Thursday, August 20, 2009

PUASA KUPU KUPU

Pernah denger tentang puasa kupu kupu ?

Puasa itu kan bukan hak prerogatif umat Islam saja.
Dari jaman baheula, ras apapun dia, agama apapun dia, bahkan mahluk lainpun selain manusia, menjalankan ritual puasa untuk berbagai macam kepentingan.

Ada yang puasa dengan tujuan menguruskan badan.
Ada yang puasa demi kesehatan.
Ada yang puasa untuk ilmu kanuragan, ilmu kesaktian.
Ada juga mahluk yang dalam siklus hidupnya mengalami masa puasa baik untuk kehidupannya ataupun untuk mengembang-biakan keturunannya.

Beruang, berpuasa selama musim dingin tiba, berhibernasi.
Ular juga berpuasa setelah selesai menyantap makanan yang mengenyangkan.
Ayam ketika mengerami telurnya juga berpuasa.
Demikian pula dengan cacing tanah.

Dari berbagai macam jenis puasa, buat si mamah, yang paling menarik adalah falsafah puasa kupu kupu.

Seperti kita tahu, ulet, hileud adalah mahluk yang menjijikan terutama bagi kaum perempuan.
Bulunya, cara bergeraknya...iiiiiiiih...jijik deh, sekaligus geli dan.....bikin gatelan.

Dalam proses perkembang-biakannya, ulet mengalami metamorfosa menjadi kepompong , lalu kemudian menjadi kupu kupu.

Selama masa perubahan dari ulet menjadi kepompong lalu menjadi kupu kupu, ia berpuasa.
Setelah menjadi kupu kupu, barulah ia berbuka puasa, terbang kian kemari menghisap madu diberbagai taman bunga.

Coba bayangkan, dari ulet menjadi kupu kupu.
Kita bisa belajar dari mahluk tersebut, tentang hasil akhir berpuasa.

Bayangkan, dari bentuk ulet yang menjijikan, pikageuleuheun, menjadi kupu kupu yang indah...

Bayangkan, dari ulet yang bikin dedaunan bolong dan rusak, menjadi kupu kupu yang bermanfaat mengawinkan bunga jantan dengan bunga betina untuk kemudian menjadi buah.

Bayangkan, dari ulet yang bergerak dari daun kedaun dalam satu pohon, menjadi kupu kupu yang terbang kian kemari, antara pohon yang satu dengan pohon yang lain, antara taman yang satu dengan taman yang lain.

Ini menjelang Ramadhan.
Sebulan penuh kita akan berpuasa.
Tidak saja menahan lapar dan haus, tetapi juga sebulan penuh kita belajar membersihkan hati, mensucikan jiwa agar kembali ke fitrahnya.

Puasa yang baik, adalah perjuangan melawan nafsu.
Nafsu yang membelenggu untuk kepuasan duniawi semata.
Rasa lapar kita tahan, demikian juga rasa haus.
Amarah, iri dengki, dendam kesumat, kita nihilkan.
Selama sebulan penuh, kita belajar mengendalikan diri, mengatur seluruh sel tubuh agar menampilkan energi yang positif, yang penuh manfaat.
Bukan hanya raga saja yang mengalami detoksifikasi, pembuangan racun tubuh, tetapi jiwapun mengalami pensucian, jika kita menjalankan ibadah puasa dengan baik dan benar.

Ibarat ulat yang berpuasa menjadi kupu kupu.
Selepas berpuasa, Insya Allah kita menjadi mahluk yang hangat menyenangkan, mahluk yang dirindukan, mahluk yang beraura positif, mahluk yang indah karena sehat jasmani dan rohaninya, mahluk yang mempesona karena peningkatan derajat ketakwaannya.

Selepas berpuasa, kita menjadi mahluk yang lebih bisa memberi manfaat kepada sebanyak banyak mahluk lainnya.

Selepas berpuasa, kita akan menjadi insan yang indah mempesona.

Selepas berpuasa, kita akan menjadi mahluk yang berwawasan luas, memandang jauh kedepan, bersilaturahmi kesana kemari, mempunyai network yang luas untuk menghasilkan manfaat serta membangun hubungan sesama mahluk yang jauh lebih luas dan bermakna.

Belajar dari kupu kupu, Insya Allah selepas berpuasa , kita menjadi mahluk yang indah, bermanfaat, luwes dan menyenangkan banyak orang.

Puasa kupu kupu, bisa menjadi bahan renungan menjalani hidup, terutama dikala kita berpuasa, khususnya dibulan ramadhan yang sebentar lagi Insya Allah akan kita jalankan.

Semoga kita semua bisa menjadi insan berpribadi indah mempesona serta menyenangkan, dan penuh manfaat, amin.

Selamat mempersiapkan diri lahir batin, fisik mental, menyongsong bulan yang penuh berkah, bulan yang sangat dirindukan oleh kita semua, bulan Ramadhan.

Mohon dimaafkan ya, segala kekhilafan yang mungkin sudah secara nggak sengaja si mamah lakukan.
Salam

Monday, August 17, 2009

TUJUH BELAS AGUSTUS

Hari ini, kembali kita peringati bersama, Hari Kemerdekaan Negara Republik Indonesia.

Sudah sejak seminggu, dimana mana kita melihat bendera Merah Putih berkibar.
Di halaman rumah, di perkantoran, di sekolah sekolah, di gedung gedung pencakar langit, di gang gang kumuh, disepanjang jalan, di gerbang masuk perumahan, di pabrik pabrik, di lembah, di puncak pegunungan, dll.

Sudah sejak seminggu pula, kita mendengarkan lagu lagu perjuangan didendangkan.
Bangun Pemudi Pemuda, Indonesia Pusaka, Berkibarlah Benderaku, Dwi Warna, Maju Tak Gentar, Hari Kemerdekaan, Syukur, Bagimu Negeri, dll, dll.

Apa yang kita rasakan diseputar Peringatan Hari Kemerdekaan ?
Ada rasa bangga, menjadi bangsa Indonesia.
Ada rasa haru, mengenang begitu banyak pahlawan berguguran merebut kemerdekaan.
Ada rasa miris, masih baaaaaaanyak rakyat Indonesia yang tidak mengenyam pendidikan dan belum sejahtera kehidupannya.
Ada rasa penuh harapan, mengingat begitu dahsyatnya potensi negara kepulauan ini dan begitu bergeloranya semangat persatuan dari beragam suku diseluruh penjuru tanah air, plus, begitu banyaknya putra putri terbaik bangsa yang penuh prestasi, dan begitu makin dewasanya rakyat dalam berkehidupan kebangsaan sebangai bangsa Indonesia.

Tidak ada lagi negara yang seperti negara kita.
Negara yang amat kaaaaaaya akan berbagai potensi.
Negara yang terdiri dari ribuan pulau tersebar diseputar khatulistiwa.
Negara yang menyimpan begitu banyak keindahan alam didaratan dan lautan yang begitu menakjubkan
Dan masih baaaaaanyak potensi yang belum digali.

Keindahan alam, kekayaan maritim, potensi daratan, sampai saat ini hanya secuil saja yang sudah diberdayakan.
Tantangan banget buat seluruh rakyat untuk bergerak serentak memberikan energi positifnya untuk kejayaan bangsa dan negara Indonesia.

Peringatan tujuh belas Agustus, senantiasa memberi dampak bergetarnya sel sel tubuh untuk memberi dampak positif dalam berkontribusi aktif kepada kegemilangan bangsa.

Peringatan tujuh belas Agustus, tokh bukan hanya hura hura sesaat.
Tapi lebih dari itu, kita ingin berkibarnya merah putih menjadi pemicu bergetarnya seluruh sel tubuh untuk bergiat menampilkan yang terbaik dari masing masing diri kita.

Selamat memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 64.
Semoga kita semua bisa tergetar untuk bergerak serentak, meraih mimpi bersama, ialah kesejahteraan yang berkeadilan , kegemilangan yang penuh martabat.

DIRGAHAYU INDONESIA !

Thursday, August 13, 2009

DIRGAHAYU INDONESIA

Aku anak Indonesia
Anak yang merdeka
Satu tanahku, satu bangsaku, satu bahasaku
Indonesia, Indonesia
Aku bangga menjadi Anak Indonesia

Pending di khatulistiwa
Tanahku Indonesia
Ribu pulaunya, ragam sukunya, satu jiwa raganya
Indonesia, Indonesia
Aku bangga menjadi Anak Indonesia


Masih inget lagu jadul yang dinyanyikan anak anak Indonesia dengan riang gembira?
AKU BANGGA MENJADI ANAK INDONESIA.

Ya, sudah seharusnya bangga dong menjadi bangsa Indonesia.
Banyak sekali hal yang patut kita banggakan dan harus kita syukuri sebagai anak bangsa.

Kita, diulang tahun Negara yang ke 64 tahun ini, koq masih adaaaaaaa aja yang nyinyir.
Ngomongin negara lah, menjelek jelekan pemerintahlah, menihilkan prestasi rakyatlah.
Sementara dia yang ngomong begitu nggak berkontribusi apapun, kecuali menyumbang energi negatif yang melemahkan potensi orang lain..........sighhhhhh

Ngomongin utang negara, sambil makan makan di resto hotel mewah, franchise asing...
Lha dia sendiri yang bikin negara berutang dollar dong....hehehehehehe.
Cekakakan cekikikan, bersulang wine, makan steak, sandwich, boro boro sempet dan mau makan lotek, gado gado, ketoprak, mie kocok , colenak dll
Malu dong sama TKW yang berjuang keras dalam duka yang pedih meraup dollar untuk dibawa ketanah air.

Ngomongin menipisnya cadangan devisa negara, lha dia sendiri belanjaannya barang bermerk dari LN, gengsi kalau pake baju, sepatu, tas atau aksesori buatan bangsa sendiri.

Nyinyir kepada abdi negara, meremehkan bangsa sendiri.
Mereka berobat ke Luar Negeri, belanjanya nggak pernah ke pasar tradisional, boro boro naik ojeg atau angkot, malah wara wiri pake mobil import.
Siapa yang support negara dengan menghidupkan ekonomi rakyat dan memberdayakaan rakyat??

Menunjuk nunjuk pemerintah nggak becus, sementara dia sendiri yang harusnya bisa berkontribusi positif dibidang keahliannya, malah kabur atau kerja diluar bidang keahliannya, iya kan ?
Sorry, insinyur teknologi pertanian, insinyur teknik industri, malah jadi teller di Bank, iya kan ?
Lha, pantesan kita selalu dibanjiri buah buahan import dan segala kebutuhan pangan lainnya dari luar negeri.

Padahal, tanah dan laut kita luaaaaaas dan subur makmur banget.
Bayangin beragam buah buahan, rempah dan sayur.
Bayangin, beragam jenis ikan dan penghuni lainnya dilautan.
Bayangin, keindahan alam didarat dan dibawah permukaan laut.

Semua itu adalah hal yang amat patut kita syukuri dan kita banggakan.
Bagaimana cara mensyukuri dan membanggakannya?
Lha iyalah, dengan berupaya keras meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan semuuuuuua sumber daya yang ada di bumi pertiwi ini, untuk sebesar besarnya kemakmuran dan kesejahteraan seluruh rakyat, iya kan ?

Memang, satu telunjuk mengarah kesatu arah, 4 jari lain mengarah kediri sendiri bukan ?

Sudah saatnya, kita nggak ngitung ngitung "apa yang pemerintah " bisa dan sudah berikan kepada kita.
Tapi saatnya kita yang mati matian "memberi" kepada negara untuk kepentingan peningkatan kesejahteraan dan martabat bangsa.

Jadi, ayo kita tampilkan yang terbaik dari diri kita.
Kita berkontribusi positif, jangan malah menyumbang energi negatif, demi kejayaan bangsa dan Negara yang amat kita cintai ini.

Kalau memang kita cinta bangsa dan negara Indonesia, tunjukkan bahwa kita mampu memberi energi yang posirif, bukan sebaliknya.

AKU BANGGA MENJADI ANAK INDONESIA
DIRGAHAYU INDONESIA !

Sunday, August 09, 2009

KONFLIK

Postingan ini pernah ditampilkan di blog si mamah yang lain, ditampilkan kembali disini ya .


Konflik ?


Apa itu konflik?
Kenapa sampai ada konflik?
Bagaimana kalau terjadi konflik?

Conflict itu kan perselisihan, pertentangan.
Perselisihan tentang perbedaan kepentingan, atau percekcokan tentang pendapat.
Whatever lah....
Pokoknya konflik itu cenderung berkonotasi keributan yang terjadi karena adanya perbedaan.
Iya nggak?

Kenapa ada konflik?

Ya itu tadi.
Ada perbedaan pendapat.
Perbedaan sudut pandang.
Perbedaan visi.
Perbedaan "nilai" atau value.
Perbedaan kepentingan.
Perbedaan "rasa".
Perbedaan tujuan.

Pokoknya, beda aja.
Kalau berbeda dalam satu hal dan terjadi terus menerus, tanpa pernah dibicarakan solusi untuk menyikapi perbedaan tersebut, ya konflik akan terjadi.

Apalagi kalau perbedaannya dalam berbagai hal dan terjadi terus menerus dalam kurun waktu yang lama.
Sudah bisa dipastikan, konflik akan terjadi dengan dahsyat, iya kan ?

Tinggal nunggu waktu saja untuk meledak, untuk meletus, untuk menggemparkan atau mengguncang.
Dan, pemicu ledakannya pun cukup masalah kecil saja, masalah nggak penting malah.

Kayaknya, kalau perbedaan itu kecil, atau sekali sekali terjadi, atau dalam waktu singkat, maka pertentanganpun nggak begitu seru.

Tapi...kalau perbedaan itu besar, fatal, atau walaupun kecil tapi terjadi terus menerus berkesinambungan......ini akan memicu konflik yang besar.

Hal lain yang akan memperparah terjadinya konflik, ialah komunikasi.
Entah itu seringnya perbedaan dikomunikasikan, entah itu caranya berkomunikasi, entah itu suasananya ketika berkomunikasi, dll.
Kalau perbedaan itu ada, dan ada pihak pihak yang cenderung menghindar atau tidak berminat menuntaskan komunikasi tentang perbedaan tersebut, ya bagaikan memelihara energi yang siap meledak, byarrrrrrr.....bledugggggggg.

Apa yang kita pelajari dari terjadinya sebuah konflik?
Banyak.
Banyak hal yang bisa kita pelajari dari terjadinya sebuah konflik.

Pertama, jelas banget, kita jadi tahu adanya perbedaan yang dikonflikkan.
Mungkin selama ini kita menduga atau berpendapat, baik baik saja.
Ternyata tidak.
Atau, mungkin selama ini kita menghindar dari komunikasi tentang perbedaan tersebut. ternyata keliru.

Ketika konflik terjadi, kita jadi sangat tahu tentang adanya perbedaan tersebut.
Perbedaan, yang mungkin selama ini kita kesampingkan, kita tekan kebawah alam bawah sadar, kita minimalkan.
Ketika terjadi konflik, perbedaan ini jelas menjadi centang perenang, muncul ke permukaan.
Ketika konflik terjadi, kita jadi amat sangat tahu, transparan, lapang pandang menjadi nyata dan jernih tentang adanya perbedaan.

Kedua, dari terjadinya konflik, kita mendapat pembelajaran.
Alangkah tidak eloknya hidup berdampingan atau hidup bersama dengan adanya perbedaan yang tidak dikomunikasikan.
Betapa, sekecil apapun perbedaan tersebut, tapi "rasa" berbeda itu harus, wajib , kudu dikomunikasikan dengan baik.
Komunikasi tentang rasa berbeda itu akan sangat manfaat, bila dilakukan secara terbuka, setiap saat, dan bukan menunggu ketika makin banyak rasa berbeda sudah terakumulasi

Ketiga, sangatlaah merugikan, bila suatu hal, kita selalu tekan kebawah alam bawah sadar, dengan maksud menekan terjadinya konflik.

Justru, penekanan kebawah alam bawah sadar, akan menimbun makin banyak endapan "ketidak nyamanan". endapan "ketidak sukaan" dan endapan berbagai rasa yang seharusnya wajar saja ditampilkan dalam skala rendah.

Penekanan berbagai hal yang "bikin nggak enak" kebawah alam bawah sadar, suatu ketika akan menggumpal, bergulung, menggunung, bersatu menjadi kekuatan yang dahsyat, bagaikan gunung berapi yang siap meletus, berskala tinggi untuk siap meledak.

Keempat, memang kalau ingin hidup happy, kita jangan menekan berbagai rasa kealam bawah sadar.
Biarkan kita mengenal dengan baik, apa yang kita nggak suka, apa yang bikin kita nggak enak.

Biarkan diri kita sendiri mengenal dengan baik "endapan negatif" diri kita sendiri.
Ada rasa marah yang tertekan, rasa kecewa yang terpendam, rasa kesal yang menumpuk,yang mungkin akan terakumulasi dalam "sisi negatif" diri kita.
Kita harus mengenalnya dengan baik dan benar, mengelolanya dengan baik, bukannya dijadikan amunisi atau energi negatif yang melemahkan daya kita.

Kalau kita mengenal "sisi negatif" diri kita, kan jadi jelas, bagaimana kita harus bersikap, bagaimana kita harus "menyembuhkan", harus " healing", harus "belajar membersihkan".

Pokoknya, mengenal "sisi tidak baik "kita yang jauh tertekan , terpendam dibawah alam bawah sadar kita, kayaknya malah bagus untuk belajar membersihkan hati.

Kalau kita nggak mengenal berbagai rasa yang terendap dalam "sisi negatif " kita, bagaimana kita mau beristighfar dan memohon ampun kepada Allah dan memohon agar Allah membersihkan "sisi hati bagian tersebut" ?

Kalau kita kenal dengan baik dan benar segala penjuru hati kita, kita angkat untuk disadari dan lantas dikomunikasikan, maka konflik pun nggak akan serem serem amat, iya nggak?

Kelima, ketika terjadinya konflik, kita akan tahu dengan nyata nyata, siapa kita sesungguhnya, siapa lawan konflik kita sesungguhnya.

Dari sisi kita, sudah jelas, kita jadi tahu bagaimana bentuk kemasan "permohonan"kita kepada Allah, agar memperbaiki bagian hati kita yang terpendam, yang bikin kita "sakit" yang bikin kita "nggak happy berkepanjangan", yang bikin potensi kita berkurang, bahkan yang bikin kita "berdosa" berkepanjangan.

Dari sisi pihak yang bersebrangan dengan kita.
Kita jadi tahu wujud sebenarnya, kita jadi tahu caranya kita harus bersikap dan caranya kita berhubungan, agar tidak terjadi lagi konflik, bukan begitu ?

Pokoknya, bagi orang yang mengerti, kayaknya kalau terjadi sebuah konflik, kalimat pertama kita adalah alhamdulillahirabbil alamin.

Allah sayang banget sama kita, tidak membiarkan kita memendam, menekan berbagai rasa, tidak membiarkan kita jadi orang munafik dan tidak membiarkan kita mempunyai bagian yang gelap dalam qalbu.

DibersihkanNya, diperlihatkanNya dan dipertontonkanNya dengan jelas tanpa tedeng aling aling, gamblang, centang perenang, transparan, alhamdulillahirabbil alamin.

Kalimat berikutnya adalah tentu saja, astaghfirullahaladziim.
Semoga Allah mengampuni segala hal yang tersembunyi, yang terjadi.

Konflik, membuat orang saling mengenal, saling memaafkan, saling mendekat kepada Allah.

Dari sebuah konflik, kita mendapat pembelajaran yang teramat banyak.

Bagaimana kita harus bersikap, bagaimana kita harus berhubungan dan dengan siapa kita sebaiknya berhubungan, agar hati yang sudah jelas dicentang perenangkan oleh Allah, tidak terganggu lagi oleh berbagai hal yang akan memicu konflik konflik lainnya.

Astaghfirullahaladziim.
Alhamdulillahirabbilalamin.

Jadi....setelah terjadinya sebuah konflik, bagi mereka yang belajar dari sebuah episode kehidupan, dan mendapat pembelajaran hidup, kita akan menjadi orang yang sangat sangat happy....dan Insya Allah, seperti janjiNya : Kalau kita bisa bersyukur atas segala kejadian, kita akan bisa happy untuk full manfaat, dan Allah akan membukakan semua pintu kemudahan bagi kita untuk kelancaran segala urusan,
Alhamdulilahirabbilalamin.

Happy You...Happy Me.

Thursday, August 06, 2009

MBAH SURIP

Innalillahi wa innailaihi rajiun.
Selasa, pagi, ketika masuk SMS yang memberitakan Mbah Surip wafat, si mamah nggak percaya.
Halah....paling SMS berikutnya memberitakan penyebab kematiannya adalah kecapekan menggendong kemana mana.....hehehehe..
Biasa kan? Suka ada yang SMS isinya canda canda melulu?

Taunya.....eh, beneran.
Mbah Surip beneran meninggal.

Buat si mamah, setiap ada yang meninggal, banyaaaaaak banget perenungan yang bisa diambil hikmahnya.

Kenapa sih Allah mentakdirkan mbah Surip bisa "melintas" didunia popularitas?
Kenapa sih mbah Surip "dipopulerkan" dulu, sebelum meninggal?

Jangka waktu dipuncak karirnya, dipuncak popularitasnya, kan amat sangat singkat banget bukan?
Bak meteor, mbah Surip setahun ini berkibar, ada dimana mana, dikenal banyak orang.
Hehehehe...ada sih yang nggak tahu mbah Surip, termasuk si akang, yang sibuuuuuk banget dan nggak pernah menyimpan memori hal hal yang menurutnya nggak perlu dimemorikan. Lihat si mbah selintas, ya udah......boro boro tahu lagu ta gendong kemana mana.

Mbah Surip, sempat "dilintaskan" Allah didunia selebriti yang full kepopuleran.
Dikenal banyak orang, keunikannya bikin tertawa riang siapapun yang melihatnya, beredar keseluruh pelosok, diundang kemana mana, punya jadual yang super duper padat, nyaris semua orang tahu lagu ta gendong kemana mana atau istilah i love you full, dll, dlsb.

Lantas, kepopuleran itu sendiri yang mengakibatkan mundurnya stamina, merosotnya kesehatan dan berakhir dengan berujungnya usia.

Ternyata, dunia "kepopuleran" bagai dua sisi mata uang.
Disatu pihak berefek positif, dikenal kalangan luas dalam konteks azas manfaat, dan dipihak lain berdampak "bisa negatif', ialah pendzaliman terhadap diri sendiri.

Ketika populer, nggak ada lagi ruang gerak untuk kehidupan pribadi, nggak ada lagi "waktu" untuk memanjakan diri, beristirahat cukup, bersantai, berleha leha, menghimpun energi positif.

Apalagi, perubahan drastis irama kerja yang berpengaruh besar terhadap irama tubuh, fungsi biologis tubuh, nggak diimbangi dengan perubahan pola hidup menuju hidup yang jauh lebih sehat.
Apalagi, usia si Mbah kan udah nggak muda lagi.
Komplit sudah, seluruh sel tubuh terdzalimi, teraniaya sampai ke ujung batas pertahanan.

Mengapa Allah memperkenankan mbah Surip melintas didunia kepopuleran yang berdampak pada perubahan materi?
Kalau si mamah sih cuma bisa berpikir, pasti si Mbah ini orang yang baiiiiiiiiik.
Sepanjang hidupnya pasti suka baik sama banyak orang, selalu menyenangkan orang lain, sehingga Allah memberi kesempatan untuk dikenal dan mengumpulkan materi yang ternyata bukan buat si Mbah , tapi buat banyak orang lain, yang Insya Allah, kalau nyadar sih, akan mendoakan si Mbah sepanjang waktu, iya kan?.

Di episode akhir perjalanan hidupnya, si Mbah punya peluang "menyenangkan" banyak orang dengan caranya, dan juga dengan materinya.
Coba, banyak banget kan yang ketumpahan rejeki si Mbah?
Produser, penyelenggara pertunjukan, pedagang CD, pengelola RBT, temen temen, sanak saudara, ahli waris, lingkungan, dll, dlsb.
Bahkan, temen atau saudara yang dulu dulu nggak meraih si Mbah, malah berebutan ngaku ngaku kenal dekat, ketika si Mbah ngetop. sehingga bisa muncul di berbagai media, iya kan?
Si Mbah, diujung akhir kehidupannya, bisa menyenangkan begitu banyak orang.

Secara materi, bgitu banyak royalti yang si Mbah raup dan tidak dinikmatinya.
Bahkan, setelah beliau wafatpun, itu duit akan tetap mengalir dan memberi rejeki kepada banyak orang.
Luar biasa.
Si Mbah Surip, adalah orang baik bukan?
Makanya, ujung usianya diketahui banyak orang yang juga turut mendoakan almarhum.

Berpulangnya mbah Surip, buat si mamah sih pelajaran besar.
Pertama, kalau Allah memberi peluang yang bagus, kita juga harus bener bener mengerjakannya dengan bagus disertai perubahan pola hidup yang lebih baik.

Kedua, kita harus selalu tahu batas kemampuan, terutama fisik.
Jangan terlalu dieksploitasi.
Kalau memang tubuh sudah memberi signal nggak mampu, ya kita harus bisa mengutamakan kebutuhan tubuh kita sendiri.

Ketiga, berbuat baik kepada siapapun, dimanapun, kapanpun.
Allah nggak pernah tidur dan akan tercatat setiap kebaikan.
Nggak akan tertukar sebesar zarrahpun kebaikan dengan keburukan.

Keempat, duit bukanlah segalanya.
Banyak orang terkagum kagum dengan penghasilan milyaran yang diraup dalam waktu sekejap.
Kan yang penting adalah azas manfaat dalam hidup, bukan nilai materinya yang kita dapatkan.
Tiap orang, diberi peluang untuk hidup dengan full energi untuk manfaat.
Tahukah kita potensi yang Allah berikan kepada kita untuk full manfaat?
Sudahkah kita menampilkan yang terbaik?
Kita harus pandai bersyukur dan ikhlas mengerjakan segala sesuatu agar kita bisa menampilkan yang terbaik dari seluruh kemampuan kita bukan?

Kelima dan yang paling penting.
Kematian adalah sepaket dengan kehidupan.
Kalau kita hidup, artinya kita juga pasti mati.
Dan kematian, akan terjadi kapan saja, dimana saja, bahkan ketika orang baru saja nangkring diujung tangga popularitas.
Maka, selalu berpikir, berniat dan berbuat baik, berhati bersih dan indah, bekerja keras penuh manfaat, selalu dzikir mengingat Allah, adalah jawaban dari pertanyaan, koq mbah Surip cepet banget meninggalnya sih?

Selamat jalan Mbah.
Semoga Allah memuliakan Mbah disana.


Salam

Sunday, August 02, 2009

TARHIL LAGI

Sudah pernah baca postingan tentang Tarhil?
Itu tuh cerita tentang WNI yang bikin masalah di Arab Saudi.

Kemarin, menurut berita, Departemen Luar Negeri, Departemen Agama, Departemen Sosial dan Departemen Tenaga Kerja, lagi lagi disibukkan oleh masalah Tarhil tersebut.

Bayangkan, sejak Desember 2008 sampai Juli 2009, dari Arab Saudi saja, ada sekitar 13 ribu WNI yang masuk kelompok Tarhil.

Duuuhhh....koq masiiiiiih adaaaaa aja yang berniat dan melakukan tindakan yang mencoreng nama bangsa dan negara ya.
Koq masih ada aja yang nggak mikir panjang, mempermalukan dan merendahkan martabat bangsa dan negara hanya untuk keuntungan sendiri.
Bukan hanya sekali, biasanya mereka melakukannya berkali kali, nyaris setiap tahun malah.

Siapa yang paling bertanggung jawab?
Kalau menurut si mamah sih ya Departemen yang terlibat dalam perijinan keberangkatan mereka.
Departemen mana yang memberangkatkan mereka dengan memakali jalur umrah dan haji?
Departemen mana yang memberi rekomendasi identitas penduduk untuk pengurusan paspor dan visa?
Departemen mana yang memberangkatkan mereka dengan jalur tenaga kerja?

Koq mereka yang pernah Tarhil nggak di blacklist sih?
Kan pasti ada nama namanya mereka yang pernah bermasalah dengan Departemen Luar Negeri yang bertanggung jawab memulangkan mereka dari Arab Saudi?

13 ribu itu nggak sedikit lho
Coba hitung, berapa anggaran untuk memulangkan mereka.
Sementara mereka yang diurus negara, malah cekikikan di penjara penjara, di sel sel kantor polisi Kerajaan Arab Saudi, gaduh sepanjang perjalanan dan........berganti rupa ketika di cengkareng.

Bayangkan, ada yang pake celana ketatlah, sepatu hak tinggi lah, pakaian seronok lah.
Coba deh perhatikan, begitu pesawat landing di Cengkareng, mereka menyerbu toilet untuk berganti pakaian dari abaya yang serba hitam, menjadi pakaian yang seronok, komplit dengan make up yang memunculkan wajah dan penampilan yang amat berbeda.

Siapakah yang masuk kelompok tarhil ?
Mereka adalah WNI yang bukan TKI, karena mereka menggunakan visa haji atau umroh. Mereka kemudian melarikan diri untuk mencari pekerjaan di sana.
Mereka menjadi masalah sosial di Kerajaan Arab Saudi.

Para WNI tersebut melakukan aksi-aksi yang memalukan seperti tidur di kolong jembatan, mengejar mobil patroli dan berdemonstrasi dengan harapan mereka dideportasi ke Indonesia untuk mengurangi biaya mudik.

Padahal Arab Saudi saat ini tidak lagi melakukan deportasi kepada WNA yang menjadi masalah sosial di negerinya.
Otomatis, biaya pemulangan mereka kan ditanggung pemerintah kita bukan?

Bayangin, 13 ribu WNI harus dipulangkan dalam 7 bulan ini, belum lagi nanti setelah usai Ibadah Haji yang akan datang.
Duuuh....koq begini begini terus ya.

Konon, mereka itu diberangkatkan oleh agen yang itu itu juga.
Dengan memakai visa haji atau umrah, mereka berangkat ke Arab Saudi, kemudian nggak pulang pulang, overstay, bekerja dan duitnya dikirim ke kampung halaman lewat para agen.
Sementara, mereka menghilangkan identitas diri berupa paspor dlsb plus nggak memegang uang satu reyalpun.

Dan apabila mereka ingin pulang, ya begitulah, demo dijalan, mengejar mobil patroli polisi agar mereka ditangkap.
Maka, mereka akan tertangkap, dimasukkan mobil berkerangkeng kayak binatang liar yang tertangkap, dan dimasukkan sel polisi sambil menunggu jadual pemulangan ke kampung halaman dengan biaya ditanggung pemerintah.
Duh....koq selalu terjadi lagi, terjadi lagi yang beginian ya.

Coba, siapa yang paling bertanggung jawab selain pelaku Tarhil?
Siapa yang bisa memberangkatkan mereka?
Agen perjalanan yang merangkap agen Tenaga Kerja bukan?

Koq nggak nyadar nyadar sih?
Bahwa tindakan mereka itu "mencuri" uang rakyat juga disamping merendahkan martabat bangsa?
Kena kategori korupsi juga bukan?
Lha, koq nggak ditangkep tangkep atau diusut dari dulu ya ?

Au ah gelap.
Yang jelas, kalau baca berita tentang Tarhil, perasaan jadi nano nano
Ya kesel ya malu lho.
Coba, apa nggak malu kalau mengingat bangsa kita dikejar kejar polisi Arab, dipenjarakan, digiring pulang , diantar ke bandara kayak menggiring bebek sambil dikawal polisi?
Malu kan ?

Saturday, August 01, 2009

KTA

Lagi, hari ini kita disuguhi berita KTA, Kekerasan Terhadap Anak.
Duuh.....gimana ya itu perasaan si kakek nenek yang tega teganya menganiaya cucunya sendiri, cewek lagi, usianya baru 11 tahun pula.
Gimana pula ya perasaan si anak yang dianiaya?

Konon, anak itu memang sejak lama suka mendapat penganiayaan dari kakek neneknya.
Kakeknya, pensiunan Angkatan Laut lagi....astaghfirullahaladziim

Anak, adalah karunia Allah yang terindah
Anak, adalah harta yang tak ternilai harganya
Anak, adalah amanah, titipan Allah untuk kelanjutan keberadaan manusia.
Lha...koq digebukin ? Disiksa ? Mau dibakar pula?

Eka namanya.
Dia tinggal di Surabaya bersama nenek kakeknya.
Sementara ibu bapaknya menitipkannya sejak Eka kecil, 11 bulan.
Orang tuanya merantau, katanya sih ke pulau Batam.

Sejak lama, Eka diperlakukan tak semestinya.
Bukannya dilimpahi kasih sayang.....eh, malah disiksa, digebukin.
Bahkan, pernah disuruh merayap sepanjang 100 meter.
Coba, gimana perasaannya si Eka ?

Anak kecil, tentu tak berdaya baik secara fisik ataupun finansial.
Mau nggak mau dia teteeeep aja harus ngikut nenek kakeknya.
Yang dititipin, koq nggak amanah ya.

Apapun alasannya, anak tidak seharusnya diperlakukan secara kasar, sedemikian kasar malah.
Kemarin, tetangganya sudah habis batas kesabarannya.
Melihat si Eka diikat dipagar rumah sepanjang siang ( dicangcang kata bahasa Ibu si Mamah sih ), tetangganya datang menolong.
Eka yang sekujur tubuhnya bau minyak tanah, ternyata baru saja mendapat ancaman akan dibakar hidup hidup oleh kakeknya sendiri.
Astaghfirullahaladziim.

Koq ya kita semua nggak paham paham sifat Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang ya.
Koq ya kita nggak pernah mau mengerti, bahwa tugas kita adalah rahmatan lil alamin.
Berkhidmat, mengurus, merawat, memelihara, semuuuuuua yang sudah diciptakanNya.
Tetumbuhan, Hewan, Bukit, Gunung, Sungai, laut, alam, apalagi manusia.

Bukan saja perintah agama, bahkan pemerintahpun sudah lama mengeluarkan Undang Undang Perlindungan Anak yang isinya mengancam siapapun yang melakukan Kekerasan Terhadap Anak ataupun siapapun yang melihat atau mengetahui adanya Kekerasan Terhadap Anak.
Pidananya jelas lho....kurungan dan denda ratusan juta ruoiah.

Lha....koq masiiiiiiih ada aja Kekerasan Terhadap Anak ya.
Bukan saja si pelaku nggak tahu adanya ancaman hukuman, tetapi "penonton" juga koq belum nyadar nyadar juga ya.

Bahwa, ketika kita melihat atau mengetahui adanya Kekerasan Terhadap Anak, kita wajib, harus bin kudu ikut mengatasinya.
Kalau takut menegur ortunya, ya cepet lapor dong ke yang berwajib, iya kan?
Masa sih menegur ramean takut juga?
Kalau diam saja kan kita juga terancam hukuman, bukan ?
Belum lagi dosa lho...kalau lihat orang dianiaya, sementara kita diam saja.

Dilingkungan kita, masih saja berlaku, apabila orangtua menghukum anaknya dengan kekerasan, itu dianggap urusannya sendiri, menididk anak dengan caranya sendiri.
Yang lain dilarang ikut campur.
Lho....koq gitu sih?
Apa nunggu anak jadi korban ?
Sudah saatnya, kita, yang berada di lingkungannya ikut sedini mungkin mencegah jatuhnya korban.

Coba, kalau semua tetangga ikut menegur segera, nggak mungkin deh si Eka sampai tersiksa sepanjang hari.
Mau jadi apa kelak anak yang hidup dalam kekerasan ?

Anak, akan tumbuh kembang dipengaruhi oleh berbagai hal.
Ya gizinya, ya lingkungannya, ya touching dan loving orang seputarnya, dll, dlsb.

Anak, adalah tanggung jawab kita semua, ya orang tuanya, ya saudaranya, ya tetangganya, ya gurunya, orang dewasa diseputarnya.


Kalau kita berharap, mereka menjadi generasi yang tangguh mandiri, penuh tanggung jawab, pekerja keras yang profesional, lembut hati, santun dan berbudi, ya kita juga harus berupaya sekuat tenaga mensupport tumbuh kembangnya bukan ?

Anak, adalah mahluk lemah tak berdaya.
Ia tak punya pilihan, selain ngikuuuuuuut aja kepada orang tuanya atau dewasa diseputarnya.
Secara fisik dan finansial, mereka belum mampu untuk tangguh berdiri sendiri.
Makanya, nggak terbayang perasaannya, gemuruh jiwanya, ketika ia tak punya pilihan menghadapi kekerasan.
Baik kekerasan verbal, fisik, mental ataupiun kekerasan ekonomi.

Masih banyak anak anak yang dikata katai orang dewasa seputarnya.
Dilecehkan, dinihilkan, dihinakan.
Masih banyak anak anak yang mendapat kekerasan fisik oleh orang dewasa sekitarnya. Mulai dari ditoyor toyor kepalanya, dijembel, dicubit, dijewer, dipukul, ditampar, ditonjok, disambit, dipecut, sampai kekerasan seperti si Eka, diikat dan mau dibakar hidup hidup
Astaghfirullahaladziim.
Mau jadi apa mereka kelak ?

Belum lagi Kekerasan secara ekonomi.
Anak nggak dikasih duit ongkos ke sekolah lah, anak nggak bisa bayar SPP lah.
Hari gini...koq masih ada aja ya yang kesulitan dengan uang sekolah?
Bukankah sudah begitu banyak dana pendidikan dari pemerintah dan sudah begitu banyak orang berpunya yang sepatutnya menjadi orang tua asuh?
Masih bergaungkah GNOTA? Gerakan Nasional Orang Tua Asuh?

Saat ini, masih banyak orang yang cuek melihat kekerasan terhadap anak yang terjadi diseputarnya.

Sudah saatnya, kita bersama sama mencegah terjadinya Kekereasan Terhadap Anak yang mengakibatkan efek negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Sudah saatnya kita punya keberanian menegur kepada siapapun yang melakukan kekerasan terhadap anak.
Berani????

Kalau nggak berani......ada lho ancaman hukumannya buat mereka yang diem aja , membiarkan adanya Kekerasan Terhadap Anak.

Hiiiiiiii....dikurung dan didenda lho nanti.

Ayo, kita bangkitkan semangat dan keberanian untuk menegur mereka yang melakukan Kekerasan Terhadap Anak, siapapun dan dimanapun.

Salam