Tuesday, September 15, 2009

ZIS, ZAKAT INFAK SEDEKAH

Setiap Ramadhan....apalagi menjelang Iedul fitri....soal ZIS ini selaluuuuuu aja muncul kepikiran.
Sel otak seakan sibuk diskusi soal ZIS yang dari tahun ketahun begitu begitu aja jalannya, dan berdampak kepada kehidupan sosial yang jalan ditempat pula.
Dari dulu, selaluuuuu muncul berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan ZIS.

Kenapa ya masyarakat kita nggak sejahtera sejahtera...
Kenapa ya bangsa kita nggak maju maju....
Kenapa ya masih banyak yang nggak bisa sekolah.....
Kenapa ya masih banyak anak anak yang malah bekerja bukannya sekolah ....
Kenapa ya masih banyak yang jadi pengemis....
Kenapa ya masih banyak pengangguran....
Kenapa ya masih banyak yang tunawisma, berkeliaran dijalanan...
Kenapa ya masih banyak bangunan sekolah yang butut banget....
Kenapa ya masih banyak orang sakit nggak bisa berobat ......
Kenapa ya masih banyak yang nggak bisa dapet air bersih...
Kenapa ya masih banyak jalan yang renjul alias jelek banget...
Kenapa ya masih ada kampung yang terisolasi.....
Kenapa ya masih belum bisa punya alat transportasi bagus.....
Kenapa ya masih banyak anak sekolah meniti jembatan gantung reyot...
Kenapa ya masih banyak anak sekolah nggak pake sepatu ?....
Kanapa...Kenapa...Kenapa.......dan masih banyak kenapa lainnya

Ampuuuuuun Gustiiiiiii....
Koq banyak banget ya yang harus diurus ???
Biayanya darimana atuh ya.....

Makanya, kalau Ramadhan, itu soal biaya buat ngurus yang begitu banyak muncul.

Berapa banyak sih muslim muslimah di indonesia ?
Berapa banyak sih uang ZIS dari mereka ?
Kemana aja sih ZIS yang segitu banyaknya ?
Dipake apa aja sih ZIS yang terkumpul ?
Kenapa sih nggak bayar ZIS kesatu alamat aja ?
Kenapa sih pemerintah nggak gencar menyatukan ZIS ?

Apakah orang udah nggak percaya banget sama pemerintah untuk mengelola ZIS ?
Kenapa sih nggak ada tempat yang memudahkan orang bayar ZIS yang terkoordinir kesatu alamat saja ( kayak ATM gituuuuu....kan ada dimana mana, di stasiun, di Mal, dipasar, di terminal dll dll.)....
Kenapa sih harus bayar ZIS sendiri sendiri, langsung dan ditayangkan TV lagi ?

Setiap ramadhan, adegan tersebut selaluuuuuu aja terulang.....
Di TV...begitu banyak selebriti yang menggelar bagi bagi ZIS.....
Haruskah begitu ?

Kalau dihitung hitung sih, ZIS nya penduduk indonesia itu buanyaaaaaak buangeeeed deh....
Segambrengan..
Pasti itu mah.....
Coba, ada yang pinter mengira ngira hitungan ZIS penduduk indonesia nggak ???
Seandainya....ini mah seandainya.....ZIS itu dikelola dengan baik.....udah kemanaaaa kali kita ini ya.........

Mata nggak akan sepet lihat anak anak usia sekolah malah gawe....
Mata nggak disuguhin pandangan sekolah butut bin reyot.
Hati nggak akan luka lihat orang sakit nggak bisa berobat.
Perjalanan nggak terganggu jalan yang menyempit karena tiba tiba kepentok drum besar plus barisan orang berjajar bawa jaring penangkap ikan, ngumpulin sumbangan pembangunan masjid.....dll, dll, dll.....
Aaaaarrrrgghhh...

Kapan ya kita bisa dipersatukan dalam hal mengumpulkan ZIS....
Koq ya mau bersatu dalam kebaikan aja susah banget.......

Si mamah dan kawan kawan permah punya pengalaman mempersatukan berbagai kegiatan sosial yang ada di kawasan tempat si mamah tinggal dan bekerja, dulu.....
Susahnya rek.....
Sudah bertahun tahun begitu banyak kelompok, yang sebenernya sih kelompok sosial, artinya gawe tanpa gaji, bekerja sendiri sendiri dengan kegiatan yang berbeda walaupun sasaran masyarakatnya itu itu juga.
Ketika mulai dihimpunkan, artinya duduk bersama, bicara soal apa saja yang dilakukan, siapa saja sasarannya, dengan maksud tidak tumpang tindih dan supaya adil merata, jangan sampai ada seseorang diberi berbagai bantuan dari berbagai kelompok, dan ada orang lain yang seharusnya dibantu malah nggak dapet apa apa.....
Lha...mempersatuan program begitu aja susaaaaah banget.

Ada kelompok yang senengnya bagi bagi sembakoooooo aja terus, nggak pernah mau berubah dan mikir kearah lainnya....
Uang berapapun yang terkumpul dari warga ( biasanya puluhan juta )...habis dibelanjain beras, mie instant, gula, minyak dan.....dibagi bagi.
Mending kalau yang dibaginya itu mereka yang butuh banget, kelaparan....
Ini mah nggak tuh.
Yang datangnya juga malah pake motor, pake giwang, kalung, cincin dan gelang mas.....
Iiiiih koq mau ikutan dibagi ya........

Jelas...uang puluhan juta menjadi salah sasaran, salah penggunaannya bukan ???

Itu baru disatu ke RW an.......
Indonesia kan punya berapa puluh ribu RW sih ?????

Upaya untuk mempersatukan, membuat program bersama, mengumpulkan ZIS bersama, bikin skala prioritas penggunaan uang yang terkumpul....koq susaaaaaah banget.....
Tampaknya ada keinginan untuk tampil sih....
Ingin kelihatan bahwa ini lhooooo aku yang nyumbang...ini lhooooo aku yang gawein.....ini lhooo aku yang ngurus...
Banyak yang pengen menepuk dada, kesorot jasa baiknya kali ya............
Aaaaarrrggghhh.....
Kan rumusnya juga jelas...kalau tangan kanan memberi, jangan sampai tangan kiri tahu...
Begitu bukan ?

Jadi.....gimana nih kita selanjutnya dalam mengumpulkan dan menyalurkan ZIS......
Masa mau gini gini terus ???
Ntar mubadzir banget........
Sudah terbukti kan, ZIS yang ditaksir puluhan Triliun kayak menguap begitu saja, nggak terasa dampaknya.

Sok atuh barudak malikir dan berjuang mempersatukan ZIS......
Biar sekolah sekolah pada bagus, masjid masjid bagus tanpa harus nyari duit sendiri sendiri, infrastuktur bagus, lapangan kerja banyak, orang bisa berobat gratis....dll, dll...

Kita juga nggak buta buat melihat, sekolah sekolah dengan stempel agama selain islam kan kelihatannya buagus buagus....mereka kan dapet subsidi dari "ZIS" nya agama yang mereka anut bukan ?
Setahu si mamah, gaji penganut agama tertentu tuh, di luar negri sana, otomatis dipotong "ZIS" nya oleh bank dan dimasukkan ke rekening pengelolanya.
Praktis bukan? Dan nggak ada yang lolos potongan, kan nyaris semua gaji lewat transaksi Bank?
Kalau nggak salah, di Indonesia juga mulai kan ada potongan zakat secara otomatis yang dilakukan Bank Bank tertentu?

tentang pengumpulan ZIS ini, sebenernya kan udah mulai ada beberapa yang mencolok , mengumpulkan dan menyalurkan ZIS dalam berbagai bentuk kegiatan, ngasih tau no rekening ( kan sopir angkot nggak punya rekening....gimana cara mudahnya bayar ZIS ?) , juga gencar pasang iklan untuk informasi di TV dan media cetak......
Apa yang ini aja dibesarkan banget atau gimana ??
Atau fokus di Badan Amil ZIS ?

Ayo barudak malikir........
Sok pada ngasih pendapat atuh....
Langkah besar pasti dimulai dari yang kecil bukan ??
Masa mau begini begini terus menerus ????

Coba deh dirembukkan, pengumpulan dan pengelolaan ZIS ini harusnya bagaimana, yang terbaik dan penggunaannya tepat sasaran.
Kalau sendiri sendiri melulu kayak begini, potensi ZIS yang puluhan triliun koq kayak easy come easy go......nggak terlalu berpengaruh kepada peningkatan kesejahteraan umat. iya kan ?

Bagaimana ?

No comments: