Alhamdulillahirabbilalamin.
Sekali lagi, kita bersyukuuuuur banget.
Bahwa pilpres sudah berlangsung dengan aman dan damai.
Sudah pada nyontreng kan?
Baguussssss.
Nyontreng apa?
Ya terserah masing masing deh.
Yang penting, kita sudah sukacita nyontreng.
Nggak ada ribut ribut, saling ancam , saling ledek atau olok olok.
Rakyat sudah dewasa, patut kita syukuri.
Semua bersukacita nyontreng.
Bahkan, kalau teman nyontreng yang berbedapun sesuai pilihannya, orang tetap berteman dan bergembira ria.
Benar benar rakyat sudah dewasaaaaaa banget.
Jadi, pilpres 2009 siapa yang menang?
Rakyat atuh....
Hebatnya, ini menurut survey, kali ini rakyat nyontreng mewakili dirinya sendiri.
Rakyat nyontreng atas nama dirinya sendiri, menurut kata hatinya sendiri.
Umumnya nggak berlaku lagi tuh paksa paksaan, atau anjur anjuran, atau diiming imingi duit.
Bahkan, rakyat nggak mau nurut tuh kalau disuruh atasannya atau pemuka golongannya sekalipun.
Hebat.
Rakyat ingin, walaupun cuma 5 tahun sekali, dialah rajanya.
Dialah yang berkuasa sekehendak hatinya.
Dialah yang punya kuasa penuh untuk nyontreng dengan tanggung jawab besar.
Rakyatlah rajanya.
Pilpres, dijadikan ajang aktualisasi diri.
Ajang pengakuan atas betapa berharganya dirinya, betapa besar nilai perannya untuk menentukan nasib bangsa dan negara.
Oleh sebab itu, rakyat bersuka cita, tanpa paksaan.
Bahkan muncul dengan pakaian terbaiknya, sebagai penghormatan kepada bangsa dan negaranya.
Luar biasa.
Naaah, melihat perkembangan rakyat yang menuju kedewasaan, sudah selayaknya semua yang mau tampil 5 tahun lagi harus berhati hati.
Cuma keledai yang akan terperosok di 2014 nanti.
Siapa yang nggak belajar, nggak IQRA tanda tanda yang ada di masyarakat, maka ialah yang paling arogan sekaligus dungu, bebal, dan akan terjerumus sendiri.
Hati hati.
Cuma dua kata, tapi dalam maknanya.
Bahkan, sejak saat ini pula, rakyat sudah mulai merekam jejak orang perorang.
Siapa yang legowo, siapa yang cerdas, siapa yang rendah hati, siapa yang arogan, siapa yang keukeuh peuteukeuh, akan mulai tercatat dengan tajam dibenak rakyat.
Oleh sebab itu, benar banget, semua yang "pengen" tampil kembali 5 tahun yang akan datang, harus mulai sekarang "menabung " nama baik.
Harus berupaya keras, merebut simpati rakyat mulai dari sekarang.
Mau bukti?
Ternyata, menurut exit poll, lebih dari 50 % rakyat sudah punya pilihan mantap sebelum kampanye pilpres yang baru lalu.
Kampanye ? Debat ? Nggak begitu ngaruh tuh.
Konon, yang terpengaruh debat cuma 16 persen saja.
Maka dari itu, sekali lagi, IQRA, bacalah "bahasa " masyarakat.
Jangan menganggap rakyat bodoh dan bisa dibodohi.
Rakyat pinter banget koq.
Siapapun, yang dimasa pasca nyontreng ini mencatat, mempelajari, menganalisa, dan melaporkan setiap ketidak beresan proses pilpres kepada saluran yang benar demi perbaikan 5 tahun kedepan, tentu akan dicatat rakyat.
Memang, seharusnya setiap keteledoran atau kesalahan diperbaiki.
Caranya, ya begitulah, melaporkan melalui saluran yang benar dengan cara yang baik berdasarkan bukti yang akurat.
Setelah itu, biarkanlah yang berwenang mengurusnya, bukan kita.
Tidak ada sesuatu yang sempurna.
Kekeliruan, kesalahan, kecurangan, pastilah ada.
Namanya juga manusia , tempatnya khilaf dan alpa.
Apalagi yang terperangkap syahwat duniawi.
Kekisruhan DPT, pemilih ganda, nyontreng dua kali, nggak terpanggil, diiming iming materi, dll, itu merupakan fakta.
Selama itu merupakan riak riak dan nggak signifikan, ya nggak akan berpengaruh terhadap suara rakyat banyak.
Nggak usahlah kita rame rame ikut berkomentar yang nggak perlu dan nggak jelas.
Tapi kalau buktinya kuat, ya, tetep aja kudu dicatat, dibenerin, dirapihin, diluruskan, sampaikan kepada yang berwenang ngurus hal itu.
Kalau nggak.......5 tahun kedepan, rakyat sudah makin pinter lho....
Tuntutan rakyat akan keterbukaan, kejujuran, kebenaran, akan semakin dahsyat.
Nanti, 5 tahun lagi, kan rakyat akan jadi raja lagi, yang kuat posisi tawarnya, yang berhak semau maunya menentukan pilihan berdasarkan catatan catatan kecilnya sendiri, bukan catatan orang lain.
Sudah saatnya ketiga kontestan duduk bersama dengan damai, saling bertukar catatan penemuan kekurangan, hanya, sekali lagi, hanya demi perbaikan berbangsa dan bernegara.
Terutama demi perbaikan proses pileg dan pilpres 5 tahun yang akan datang.
Kekurangan yang terjadi, disampaikan dengan cara yang baik dan benar, bukan untuk melecehkan suara rakyat, bukan untuk arogansi, atau bukan untuk alasan yang meng ada ada.
Tetapi, sekali lagi, sebagai kontrol positif terhadap penyelenggaraan sebuah proses demokrasi.
Kalau alasan alasan pengajuan catatan catatan disampaikan dengan baik dan benar, dengan tujuan untuk meningkatkan harkat martabat rakyat, rakyat juga akan merasa koq, dan akan tercatat baik baik.
Selamat ber IQRA, membaca, tanda tanda yang berkembang di masyarakat yang sudah dewasa.
Selamat mulai berhati hati, menabung catatan catatan baik dihati rakyat, di memori rakyat, agar 2014 kita bisa lebih dewasa lagi dan meraih kegemilangan yang penuh martabat.
Salam.
4 comments:
Duh, bener mah ... hati-hati sama rakyat Indonesia sekarang. Uuuh ... kata siapa rakyat Indonesia bodoh, salah itu. Rakyat Indonesia mah udah pada pinter.
Soal yang bagi-bagi uang/serangan fajar ... ada seorang temen bilang gini,"kalau ada partai/tim sukses yang bagi-bagi duit, ambil aja duitnya tapi jangan pilih partai/kandidat dari mereka karena itu berarti udah ngga bener kedepannya ..."
Dari situ aja, udah mulai kebaca kalau rakyat Indonesia teh udah pinter, udah ngga gampang diiming2in dengan apapun kalau urusannya dengan hati dan kebenaran.
buat meity : jempollllll
speechless.... terkagum-kagum ngebaca tulisan ini.
semoga..mah...semoga harapan rakyat Indonesia yg di gantungkan pada pemimpin2 terpilih tercapai..semoga pemimpin terpilih di Pilpres ini mendengar suara hati rakyat..semoga Indonesia berjaya.....
Post a Comment