng dengan hati nurani.

Thursday, April 02, 2009

AHLAK

Hanya satu kata : Ahlak .
Tapi dampaknya dalam kehidupan, sungguh teramat luar biasa.

Kayaknya semua orang juga paham, tahu dan setuju, penyebab mendasar dari carut marutnya keadaan berbangsa, bernegara, bermasyarakat, bersosialisasi kita saat ini adalah terletak dalam hal : AHLAK

Semua tahu, semua paham, tapi bagaimana mengurai benang kusutnya ya....
Dari mana mulainya ya....
Bagaimana caranya memperbaiki ahlak, atau membentuk ahlak yang baik agar bangsa ini tidak ribet berkepanjangan ??

Sudah banyak teori untuk memperbaiki moral bangsa, memperbaiki ahlak individu.
Sudah banyak anjuran, berjuta mulut sampai berbusa, kertas presentasi menjulang ke angkasa, rupiah tak terbilang digelontorkan untuk menunjang berbagai program.
Terlalu sering mendengar 3 M....mulai diri sendiri, mulai hal kecil, mulai sekarang....
Tapi....aduuuuuuh.


Pernah ada tulisan di KOMPAS : Hilangnya kesadaran moral, atau hilangnya suara hati.

Saat ini, sudah mewabah gejala penyakit ketumpulan suara hati, dimana mana.

Menurut si penulis, bagi orang yang bersuara hati, ia akan malu jika melakukan perbuatan yang tak bermoral.
Ia akan malu jika membiarkan ada perbuatan yang tak bermoral disekitarnya.

Menurutnya pula, atas bimbingan suara hati, akan muncul keberanian yang membawanya kepada pilihan bernilai....adeueueueh....itu yang bagus bukan ?

Pilihan yang bernilai.....ck ck ck ck....hebat banget ya...
Yang menarik, katanya, keutamaan moral dibentuk oleh kebiasaan, etos dan etik.


Naaaah, disini peran kita sebagai individu dewasa yang paham, mengerti dan sudah melakukan pilihan pilihan yang bernilai, berkewajiban penuh untuk terus menerus menjalankan "kebiasaan" berahlak, bermoral, bersuara hati, dimanapun, kapanpun, dalam posisi apapun.

Disini pula, orang tua berperan utama dalam membentuk ahlak, moral keturunannya sejak awal, sejak janin masih dalam kandungan.
Nilai nilai pilihan yang akan diambil si anak, sebagian besar adalah "kebiasaan" orang tuanya bukan ?

Sebagai anggota masyarakat, kitapun wajib banget menjaga suara hati, sebagai tanggung jawab moral turut membentuk nilai nilai luhur yang akan dijadikan "kebiasaan" anak anak kelak, bagaimanapun caranya sesuai dengan peran dan kemampuan masing masing.

Jadi inget, masa si mamah kecil dulu, pencipta lagu banyak yang mengandalkan suara hatinya untuk ikut bertanggung jawab menanamkan nilai nilai luhur kepada masyarakat, khususnya kepada anak anak yang dalam proses tumbuh kembang.

Coba saja simak beberapa cuplikan lagu lagu si mamah kecil dulu :
He barudak, kudu mikir ti leuleutik, maneh kahutangan, ku indung ti barang lahir nepi ka ayeuna pisan ( anak anak, kalian itu berutang budi kepada ibu kalian sejak lahir sampai sekarang ).

Atau ...eling eling mangkaeling rumingkang dibumi alam, darma wawayangan wae, raga taya pangawasa, lamun kasasar lampah, napsu nu matak kaduhung, badan anu katempuhan ( ingat ingatlah hidup hanya bagaikan peran wayang, kalau menuruti hawa nafsu, kita akan tersesat, akan mendapat hukumannya )

Atau...utamana jalma kudu rea batur, keur silih tulungan silih titipkeun nya diri ( kita harus banyak berteman untuk saling menolong dan saling mengingatkan ).....

Atau..hormati gurumu sayangi teman, itulah tandanya kau murid budiman......deueueueueh...indah nian bukan ????.

Sekarang, kita tampaknya kekurangan banget nget nget nget, tokoh teladan atau figur atau peran anggota masyarakat yang bahu membahu membentuk nilai luhur , agar "kebiasaan" yang dijalankan anak anak atau masyarakat umumnya benar benar menjunjung suara hati yang bernilai.....

Coba simak sinetron sinetron, lagu lagu anak anak...
Duuuuuuh ( mama bolo bolo...papa bolo bolo.....maksudnya apa sih ???)

Saat ini, banyak yang terengah engah, tertatih tatih senantiasa mengumpulkan energi, agar nggak kehabisan tersedot sama kejadian keseharian diseputar kita yang bener bener bertolak belakang dengan suara hati kita......
Jangan sampai deh kelelahan, jangan sampai jadi ABCD .

Btw, tahu nggak apa ABCD ? Ampyuuuun Booo...Chapee Dehh....

Yuk ah, kita mah harus anteng aja fokus membangun energi dan berkiprah ikut memberi sumbangan membentuk kebiasaan kebiasaan yang berlandaskan suara hati, punya nilai nilai luhur, bagaimanapun caranya dan sekecil apapun peran kita, iya nggak ???

Naaaah...minggu depan kita kan mau nyontreng.
Saatnya menggunakan suara hati kita.
Ternyata, nyontreng tuh nggak sulit sulit amat koq.....gunakan saja suara hati kita, iya nggak?
Jangan sampai terkecoh oleh janji janji gombal.
Mari kita mulai dengan istighfar, baca basmallah, lahaula wala quwwata ilabillah, tarik nafas dan keluarkan nafas dengan lambat, fokus ke suara hati dan.....contreng .

Semoga kita semua akan mendapat caleg caleg dan pemimpin yang berkualitas, profesional dan berahlak mulia, yang bisa menjadi panutan kita semua, dan membawa kita semua menjadi bangsa yang bermartabat, bahagia dan sejahtera,amin

NYONTRENG

Udah deket PEMILU Caleg nih, jadi postingannya didaur ulang lagi deh

Kan bulan depan kita barengan nyontreng.

Haaaaaaaa....nyontreng apaan?


Hehehehehe....dulu kan istilahnya nyoblos.

Sekarang kalau dicoblos malah batal, gagal, nggak bisa dihitung suaranya, iya nggak sih?


Ada yang bilang, yang sah suaranya itu kalau dicontreng orangnya atau partainya
ada yang bilang kalau dicoblos juga boleh koq
Nah lho.......
udah deket hari H aja masih pabaliut informasinya, gimana nih ?????.


Ngomongin apaan sih ini?

Lha iya....pemilu.

Nyontreng, milih anggota legislatif, wakil rakyat, yang mau ngurusin kepentingan rakyat, yang udah nggak perlu ngurusin dirinya sendiri dan keluarganya karena sudah mapan berkecukupan, yang pengen mengabdi total hanya untuk kesejahteraan yang berkeadilan, yang ingin mengisi sisa usianya dengan memberikan manfaat kepada sebanyak banyak mahlukNya.
Iya kan?
Begitu maunya rakyat ketika memilih wakilnya?.

Trus nanti kemudian nyontreng lagi, milih presiden, yang akan bertanggung jawab penuh ngurus segalanya yang berkaitan dengan negara........ibarat nakhoda yang membawa kapal penuh muatan ditengah samudra yang bergelora, dan menuju pantai impian yang membahagiakan seluruh penumpang kapal
Kebayang kan, berat dan pusyingnya kalau jadi presiden????

Tapi......jadi rakyat juga berat dan pusying lho....
Emang gampang nyontreng ??????
Susah tau......

Bayangin, kita nyontreng kan tanggung jawabnya besar.
Gimana kalau salah pilih orang?

Wadauw........5 tahun tuh resikonya, bahkan bertahun tahun sesudahnya.
5 tahun bisa menjadi kurun waktu yang luar biasa merugikan dan bikin kita makin terpuruk, kalau kita salah pilih orang
kebayang negara menjadi amburadul, tatanan menjadi kacau balau, rakyat boro boro sejahtera, makin susah aja kali.....,

Kalau kita milih yang nggak bener, akan berkepanjangan akibatnya, iya kan ?
Dosa kita nanti kalau mewariskan yang jelek jelek ke anak cucu.....

Jadi ?
Nyontrengnya yang bener dooooong.

Gimana caranya?

Naaaah...ini dia.
Gimana caranya nyontreng yang bener, yang bertanggung jawab, yang bisa memilih yang terbaik dari sekian banyak wajah wajah tak dikenal yang sudah sejak lama gentayangan di pepohonan, di tiang listrik, di tembok tembok pinggir jalan dll dlsb dengan berbagai macam bentuk rupa, beraneka seringai dan beragam pose.

Ini, dirumah juga ada pemula.
Yang pertama kali mau ikutan nyontreng......
Dan selalu bertanya : milih yang mana ya?

Halah.....aku juga lieur koq.

Tapi, alhamdulillah, baru baru ini ada sedikit ilmu dari temen temen di milis.

Katanya, ada beberapa hal yang bisa dijadikan pertimbangan sebelum kita nyontreng.
Pertama, capable nggak CIP nya.
Nah lho, ada CIP, apaan tuh ?

Katanya, CIP, Complexity of Information Processing, ialah kemampuan saat ini dari seorang individu untuk memecahkan masalah dengan mengkonstruksi berbagai argumen dan pertimbangan.

CIP, bisa menjadi ukuran yang menggambarkan keseluruhan human capability, kemampuan individu dalam menyikapi permasalahan.

CIP mencakup semua jenis manifestasi inteligensi, nggak melulu IQ.

Makin tinggi CIP nya, yang bersangkutan makin bisa mengeksekusi masalah sampai jauh kedepan.

Nggak cuma bisa mengeksekusi masalah hanya untuk 1 - 2 hari, atau 1-2 tahun saja.

Kalau istilah kerennya sih, mungkin visioner banget.

Punya rencana jauh kedepan yang dibangun berdasarkan beragam data dan bermacam argumen plus pertimbangan, dan punya kemampuan menjalankan rencana tersebut.

Kedua, komitmennya.

Dilihat dari seberapa besar cintanya akan apa yang dikerjakannya

Ketiga, kompetensinya.

Dilihat dari seberapa dalam ilmu dan pengalamannya terdahulu.

Keempat, karakternya.

Dilihat dari perilakunya, apakah memenuhi syarat untuk peran yang dibutuhkan.

Nah lho........

Masyarakat kita kan mayoritas belum punya kemampuan atau kemauan mempelajari hal hal yang bisa dijadikan dasar untuk menentukan pilihan.

Buat sebagian besar penduduk, bahkan memilih karena alasan popularitas, atau alasan bagi bagi material, amplop, sembako, kaus, kerudung dll dlsb.

Duuuh....gimana akan dapet yang baik baik buat memajukan kesejahteraan rakyat, buat melindungi seluruh rakyat dan menjaga ketertiban dunia kalau kita salah pilih ?

Paling tidak, kita deh, yang melek huruf, yang haus ilmu, yang punya banyak peluang mempelajari segala hal, termasuk mempelajari apa atau siapa yang akan kita contreng nanti.
Nyontreng yang bener.

Kan lama lama juga, rakyat makin pinter, kita akan punya wakil rakyat dan pemimpin lainnya yang jempolan.
Entah periode kapan terjadinya.
Tapi paling tidak, kita duluan aja deh.
Milih yang bener, nyontreng yang bagus, merintis jalan kearah perbaikan .

Kayaknya, kalau ada debat kandidat, ada kesempatan para kandidat bicara didepan publik, ada pengumuman track record kandidat, bagus juga ya buat pertimbangan kita dalam nyontreng nanti.

Kita, ya harus sering sering buka mata buka telinga, menjelang hari nyontreng, agar tahu sepak terjang dan jejak rekam sang kandidat, iya nggak?

Bagaimana kemampuannya, bagaimana kesantunannya, bagaimana kepatutannya, dll, dlsb .

Kesantunan?
Penting banget lho.

Coba deh, orang yang santun tuh akan memberi energi kepada lingkungannya, nggak mengimbaskan energi negatif, iya kan?
Orang yang santun tuh akan berbudi bahasa yang baik, bertata krama yang benar, yang menyebarkan kesejukan dan kedamaian, sehingga lingkungan akan terimbas menjadi sejuk damai dan pada akhirnya berenergi untuk manfaat.
Orang yang santun tuh menyiratkan kebersamaan, mendahulukan kepentingan bersama diatas egonya, diatas kepentingan pribadinya, iya kan?

Nah.....tuh.
Dari point kesantunan saja sudah banyak kandidat yang nggak mungkin kita contreng bukan?

Abis, koq KPU atau Parpol nggak menyaring kandidat berdasarkan CIP nya , atau berdasarkan komitmen ybs akan pekerjaannya, atau berdasarkan kompetensinya ataupun karakternya ya........

Kalau kata si mamah sih, harusnya masing masing kandidat punya nilai CIP dulu, juga punya sertifikat sehat jasmani rohani, plus sertifikat tentang adab,ahlak, budi pekerti...hehehehehe.

Artinya, secara psikologis juga diperiksa dulu deh, jangan cuma berdasarkan ketebalan kantungnya doang.

Jangan jangan, yang duduk nanti para psikopat....hiiiiiiyyyyy.
Audzubillahimindzalik.

Ayo...mari nyontreng yang bener ya......