Alhamdulillahirabbilalamin.
Si mamah bersyukuuuuur banget, jadi rakyat Indonesia.
Kenapa bersyukur?
Karena Allah sayaaaaaang banget sama rakyat Indonesia.
Buktinya?
Allah kan beberapa bulan terakhir ini mempertontonkan dengan jelas, perangai orang per orang, ahlak, adab, budi pekerti orang perorang.
Bukan orang dipinggiran, ini sih orang orang dipanggung sana, dunia yang lagi hiruk pikuk dalam syahwat kekuasaan.
IQRA.
Bacalah.
Jelas, gamblang, transparan, tanpa tedeng aling aling.
Kita, rakyat, dipertontonkan pertunjukan spektakuler bertajuk penelanjangan diri.
Alhamdulillah, kita, rakyat, koq kelihatannya mayoritas udah dewasa banget ya.
Setiap berita disikapi dengan penalaran akal, bukan emosi.
Setiap pembodohan, juga disikapi dengan akal, bukan dengan emosi.
Setiap kejadian, gertakan, ancaman, rayuan, juga disikapi dengan akal, bukan emosi.
Banyak pembelajaran yang si mamah dapat dalam hiruk pikuk dan hingar bingar pertunjukan yang mempertontonkan syahwat kekuasaan ini.
Setiap beredar berita, apalagi berita miring, berita gosip atau fitnah, adaaaa aja temen yang saling mengingatkan.
Bahwa Allah juga sudah dengan terang benderang memberi petunjuk, bagaimana caranya kalau ada berita buruk atau berita bohong.
Yang pertama, ya dikonfirmasi lagi, dilakukan cek dan ricek, bukannya bereaksi spontan, emosional dan konyol.
Kalau beritanya salah, kan udah keburu malu mengucapkan reaksi bukan?
Malah bereaksi lagi menutupi kekeliurannya dengan makin kacau.
Berikutnya, ya jangan sembarangan menyebarkan berita bohong, apalagi kalau belum jelas benar berita yang sesungguhnya.
Kemudian, balasan terhadap penyebar berita bohong....
Hhhiiiiiy, katanya adzab Allah dunia akhirat yang teramat pedih.
Astaghfirullahaladziim.
Makanya si mamah dari awal tadi sudah bersyukuuuur banget.
Setiap beredar berita miring, teman teman saling mengingatkan.
Dan menyebabkan kita buka buka lagi rujukan ajaran ajaran agama, dan kita makin mendekat kepada Allah, berdoa dan berdoa dengan sepenuh jiwa....
Gustiiiiiii tulungan rakyat Indonesia ya....
Hiruk pikuk yang kebelet syahwat kekuasaan, dengan gamblang mempertontonkan, siapa yang membuat berita bohong, siapa yang dengan sukacita menyebarkannya, siapa yang menjadi korban dan siapa yang menjadi figuran untuk turut memeriahkannya.
Tetapi, alhamdulillahirabbilalamin.....
Ternyata mayoritas rakyat sudah dewasa.
Mayoritas rakyat sudah bereaksi terhadap setiap berita dengan benar.
Mayoritas rakyat sudah dengan arif bijaksana menyikapi semua bentuk kemasan berita.
Bukankah kita seharusnya bangga menjadi rakyat Indonesia ?
Rakyat yang sudah dewasa?
Rakyat yang arif bijaksana?
Lantas....siapa yang masih emosional?
Siapa yang masih kekanak kanakan? Mutung? Pundungan?
Siapa yang masih egois kayak anak kecil? Main ancam dan gertak sambal?
Hehehehehehehe..
Koq kayaknya rakyat lebih pantas jadi raja ya.
Baik karena kedewasaannya, ataupun karena sikap arif bijaksananya, dan juga kematangan bersikapnya.
Mayoritas rakyat sudah dewasa, dan pantas jadi raja.
Sementara , dipanggung sana, melihat rakyat yang makin pinter, makin dewasa, makin arif bijaksana, koq malah tambah panik dan kalap ya, makin emosional gitu.
Adaaaaaa aja ulahnya, yang bikin rakyat malah makin mesam mesem.
Yang bikin rakyat malah prihatin, kuaciaaaaan deh kamu.
Bulan bulan terakhir ini, rakyat tetap bergiat berkhidmat kepada mahluk mahlukNya.
Ber bulan bulan terakhir ini, rakyat tetap mengisi setiap detik kehidupan dengan hal hal yang manfaat sesuai kemampuannya dan tugas tugasnya.
Sementara jauh disana, berbulan bulan terakhir, mereka cuma memikirkan saya, saya , saya dan saya.
Nawaetunya aja udah beda dengan rakyat, iya kan?
Rakyat sudah dewasa, bener banget.
Karena jejak rekam, rakyat sudah paham langkah langkah kuda setiap aktor.
Rakyat tokh bukan penderita alzheimer, pikun.
Bukankah dari dulu juga begitu?
Dimulai dengan berita bohong, lantas memutar balik kata, lantas berita yang makin "kejam", makin menyerang, makin dahsyat fitnahnya.
Setiap peluang, setiap kata, setiap gerak, diplintirrrr abisss, diputar balik, disuguhkan dengan bumbu yang ekspresif, menggebu, menggebrakkk.
Makin dekat hari H, makin panas, makin kalap, makin kejammmmmm, makin telanjang.......hehehehe.
Rakyat?
Mayoritas sudah dewasa tuh.
Paling mesem mesem dan berkomentar.....lagu lama tuh...hehehehehe.
Allah nggak pernah tidur.
Allah Maha Tahu apa yang tersirat dan tergerak sedikitpun dihati manusia.
Dan setiap siratan, baik atau buruk, pasti ada balasannya, bukan begitu?
Eh...ada yang terlewatkan nih, tentang contoh mutakhir bagaimana kedewasaan rakyat, bukan emosi dan kepanikan.
Ketika postingan ini diturunkan, kan lagi heboh soal DPT ya..
Buat rakyat, termasuk si mamah, ya jelas jelas DPT di kita mah akan kacau balau, dari dulu juga begitu koq.
Apa pasal?
Bukan rahasia lagi tokh, bahwa seseorang begitu mudahnya dapetin KTP.
Maka bukan rahasia juga, seseorang punya KTP double bahkan triple.
KTP ibukota atau kotabesar punyaaa....KTP kampung halaman punya juga.
Temen dan kenalan si mamah juga banyak tuh yang ogah melepas KTP ibukota atau kota besar, dengan alasan apapun.
Otomatis dan logis, ya akan double DPT nya atau bahkan lolos dua duanya nggak tercantum.
Kalaupun double...lha..kan ada tinta dijari yang baru hilang beberapa hari kemudian bukan?
Kalau yang nggak tercantum di DPT?
Ada tuh mahasiswa yang pulkam saat pileg, dan ternyata nggak ada di DPT kampungnya.
Dikira pak RT kan udah lama kuliah di kota besar, pasti DPT nya dikota tempat ia kuliah.
Lantas, di kota tempat ia kuliah juga kan dia nggak pernah daftar atau punya KTPnya...lha nggak akan masuk DPT atuh.
Makanya, DPT double atau nggak tercantum akan ada terus, kan rakyatnya juga sebagian belum dewasa, iya kan?
Apalagi rakyat yang pasif nggak daftar sejak pileg lalu....gimana pak RTnya bisa tahu dia pengen masuk DPT.
Jadi, menurut si mamah, kalau memang DPT double atau nggak ada di DPT karena ulah sendiri, ngapain dibela belain?
Setiap orang kan bukan hanya berhak, tapi juga wajib berkontribusi aktif positif terhadap penyelenggaraan negara menuju kegemilangan yang bermartabat, bukan begitu?
( Bravo buat si akang, yang sejak minggu lalu kontak ke kelurahan, ngurusin kepindahan nyontreng, karena harus dinas ke Khartoum)
Hal lain yang bikin lucu soal DPT, ialah adanya balita yang punya hak nyontreng.
Huahahahahahaha....
Buat si mamah sih jelas banget, nggak suudzon koq...
Ini mah karena petugas pendata DPT pengen cepet selesai aja dan nggak pake nalar.
Bukan rahasia, di desa desa kan ada daftar balita yang sudah dan harus dapat DPT....eeeh...koq datanya diambil gitu aja buat pileg dan pilpres.
Padahal, pak lurah punya data DPT balita itu kan data imunisasi, Difteri, Pertusis, Tetanus.
Huahuahuahuahuhahahahahahaha
Ditengah hiruk pikuknya ulah aktor dan figuran pilpres kali ini, sekali lagi, si mamah sih bersyukuuuuuur banget.
Alhamdulilahirabbil alamin, Insya Allah kita akan dapat pemimpin yang terbaik.
Pemimpin yang amanah, yang pekerja keras, yang profesional, yang brilian,yang bertanggungjawab, yang tulus ikhlas bekerja untuk rakyat, pemimpin yang takut kepada Allah, swt, amin
Kenapa si mamah yakin akan dapat pemimpin yang bagus?
Ya...karena rakyatnya sudah dewasa, sudah nggak emosional, sudah pake nalar, pake akal, dan terutama, rakyat sudah makin mendekat kepada Allah.
Kan kata om Kapiten Iwan juga ( hehe..om Iwan dari temennya juga katanya)..." The teacher will come when the pupil is ready"
Selamat menajamkan nurani, menajamkan akal, menjauhkan emosi dan egoisme.
Selamat nyontreng dengan baik dan benar.
Salam
7 comments:
Setuju mah, orang-orang Indonesia udah pada pinter, udah pada bisa memilah dengan kepala dingin mana yang bener mana yang ngga bener. Memang sih masih ada yang emosian, yang egois ... tapi namanya juga proses belajar ya mah, kan ngga semuanya langsung beres.
Meity ngga dapet kartu buat milih mah, ya salahnya Meity sih ... harusnya cepet-cepet diurus dari waktu pas pemilu buat wakil rakyat. Jadinya sekarang hanya bisa berdoa aja, semoga ALLAH SWT memberikan pemimpin yang bersih dan amanah buat kita semua. Amiiin.
Iya selamat nyontreng dengan baik dan benar, nyontrengnya jangan pakai hati nurani,,, pakai spidol ayng udah disediakan panitia ya heheh :P
itu yang gak terdaftar di dpt dasarnya orang males gak mau proaktif,,,, bisanya marah2 karena gak terdaftar, padahal sendirinya yang gak jelas tempat tinggalnya,,,
seharusnya kan pada ngecek, namanya masuk gak, kalau gak masuk ya buruan daftar, gak nunggu dimanja,, KPU kan bukan malaikat, yagn tau segala hal.
KEsalahan DPT pasti akan selalu ada, selama KPU nya bukan malaikat,,, makanya si rakyat juga jangan mitna dimanja terus :P
selamat memilih, siapapun calon yang mau dipilih, asal bukan Me,,, ehhhh gak boleh,, udah hari tenang :P
Nasib bangsa di tangan kita sendiri, mama Jangan ikutin kata para Kandidat itu ma :D
pilih yang pas dan sesuai dengan hati nurani kita ma :D
Mantaps.... btw, seputar DPT jadi kesungging, hehe... Tapi sekarang saya bener-bener udah tahu siapa yang harus dipilih.
Kan udah "dewasa" .... ^_^
Insya Allah Mamah Ani, rakyat Indonesia udah pada dewasa, udah mampu memilah dan memilih ya :-)
makanya berdoa...
Ya Allah tunujkkan yang hitam itu hitam
yang putih itu putih...
selamatkan kami
jauhkan dari orang-orang yang akan mencelakakan
ihhhh seyyyem...gicuh!!!!!
semangat nyontreng!!!!
Alhamdulillah, udah nyontreng.. Nih, kelingking saya masih ada noda tintanya..
Post a Comment