Sunday, October 08, 2006

DIALOG TENTANG IBU BUNUH 3 ANAK

Postingan ini diambil dari dialog di milis keluarga tentang kasus ibu bunuh 3 anak.


Ini adalah pelajaran buat kita semua.
Bahwa diajarin yang bagus baguspun, lingkungan yang baguspun, kumaha urangna wae, dasar pribainya gimana dan sikonnya gimana.

Sakit jiwa, atau gangguan kejiwaan, kan kompleks.
Harusada predisposisi dan aya pencetus.

Buat ibu 3 anak ini, predisposisinya harus dimengerti dulu.
Beliau anak siapa, lingkungannya bagaimana, cara mendidik ibu bapaknya gimana, lingkungan sejak dulunya gimana, dia keturunan siapa, gimana dulu ibu bapaknya, rambu rambu dirumahnya gimana, norma hidup yang diajarin ortunya gimana.
Bahkan struktur keluarganya gimana, anak keberapa, dia perempuan keberapa, kakak adiknya jadi apa....
Banyak faktor.

Pencetusnya apa.
Biasanya, ada ketidak harmonisan atau ketidakcocokan antar norma dia, harapan dia dan fakta hidup yang sedang dia jalanin.

Jadi orang sakit jiwa itu lebih banyak disebabkan bukan karena maunya dia, tapi karena dia jadinya sudah begitu dan lingkungan terdekat nggak tepat,beledag wae.

Mungkin pencetusnya sepele,mungkin lho.
Misal.... pagi itu nggak ada susu anak, minta duit ke suaminya, suaminya juga lagi boke.
Cuma soal beberapa ribu, si ibu bisa gelap mata, kalap...

Orang terdekatnya harusnya ngngngeuh...
Kalau mata hatinya tajam, dia sudah melihat gelagat, jauh jauh hari sebelumnya. Nggak ujug ujug membunuh kan ?
Pasti ada tanda tanda.
Murung lah, melamunlah, banyak diam lah dll dll.
Jangan jangan,orang orang terdekatnyapun gelas batinnya juga udah numpuk, jadi nggak ngeuh.

Begitu pula kita.
Harus mengerti pasangan kita itu gimana history nya dulu, gimana dibesarinnya, jadi kita tau banget karakternya.
Kita mengerti kalau reaksinya koq begitu kalau begini, reaksinya begini kalau begitu.

Si ibu ini, tampaknya, walaupun orang terdekatnya berpendidikan, belajar banyak tentang keagamaan, tapi kurang mengerti karakter si ibu tsb.
Atau mungkin nggak punya waktu untuk memahami karakter si ibu tsb.
Nggak tau bagaimana harus memperlakukan ibu tsb.
Jangan jangan orang orang terdekatnya juga terbentuk, terlahir dari lingkungan yang kurang paham atau mengandung unsur nggak biasa mengerti orang lain.
Atau gelas batinnya juga menumpuk nggak ada jalan untuk numpahin.

Jadi....
Ibu itu berlaku sadis, sebenernya akibat tindakan orang lain yang dia terima lamaaaaaaa sekali....

Kasus ini mestinya jadi pembelajaran buat kita....
Sudahkah kita mengerti karakter, pribadi pasangan kita ???
Sudahkah kita mengerti pribadi orang orang terdekat kita???

Jiwa....bisa lebih ganas dari tsunami atau gempa bumi atau gunung merapi, kalau kita nggak mencoba mengerti dan memperlakukannya dengan baik.

Jadi, untuk kasus ibu itu, jangan nyalahin dia aja, atau suaminya atau orang seputarnya aja ......
Banyak orang terlibat.
Keluarga, tetangga,lingkungan, dan komunitasnya.

Temennya, koq nggak ngngeuh atau bantu sih ???
Mungkin dia lagi kesulitan apapun.
Entah keuangan entah kehabisan kesabaran.

Ajaran atau sekolah bisa bagus banget, tapi jiwa orang kan berbeda beda banget ??
Ya aplikasinya juga beda dong.

Buat para pembaca....
Hati hati...
Sing seueur energi, juga sing awas, ke pasangan, anak istri, saudara, temen deket...
Masih ada calon calon ngabeledag begitu kalau kita nggak tepo seliro, kita nggak ngngeuh.

Tajamkan nurani, lihat dengan mata hati, bantu saudara, temen atau siapapun.

Setiap ada kasus bunuh diri, atau pembunuhan seperti tsb, kita sebagai anggota masyarakat, ikut andil didalamnya.
Harus ikut tanggung jawab.
Nah lho!

No comments: