Sebetulnya ini postingan lama yang didaur ulang, karena ada kaitannya dengan keinginan berubah. Kalau pengen mabrur , mau haji atau nggak, kan sepanjang hidup harus berubah baik, iya nggak ?
LLC, Listen, Learn, Change
Apaan tuh......?
Pernah suatu ketika baca tulisan tentang Listen, Learn, Change......wuuuuiiiih, bagus banged ya..... !
Pokoknya, kalau kita bertindak, melangkah, mengambil keputusan dll dll berdasarkan pada listen dan learn, pasti yang kita putuskan itu akan bagus, hebat dan bermakna bukan ?
Allah saja memberi kita 2 telinga dan 1 mulut, artinya kita harus 2 kali lebih banyak mendengar dari pada berbicara kali ya.......
Nggak seperti sekarang, orang pada berebuuuuuut bicara....orang pada berebuuuuut adu teriak, pokoknya bicara, bicara, teriak, adu mulut, gogorowokan teu puguh lah........pusing dengerinnya juga........
Kayaknya, sekarang kalau orang dikasih kesempatan bicara, hayooooooooh aja ngomong segala diumbar, diomongin, dikeluarkan seluruh isi perutnya (....heuheuheu...pantesan isi bicaranya jadi bau....maap, maap..)
Terkadang, melihat orang teriak teriak bicara, atau adu mulut, adu argumen, seolah olah mereka bener sendiri dan pinter sendiri, atau melihat orang capetang dan ngocoblaksendiri ( apa bahasa indonesianya ngocoblak ya ) aku sih suka jadi inget ( maaf) gogog tetangga yang suka adu kaing kaing sama sesama gogog lainnya.
Mereka itu tahu nggak sih, bahwa lidah itu bisa lebih tajam dari pedang, bisa melukai hati dan perasaan, bisa bikin orang mual dan sakit perut, bisa bikin orang pusing dan gatel gatel.......
Kayaknya yang suka seneng bicara itu nggak ngngngeuh tuh, kalau kita yang dengerin udah nnnnnneg banget......yang penting mah output nyata atuh, bukan bau mulut doang......
Mereka itu tahu nggak sih, bahwa dari setiap kata yang kita ucapkan, setiap lisan yang dikeluarkan mulut kita, ada pertanggungjawabannya kelak ?
Listen, Learn, Change......bagus bukan ?
Banyak banyaklah mendengar dan kemudian pelajari dengan benar sebelum mengambil langkah.
Celakanya, kalau boleh dibilang celaka, banyak juga orang yang "mendengar", tapi salah memilih narasumber apa yang didengarnya,. bukan rahasia lagi, jaman kiwari banyak banged juru bisik, juru lapor, juru hasut dll dll yang bisa membuat kita salah mengambil sikap, namanya juga manusia punya perasaan dan punya bioritmik emosi jiwa, bisa ikut terhasut juga tuh sewaktu waktu ( atau bahkan sepanjang waktu ??? hahaha...).
Gimana sih denger yang baik itu ?
Kayaknya, disinilah peran ketajaman nurani, ketajaman kalbu, kebersihan dan kebeningan kalbu banyak berperan.
Boleh saja orang juga pake istilah aura, indra keenam, ketajaman nurani, atau apalah.....
Tapi bener lho, kita juga bisa menyaring apapun baik sumber pendengaran atau lainnya, kalau kita belajar membersihkan kalbu kita, nggak semua apa yang kita dengar akan kita percaya begitu saja, kontrol terbesar, penyaring terkuat adalah ketajaman nurani atau kebersihan hati kita bukan ?
Nggak semua apa yang dibisikkan akan kita percayai bukan ?
Kalau begitu, intinya sih bukan diawali dengan mendengarkan bukan ?
Kata sepuh juga, kalau mau bagus segalanya sih, intinya di kebeningan hati ( sing beresih hate....begitu kata orang tuaku juga , dulu, semoga Allah memuliakan ibu bapakku disana )
Jadi ????
Ya baguslah listen, learn, change....
Tapi awali dululah dengan upaya upaya membersihkan hati, agar apa yang kita dengar itu benar, agar kita juga mempelajari dan mengamatinya juga benar, dan agar apapun langkah kita selanjutnya Insya Allah juga benar....
Jadi inget ....
Jagalah hati, jangan kau kotori, jagalah hati cahaya hidup ini.
Semoga kita semua diberi kemampuan untuk rajin rajin membersihkan hati, agar menjadi bening dan kita bisa menjalankan listen, learn, change dengan baik dan benar.
Salam.
No comments:
Post a Comment