Koq kayaknya postingan kali ini berjudul sarkasme banget ya.
Lha iyalah....soalnya si mamah lagi gregetan banget sama yang namanya " PELACUR ".
Kalau seseorang melacurkan dirinya dalam arti kata sebenarnya yang biasa kita kenal, ialah menjajakan sex untuk menyambung kehidupan, makan minum anak anaknya, kayaknya....gimanaaaa gitu ya.
Walaupun agama apapun mengharamkan, tapi koq ya masih ada rasa kasihan kita kepada yang bersangkutan, bukan begitu?
Mungkin, si ibu itu sebetulnya nggak mau banget menjajakan sex, tapi bener bener sudah kepentok, melihat anak anaknya kelaparan, maka turunlah ia kejalan dengan hati yang pilu.
Bagaikan tersirat dalam lirik lagunya Titiek Puspa, Kupu kupu malam...,Oooo apa yang terjadi terjadilah....yang ia tahu hanyalah menyambung nyawa......
Nah...kalau yang bikin si mamah super gregetan, ialah "PELACUR", model lainnya.
Saat ini, banyak banget yang melacurkan diri, hanya untuk kesenangan duniawi, harta, tahta, kekuasaan, dan sederet kemegahan duniawi lainnya.
Iya kan ?
Coba deh tengok, menjelang Pilpres ini, banyak yang merapat ke kubu tertentu, dengan tujuan utama alias motivasinya memperoleh "kenyamanan duniawi".
Bukankah itu Pelacur juga ???
Bahkan lebih nyebelin banget daripada pelacur yang ingin menyambung nyawa anaknya.
Bahkan lebih merugikan banyak orang daripada pelacur yang sebenarnya.
Kalau pelacur yang sebenarnya, paling terkena infeksi penyakit kelamin mereka mereka doang yang terlibat.
Ini?
Pelacur model yang sekarang marak, malah merusak tatanan masyarakat, menghancurkan sendi sendi kebenaran, mengikis jiwa idealis profesionalis. meruntuhkan martabat dan perlahan menyedot energi banyak orang.
Pokoknya, parasit banget deh.
Merusak semua bangunan yang dengan susah payah ditegakkan oleh banyak tetua.
Tokh sudah sejak lama, banyak para pinisepuh memberi keteladanan kepada generasi berikutnya, bagaimana bertanggung jawab dengan baik dan benar, bagaimana menjaga harkat martabat diri sendiri dan keseluruhan bangsa.
Kini, banyak yang mengabaikan hati nurani, yang menanggalkan idealisme, hanya untuk kepentingan kehidupan sesaat didunia.
Bukankah itu Pelacur juga?
Banyak yang karena iming iming duit, harta, materi, "kebesaran dunia", menjadi supporter atau perpanjangan tangan kandidat kandidat tertentu.
Bukankah itu Pelacur juga ?
Banyak yang meninggalkan profesionalisme, meninggalkan kepentingan umat yang banyak, hanya untuk memperoleh segepok sogokan untuk memuja muji kandidat tertentu, atau untuk membela kandidat tertentu dalam berbagai macam ragam kesempatan termasuk ajang diskusi terbuka.
Saat ini, dengan gamblang kita melihat, banyak narasumber yang asal bunyi atau bahkan moderator yang berpihak.
Bukankah itu Pelacur juga?
Banyak yang bisa dibeli dengan uang untuk merapat, mempromosikan, menjadi juru bicara, menjadi corong, bahkan untuk nyontreng.
Bukankah itu pelacur juga ?
Kita bisa dengan mudah melihat para Pelacur saat ini, hanya dengan motivasinya, bukan ?
Motivasi, ialah segala hal yang membuat seseorang bergerak kearah tertentu.
Motivasi yang baik, adalah yang amat sangat bermanfaat buat sebanyak banyak umat, yang memberi nilai tambah bagi sebanyak banyak mahlukNya,bukan yang bermanfaat hanya bagi diri sendiri atau kelompok tertentu.
Episode kehidupan kita saat ini, memang dipertontonkan segala gerak langkah dan ucapan orang perorang dengan motivasi pribadi, hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya, bukan untuk kepentingan mayoritas rakyat .
Nah........kita memang harus cermat menyimak, menganalisa dengan sepenuh hati, melibatkan hati nurani yang bening, agar nggak salah langkah ikut ikutan menjadi Pelacur atau memilih para Pelacur.
Masa cuma dikasih selembar kerudung, sekantung sembako,semangkuk baso, atau selembar duit, kita rela menggadaikan harkat martabat seluruh bangsa, mempertaruhkan nasib bangsa dan negara dan menyerahkan segala kesewenangan kepada para Pelacur berikut mucikarinya?
Kita, anda semua dan si mamah, adalah pengambil keputusan, untuk kegemilangan bangsa dan negara kita, untuk menjadikan bangsa kita bermartabat dan mencapai kesejahteraan dalam keadilan.
Selamat mengamati sepak terjang para pelacur berikut mucikarinya diseputar hiruk pikuknya politik menjelang Pilpres Juli 2009.
Semoga kita semua diberi kebeningan hati, untuk bisa nyontreng dengan baik dan benar
salam
3 comments:
Waduh baca tulisan mamah tambah sebel deh ama pelacur yang model begitu. Semoga kita dapat memilih pemimpin yang sesuai hati nurani kita ya mah.Btw, pusing banget nih sekarang ngeliat mereka pada perang saling serang dan ngejek-jelekin satu sama lain.
Mamah Ani,
hebring lah!
Nanti tulisannya saya 'pinjam' ubat dibagikan ke teman-teman di milis-milis lain, ya!
Bongan Si Mamah teh meiuni ngok-ngok. Berani teriak-teriak cuma di rumahnya sendiri, berani nulis cuma di blognya sendiri!
Ayo dong "turun gunung"! Ikut mencerahkan dan mencerdaskan Bangsa di politik dan kenegaraan juga!
He he he...
Salam kompak,
Iwan
mah....rasanya sedih melihat mereka yg sudah tak perduli akan lingkungan, merusak semuanya melacurkan diri dan pikirannya hanya untuk "menaikkan" harkatnya "didunia" ini.....
Trus...gimana jadinya negri ini klo pimpinannya saja sudah tidak punya moral, gimana generasi yg akan datang....ngeriiiii mah ngeri
Post a Comment