Sunday, January 18, 2009

PRINSIP DASAR KEHIDUPAN

Seorang teman mengirimkan tulisan tentang analisa perilaku masyarakat.
Mengapa bangsa lain bisa maju, bisa makmur, bisa sejahtera, dan dari hari kehari semakin maju dan berkembang, sedangkan kita ?

Katanya, nggak ada hubungan antara usia suatu bangsa atau negara dengan kemakmuran atau kesejahteraan atau kemajuan.

Dia memberi contoh negara negara Singapore, New Zealand, Australia dan Kanada yang relatif berusia muda tapi sudah begitu pesat tingkat kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya.

Sedangkan India sudah berusia lebih sepuh, tapi rakyatnya tetap miskin dan banyak tertinggal.

Kemajuan dan kemakmuran suatu negara juga tidak ditentukan oleh sumber daya alamnya. Contohnya Jepang.
Daratannya 80% pegunungan yang tak cukup untuk lahan pertanian dan peternakan.
Tetapi Jepang bagaikan industri terapung yang mengimport bahan baku dari berbgai belahan dunia dan mengekspor berbagai barang jadi dengan kualitas tinggi.

Begitu juga Swiss yang tidak punya perkebunan coklat tetapi menjadi penghasil olahan coklat terbaik didunia.
Lahan untuk ditanami atau untuk peternakan di Swiss begitu kecil, tetapi Swiss bisa mengekspor olahan susu terbaik didunia.
Swiss juga tidak punya reputasi keamanan, tapi bank bank di Swiss sangat dipercaya oleh seluruh kalangan didunia.

Dari beberapa uraian tentang rahasia kemajuan negara negara lain, beberapa point penting yang tercatat, sehubungan dengan tingkat kemajuan bangsa tersebut adalah : Adanya prinsip prinsip dasar kehidupan yang secara nyata dan konsisten dijalankan seluruh masyarakatnya secara terus menerus dan berkesinambungan.

Bahkan sikap dan perilaku masyarakat tersebut telah dibentuk sepanjang tahun dan diwariskan melalui pengajaran kebudayaan dan pendidikan.

Bagus.
Apa sajakah prinsip dasar kehidupan yang dijalankan bangsa lain yang konon sudah begitu makmur sejahtera, maju dan maju terus ?

1. Etika sebagai prinsip dasar kehidupan sehari hari.
2. Kejujuran dan integritas.
3. Bertanggungjawab.
4. Hormat pada aturan dan hukum masyarakat.
5. Hormat pada hak orang/warga lain.
6. Cinta pada pekerjaan.
7. Berusaha keras untuk menabung dan investasi.
8. Mau bekerja keras.
9. Tepat waktu.

Naaaah lhoooo....
Apakah kita sudah benar benar menjalankan prinsip prinsip dasar kehidupan tersebut ? Ataukah kita punya karakter yang memang ikut andil dalam membentuk karakter masyarakat yang susah menjadikan Indonesia menjadi maju, makmur dan sejahtera ?

Hehehehe...jadi inget kelompok orang bergerombol duduk duduk mencangkung, jongkok dimana mana sambil merokok dan ngerumpi.
Inget kelompok yang angkat ngagandeuang lelet letoy ngagedod, lambat bagai siput.

Jadi inget kelompok yang suka penuh dusta dan kebohongan.

Jadi inget kelompok yang suka sweeping apapun yang berbeda dengan mereka.

Jadi inget kelompok yang kalau kerja tuh asal asalan, asal jadi, asal selesai.

Jadi inget jam karet...halah...kalau rapat atau pertemuan, yang tepat waktu malah dihukum , harus nunggu berjam jam kelompok yang jam karet.....

Duuuuuuuuh, kapan atuh majunya negara kita kalau rakyatnya begini begini terus sih ya...
Apa nggak pengen mewariskan Indonesia yang maju, makmur, sejahtera, gemah ripah loh jinawi, tata tentrem kerta raharja ?

Kita miskin bukan karena sumber daya alam atau karena alam kejam kepada kita atau karena ulah orang lain.

Kita miskin, nggak maju maju, justru karena kita kurang kemauan untuk mematuhi dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan yang akan memungkinkan masyarakat kita pantas membangun masyarakat, ekonomi dan negara.

Tidak akan ada perubahan apa apa dalam negara kita.
Negara kita akan tetap berlanjut dalam kemiskinan dan keterbelakangan, apabila kita semua tidak berubah dan bertindak.

Kita ingin berubah dan bertindak, dan perubahan dimulai dari diri kita sekarang juga, bukan begitu ?

Baguslah kalau kita semua sepakat.
Dan akan lebih bagus lagi kalau kita mengerti, memahami, menjalankan dan mengamalkannya, mulai dari diri kita sendiri, mulai sekarang dan mulai menularkannya kepada orang orang terdekat.

Insya Allah, rakyat kita juga bisa makmur sejahtera, asal diperjuangkan secara bersama sama, iya kan ?

Sok.....derrrr ah...
Menyongsong 2009 dengan semangat baru, dan dengan nilai nilai baru yang jauh lebih positif, mau?????

Friday, January 09, 2009

KEMAJUAN TEKNOLOGI

Setiap jalan kemanaaaaa aja, suka membayangkan, gimana ya kalau nggak ada jalan mulus gini, gimana ya kalau teknologi transportasi belum maju, masih kuno.

Kebayang, kalau mau beli beras menyusuri jalan setapak, ditengah hutan lebat pula, pulangnya ngagembol ( apa ya bahasa indonesianya ..) beras, gula, kebutuhan pokok lainnya, kembali menyusuri jalan tanah setapak, atau.....naik kuda...hehehehehe

Kalau mau kekantor, nggak ada mobil, naik kuda juga kali ya....
Eh...ada nggak kantornya ya...

Berapa jam dibutuhkan untuk kesuatu tempat.
Berapa hari dibutuhkan untuk ke Bandung.
Sekarang, lewat Cipularang, BSD-Bandung bisa 2 jam lho....alhamdulillah.

Pokoknya, kalau lagi diperjalanan, suka rada rada melamunkan jaman nggak ada transportasi yang seperti sekarang ada.
Uuuugh, nggak kebayang deh segala serba lambatnya.

Sudah terbukti, kepinteran orang dibidang teknologi, banyak yang memberi nilai tambah dalam kehidupan manusia.

Contohnya, disamping transportasi, ya telekomunikasi.
Sekarang, dari rumah, bisa cuma mutar tilpon, maka akan diantarkan kedepan pintu.
Mulai dari Mc D, Pizza Hut, Sarpinos, KFC, Hokben, Sandwich, Nasi Timbel, Nasi Padang, Sate kambing, Pepes teri, udang bakar, nasi bogana, nasi gudeg, es kelapa, cendol, cincau, siomay,dll,dlsb

Wwuiiiih, pokoknya apa yang kita mau, tinggal pake telunjuk, putar sebuah nomor....makanan ada didepan pagar rumah.
Asyik nggak tuh, irit waktu, irit tenaga, walaupun berat diongkos...hehehe..

Jajanan kan selalu lebih mahal daripada bikin sendiri,bukan ?

Yang sedang merantau diluar negeri, katanya suka belanja lewat internet.
Maka datanglah kedepan pintu, santan, daun salam, laos, serai, dan bumbu bumbu lainnya yang diperlukan.
Bayarnya pake cara transfer lewat internet pula.
Udah gitu, resep makanannya juga tinggal search pula di internet.
Maka terhidangkanlah dimeja makan nun jauh dibenua sebrang sana ketoprak, sotomie, sate padang, kupat tahu, dll dlsb...nikmaaaaat.

Karena kecanggihan teknologi komunikasi, bahkan, dari kamar tempat si mamah postingin tulisan ini, bisa pesen kereta api nun jauh di Jerman sana.

Tinggal milih, mau naik kereta jenis apa, hari apa, tanggal berapa, jam berapa, kereta dari mana kemana, mau ditempat yang terisolasi atau tempat terbuka ramean, mau tempat boleh merokok atau tidak, mau tempat yang bisa ber hp ria atau tempat sepi tanpa hiruk pikuk dering hp atau bunyi bunyian lain...

Setelah dipilih...ok, dapatlah tiket, lengkap persis jam kedatangan dimana, rel nomor berapa, gerbong nomor berapa, tempat duduk nomor berapa, sehingga pas kereta tiba di tujuan,yang jemput bisa tepat menunggu pas didepan pintu tempat kita keluar....

Luar biasa.......padahal stasiun kan rel nya puluhan gitu.....

Jadi inget, kalau lewat tol BSD-Bintaro, suka papasan sama kereta api jurusan Rangkasbitung-Tanah abang....reuteum!!!!( apa bahasa indonesianya ya...penuh sesak bergelantungan dimana mana penuh sampai atap gerbong pula).

Didalam gerbong penuh kelapa, bebek, kambing, tukang jualan, dll dlsb.
Boro boro kita tahu siapa duduk dimana.........duhhhhh
Kapan ya kemajuan teknologi di bidang transportasi dirasakan kita semua di Indonesia dengan nyaman, aman, menyenangkan ?

Ini kan bukan tanggung jawab pemerintah saja, tapi kita semua juga harus sadar banget, harus ikut memelihara sistem yang sudah bagus, memperbaiki sistem yang belum ok.
Harus bayar dong jangan mau gratisan, jangan mau lalai nggak beli tiket.
Duduk di atap gerbong, selain membahayakaan, juga merugikan, numpang gratisan kan?
Kalau pada gratisan melulu, lama lama bangkrut semua transportasi gimana.........kita naik kuda lagi geura.....

Kemajuan komunikasi dengan adanya HP....naaaah ini rada rada kelewatan kayaknya.
Sekarang, tukang sayur, tukang baso, PRT, pada punya HP.
Abis murah banget sih, punya duit duaratus ribuan udah punya HP kring...

Kalau adanya HP itu memberi manfaat, memudahkan komunikasi, mempercepat penyampaian informasi darurat kepada siapa saja dan dimana saja, kapan saja, apa jeleknya HP ?

Jeleknya, pertama, suka konsumtif.
Nggak perlu HP, ngadat amuk amukan minta HP ke ortu.
Udah dibeliin, pengen ganti baru yang lebih canggih, yang ada cameranya lah yang bisa musik lah dll dlsb

Kedua, nggak tahu waktu, buang duit dan buang waktu.
Dimana mana kita lihat orang ber HP ria.

Pembantu dijalan berhaha hihi.
Sambil menggoreng didapur berblablabla.
Ketika nyuci, nyetrika, itu kepala sampai dengdek, miring, karena ber HP ria.
Duit gaji nyaris habis dipake pulsa.

Belum lagi SMS an.
Ngirim SMS biar dapet hadiah lah, ikutan undianlah, ngirim suara buat milih jagoanlah.

Yang lebih membangkrutkan, lha lagi model nih.
Selaluuuu aja ada ucapan ucapan yang kayaknya dimulai dari pebisnis pulsa atau sejenisnya.

Setiap hari dijadiin hari untuk ngirim SMS.
Iedul Fitri, awal Ramadhan, Iedul Adha, Puasa Arafah, Puasa Muharam, Natal, Tahun Baru, Tahun Baru Islam, Imlek, Valentine, Hari Kesetiakawanan Sosial, Hari Persahabatan, Hari Keluarga, Hari Anak Anak , Hari Ibu, Hari Bapak, Hari ada Gerhana Bulan, Hari ada Gerhana Matahari, Serangan Israel ke Palestina, Hari Keberuntungan, SMS berantai, Terpilihnya Obama....waaah, macem macem deh.

Ada lagi SMS lain, untuk nanyain keberuntungan, jodoh, pekerjaan, dll dlsb....beueueueueu.

Nggak disadarin, forward SMS ke beberapa lainnya kan jadi kayak efek bola salju, bergulir bergulir bergulir, yang untung kan yang ngurusin pulsa kan?

Nggak heran, banyak SMS berhadiah mobil, kan cuma modal ngeluarin berapa ratus juta buat mobil tapi masuk milyaran.
Kita aja yang nggak nyadar telah ikut berjudi, ikutan bales SMS model model begituan.
( Udah cerita kan? ada satpam yang SMS undian hadiah mobil sampai ngutang ngutang buat kirim SMS senilai 8 juta rupiah?)

Yang lucu, sering ada hadiah untuk kirim SMS free berapa puluh kali, atau freetalk dari jam 00 sampai jam 15.00
Mau ngomong apaan 5 jam?
Mau ngapain tengah malam buta?
Mending juga tidur bukan?
Hadiah juga harus mendidik bukan?

Jadi, kemajuan teknologi juga kan harus seiring dengan kematangan mental, kedewasaan berpikir, kematangan jiwa.
Buang waktu nonton TV yang acaranya nggak memberi efek positive.
Buang waktu SMS an atau ber HP ria yang nggak memberi manfaat,dll, dlsb.
Coba deh lihat PRT, sambil nyapu, sambil nyetrika, sambil memasak, teteleponaaaaaan melulu.
Artinya apa?
Kerjaannya kan nggak sepenuh hati bukan???


Jangan sampai waktu dan potensi kita terkuras hanya untuk hal hal yang nggak perlu, bukan begitu ?

Monday, January 05, 2009

HARAPAN ANDA DITAHUN 2009

Ada yang suka lihat tayangan di MetroTV nggak?
Disela sela acara atau iklan, suka muncul pernyataan pernyataan orang perorang, anggota masyarakat biasa.
Kayaknya tayangan rekaman mereka itu menjawab pertanyaan :
" Apa harapaan anda di tahun 2009 ?"

Menarik.
Jawaban umumnya dimulai dengan kalimat, harapan saya di tahun 2009 adalah........blablablablabla

Mengapa menarik ?
Coba simak deh jawaban jawabannya.
Pada umumnya, jawabannya mewakili keinginannya pribadi dan keinginan itu ditumpahkan kepada pemerintah.

Perawat menjawab, agar pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan perawat.

Mahasiswa menjawab, agar pemerintah menambah beasiswa untuk mahasiswa.

Pengangguran menjawab, agar pemerintah membuka banyak lapangan kerja.
( Bahkan ditambahin, lapangan kerja untuk tamatan SMA, pasti dia tamatan SMA ya )

Sopir angkot menjawab, agar pemerintah menurunkan harga BBM.

Ibu ibu menjawab, agar pemerintah menurunkan harga sembako atau menurunkan harga LPG, harga minyak tanah dlsb.

Pelajar menjawab agar pemerintah menyiapkan buku pelajaran gratis sebanyak banyaknya.


Buruh menjawab agar pemerintah menaikan UMR.

Guru bantu menjawab agar pemerintah mengangkat guru bantu menjadi PNS.

PNS menjawab agar pemerintah menaikan gaji PNS.

Beueueueueueueu...
Kasihan banget pemerintah ya...
Kayak sinterklas menjelang natal, banyaaaaaaaak banget permintaan.
Seolah olah pemerintah selama ini menganggur, nggak ngerjain apa apa.

Memang, pemerintah tuh kan abdi rakyat, ngurusin rakyat dan negara.
Ngurusin segala kebutuhan penghuni negara dan segala tetek bengek kenegaraan.
Pasti pemerintah itu sudah dan sedang dan akan melakukan apapun untuk rakyat dan negara , bukan?

Apa yang dilakukan?
Pasti ada skala prioritasnya bukan ?
Mana dulu, mana yang darurat, mana yang harus didahulukan, berdasarkan situasi, kondisi dan kemampuannya.
Baik kemampuan keuangan, pelaksanaan dan efek positifnya, bukan begitu?

Ini ?
Ngantaaaaaay alias ngantriiiiiii permintaan kepada pemerintah, disesuaikan dengan kebutuhan masing masing.
Jarang ada yang meminta kepada pemerintah, untuk kepentingan bersama.

Dan, terkesan, mereka menganggap pemerintah belum melakukan apa apa.
Sigggghhhh.....

Memang, kebanyakan orang, dalam hal apapun, lebih melihat kepada separuh gelas yang kosong, bukan kepada isinya.
Kebanyakan orang melihat satu dua ubin lantai yang kotor, nggak melihat hampir seluruh lantai aula sudah dibersihkan....hehehehehehehe.

Kalau kata orang sunda mah, mayoritas cawadan.
Juga berkarakter seperti penonton sepak bola.
Penonton sepak bola kan kerjanya ngritiiiiik aja ke pemain.

Coba jangan dioperlah, coba berdirinya disanalah, coba nangkep bolanya kearah kirilah.....
Seolah olah dia jago bermain, padahal, kalau turun kelapangan, baru 3 menit sudah hah heh hoh nggak bertenaga.
Boro boro menggiring bola, apalagi mencetak gol , iya kan ?


Jadi, mengintip tayangan yang menampilkan jawaban jawaban dari berbagai kalangan terhadap pertanyaan : "Apa harapan anda di tahun 2009?", bikin kita merenung.

Beginilah umumnya kita, mengharapkan perubahan kearah perbaikan tapi orang lain yang kudu melakukannya.
Kita menyesali nasib dan menunjuk orang lain yang bertanggung jawab atas keadaan kita.

Padahal kata pepatah, bekerja keraslah , berikhtiar dengan sempurna dan doa dimaksimalkan.
Jangan selalu berharap, berharap dan berharap, karena siapa yang berharap, pasti kecewa......iya nggaak?
Lha iyalah...masa cuma berpangku tangan dan berharap, kita akan menjadi baik??

Eh, tapi ada satu bapak masih muda tuh yang berkumis dan pas si mamah tonton, jawabannya sungguh jitu :
"Saya mengharapkan kita semua, khususnya pemuda, proaktif membangun negeri ini, ayo...kerja keras demi kejayaan bangsa dan negeri ini".

Plok plok plok plok lok...two thumbs up lah buat si bapak....yang menjawab dengan nomor urut lebih dari 1300 kayaknya tuh....

Jadi....ayo kerja keras...keluarkan seluruh potensi dalam sinergi.
Jangan saling tarik, saling mlintir, saling cibir,kampanye negatif, apalagi tawuran gontok gontokan, dan menghabiskan energi.

Kita bersinergi, menghimpun energi positif, tampilkan seluruh kemampuan kita yang terbaik untuk manfaat, demi kejayaan bangsa dan negara kita.
Siap ??????

Saturday, January 03, 2009

TAHUN 2009

Pergantian tahun telah berlalu.
Tahu apa doaku pada hari tanggal 31 desember 2008 siang bolong?
Lha koq malah doain tukang terompet ya....
Semoga jualannya laku dan habis semua dagangannya.
Hehehehehehe....abis kasihan sih.

Dimana mana tukang trompeeeeeet melulu.
Itu sepanjang jalan raya serpong dari mulai villa melati mas sampai ujung tol ke bintaro, berjejer tukang terompet, tanpa jarak lagi.

Coba, berapa puluh ribu terompet tuh.
Ada yang naik sepeda, ada yang ditanggung, ada yang pake gerobak dorong, ada yang naik motor, bahkan yang jualan kembang api, pake mobil tuh....
Waaahhhh...kasihan kan kalau nggak laku?

Dan, alhamdulillah, nggak hujan, pasti tukang terompet laku keras tuh.

Baca berita, konon malam itu 285 ribu orang menyesaki ancol.....haaaaaa????
Trus hari tanggal satunya, masih ratusan ribu manusia menjejali ancol, ratusan ribu lagi ke TMII, ratusan ribu pula ke Taman Safari, dan lebih dari 150 ribu ke Kebun Binatang Ragunan....apa nggak stress tuh semua binatang menonton lautan manusia?

Hari ini, sudah menginjak hari ketiga tahun 2009
Ini lagi merenung nih.
Kebayang kan? 2009 katanya tahun resesi ekonomi global, tahun kesulitan ekonomi global.
Gimana dengan Indonesia atuh?
Koq kayaknya mayoritas, orang orangnya adem ayem aja, nggak kepikiran apa apa, tenang tenang aja.

Walaupun, harga melambung tinggi, entah kenapa ya, rakyat kita tuh koq punya ketahanan yang luar biasa.

Nggak ada beras, makan jagung, singkong, ubi, gaplek, apaaaa aja dimakan, nggak ngedumel.
Yang biasanya ngomel ngomel atau ngedumel bahkan mereka yang "mengatas namakan penderita", iya kan ?
Atau mereka yang memang sulit tapi pengen gaya, nggak mau mengubah pola hidup atau gaya hidup menjadi lebih hemat berdasarkan skala prioritas, betul nggak?

Kesulitan ekonomi 2009?
Halah...itu diawal tahun, malah pengunjung tempat hiburan koq makin banyak ya.

Bahkan, kasat mata, itu duit malah dibuang buang.
Bikin poster, spanduk, brosur, baliho, billboard, atau....iklan di media cetak dan elektronik.
Haaaaa?

Kan kalau beneran resesi ekonomi, kesulitan keuangan global, kita harusnya sama sama berhemat tokh?

Membelanjakan duit untuk prioritas yang utama, pangan, kesehatan, pendidikan.
Bukan hanya pangan, pendidikan, kesehatan pribadi, tapi juga berbagi dengan orang orang diseputar kita, iya kan ?

Ini ?
Coba tengok, yang rekreasi malah makin heboh.
Yang buang buang duit dalam rangka "narsisme", pemujaan diri sendiri, pengiklanan diri, penampangan foto dan identitas pribadi, yang tentu saja membutuhkan biaya yang nggak sedikit, malah makin menjadi jadi.

2009 ini kan momentumnya kebetulan bersamaan dengan pemilu.
Lagipula pemilu cara baru banget.
Udah mah partainya banyaaaaaak, sampai lieur sebelum memilih.
Sistemnya juga ganti..........nyontreng orang.

Nggak kebayang, betapa pusyingnya para pemilih, yang bener bener pengen milih yang bener.
Kan harus dilihat dulu orang perorang.
Apa dan bagaimana track recordnya.
Bagaimana itikadnya, bagaimana kemungkinan upaya kerja kerasnya untuk rakyat.

Yang terjadi, adalah hafalkan nomor partai dan nomor urut orang, peun...titik.
Bu...ini kerudung...jangan lupa nanti 60-3 ya....nomor partai 60 nomor urut 3.
Pak....ini rokok buat yang kerja bakti...hafalkan 75-8 ya...nomor partai 75, nomor urut 8
Cetek banget. Nggak mendidik rakyat. Melatih suap sih iya.

Nggak heran, nanti kita dapetin yang gimanaaaaaaa gitu.

Pertama, karena memang kita semua nggak fokus ke "warning" adanya kesulitan ekonomi.
Malah keukeueueueueuh aja buang buaang duit buat masang tampang di pepohonan, pagar pagar, tembok tembok dlsb.

Bukankah kita harus fokus ke nolong orang yang kesulitan dulu, atau mengutamakan yang kesulitan ekonomi dulu, sebelum menjadi "narsis" alias egois ?
Agar kehidupan kita semua jauh lebih baik dan diberkahi kan kita nggak boleh individualis bukan ?

Kedua, cara merebut simpatinya koq ya gampangan banget betul.
Bagi bagi amplop, bagi bagi kerudung, sembako, rokok, makan siang dll dlsb.
Kapan rakyat mendapat pembelajaran untuk memilih yang baik dan benar ?

Ada nggak ya kandidat yang nyumbang benerin infrastruktur kedaerah tertentu?
Bikinin jalan keq, jembatan keq.

Ada nggak ya, kandidaat yang nyumbang buat pendidikan?
Beliin buku buat perustakaan keq, benerin WC sekolah keq, atau..bahkan nambah honor guru bantu?
Atau malah bikin sekolahannya sekalian, renovasi gede gedean ?

Ada nggak ya, kandidat yang bantu program kesehatan?
Duitnya dititipin di RS keq, di Puskesmas keq...biar yang nggak mampu bisa leluasa berobat?
Atau bantu program perbaikan gizi balita?

Ada nggak ya, kandidat yang ngurusin anak jalanan?
Bikinin rumah singgah keq, nyiapin pelatihan keq.

Ada nggak ya, kandidat yang mengentaskan pedagang asong jadi pedagang mukim menetap diwarung yang legal?

Ada nggak ya kandidat yang nyumbang truk sampah atau menanam pepohonan untuk ditanam ditempat yang seharusnya memberi kesan teduh dan memberi kontribusi positif kepada lingkungan?

Ada nggak ya kandidat yang sponsorin pengerukan sampah sungai?
Atau pembersihan parit dan gorong gorong?

Ada nggak ya kandidat yang bikin panti sosial, dapur umum atau pelatihan ketrampilan bagi ibu ibu di kampung kampung agar mandiri secara ekonomi?

Ada nggak ya kandidat yang bantuin pencetakan buku untuk tunanetra atau program apa aja yang membantu disable yang lain?

Coba....malah buang buang duit buat pasang tampang dimana mana.
Sampai sekarang...cara seperti itu nggak efektif tuh ( kata orang orang...nggak ngepek....)
Malah bikin sareukseuk, sepet mata, dan boro boro diinget siapa dia, nyampah pula.

Lain halnya kalau benerin jalan ke desa, atau bikin jembatan rusak, atau memakmurkan desa terpencil dengan meningkatkan peluang gerak penduduk, pasti diinget tuh sama se desa dan desa desa tetangganya pula.

2009, apakah kita akan diberkahi atau tidak?
Bergantung kepada niat, ikhtiar, kesungguhan, ketulusan, keikhlasan, pengabdian, perbuatan kita semua bukan?
Kalau mau rakyat sejahtera adil bahagia, ya jangan egois dong ah.