Sunday, June 28, 2009

TOLOMBOOOOONG NONGGENG

Hehehehehe
Postingan kali ini terinspirasi gara gara adik si mamah, simplelife.blogspot.com, mengeluarkan kalimat tersebut di FB.
Tolomboooong nonggeng...belut ditalian........
Tong ngomooooong, gandeeeng...., sungut di xxx an.
Huahahahahahah
Cocoooook banget dengan banyaknya statemen atau koar koar menjelang pilpres saat ini.

Tolombong, tahu kan ?
Itu keranjang besar terbuat dari bambu, kayak dianyam gitu.
Nonggeng? itu posisi menonjolkan bokong.
Ditalian itu diiket
Tong ngomong, gandeng, artinya jangan bicara, berisik.
Sungut itu artinya mulut ( dalam bahasa sunda, kata sungut nih kasar banget )..

Kalimat kalimat itu sering si mamah denger dulu, duluuuuu sekali.
Intinya sih mengingatkan, kalau bicara harus efektif efisien.
Harus ada manfaatnya, jangan asal cuap.
Jangan sembarangan bicara atau mengeluarkan pendapat yang nggak ada gunanya.
Setiap kata yang dikeluarkan, harus manfaat.
Setiap kata yang dikeluarkan, pasti ada tanggung jawabnya, ada balasannya, baik atau buruk.

Kita saksikan kan sekarang?
Orang bicara berbusa, berbuih, muncrat muncrat, cuma karena syahwat kekuasaan.
Manfaatnya buat orang banyak? Buat rakyat?
Nothing, nol besar.
Malah bikin nnneg, mmpet, mengurangi energi, bukan membangun energi.

Begitupun kalau membaca tulisan.
Koq kayaknya, kalau dikasih kesempatan, malah menulis curhat, bukan realita dan solusi.

Yang kita butuhkan kan solusi, pilihan pilihan langkah nyata, bukan wacana.

Banyak orang pinter, diberi kesempatan bicara atau menulis, malahan curhat.
Malahan menyampaikan uneg unegnya.
Malahan menyalahkan orang lain.
Malahan menunjuk hidung orang lain.
Bahkan, kadang menjadi provokator, membakar kemarahan orang terhadap orang lain.
Astaghfirullahaladziim

Padahal, apa kontribusi positif yang bersangkutan?
Nothing...nol besar.

Kita, memang sedang berjuang keras mencapai kegemilangan bangsa yang bermartabat.
Makmur dalam keadilan, sejahtera dalam kedamaian.

Siapa yang berjuang keras ?
Ya kita, bukan kamu atau dia, atau mereka, saya juga.

Semua proses menuju kondisi yang kita idamkan itu butuh kerja keras, butuh partisipasi aktif yang nyata dari setiap individu, butuh kerjasama, butuh kebersamaan, menghimpun energi positif.
Partisipasi aktif gerak langkah positif yang real, bukan hanya bla bla bla.

Banyak hal yang bisa kita sumbangkan secara nyata.
Mulai dari yang kecil sampai yang dahsyat.
Mulai dari yang kecil dan rutin, seperti memilah sampah, menghemat energi, tertib berlalu lintas, dll.

Bukankah prestasi besar pasti dimulai dengan hanya satu langkah kecil saja ?

Kalau kita berpendapat bahwa pendidikan adalah jalan menuju peningkatan kesejahteraan, ya jangan berkoar menyalahkan sistem pendidikan doang.
Action dong.
Kita bisa membantu yang putus sekolah, mengajar anak jalanan, mendidik pembantu rumah tangga, membuka kursus ketrampilan, membuka taman bacaan, menyumbang buku bacaan, menjadi pendidik atau bahkan membuka sekolah, dll.

Kalau kita berpendapat sistem kesehatan masih nggak berpihak kepada si miskin, ya kita bisa memberi penyuluhan tentang adanya kartu miskin untuk berobat, atau bahkan membantu biaya pengobatan bagi yang memerlukannya.

Kalau kita berpendapat, ekonomi belum mensejahterakan rakyat, ya kita bisa mulai dengan memberi makan kepada yang kelaparan, memperbanyak sedekah kepada orang yang kebetulan ada diseputar kita, menggaji pegawai kita dengan baik, membuka lapangan kerja atau memberi modal kerja , memberi peluang usaha sesuaai ketrampilannya, dll, dlsb.

Masih banyak solusi nyata, walaupun kecil, yang bisa kita berikan.
Bukan hanya sekedar bla bla bla.

Di milis milis beredar ajakan untuk melakukan hal hal nyata yang kayaknya gampang banget untuk dilakukan.
Misalnya belanja di tukang sayuran yang lewat depan rumah atau di pasar tradisional, jajan gorengan di kaki lima, manggil tulang sate yang lewat, bukain warung buat tunakarya, memperbesar sedekah,naik kendaraan umum, beli majalah atau koran dikaki lima, semir sepatu sama anak anak tukang semir, dll, dlsb

Hingar bingar dan hiruk pikuk blablabla seputar kita saat ini, mengingatkan si mamah akan kalimat kalimat jaman baheula seperti yang diucapkan adik si mamah.

Betul.
Kalau inget kalimat..."Tolomboooong nonggeng, belut ditalian.....tong ngomooooong, gandeng, sungut di xxx an )
, kita pasti akan irit bicara dan banyak melakukan karya nyata.

Jadi,
Masa sih nggak malu malu cuma bisa nyap nyap doang?
Nggak takut gitu akan akibatnya?
Tuh......nanti sungutnya dixxx an...
Hiiiiiyyyyyyyyyyy

APARAT

Sebelumnya, maaf banget sama para aparat yang baik dan berbudi.
Si mamah sih yakin masih banyak aparat yang baik , berbudi luhur dan profesional, persis kayak dokter.
Kan masih banyak dokter yang baik dan profesional ( hehehehe..narsis nih, si mamah dan saudara saudara si mamah yang jadi dokter, kan termasuk dokter dokter yang baik dan profesional bukan ? Tamrin...kasih kesaksian doooong..hehehehe )

Biasanya, nama baik korps rusak karena ulah segelintir orang.
Bagaikan nila setitik, rusak susu sebelanga, kan begitu peribahasanya juga ya.

Kali ini, terpancing pengen menceriterakan ulah aparat yang konyol konyol.

Dulu, suatu ketika, si mamah dibonceng sama adik si mamah yang cowok.
Didaerah deket viaduct Bandung, tiba tiba becak didepan kita oleng ketengah jalan.
Nggak ayal lagi, motor nyenggol becak.
Untung kecepatan motor pelan banget.
Yang terjadi berikutnya, ya becaknya ngajungkel berikut isinya.
Itu becak terjungkal kan belum tentu karena tersenggol, bisa aja emang tadinya juga oleng ke tengah jalan koq

Tapi, penumpang becak, yang ternyata adalah aparat, sangat petantang petenteng banget, ngamuk ngamuk nggak karuan.
Adik si mamah jadi korban pelampiasan kemarahannya,.
Nggak dikasih waktu buat menceriterakan apa yang terjadi, adik si mamah digiring ke kantor aparat terdekat kejadian perkara.

Disitulah terjadi hal hal yang aneh.
Pak aparat minta diganti jam tangannya lah.
Minta dikasih duit buat berobat ke Rumah Sakit lah, karena "lehernya patah", cenah
Gemes, si mamah ngomong. "Pak, kalau mau ke Rumah Sakit, saya antar deh. Saya kan di Rumah Sakit, dan tahu tanda tanda patah tulang"
( Masa yang patah tulang leher masih bisa jalang jeleng kesana sini teriak teriak tolak pinggang?)

Ketika tahu si mamah anak kedokteran, dia menolak diantar, keukeuh minta uangnya saja.

Mang beca? Diantepin aparat tuh.
Malah ketakutan.
Dia merasa bersalah kecepetan jalan menurun, nggak seimbang, dan dia nggak merasa ada kerusakan apapun di becaknya atau di badannya.
Halah..

Karena negosiasi macet, tak ayal lagi, kita tilpon aja kerabat kita yang aparat juga ( yang pangkatnya lumayan....hehehehe )

Ketika si paman datang.....aparat yang tadinya ribut melulu....ngacirrrr, entah kemana.

Jadi...perkara selesai kalau ternyata KKN
Ada nepotisme dengan aparat , iya kan ?

Kejadian lain menimpa si akang, dulu.
Mobil yang baru keluar bengkel, bersenggolan dengan mobil lain di jalan Lombok, Bandung.
Mobil lawan, malah ngotot kita yang salah, padahal jelas jelas dia yang salah, keluar dari jalan kecil.
Ribut, ribut, ribut, dan dia ngajak kekantor aparat.

Kenapa dia mengajak kesana?
Karena eh karena...kerabatnya ada yang jadi aparat disitu.
Setelah dihubungi , maka, datanglah kerabatnya yang aparat itu.

Ketika datang....." Eh, Di, ngapain disini?"
Ternyata, pak aparat itu temennya adikku yang ikut nganter.
"oh..ini nganter kakak, senggolan di jalan Lombok"

Haaaa?
Si lawan senggolan, kaget...
Ternyata..jagoannya malah kenal baik sama keluarga kita.
Dia ngomong pake bahasa londo ke pak aparat itu, artinya kurang lebih " Saya salah ya....."
Uggh parah....emangnya kita nggak ngerti bahasa rahasia ortu kita dulu....hehehehe

Apa yang terjadi kemudian ?
Aparat bingung memutuskan.
Bahkan terucap " Duh...gimana ya...yang ini es ha...yang ini insinyur...mana yang bener ya"

Whatttts?
Apakah benar nggaknya perkara itu bergantung gelar mereka yang berperkara???

Saking keselnya, si akang ngomong begini.
" Pak, coba SIM dan STNK nya kembalikan. Kalau bapak bingung memutuskan siapa yang benar dan siapa yang salah, begini aja deh. Gelut aja , duel, saya sama dia, bapak wasitnya"
Huahahahaha...si akang mulai menyingsingkan lengan baju, pasang kuda kuda, tangan terkepal "Eh...eh...pak...jangan ribut, jangan gelut dikantor saya"
Damai aja deh pak....

Hehehehehe....solusi akhir emang mobil dua duanya ke bengkel, dan biayanya dibagi dua...


Kejadian ketiga, yang si mamah inget, menimpa menantu si mamah, juga di Bandung.
Ketika masuk Bandung, keluar jalan layang di pintu Dago, kena lampu merah di perempatan Dago.
Pas lampu merahnya mati ( itu udah 3 tahun sampai sekarang masih mati lho.....sumber income? )
Lampu merah memang mati, tapi diujung kanan, sebrang jalan, ada juga lampu lalu lintas yang menyala.
Tapi...aparat disitu memberi tanda agar maju.
Ya, majulah si menantu.
Tahunya...pas deket perempatan Diponegoro....priiiittttt.

Lah..kan tadi disuruh maju sama temennya.
Apa karena mobilnya B ya...
Yang didepan, yang kena semprit juga, cuma nongolin lengan, yang disambut aparat, maju lagi segera.
Mantu si mamah sih turun......:"Ada apa ya pak"

"Selamat siang pak..bisa lihat SIM, STNK, bapak melanggar lampu merah"
Lha....kan temen bapak yang nyuruh maju
"Nggak tuh"
Gubrakkkkks

Setelah blablabla....keluarlah duit 75 ribu perak
Dasar menantu, dia balik lagi.

" Maaf pak..itu uangnya masuk kas negara ya"
"Oh..iya pak..kalau bapak keberatan, ambil surat tilang aja, nanti sidang"
" Wah...saya sibuk pak..."
"Bisa diwakili siapa saja koq...orang tua bapak juga bisa"
" Wah..apalagi bapak saya..dia sibuk banget..mungkin bapak tahu, bapak saya pak xxxxxx, dia aparat juga koq pak "

" Hah ?....maaf pak...koq bapak nggak ngomongnya tadi.....kan nggak akan kena tilang"
Whatttts? Apa anak aparat nggak akan kena tilang?

Kata si menantu : " Nggak apa apa pak, kalau memang saya salah dan harus bayar dan uangnya masuk kas negara, saya ikhlas ...cuma, tolong lampu lalu lintasnya dibenerin ya pak, jangan sampai ada korban lainnya ( sekali lagi, coba deh lihat, itu teh udah 3 tahun yang lalu, lampu merah disitu masih mati juga lho ) .
"Selamat siang, , selamat bekerja ya pak Slamet"

Hihihihi.....kebayang kan pucat pasinya pak Slamet itu....


Yang terakhir tentang aparat.
Baruuuu aja tadi pagi kejadian sama si akang.

Sudah rutin, kalau Sabtu dan Minggu pagi, si mamah dan si akang jalan kaki ke Pasar .
Sementara si mamah belanja, si akang putar puter dan akhirnya nunggu di pinggir pagar pasar.
Sudah puluhan minggu begitu, sudah tetap tempat nunggunya disitu.
Sekali kali, kalau pegel, dia duduk diatas tembok pagar, sambil bersenandung.

Naaaaah...pas tadi pagi, didatengi aparat, satpam.
"Maaf pak, jangan duduk disitu, nggak enak lihatnya".

What?????
Udah puluhan minggu sekali sekali nangkring disitu, ujug ujug ada larangan?
Mana papan larangannya ya.

"Emang nggak boleh pak? Ada larangannya pak?"
"Oh itu inisiatif saya pribadi saja"

Lha...aturan, larangan aparat koq berdasarkan kemauan sendiri sendiri ya, bukan berlaku umum dan diketahui semua rakyat?

" Lho..saya sudah puluhan kali begini tiap minggu, baru tahu nggak boleh disini. Kalau larangan kan bukan inisiatif pribadi, harus ada tertulis bukan?"
" Ada pak, di komandan"
"Lha, jangan di komandan dong, harusnya tertulis jelas, bisa diketahui semua yang ke pasar ini. Dipampang keq di papan pengumuman."
" Oh itu sih tugas pengelola pasar, bukan tugas kami"

Gubrakkks....
Susah kan ngomong sama yang keukeuh peuteukeuh begini?

Jadi, kayaknya, kalau orang dikasih seragam, sepatu, emblem, dan tanda tanda lainnya,dikenal sebagai aparat, maka kayaknya dia kudu "pikasieuneun". kudu "menakutkan" dan kudu curak carek, harus ngoceh melarang ini itu.
Semau maunya dia saja ( " itu inisiatif saya sendiri", kan katanya begitu?" )

Aparat, jadi terkesan sesukanya sendiri.
Mana aturannya, mana yang boleh, mana yang nggak boleh, terserah mau maunya dia saja.

Pantesan, banyak kasus yang menohok rasa keadilan, rasa kemanusiaan.

Baruuuu aja, dua hari lalu ada 10 anak ditangkap aparat dengan tuduhan berjudi gara gara main main duit logam dibolak balik ( Masih inget waktu kita kecil ? Kita main main uang logam, "Garuda tulis??" )
Sementara yang judi beneran, baik judi kartu, judi sabung ayam,rolet, judi di hotel, di apartemen, bebas merdeka.


Siiiiggghhhh

Wednesday, June 24, 2009

LIBURAN

Postingan ini pernah ditampilkan menjelang liburan sekolah 2007 lalu
Ditampilkan kembali, karena sekarang mulai liburan panjang bukan ?



Libur tlah tiba...libur tlah tiba...horre..horree...horreee.....

Duuuuuh, anak anak udah pada nggak enak tidur ya.
Gelisah, guling gasahan kata orang Bandung mah.......
Bentar lagi kan liburan panjang, panjaaaaang banget.....

Yang pasti, mereka sudah berimajinasi, berkhayal, juga punya rencana sendiri, mau kemana liburan sekarang, mau ngapain liburan sekarang.......
Hormon endorphin, sahabat manusia, hormon yang menimbulkan kebahagiaan, kegembiraan, kayaknya mulai meningkat.

Dimana mana anak anak jigrah, senyum, bergembira....
Horreee...horreee...horreeee.....

Wwekkks, kebalikan dengan wajah ortunya tuh.
Yang stres nyari sekolah, yang stres dengan uang gedung, uang pembangunan, uang masuk, uang seragam, uang buku, uang tas baru, alat tulis, tempat bekal, dll dlsb...

Ggggggrrrrrkkkkhhhh.....
Banyak wajah ortu yang berkerut, jidat berkedut kedut, hormon adrenalin yang memompa debaran jantung mulai meningkat, peluh mudah keluar, bahkan ada yang gemeteran, psikosomatis.
Halah.....kuaciaaaan deh...

Berbicara soal liburan , naaaah, ini penting sekali atuh.
Biar bagaimanapun, manusia itu butuh hiburan, butuh rekreasi, butuh ngisi energi, butuh bersuka cita, bergembira.

Bagaimanapun caranya.
Sekali lagi, liburan itu penting, pentiiiiiiing banget.
Tanpa kecuali, bagi siapapun.

Coba bayangkan.
Anak anak sudah setahun berkutat dengan angka angka, huruf huruf, berbagai ilmu ( yang terkadang nggak penting banget ya...), berbagai kegiatan yang terasakan menjadi beban, keharusan ini itu, "ancaman" guru dengan berbagai peer dan ulangan mendadak.
Belum lagi cemoohan, bentakan, jeweran, sindiran yang masiiiiih saja terjadi ( ingat postinganku tentang bullying???).

Jadi, ya wajar wajar saja sebulan ini mereka berpesta, bebas dari berbagai keharusan dan tekanan.
Tanpa kecuali, siapapun, kaya -miskin, dikampung, dikota megapolitan, anak anak sangat memerlukan hiburan, pengisian energi, kegembiraan, agar tahun ajaran mendatang, mereka full energi, bisa berkarya dan menimba ilmu dengan jauuuuh lebih baik.

Naaaaaah, sekarang, gimana cara mengisi liburan ?
Kemana liburan ?
Ngapain aja liburan ?

Liburan, sesuai dengan maksudnya, ya....bersenang senang lah, mengisi energi, nggak terikat aturan ketat, biarkan jiwa bebas berkelana kemana saja, biarkan jiwa raga nggak terkungkung keharusan yang menekan.
Biarkan, biarkan, biarkan.........
Tidur leyeh leyeh menunda waktu mandi juga kan liburan bukan?

Banyak pilihan untuk berlibur.
Euleuueueueueueh, meuni gaya, ada yang ke Hawaii, Hollywood, Paris, Amsterdam, Roma, naik gondola di Venesia, ke Hongkong, China, Tokyo, ada yang Umrah, Singapore, Kualalumpur, Bali, Borobudur, Dufan, Taman Safari, Taman Buah Mekarsari, Taman Mini, dll, dlsb
Waaaaah, banyak banget pilihan ya........

Tapi, ada nggak ya liburan yang "put your wallet away "?
Hahahahahahaha....pasti ada doooong.

Anak anak gepeng, gelandangan dan pengemis, juga bisa dan harus kan liburan ?
Ya bisalah mereka liburan, kalau kita kita bantu menciptakan suasana baru untuk mereka ,jangan sampai liburan mereka hanya membantu ortu nyari duit.
Duuuuh, kasihan banget kan ?

Kalau ibu ibu arisan atau Dharma Wanita urunan sedikit sedikiiiiit aja,biar mereka bisa jalan jalan, ke Ragunan keq ...ke Ancol keq..
(Hallo bi Dini, katanya mau bawa anak pemulung dan tukang beca se bis ke Kebun Binatang Bandung ya)
Tuuuuh, kan, bi Dini aja bisa bawa se bis.....mana ibu ibu yang lainnya ??????
Ayo, ayo, saatnya berbagi, liburan bukan hanya milik yang punya duit aja atuh.

Inget lagu, Pamanku dari Desa nggak ?
Kan liburan disitu juga,mandi disungai,menggiring kerbau ke kandang......
Gratis boooouwww...

Sekarang, sudah banyak tempat rekreasi yang mengenalkan anak anak dengan suasana alam.
Sudah pernah ke pusat Primata di Ragunan ?
Itu juga asyiiik .

Diseputar Tangerang, Jurangmangu, Kampungsawah, deket koq dengan Bintaro, ada juga tempat rekreasi alam.
Anak belajar bertani, main leutak(lumpur), nangkap ikan, naik kerbau, mandi disungai,....
Duuuuuuh, asyiknya...bebas main apa aja......

Pilihan lain, berkemah atuh....
(Eh, Bumi Perkemahan Cibubur lebih bagus katanya ya)
Atau berkemah dimana aja atuh........

Dulu, waktu anak anak si mamah SD, sepanjang liburan, dihalaman suka masang tenda.
Anak anak tetangga ikutan berkemah, tidur diluar, lihat bulan bintang,makan barengan didalam tenda.
Ada obor, ada bakar bakaran makanan...asyiiiikkk.

Pilihan lain..outbound....
Waaaah, asyik juga tuh buat anak anak.....
Banyak pilihannya koq.

Kalau mau "put your wallet away", kan banyak yang gratisan.
Naik sepeda, jalan kaki, bawa bekel, naik getek nyebrang sungai,naik gunung,jalan nerabas dari Dago ke Maribaya, anak anak bawa ransel isi nasi bekal,dll.dlsb.

Aaaah...indahnya masa liburan anak anak....
Bersahabat dengan alam, menikmati indahnya alam karunia Allah.....

Duuuuh, pengen liburan siga barudak eueueueuyyyy....

Yang jelas, kalau jalan dari Mall ke Mall...
Haduuuuh, bukan hanya habis duit, tapi juga habis energi.

Bukannya kalau ketemu benda mati malah energi kita perlahan habis?
Apalagi kalau sambil nonton film horor...
Halah...nyingsieunan maneh nya....

Mending bersinggungan dengan alam aja dong....
Energi terisi.....kena matahari, udara bebas.

Duuuuuh, asyiknya...segar, segar, segar......
Ada burung cuit cuit, ada kodok kwak kwek, ada jengkrik krik krik, ada kambing mbe mbeee, ada bebek entog kwek kwek kwek.........

Duuuuh, kebayang nggak indahnya....

Pilihan lain.....
Ada yang belajar bikin kue, ada yang belajar melukis, ada yang belajar fotografi, ada yang belajar bikin komik, belajar bahasa, berkebun menanam bunga,dll
Waaaah, ternyata banyak pilhan ya.

Jadi......
Ayo rame rame liburan dooooong....
Dan, juga....ayo rame rame bikin hiburan liburan gratisan buat anak anak yang nggak mampu.....

Nyumbang dong dikiiiit aja, kan sedikit sedikit, lama lama jadi bukit ???
Hehehehe, kawan kawan si mamah malah bikin khitanan masal buat yang nggak mampu, biayanya urunan dari siapa aja...
Sedikit, sedikit....kan jadinya makin banyak anak anak yang bisa disunat dengan baik dan benar...iya nggak ?

Liburan, harus menyenangkan.
Liburan, harus membahagiakan.
Liburan, harus banyak memicu hormon kegembiraan.
Liburan, adalah melakukan kegiatan yang diluar rutin.
Apaaaa aja, gimanaaaa aja, dimanaaaa aja...

Selamat berlibur, selamat bergembira, semoga bisa mengumpulkan energi positif untuk manfaat...

Libur tlah tiba, libur tlah tiba.....
Hurraaayyyy...horrreeee.....hurrrraaayyy....horrreeee...

Monday, June 22, 2009

EGOISME

Pilpres tinggal hitungan hari.
Masa depan bangsa dan negara dipertaruhkan.
Kita semua, punya kesempatan besar turut andil dalam meraih kegemilangan bangsa dan negara yang bermartabat.
Nyontreng kan peluang untuk menentukan langkah kedepan bersama bukan?

Masih adakah yang egois ????
Masih adakah yang cuma mikirin kepentingan pribadi dan golongan??
Masih adakah yang nggak peduli dengan nasib masa depan bangsa dan negara yang amat kita cintai ini ?
Masih adakah yang sibuk menghitung untung ruginya hanya buat pribadi dan golongan?

Ternyata.......uuuugh, banyak banget ya.
Mau tahu contohnya ?

Seorang teman, beberapa hari yang lalu berkata, bahwa di pemukiman tertentu, gencar disebar luaskan issue agar nyontreng kandidat tertentu.
Obrolan di masjid, di arisan, di pengajian, diwarung, di kantin, di kantor, di seputar tukang sayur, ya begitulah.
Lebih baik contreng si anu.

Kenapa?
Karena si anu diyakini akan menyetujui keinginan sebagian penghuni pemukiman tersebut.

Apakah itu ?
Ialah pengambil alihan aset negara menjadi hak milik pribadi.

Halah.
Hare gene masiiiiiiiih aja ada yang berpikiran pengen menguasai aset negara.
Mobil dinas lah, rumah dinas lah.

Kalau semua diobral, lantas generasi berikutnya yang notabene lebih moncer, lebih cemerlang, mau dikasih amunisi apa?
Sementara sebagian besar yang sudah nggak berkontribusi aktif buat negara mendapat kemudahan dan kenyamanan, generasi baru yang harus total all out menampilkan yang terbaik demi kemajuan bangsa dan negara, nggak disupport ?

Siiiiighhhh.....
Memang, egoisme tuh nggak kenal usia ya.
Nggak cuma milik anak balita yang memang egonya masih tinggi, pengen menguasai segala benda.
Anak balita kan begitu kan ?
Semua barang suka dianggap miliknya

Nyontreng, ternyata masih juga memperhitungkan egoisme.
Untung ruginya "hanya" buat pribadi dan golongan.
Nyontreng,kan sebaiknya berlandaskan kepentingan bangsa dan negara, bukan begitu?

Kita masih punya waktu melihat, mendengar, mencermati, menganalisa, mempelajari track record, karakter, sifat para kandidat yang berlaga.
Apakah kita siap nyontreng dengan tanggung jawab yang begitu besar?
Dunia akhirat lho tanggung jawabnya.

Bukan hanya pemimpin yang bertanggung jawab atas kemajuan bangsa dan negara.
Kita, yang juga harus bekerja keras memperbaiki masa depan generasi berikutnya, juga harus cerdas dan cermat nyontreng pemimpin.

Kita, punya hak dan kewajiban yang besar, menentukan kegemilangan masa depan anak keturunan kita.
Oleh sebab itu, nyontreng dengan alasan kepentingan pribadi, apalagi cuma sekedar iming iming materi atau duniawi, kan mestinya sudah jauh jauh disingkirkan.

Nyontreng, adalah kewajiban kita yang akan dipertanggung jawabkan dunia akhirat.
Nyontreng, adalah amanah yang dibebankan kepada kita untuk dilaksanakan dengan baik dan benar.

Baik dan benar?
Lha iyalah
Makanya, egoisme, atau kepentingan pribadi, harus bener bener tidak diperhitungkan.

Kepentingan rakyat, bangsa dan negara, adalah jauh diatas kepentingan ego yang cuma sesaat.
Umur manusia siapa tahu bukan?
Nyontreng sembarangan, trus yang harus menanggung akibatnya bertahun tahun kemudian adalah duaratus juta lebih penduduk Indonesia.
Berani bertanggung jawab di akhirat nanti?
Hiiiiiiyyyy

Jadi?
Tajamkan nurani ( kata orang sunda mah...sing seukeut hate ), agar kita nyontreng dengan baik dan benar, dan siap mempertanggungjawabkannya dunia akhirat.

Selamat menajamkan nurani, menjauhkan egoisme, dan semoga bisa mendapat pencerahan agar bisa nyontreng dengan baik dan benar.

Salam

Monday, June 15, 2009

PUNISHMEN

Siiiiiggghhhh.
Kayaknya, bangsa ini demen banget menghukum ya.
Pelit reward, pelit memberi pujian, kumed memberi penghormatan , tapi cepat banget kalau urusan menghukum.

Kita, tanpa tahu riwayat apapun secara komplit, tanpa punya data akurat, data pasti yang bener, suka gampang menghukum.
Menghukum apa aja.
Anak sendiri dihukum, murid dihukum, tetangga dihukum, anak buah dihukum
Dan....menghukum orang lain yang nggak kita kenal persis.


Masih inget kan, rakyat suka menganiaya, melakukan kekerasan, memukul, meninju, menendang, bahkan membakar seseorang yang dicurigai maling.
Maling ayam sekalipun.
Nggak tau bener nggaknya dia maling, nggak tau motivasi apa dia maling ( mungkin anaknya kelaparan?), begitu denger teriakan maling dan telunjuk menuding kepada seseorang, maka rame rame bergerak, sambil teriak serang, serbu, hantam, binasakan, dll, dlsb

Penyesalan, kadang datang kemudian, tapi sudah terlambat, bukan ?

Jadi inget, suatu saat, di kompleks tetangga , dinihari buta ada yang dicurigai maling jemuran.
Untungnya, rakyatnya dewasa banget.
Ketika si maling ditanyain kenapa "mau' maling, jawabannya adalah karena 7 anaknya sudah seminggu nyaris nggak makan.

Maka berbondonglah penduduk kompleks tersebut "mengantar" maling pulang.
Benar, didalam rumah yang reyot nyaris rubuh, diatas bale bale, berjejer anak anaknya yang nyaris mati lemas.

Pendudukpun iba.
Maka sejak saat itu, keluarga " si maling " menjadi tanggungan penduduk kompelks, ya makannya, ya pakaiannya, ya sekolahnya.
Dan, si "maing" pun lumayan dapet kerjaan, tukang kebon.

Cerita lain, suatu ketika tahun delapan puluhan, ketika si mamah kudu menempuh route serpong-bogor naik bis saudaranta atau mahesa jaya, ditikungan parung ( dari arah ciputat, setelah pasar parung ada tikungan yang membelok melengkung tajam) bis yang si mamah naiki bertabrakan dengan bis lain yang ngebut dari arah berlawanan.
Penumpang banyak yang terluka, termasuk jidat si mamah kena pecahan kaca.

Penduduk setempat, lari berhamburan bukannya menolong, malah gebukin sopir bis yang si mmah naikin.
Itu sopir ampun ampunan, lari berlindung ke pepohonan, dikejar kayak tikus, astaghfirullahaladziim.
Entah kekuatan atau bisikan apa yang mendorong si mamah ketika itu.
Dengan teriakan nyaring " jangan dipukuliiiiin !", si mamah menerobos kerumunan orang, mendekap pak sopir yang ketakutan.
Darah bercucuran dari jidat si mamah sementara kedua lengan erat memeluk si sopir yang wanginya harum semerbak, hehehehe.
Penduduk berhenti memukul dan tetap berteriak teriak " ibu minggir, ibu minggir, nanti kena pukul...itu darah dari kepala bercucuran bu.... dll, dlsb"
Si mamah nggak menggubris, tetap teriak teriak dan erat memeluk pak sopir ( pak sopir ini, apalagi si mamah tahu, nyetirnya perlahan dan apik koq , kan si mamah penumpangna ).
Teriakan jangan pukul...panggil polisi...terus terusan si mamah teriakan dengan sekuat tenaga.

Akhirnya, polisi datang, pak sopir diaamankan, dan si mamah bisa melanjutkan perjalanan kekantor naik angkot dengan darah masih bercucuran.
Penduduk? mana ada yang nolong ngasih betadine keq, verband keq.

Akhir akhir ini, mayoritas kita juga lagi euphoria menjudge seseorang atau institusi.
Bersalahlah, hukumlah, penjarakanlah, bubarkanlah, cabut ijinnya lah, dll, dlsb.

Apakah kita tahu persis apa yang terjadi?
Apa kita punya data akurat sehingga berani beraninya berpihak?
Apakah kita hakim yang sudah punya data komplit?

Jadi?
Biarkan saja pengadilan atau juru damai berjalan sesuai tugasnya.
Mereka kan yang berseteru tahu persis apa yang terjadi, bukan kita.
Dan juru damaipun akan menghimpun, mendengarkan, mempelajari, menganalisa semua data yang perlu untuk memutuskan, bukan kita

Kita, penonton, koq suka lebih kejaam memberi komentar atau mengusulkan keputusan ya.
Kita, kayak nonton bola aja, suka menggoblog goblog pemain yang nggak menggetarkan gawang lawan, iya kan ?
Coba kita main bola, baru lima menit aja udah sesak nafas....hehehehe.

Empati, simpati, amat sangat perlu.
Tapi berpihak menghukum seseorang atau pihak tertentu, ntar dulu ah.

Semoga kita bisa lebih murah hati memberikan pujian, dan kita bisa hati hati memberikan hukuman kepada siapapun dan kepada apapun..
Salam

Friday, June 12, 2009

PENYIKSAAN TKI

Lagi, lagi, lagi dan lagi.
Kita disuguhi berita penyiksaan TKI.
Kali ini menimpa Siti Hajar di Kuala Lumpur.
Seluruh badan carut marut bekas penyiksaan.
Baik berupa siraman air panas, tusukan gunting, sayatan pisau, setrikaan, pukulan martil, dll, dlsb.
Itu katanya, konon, berlangsung selama 34 bulan.

Lho.....koq bisa sih ?
Kemana aja perlindungan TKI / Apakah lupa bahwa TKI itu penghasil devisa terbesar buat negeri ini?
Kemana aja itu PJTIK, PT Tenaga Kerja yang ngirim para TKI ke LN ?
Kemana aja para pejabat yang memegang amanah melindungi seluruh tumpah darah negri ini berikut seluruh rakyatnya?

Gemes, gregetan, gggggrrrrrkh.

Siapa sih yang paling bertanggung jawab, kalau TKI dianiaya majikan?

Kalau kata si mamah sih yang paling bertanggung jawab ya keluarganya.
Hehehehe..
Masa sih suami membiarkan ibu anak anaknya yang masih kecil menyongsong badai sementara dia sendiri anteng dirumah?
Masa sih seorang bapak melepas putrinya ke negara antah berantah yang nggak bisa diduga bagaimana kelak nasib anaknya?

Yang paling bertanggung jawab berikutnya terhadap TKI , menurut si mamah sih ya PT Tenaga Kerja yang ngirim TKI ybs, iya nggak sih ?

Bayangin, banyak PT yang memburu calon TKI ke kampung kampung.
Dijanjikan hidup enak, fasilitas enak, gaji gede.
Maka penduduk kampung yang terjepit ekonomi, hidup dalam kemiskinan, akan mudah tergiur.
Sawah dan kebun dijual untuk dijadikan modal awal,
Buat transportlah, buat dokumenlah, buat pelatihanlah, dll, dlsb.

Kemudian, apa yang terjadi?
Maka terjadilah petaka.
Rakyat yang agraris kudu menjalani hidup yang berbeda.

Yang biasanya nyuci dikali, kudu pake mesin cuci.
Yang biasanya masak pake kayu bakar, kudu pake kompor listrik.
Yang biasanya nyetrika pake arang, kudu pake listrik.
Yang biasanya nyambel, kudu ngeblender.
Yang biasanya nyapu pake sapu bambu, kudu pake penyedot debu.
Yang biasanya rumah nggak dikunci, kudu ngunci semua pagar,pintu, jendela.
Yang biasanya duduk duduk kongkow kongkow, kudu ciweuh ditimbunin kerjaan dari pagi buta sampai dinihari.
Wuahhhhhhh....ceyyyem ya

Trus, yang menyesakkan ialah gaji TKI kan disunat PT.
Atau bahkan ada yang perjanjiannya, gaji selama berbulan bulan, 6 bulan, 7 bulan, nggak akan diterima, karena habis buat bayar ongkos ini itu.
Para TKi baru bisa menerima gaji dibulan ke 8,atau lebih, itu juga nggak cash, disimpan majikan atau disimpan agen.

Belum lagi seluruh dokumen, baik paspor atau perjanjian, disimpan majikan atau agennya.
Astaghfirullahaladzim
Ketentuan umum bahwa, bayarlah upahnya selagi keringatnya belum kering, kayaknya nggak dikenal tuh dilingkungan TKI.

Kebanyakan, PT nggak peduli dengan kualitas alias mutu SDM.
Nggak peduli TKI ngerti mesin cuci atau nggak, nggak peduli bisa setrika dengan baik atau nggak, nggak peduli bisa masak atau nyalain kompor listrik, kompor gas dll atau nggak, dll, dlsb.,
Pokoknya, makin banyak yang dikirim, duit dia makin gede, selebihnya emang gue pikirin, titik.

Akibatnya jelas, TKI banyak berbuat kesalahan, nggak memuaskan majikan, dan efeknya ya begitulah.
Kalau kebetulan dapet majikan yang temperamental, maka habislah TKI mengalami penyiksaan sepanjang hari, sepanjang waktu, sampai dengan waktu yang nggak jelas, tanpa batas..
Mau keluar? Teringat biaya yang sudah dikeluarkan atau kudu dibayarkan ke PT seandainyaa melanggar perjanjian kontrak kerja.
Belum lagi nggak punya dokumen, belum lagi nggak tahu mau kemana.
Duuuuhhhhh.

Yang berikutnya bertanggung jawab, ya para pemegang amanah , khususnya di departemen tenaga kerja urusan TKI.
Koq ya gampang banget meloloskan ijin kerja tanpa diuji dengan baik dan benar mutu SDM yang akan meninggalkan tanah air.
Trus kantor kantor Kedutaan Indonesia di negara negara yang ada TKI nya juga bertanggung jawab atuh.

Si mamah, tahu beberapa TKI yang sudah pernah kerja di LN.
Jadual kerja nyaris sepanjang hari sampai dinihari.
Bahkan ada yang bangun jam 5 dan tidur jam 2 dinihari.
Whattttt???

Ada yang dimonitor CCTV sepanjang hari sehingga bisa dilacak, apakah ybs istirahat dduk atau tidak, ketika majikan keluar rumah.
Ada yang kontrak 2 tahun nggak boleh mudik atau bahkan nggak boleh kontak dengan keluarga.
Ada yang nggak boleh shalat, ada yang nggak digaji 7 bulan pertama kerja, dll, dlsb.

Itu semua ceritera mantan TKI yang si mamah denger keluar dari mulutnya sendiri.

Belum lagi pemerasan ketika mudik.
Sejak di bandara sudah dipersulit aparat, dikerubutin calo, dijalan dipalak pula, atau bahkan diracun atau dibius.
Astaghfirullahaladzim.

Dilain pihak, kesuksesan beberapa gelintir TKI menjadi magnet yang menakjubkan buat para tetangganya.
Memang, ada majikan yang baiiiiiik, tetapi kan nggak akan semua bernasib sama bukan ?

Kunci utama keselamatan TKI itu tampaknya ada di PT, menurut si mamah sih.
Kan sebaiknya ngirim orang itu yang profesional, yang tangguh, yang gagah mandiri, yang bener bener jempolan.
Biar bisa memuaskan majikan dan bisa gagah kalau mendapat perlakuan yang nggak semestinya.
Eh...tapi yang jempolan, apa masih mau jadi TKI ya.....

lagi pula, kalau TKI kualitasnya ala kadarnya, apa nggak tahu tuh akibatnya?
Disamping akan kena penyiksaan, secara pukul rata, mereka akan merendahkan kualitas seluruh rakyat, akan menyama ratakan..
Dikiranya emang bangsa Indonesia itu nggak bermutu, nggak berkualitas.
Dampaknya kan dahsyat banget buat pencitraan bangsa, bukan ?

PJTKI, Perusahaan Jasa TKI, emang banyak yang nggak bermutu, jadi jadian, asal asalan.
Asal mereka dapat duit dari pengiriman TKI, yo wizz.
Kan sebaiknya mereka mengirim yang berkualitas, kemudian kontrak kerjanya jangan berat sebelah menguntungkan majikan, trus mereka rajin nengokin, sebulan sekali keq.
Kan punya agen di tempat TKI bekerja bukan ?
Jadi hal hal negatif bisa dikenali, diketahui sedini mungkin.

Sering kita lihat wajah wajah lugu bergerombol di cengkareng, menunggu penerbangan..
Itulah wajah para TKI yang akan dikirim entah kemana, mau ditempatkan dimana, majikannya enath siapa.
Mereka bener bener nggak punya posisi tawar.
Bener bener kayak barang aja yang ditaruh seenaknya.

Waktu berhaji 2007, si mamah duduk sebelah Sanah.
Perempuan Indramayu berusia 20 tahunan dan punya seorang anak usia 2 tahun.
Waktu ditanya, nanti kerja dimana ? Nggak tahu bu, nanti dari Jeddah naik pesawat lagi, trus ada yang jemput katanya.
Kota apa nanti ?
Nggak tahu bu, katanya sih kayak desa gitu, nggak dikota.
Duuuh...kasihan ya
Gajinya berapa?
Haaaah....segitu mah kerja di Jakarta aja atuh.
Apa jawab dia...? .Di Jakarta mana ada yang gaji segitu

Astaghfirullahaladziim
Emang orang Jakarta tuh pelit pelit kitu?
Kan katanya gajinya puluhan jiti,bahkan ratusan jt, masa ngegaji pembantu pelit?
Kan lebih baik mereka kerja dinegri sendiri, lebih terlindungi.

Ayo atuh majikan, jangan pelit pelit sama pembantu.
Biar mereka nggak pada jadi TKI yang dianiaya , didzalimi dinegeri orang

TKI, umumnya adalah perempuan yang seharusnya dilindungi kaum lelaki.
TKi, umumnya adalah ibu dari anak anak yang amat sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang generasi berikutnya.

Kalau jaman terbolak balik begini,lelaki diem dikampung,nungguin rumah , mengasuh anak kecil, sementara perempuannya melanglang buana menghadapi berbagai tantangan dan hambatan.
Apa jadinya bangsa ini ?
Apa kata dunia?

Wednesday, June 10, 2009

GEBURTSTAG

TODAY IS MY BIRTHDAY

I take time to thank the people who touch my life
Lovely husband, doughter, sons and son in law
sisters, brothers,nephwes, nices,grandchildrens,
thoughtful colleagues,friends, patients,pupils, bloggers
who have shown concern and made life more meaningful.

THANK YOU
May ALLAH continue give you abundant blessings, happiness and good health
AMIN


Pagi pagi, 10 Juni 2009 bangun tidur, udah ada sms.
Yang pertama, nyaris jam 00 semalam, tentu saja dari cinta abadiku ( ceile), yang lagi ada di Surabaya buat lihat peresmian SURAMADU pagi ini, si babe.
Pas buka kompi, ada teteh yang ternyata blum tidur, nungguin si mamah OL kali ya.

Pas buka pintu kamar tidur, lho...koq ada benda gede...koper atau apa ya ?
Siapa ya yang datang malam malam, numpang nginep?

Lho..tapi koq ada pitanya ya...warna ungu muda
Trus....koq ada kartunya ya.....

Ternyata....hadiah ultah dari orang orang tercintaku.....ALAT PIJAT KAKI
Alhamdulillahirabbil alamin.
Udah lama si mamah pengen pemijat kaki yang ada di OSIM PIM sana.
Ternyata, itulah hadiah ultahku kali ini.
Surpriiiiiiiiseeeeeee....
Danke bangeeeeeet.

Trus....ada kartu ultahnya , yang dibikinin Tasha.
Komplit dengan foto foto si babe, teteh, meta, arka, arga, tasha.

Mau tahu ucapan b'dayku kali ini ?
Bukannya narsis lho, tapi, inilah kebahagiaanku di Ultah yang ke 56.

Dari babe :
Mamah istriku, ibu anak anakku dan sahabatku.
Selamat Ulang Tahun. Cinta abadiku hanya untukmu.
Terimakasih atas kasih sayang, bantuan dan perhatian yang selalu didedikasikan bagiku dan anak anak.
Tuhan pasti mengetahuinya,Insya Allah engkau dimuliakanNya, Amin.
( Danke banget ya Pap, semoga Allah juga memuliakan Papap dunia akhirat, amin )

Dari Teteh Astrid :
Mah, alles gute zum Geburtstag yah !
Du hast sehr viel fuer uns getan.
Du bist die beste Mutter der Welt.
Doa Teteh buat Mamah, panjang umur, sehat, banyak rejeki, selamat dan sejahtera dimuliakan Allah didunia dan di akhirat.
Semoga Mamah bisa cepet nimang cucu, ngajak cucu jalan jalan, beliin mainan yang banyaaaak ya..hoho
I miss you a lot !!!. Liebe dich sehr
( Danke ya Teteh, semoga doa teteh segera dikabulkan dan teteh bisa jadi ibu yang luar biasa, amin )

Dari Arka dan Tasha :
Mahhhh, Happy Birthday yahhh.
Mudah mudahan mamah selalu diberikan kesehatan, rezeki dan doa doa mamah dikabulkan semua, amin
Liebe dich meine supermom .
( Danke ya Arka dan Tasha, semoga kalian juga dikabulkan doa doanya dan hidup bahagia full manfaat, amin )

Dari Arga :
Mamah Selamat Ulang Tahun yaaaa
Doa aku buat mamah, mudah mudahan mamah selalu dikelilingi kesehatan, kebaikan,dan kebahagiaan.
Yang paling penting moga moga semua doa mamah dikabulkan.
Have a great Birthday mom.
Remember, the best is yet to come. Kiss n hug.
( Danke ya Arga, semoga semua doa Arga segera dikabulkanNya, Arga cepet jadi dokter yang baik dan full manfaat, amin )

Dari Meta :
Liebe Mamah.
Selamat Ulang Tahun.
Semoga hidupnya diberkahi Allah dunia akhirat.
Sehat terus, panjang umur, murah rejeki.
Dan cepet dikaruniai cucu yang banyaaaaaaaaaaak !!
( Danke ya Meta, semoga cepet jadi Doktor, dimudahkan semua urusannya, dikabulkan semua doanya dan hidup bahagia penuh manfaat, amin )

Ya Allah , ya Rab.
Alhamdulillahirabbilalamin.
Betapa aku amat sangat memujaMu, mencintaiMu.
Telah Engkau berikan, karuniakan kepadaku segalanya.
Khususnya, Engkau telah pilihkan suami yang sungguh luar biasa, Engkau kirimkan anak mantu yang istimewa, Engkau hadiahi aku saudara, relasi, teman yang menakjubkan, yang membahagiakan dan penuh cinta senantiasa mendoakanku.

Semoga aku dan keluargaku, juga semua yang mencintaiku, diberi kesehatan, kebahagiaan, energi dan sisa usia yang penuh manfaat serta khusnul khatimah, amin.

Friday, June 05, 2009

PUBLIC SERVICE

Hehehehehe...keren dikit ah...PUBLIC SERVICE, padahal sih pelayanan umum sajalah.

Kenapa koq judulnya Public Service? Pelayanan Umum ?
Lha, kan lagi rame ramenya kasus diberbagai media cetak atau elektronik, termasuk di FB, email dll.

Ceritera tentang seorang pengguna media internet yang diperkarakan.
Apa pasal?
Ujung ujungnya, intinya, yaitu, pelayanan umum.

Sudah bukan rahasia, pelayanan umum diseputar kita kan kurang memuaskan atau bahkan tidak memuaskan atau lebih parah lagi mengecewakan yang dilayaninya.

Kenapa ?
Ya karena nggak memahami aja azas to serve with heart and honour.
Wuiiiiih, keren ya.....rasanya si mamah pernah bikin postingan dengan judul "TO SERVE WITH HEART AND HONOUR " beberapa waktu yang lalu.

Sebetulnya, pada dasarnya, kita semua adalah pelayan, yang mestinya harus melayani dengan hati, melayani dengan jiwa tulus ikhlas, dengan penuh ketakwaan ialah kepada Allah semata, iya kan ?

Siapa sih sebenernya kita ?

Jadi apapun kita, kita adalah pelayan.
Melayani suami, melayani istri, melayani anak, melayani murid, melayani pasien, melayani konsumen, melayani klien, melayani pengguna jalan, melayani semua mahluk ciptaanNya, bukan begitu ?

Pelayan yang baik, ialah yang bisa menyenangkan, membahagiakan, memberi kepuasan kepada yang dilayaninya.
Celakanya, atau anehnya, mayoritas kita koq kayaknya bermental juragan ya.
Pengennya dilayani, ogah melayani.
Pengennya dipuja puji, dihormat hormat, bukan memberi penghormatan, berkhidmat kepada siapapun dan apapun yang sudah diciptakanNya.

Sudah umum terlihat, menjawab dengan ketus, nggak ramah, jebras jebris, ogah ogahan, males malesan, kalimat sepotong sepotong yang sulit dipahami, anjing dilempar, kucing ditendang, kuda dipecut, pohon ditebang sembarangan, tebing digali, dll, dlsb.
Pokoknya nggak ada banget jiwa melayani, menghormati, respek dlsb.
Jangankan terhadap semua mahlukNya, terhadap sesama manusia juga nggak koq.

Seandainya saja, siapapun sadar dan paham bahwa kita ini semua adalah pelayan, maka nggak akan terjadi kasus perkara perkaraan.

Dokter, perawat, akan bekerja penuh profesionalisme, penuh jiwa to serve with heart and honour, menjawab semua pertanyaan pasien dengan tuntas dan lugas, memenuhi keinginan yang dilayani dengan sepenuh hati.
Begitupun pasien, pasti nggak akan neko neko kalau paham bahwa kita semua adalah pelayan yang harus menghormati, memberi respek kepada siapapun.

Kalau semua bermental juragan, ya yang nanya juga nanyanya kayak juragan, yang ditanya ogah menjawab dan bermental juragan pula.
Mau kemana kita jadinya.

Coba, kalau semua paham, bahwa kita ini adalah pelayan yang saling melayani berbagai kebutuhan dan berkewajiban menjadi pelayan terbaik sebagai mahluk yang katanya paling mulia, betapa aman damainya dunia ini ya.

Sungguh patut disesalkan, sampai saat ini, kita teteeeeep aja kurang profesional sebagai pelayan, sehingga selaluuuuu aja banyak keluhan dari siapapun yang dilayani.

Tadi siang, si mamah juga baruuuuu aja mengalami nggak profesionalnya seorang pelayan.
Coba aja simak dialog ini :
" Mbak, kemana si abang yang biasa ada disini?"
" Sakit bu"
" Gini mbak, saya beli maskara, tapi koq, begini ya....nggak ada sikatnya "
"oooooo..kita nggak jual maskara koq "

Gubrakkkkkks....whattttt? Ini toko langganan saya koq, dan emang si mbak ini siapa ya, pelayan baru? Koq bisa bisanya berkalimat...."Kita nggak jual maskara "
Ada nada "tuduhan mengada ada" didalam kalimatnya, bukan ?

" eeeeh, mbak, jangan sembarangan berucap, saya ini pelanggan disini koq, saya tahu persis ini beli disini. lagipula mbak baru saya lihat sekarang koq "

Si mbak clingak clinguk kedalam etalage...."ini, ada juga yang begini, bukan yang begitu "

" Tadi mbak bilang , kita nggak jual maskara koq, lha itu ada, lagi pula kalau merk ini disebelah sini mbak kelompoknya........tuh...ada maskara yang sama "

" Ooooo...ini barang baru...baru datang...itu punya ibu kan beda harganya "

"Lha, saya bayar aja perbedaannya...."

" Nggak bisa bu, nggak bisa tukar, tunggu si abang aja besok "

Gubrakkkks...coba kalau bilang dari tadi, maaf bu, saya nggak ngerti, tunggu si abang aja besok, apa boleh tukar atau tidak, kan enak ?
Bukannya : "Disini nggak jual maskara koq "...Trus, udah salah, udah arogan, udah menuduh, ngeyel lagi...ini barang baru datanglah, harganya beda lah, bener bener menguji kesabaran.

Payah, parah banget deh pelayanan dikita tuh.
Boro boro memuaskan pelanggan, yang ada malah bikin jengkel, bikin darting, iya nggak?

Kalau diamati, banyak banget yang bermental juragan, nggak pengen melayani, ogah "serve".
Termasuk dirumah, semua pengen jadi juragan.
Maka nggak heran banyak keluarga kocar kacir, hubungan suami istri bubar jalan.
Yaitulah...semua pengen jadi juragan.
Nggak mau jadi pelayan.

Padahal, kita semua terlahir dengan kewajiban melayani koq, melayani semua yang sudah diciptakanNya, iya kan ?

Rahasia kehidupan yang aman, nyaman, senang, bahagia, damai sentausa, kan diawalinya dengan "To serve with Heart and Honour ", bukan begitu ?

Tuesday, June 02, 2009

BULAN PENUH DOSA

Bulan penuh dosa?
Hehehehehehe...bombastis banget ya judulnya kali ini.

Iya memang.
Coba saja kita simak sebulan kedepan, mulai hari ini, hari dimulainya kampanye para kandidat pilpres.

Pasti banyak mulut berbusa, berbuih kata kata palsu.
Pasti banyak ulah gombal, penuh kepalsuan dan kemunafikan.
Pasti berlimpahan janji janji palsu terhembus bagai angin surga.
Pasti banyak aktivitas tebar pesona.

Sebulan kedepan, kayaknya banyak yang terjerembab dalam dosa.
Nggak nyadar, bahwa untuk satu kata yang terucap, tanggung jawabnya adalah dunia akhirat.

Obral besar kata kata palsu, bayarannya jelas, pertanggungjawaban kelak di akhirat akan memperberat timbangan dosa.
Kebesaran tahta dan kemilaunya harta, sebulan kedepan akan menutup mata hati, membutakan nurani, membiarkan mulut mengobral sejuta kata kata janji palsu, atau kata kata negatif membentuk fitnah yang terlontar menyerang lawan , menimbun dosa demi dosa.

Yang jelas, mari kita simak kata demi kata yang terucap.
Si empunya kata kata, pasti dengan gegap gempita, dengan penuh retorika, sambil mengepalkan tangan, dengan penuh ekspresi, mengeluarkan sejuta kata dengan volume luar biasa.

Kita, rakyat, hanya perlu menajamkan nurani, membersihkan hati, agar bisa menangkap setiap aura yang ditampilkan oleh siapapun yang mengumbar sejuta kata dan beribu "pesona".
Kita, rakyat, cuma perlu jujur pada nurani untuk bisa menangkap, mana emas mana loyang, mana musang berbulu domba, mana kandidat yang bertekad murni mensejahterakan rakyat.

Bulan penuh dosa.
Mungkin itu ungkapan yang paling tepat untuk menggambarkan aktivitas para politikus dibulan kampanya ini.

Sebulan masa kampanye, bagai sisi mata uang.
Disatu sisi, bagi aktivitas politikus yang menebarkan pesona palsu akan menjadi bulan penuh dosa.
Disisi lainnya, bagi rakyat yang mencoba membersihkan kalbu agar bisa menangkap dengan jernih "kesan" yang ditampilkan para politikus, akan menjadi ajang penghapus dosa.

Selamat menajamkan nurani, membersihkan hati, membeningkan kalbu, meneduhkan jiwa, dan menyimak sejuta kata yang terucap dipentas kampanye terbuka, agar kita bisa menangkap setiap aura yang ditampilkan para kandidat.

Semoga kita bisa menangkap dengan jelas dan jernih, dan bulan depan nyontreng dengan baik dan benar, sebagai tanggung jawab dunia akhirat meraih cita cita kita semua, tercapainya status bangsa dan negara yang bermartabat, makmur sejahtera dalam keadilan.

Salam.