Monday, October 25, 2010

WHEN YOU THOUGHT I WASN'T LOOKING

Copy paste dari milis, bagus nih :


WHEN YOU THOUGHT I WASN'T LOOKING


A message every adult should read because children
are watching you and doing as you do, not as you say.

When you thought I wasn't looking
I saw you hang my first painting on the refrigerator,
and I immediately wanted to paint another one.

When you thought I wasn't looking
I saw you feed a stray cat,
and I learned that it was good to be kind to animals.

When you thought I wasn't looking
I saw you make my favorite cake for me,
and I learned that the little things can be the special things in life.

When you thought I wasn't looking
I heard you say a prayer,
and I knew that there is a God I could always talk to, and I learned to trust in Him.

When you thought I wasn't looking
I saw you make a meal and take it to a friend who was sick,
and I learned that we all have to help take care of each other.

When you thought I wasn't looking,
I saw you give of your time and money to help people who had nothing,
and I learned that those who have something should give to those who don't.

When you thought I wasn't looking
I saw you take care of our house and everyone in it,
and I learned we have to take care of what we are given.

When you thought I wasn't looking
I saw how you handled your responsibilities, even when you didn't feel good,
and I learned that I would have to be responsible when I grow up.

When you thought I wasn't looking
I saw tears come from your eyes,
and I learned that sometimes things hurt, but it's all right to cry.

When you thought I wasn't looking
I saw that you cared,
and I wanted to be everything that I could be.

When you thought I wasn't looking
I learned most of life's lessons
that I need to know to be a good and productive person when I grow up.

When you thought I wasn't looking
I looked at you and wanted to say,
'Thanks for all the things I saw when you thought I wasn't looking.'

DOING AS YOU DO

Children are watching you and doing as you do, not as you say.

Betul banget.
Jadi miris kalau ingat ceritera seorang murid kemarin, didepan sebuah kampus

( Dari Notes FB )

Karena hujan besar, ia menerima jasa anak kecil yang menawarkan ojek payung
Berjalan ke pinggir jalan, paling cuma 25 meteran
Pas nanya berapa jasanya ? LIMA RIBU RUPIAH, kata anak kecil tsb
Haaaaah ? bisa kurang nggak ?

NGGAK, kata si anak, atau saya laporkan ke temen temen saya tuh
Dia menunjuk segerombolan pemuda yang sedang kongkow kongkow tanpa kerjaan.
Ini kan premanisme, pemersan.

Astaghfirullahaladziim....belajar apa kamu Nak ?

Persis kayak ibu ibu "mengemis" di pinggir jalan sambil mengasuh anak anaknya, padahal diseputarnya ada beberapa nenek nenek penyapu jalan atau lewat pemulung sampah.

Mau jadi apa mereka kelak ?

PENJAJAHAN

Dicopy paste dari Notes FB ( 13 Juli 2010 )

Postingan ini terinspirasi oleh "pengaduan" murid yang kemarin, dihari pra Ospek, mengalami pengalaman yang luar biasa, traumatik dan meruntuhkan semangat juangnya.

Bayangin, dihari pertama menginjakkan kaki ke kampus yang berlabel "Islam", justru malah perlakuan tidak Islami yang didapat.
Bentakan, hardikan, olok olok yang menihilkan, menghina, melecehkan, meniadakan arti "kemanusiaan", dilakukan oleh para senior di bidang kesehatan dikampus yang berbau Islam.
Double gardan istilahnya. Ya kesehatan, ya Islam.
Dua kata yang seharusnya menambah nilai "kemanusiaan", yang seharusnya mempertontonkan kesantunan, kelembutan yang luar biasa.

Ucapan, perlakuan, tindakan, yang diharapkan muncul dari senior kesehatan yang Islami, sama sekali tidak didapatkan, hilang entah kemana, dengan restu "penguasa kampus "
Maka, yang ada adalah, kecewa, kemarahan, kekesalan, ketakutan, kekhawatiran.

Selamat, untuk para senior yang sudah "berhasil" membuat adik adiknya ketakutan, trauma dan entah apa lagi, merusak tatanan dan bangunan yang bertahun tahun dibangun bersama oleh masyarakat sekolah dilevel dibawahnya.

Kekerasan, dalam bentuk apapun, tentu tidak bisa ditolerir.
Anehnya, kampus dan senior selalu berkilah, untuk mendidik, untuk mengajar ketangguhan, untuk mengajar kemandirian, untuk mengajar disiplin, dll, dlsb
Nonsens, omong besar, bualan semata, cuma alasan saja.

Manusia, justru akan menjadi on the track, kalau keberadaannya dihargai, dianggap ada, dianggap bagian dari masyarakat yang akan memberi manfaat.
Pengakuan, penghargaan, kasih sayang, contoh perlakuan yang sebaik baiknya, akan melekat erat sepanjang masa, dan akan menjadi energi bagi yang bersangkutan dalam menyongsong hari harinya agar full manfaat memberi kontribusi positif dalam kehidupannya.
Junior akan "Do as you doing, not as you saying".
Kan rumusnya begitu ?

Maka, ketika para senior dengan pongahnya berkacak pinggang, menghardik dan membentak, bahkan "menyiksa" junior, itulah yang terpatri dan akan dikenang, plus akan dilakukan junior : Semena mena ketika memegang kendali, sesuka hati ketika memegang kuasa , menginjak yang kecil dan tak berdaya.
Klop sudah gambaran "pemimpin" yang akan datang yang jelas, akan sangat amburadul.

Pantesan, sekarang kan nyata nyata banyak yang berkuasa dan sesuka hati, boro boro empati sama "orang kecil ". yang ada malah tindakan yang dzalim, meremehkan, menihilkan, atau bahkan jegal jegalan, meniadakan yang baik dan benar.
Astaghfirullahaladziim.

Senior, beperilaku menyimpang, melakukan tindakan dan ucapan yang sama sekali tidak membangun, memerintahkan membuat tugas yang memboroskan uang dan waktu serta energi, adalah juga produk senior terdahulu, plus ditambah pengawasan kampus yang minim.

Begitu banyak kampus yang MOS nya mulus, menyenangkan, manfaat dan membangun energi positif.
SGU, UPN Pondok Labu, misalnya, MOSnya begitu efektif efisien dan tidak dalam situasi menegangkan atau penuh ketakutan.
Bahkan, program team building di alam terbuka, membangun kebersamaan yang penuh manfaat dalam sukacita.
Senior, yang menyodorkan dan menyuguhkan sebuah coklat sebagai tanda "welcome" dengan penuh senyuman, menjadikan adik adik kelasnya merasa nyaman, teduh dan muncul spirit untuk meraih hari depan dengan kebersamaan.
Itu terjadi, di kampus yang nggak pake label "islam'
Bukankah kampus yang menyandang embel embel Islam seharusnya lebih Islami ? Lebih meneduhkan dan menentramkan ?
Ini ????


Percuma saja Diknas melarang MOS, OSPEK, dan sejenisnya, kalau pengawasan di tingkat lapangan begitu rendahnya.

Insan kampus, terutama dosen, dekan , Rektor, bertanggung jawab penuh atas segala hal yang terjadi selama MOS.
Apakah kita akan selalu membuang waktu, membuang energi, bahkan membuang uang untuk hal hal konyol tak berguna ?

Kemarin, untuk persiapan hari ini saja, konon seorang mahasiswa baru harus mengeluarkan dana sekitar lima ratus ribuan.
Astaghfirullahaladziim.
Hari hari tanggung bulan begini koq seneng banget menyusahlan orang dengan menguras dompet untuk hal hal"sampah"

Pantesan, kita selalu menjadi bangsa yang tertinggal dalam kesejahteraan, dalam kemakmuran, karena kita selalu membuang sumber daya kita sendiri, baik berupa waktu, energi dan materi.
( Jadi teringat uang ratusan miliar per hari yang dipakai pengguna narkoba, juga ratusan miliar per hari yang "dibakar" para perokok )

Allah begitu cinta dan merahmati siapapun yang mempergunakan segala sumber daya dan potensi yang sudah dikaruniakanNya dengan sebaik baiknya untuk kepentingan mahluk hidup.

Terpulang kepada kita, akankah kita selamanya bermental koeli dengan pelestarian "penjajahan" dimana mana, khususnya pada saat MOS, OSPEK ?
Atau kita mulai bahu membahu menyadari segala kekeliruan yang membuat kita terpuruk, terpuruk dan makin terpuruk?
Dan mulai erat berpegangan tangan bahu membahu dalam sukacita tanpa penindasan oleh siapapun ?

Saatnya good men do something, jangan biarkan "evil" merajalela, karena kita selalu DIAM

STOP MOS, OSPEK, atau apapun namanya yang diselenggarakan dengan cara cara yang tidak baik dan tidak mempertontonkan ucapan dan perilaku yang menyenangkan.
STOP segala bentuk tindakan dan ucapan yang "merendahkan" bahkan "menihilkan" manusia.
Allah sangat murka bagi siapapun yang "menghina" dan tidak menghormati mahluk mahlukNya

PIKUKUH URANG BADUY

Dari FB DR.T.Bachtiar Geo :

Gunung teu meunang dilebur
Lebak teu meunang diruksak
Larangan teu meunang dirempak
Buyut teu meunang dirobah
Lojor teu meunang dipotong
Pondok teu meunang disambung
Nu lain kudu dilainkeun
Nu ulah kudu diulahkeun
Nu enya kudu dienyakeun

Mipit kudu amit
Ngala kudu menta
Ngeduk cikur kudu mihatur
Nyongkel jahe kudu micarek
Ngagedag kudu bewara
Nyaur kudu diukur
Nyabda kudu diunggang

Ulah ngomong sageto-geto
Ulah lemek sadaek-daek
Ulah maling papanjingan
Ulah jinah papacangan
Kudu ngadek sacekna
Nilas saplasna.

YOU ARE

Ada yang bagus dari Dr.Sam Askari Soemadipradja :

You Are


You are strong... when you take your grief and teach it to smile.

You are brave... when you overcome your fear and help others to do the same.

You are happy... when you see a flower and are thankful for the blessing.

You are loving... when your own pain does not blind you to the pain of others.

You are wise... when you know the limits of your wisdom.

You are true... when you admit there are times you fool yourself.

You are alive... when tomorrow's hope means more to you than yesterday's mistake.

You are growing... when you know what you are but not what you will become.

You are free... when you are in control of yourself and do not wish to control others.

You are honorable... when you find your honor is to honor others.

You are generous... when you can take as sweetly as you can give.

You are humble... when you do not know how humble you are.

You are thoughtful... when you see me just as I am and treat me just as you are.

You are merciful... when you forgive in others the faults you condemn in yourself.

You are beautiful... when you don't need a mirror to tell you.

You are rich... when you never need more than what you have.

You are you... when you are at peace with who you are not