Tuesday, June 08, 2010

KTA, KEKERASAN TERHADAP ANAK

"Kita enggak tau apakah dibanting atau dipukul, kita enggak pernah lihat. Yang jelas kedua anaknya menjerit-jeritan dan terdengar juga suara pukulan,"

Kalimat diatas, cuplikan dari detik.com, adalah kalimat yang diucapkan para tetangga seorang anak, bayi usia 5 bulan, yang , lagi, untuk kesekian kalinya, kita dengar berita tentang Kekerasan Terhadap Anak.

Berita terbaru tentang Ferry, bocah 5 bulan ini sungguh amat memilukan.
Bayi lucu ini paginya dititipkan kepada tetangga dalam keadaan patah lengan dan kaki dan dalam posisi yang "mlintir"
Setan jenis apakah yang telah merasuki ibu kandung korban ini ?

Kayaknya, nggak masuk akal banget deh, ibu kandung menyakiti anak kandungnya sendiri.
Makanya diberi rahim, seharusnya dia jadi bersifat "rahim", penyayang.
Ini ? Boro boro sayang, bahkan cenderung biadab, tak beradab.

Mengapakah seorang ibu tega menyakiti anaknya ?
Tentu, penyebabnya beragam.
Mungkin memang "gila".
Atau mungkin karena berbagai kesulitan hidup, yang membuat ia jadi stress, depressi, dan melakukan hal hal yang nggak wajar. .

Dan mengapakah selalu terjadi seorang ibu yang cenderung stress karena kesulitan, justru mempunyai anak yang akan menambah kesulitannya?

Yang jelas sih karena pendidikan, pengetahuan.
Coba kalau ibu itu paham, bahwa hubungan lelaki perempuan yang dilakukan pada saat ovulasi akan mengakibatkan kehamilan, paling tidak, dia akan "menghindarkan" terjadinya pembuahan .
Coba kalau ibu itu paham, hubungan lelaki perempuan yang dilakukan bukan dalam sebuah ikatan pernikahan itu adalah perbuatan yang melanggar hukum agama dan umumnya akan merugikan posisi perempuan itu sendiri, maka ia akan menghindarkan perbuatan terlarang tersebut.

Pendidikan, pengetahuan,dalam bidang apapun, yang diajarkan, yang diteladankan kepada anak anak, kepada kaum muda dengan tujuan agar mereka paham, dan mengamalkan semua yang diajarkan agar hidup gagah tangguh mandiri penuh martabat, sepertinya masih perlu ditingkatkan dimanapun, kapanpun, kepada siapapun.

Masih banyak anak anak yang justru sedang mencari jati diri, anak anak yang gundah gelisah dilanda keresahan jiwa, tidak mendapatkan tempat yang teduh dan nyaman untuk mempersiapkan dirinya menjalani hidup.Boro boro mendapat ilmu pengetahuan yang mendidik.

Persis, ibu si Ferry, bayi yang disiksa sampai patah tulang belulangnya, adalah perempuan yang nggak jelas dimana keluarganya, nggak jelas siapa bapak bayinya, dan nggak jelas pula apa pekerjaannya.

Sungguh, perjalanan hidup yang pahit dan menyebabkan ia stress berkepanjangan dan melampiaskannya kepada mahluk terlemah didekatnya, ialah bayinya sendiri, menambah panjang penderitaannya.

Dan, sungguh lebih memprihatinkan, ialah sikap para tetangganya, yang membiarkan penderitaannya ia tanggung sendiri.
Bahkan, para tetangganya membiarkan penderitaan bayinya dengan penyiksaan yang dilakukan ibu kandungnya.

Bukankah para tetangga tahu dan mendengar bunyi pukulan dan jerit tangis bayi ?
Koq membiarkan sih ?

Bukkankah sudah lama ada Undang Undang tentang Perlindungan Anak, bahwa siapaun yang melakukan bahkan yang , mengetahui adanya Kekerasan terhadap anak, akan mendapat hukuman ?

Kita, umumnya beranggapan, bahwa Kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap anaknya adalah urusan keluarganya sendiri.
Untuk mendidik lah, urusan dialah, dlsb, sehingga kita tidak cepat tanggap atas sesuatu yang berjalan nggak wajar.
Jeritan, tangisan, bunyi pukulan, kan itu nggak wajar bukan ?
Atau kekerasan itu sudah dianggap wajar? normal?

Anak, adalah anugrah yang terindah titipan Illahi..
Anak adalah penerus generasi selanjutnya
Anak adalah pelanjut keberadaan manusia di alam ini
Anak adalah mahluk yang terlemah.

Sesungguhnya, tugas dan kewajiban kitalah, para orang tua, para dewasa diseputar anak anak, anak siapapun itu, memberi lingkungan dan perlindungan yang bisa menyebabkan anak berkembang sesuai potensi yang sudah dikaruniakan Allah kepadanya.

Jangankan disiksa secara fisik, perlindungan terhadap anak kan juga mencakup segi mental dan juga segi ekonomi.
Anak, harus dipenuhi kebutuhan dasarnya, bukan disuruh mencari makan sendiri.
Anak, harus disirami kata kata yang santun dan menyejukkan, bukannya dibombardir dengan kata kata yang tak pantas.

Kayaknya, kalau aturan hukum tentang Kekerasan Terhadap Anak diberlakukan, banyak banget ya orang tua yang dipenjara ?
hehehe....kan banyak banget yang suka menyiksa, baik secara fisik, kata kata ataupun kebutuhan hidup.

Mudah mudahan, kasus Ferry yang menderita patah tulang anggota badannya, membuka mata kita, agar kita mulai saat ini lebih memperhatikan, melindungi, menyanyangi anak anak, anak siapapun itu.

Penghormatan saya untuk pak RT dan pak RW dilingkungan ananda Hendryansyah William, yang menjalankan fungsi tetua setempatnya dengan begitu mempesona penuh tanggung jawab.
Konon, bapak RT yang kemudian naik pangkat jadi pak RW ini rajin mendata warganya, yang tidak mampu disantuni, yang nggak bisa sekolah diupayakan sekolah, dengan bantuan bersama.

Andai saja, semua yang memegang amanah apapun bersikap seperti pak RT ini.....andai saja...

2 comments:

todaymustbefine said...
This comment has been removed by the author.
todaymustbefine said...

kalo kesel sama tingkah anak kita harus nahan sih sbenrnya, anak juga gaboleh liat hal-hal tentang kekerasan IMHO :)

jika berkenan mohon kunjungi juga Info Ibu dan Bayi terima kasih :)