Kalau dicari dikamus Poerwadarminta atau di Encarta Dictionary, dijamin nggak akan menemukan istilah keren ini deh, Mubat Mabit.
Kayaknya istilah itu cuma hak paten group BALDA....tepatnya hak ciptanya pak Boyke kali ya ( temen temen, iya nggak sih ?? ).
Si mamah pun untuk pertama kalinya baru mendengarnya ketika berhaji.
Mubat mabit merupakan tawaran yang menarik buat yang pengen berpetualang menembus dinginnya malam kota Mina .
Artinya, harus mabit di Mina, bermalam, tetapi kalau syaratnya sudah terpenuhi, ialah melewati tengah malam, diniharinya mau jalan kaki menembus terowongan, menerjang hawa dingin menggigit, berdesak desakan dengan ribuan lainnya yang juga melakukan hal yang sama.
Trus besoknya kembali ke Mina berjalan kaki dibawah terik matahari , kembali ke tenda, trus melempar Jumrah, balik lagi ke tenda dan...lewat tengah malam balik lagi menembus terowongan....
Begituuuu terus diulang selama 2 hari.
Mubat mabit, buat mereka yang gemar berjalan kaki, gemar sedikit berpetualang, menembus gelapnya malam, ditemani rembulan yang nyaris purnama, asyik asyik banget pisan.
Pokoknya, mubat mabit ini, kalau boleh mengusulkan sih, harus dipertahankan deh, sepanjang...naaah, ini ..sepanjang apartemen tempat singgahnya nggak jauh jauh amat.
Kan group lain sih tinggal juga di apartemen di Aziziyah, tapi jauuuuh dari Mina...jauuuuh dari mulut terowongan, Mubat Mabitnya jadi agak sulit kan ?
Groupnya si mamah kemarin, BALDA, alhamdulillah apartemennya kan pas dimulut terowongan King Abdul Khalid, dibawah istana raja.
Jadi cocok pisan buat program mubat mabit,karena jarak tempuh berjalan kakinya nggak jauh jauh amat.
Beberapa teman, memilih kegiatan berjalan menembus pekatnya malam .
Ada pak Budi, pak Hammam, pak Lilik dan Ibu, pak Is dan bu Etty Muda, bu Monda dan pak Siddharta, Grace dan Rizal, Rina dan Rizaldi, bu Yanti dan pak Kos, Pak Saiful, pak Mayor dan bu Yulka...........
Duuuh, siapa lagi sih, koq rada rada lupa nih.....yang jelas pak Boyke dan Nasri pasti ikutan......
Pokoknya asyik deh abring abringan, berjalan kaki menembus kegelapan malam ( jadi inget jaman SMA 3 Bandung...si mamah dan si akang kan anggota Kojarsena, Kompi Pelajar Serba Guna...suka jalaaan, jalaaan, jalaaan, menembus hutan dan mendaki perbukitan ).
Sebetulnya, buat type si mamah dan si akang, ketika jalanan macet antara Arafah -Muzdalifah_Makkah juga ....udah pengen turuuuun aja dari bis, pengennya jalan, jalan dan jalan ( hehehe...berjalan itu kan lebih sehat daripada duduk ? iya nggak ??).
Tapi nggak ada sih program jalan kaki menembus Makkah, mungkin karena mau Thawaf Ifadah, muterin Kabah 7 kali pleus Sai, bulak balik Shafa Marwah 7 balikan, takut pada cape kali ya....
Jadi ya, harus diam aja didalam bis.
Ini kaki udah gatel banget pengen turun dan berjalan kaki seperti Jamaah Haji lainnya yang nggak terorganisir, pada jalan kaki bawa buntelan keq, bawa kereta bayi keq, bahkan menjinjing kopor segala macam, kayaknya asyik pada ngagidig berjalan kaki.
Naaaah, jadi begitu ada peluang Mubat mabit...ya disambut dengan gembira banget dong, asyik, jalan kaki euyyy......
Mubat mabit, menyisakan kenangan yang nggak mungkin deh dilupakan bagi yang mengikutinya.
Kenapa ?
Abis kita sempet terjebak dipusaran orang yang bagaikan air bah, ujug ujug muncul dari berbagai penjuru mata angin.
Sebelum ke Arafah, kita sempet merasakan menginap dalam tenda Mina, merasakan betapa dinginnya malam Mina dan debunya yang bener bener terasa ke hidung.
Udah gitu, kavling perorangan ditendanya kan mpet mpetan banget....
Untung group sebelah masih blum datang, jadinya banyak yang memanfaatkan peluang pindah kavling ke yang lebih leluasa, luaaaas banget.......
Naaah, malam itu, saking mpet mpetannya, itu bu Monda dan bu Etty Muda nggak nyaman dengan kavlingnya karena rada rada tergusur yang udah tidur nyenyak.
Ketika si mamah terbangun malam menjelang dinihari karena kasurnya diadul adul Rita yang kehilangan kartu ID nya, itu bu Monda dan bu Etty Muda lagi duduk terkantuk kantuk dikursi pas depan kamar mandi ( hallo bu Monda dan bu Etty...masih inget kan ? ), jadinya kita tidur bergantian, iya kan ?
Naaaah, ketika ada peluang mubat mabit....ya mendingan jalan kaki dulu aja deh, kan setelah berjalan kaki bisa ada peluang untuk tidur lebih baik, mandi, makan makan, nyuci baju, mengumpulkan tenaga, biar staminanya bagus untuk melempar Jumrah.
Lagipula kan tendanya jadi agak agak lapang kavling perorangannya buat yang lainnya......
Jadilah kita berpetualang menembus gelapnya malam menuju apartemen kembali.
Setelah lempar Jumrah Aqabah dihari pertama pelemparan, rombongan terbagi dua, yang mau balik ke tenda ya belok kanan, yang mau mubat mabit ya belok kiri......
Dan karena belum lewat tengah malam, ya kita nyari nyari tempat buat menunggu waktu.
Tujuan pertama, masjid dekat emergency hospital......
Dijalanannya saja, apalagi di pelataran masjid dan juga didalam masjid....wuuuiiih, penuuuuuh sama orang orang yang tiduran......
Aparat terus menerus mengusirin mereka yang tiduran dijalanan.
Tapi diusir disini...pindah kesana, aparat pergi...ya pada tiduran lagi..
Begituuuuu terus, main kucing kucingan.
Naaaah, kita kita diantar para bapak, dianjurkan masuk masjid, menunggu sampai lewat tengah malam......
Duuuuh, gimana nyari tempatnya ya...nggak ada tempat buat duduk , udah penuuuuh banget sama lautan yang berpakaian hitam hitam......
Bu Lilik dapet tempat seemprit...
Bu Etty dan Rina cs duduk ditangga pura pura baca baca doa biar nggak disuruh pindah tempat....
Nggak berapa lama, para bapak sms, nyuruh keluar masjid, mencari tempat lainnya.....
Naaaaah, baru deh kita tahu, ada jalanan yang begitu kotor penuh sampah tapi juga penuh orang yang tiduran...
Duuuuuh, dimana ini teh ya...katanya mau beribadah tapi koq nyampah ??....
Akhirnya kita menunggu di trotoir jalanan, duduk duduk, jajan kue semacam martabak, ngobrol ngobrol, ketawa ketiwi sampai lewat tengah malam.
Ketika dikomando maju jalan menuju terowongan, tadinya sih asyik asyik aja.....
Tapi, tiba tiba...lho koq kita ujug ujug udah ada ditengah pusaran orang dari berbagai penjuru....
Rupanya, jam yang sama, ribuan orang bergerak.....
Yang dari luar terowongan, dari Aziziyah, berusaha masuk, yang di Mina mau keluar...
Belum lagi mobil dlsb...
Naaah lho....para aparatnya aja kelihatan panik, nggak mengira kali ya......
Kita kita berusaha berlindung dibalik truk tentara, aman, nggak terdesak nggak terhimpit....
Beberapa teman terbawa pusaran orang...bu Monda..bu Lilik...sempet "hilang" dari pandangan, tapi alhamdulillah bisa kembali berkumpul dibalik truk.
Nggak berapa lama, pusaran orang mereda, kita berupaya menuju terowongan satunya....eeeh, baru aja depan posko pemadam kebakaran, terjadi lagi desakan arus manusia, entah dari mana......
Ya kita kita berupaya kembali menyelamatkan diri, ikut duduk duduk dipelataran pos pemadam kebakaran.
Menunggu, menunggu, menunggu...
Akhirnya desak desakan manusia mereda, kita berlarian menuju terowongan.
Sepanjang terowongan yang ternyata lengang, kami berjalan cepat cepat banget, nyaris berlari.......menuju mulut terowongan diujung sana , tempat apartemen....
Alhamdulillah, kami bisa lega nyampe apartemen, bisa mandi, bisa tidur nyenyak, bisa nyuci, setrika, jajan dipagi hari beli pizza, nuggets, salad, nasi mandi dll dll....istirahat lagi ...dan sore harinya berjalan kembali menuju Mina biar sebelum Maghrib bisa tiba kembali di tenda.
Hari hari selanjutnya, karena pengalaman, kami baru meninggalkan tenda sekitar jam 1 dinihari, ternyata benar......
Nggak ada tuh arus desak desakan atau himpit himpitan dimulut terowongan seperti hari sebelumnya.
Jadi....kalau anda anda mau mubat mabit....
Sebaiknya ya meninggalkan tenda jam 1 dinihari.....
Insya Allah nggak barengan dengan ribuan lainnya, nggak ada desak desakan, anteng aja jalan dibawah sinar bulan yang nyaris purnama....
Duuuh, kalau inget...kangen juga berjalan dinihari di Tanah Suci dibawah sinar bulan yang nyaris purnama euy....
Jadi........ayo atuh berhaji ya.....
Asyik lho....
4 comments:
wah, seru pisan Mah ceritanyah euy. sekalian sekarang saya jadi tahu artinya "mubat-mabit"!
*ketawa gugulingan* aya2 wae....
ibu... wah.. jadi inget waktu mobat mabit.... saya sempet marahin orang loh.. oh iya, itu megafon gak jadi dibalikin ya sama polisi mina?
hehehe...
bapak gimana, ibu dokter?
Post a Comment