Wednesday, September 05, 2007

PAILIT

Duuuuuuhh....gimana ya menggambarkan perasaan ini....
Super nano nano banget deh pokoknya..

Kemarin, ada yang lihat nggak ?
Hakim di Pengadilan ( pengadilan mana ya, jakarta pusat ?) membacakan keputusan telak : PT DI dinyatakan PAILIT......
I.ihiks, ihiks,

Apa konsekueansinya ?
Itu asset perusahaan harus dijualin kali ya, dan dibayarkan untuk pesangon para karyawan yang dirumahkan...

Duuuuh..., koq gini gini amat ya........
Pantesan negara kita itu ketinggalan melulu, jadi bangsa konsumen bukan produsen......
Nggak bisa mulasara "kekayaan" bangsa siiih, baik berupa SDM jempolan ( jadi aja pada kabur keluar negeri), sumber alam yang berlimpah, maupun program program berteknologi tinggi yang efeknya baru dirasakan nanti, entah anak kita atau cucu kita yang akan menikmatinya ( kebanyakan sih pengennya segala instant..pok pek sok...nggak mau berproses ya )....
Makanya, perasaan si mamah sih jadinya nano nano banget.

Masih teringat, terbangnya pesawat pertama buatan anak anak bangsa yang membanggakan, sehingga hari itu ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi.
Ketika pesawat mengangkasa, melintas diudara, disaksikan jutaan pemirsa......
Duuuuuh, bangganya bukan main.

Setelah berkutat bertahun tahun, setelah segenap pikiran, kepinteran, kemampuan, waktu, tenaga, bergotong royong dihimpun....maka terbanglah sebuah pesawat buatan anak anak bangsa Indonesia sendiri...

Duuuh, beneran deh.
Coba diingat ingat perasaan kita saat itu, bangganya nggak bisa dilukiskan.
Serasa martabat bangsa juga ikut melesat , naik ke angkasa raya.

Indonesia patut bangga dan bisa diperhitungkan dunia.
Kelak, akan bisa mencukupi kebutuhan sendiri bahkan akan bisa ekspor pesawat kecil dan menengah , yang membanggakan, yang meninggikan derajat bangsa, sehingga kita akan dikenal bukan hanya sebagai bangsa pengekspor TKW yang nggak berkualitas saja...
Tapi....ini lhoooo..kita juga bisa ekspor pesawat yang jelas jelas menggambarkan kemampuan kita menguasai teknologi tinggi.

Tapiiiiii, kemarin......
Ihiks, ihiks...
Sediiiiiih banget.
Itu PT DI kebanggaan jutaan rakyat, dipailitkan.
Apa yang lain nggak merasa bangga gitu kita punya industri pesawat terbang ?

Apa seneng gitu kebanggaan kita diluluh lantakkan ?
Apa merasa cuek bebek aja gitu asset yang luar biasa itu dihancur leburkan ?
Dipailitkan kan sama aja artinya dengan dimusnahkan......

Astaghfirullahaladziim.
Mudah mudahan Allah senantiasa mengampuni dan menyayangi kita semua.

Melihat reaksi eks karyawan PT DI yang bersorak sorai ketika keputusan dibacakan.....ya si mamah sih nano nano banget deh.....

Mereka kan umumnya berjuang untuk kepentingannya sendiri dan nggak melihat jauuuuh kedepan.
Ya dimaafkan atuh yang begitu mah.
Kasihan mereka dirumahkan tanpa kejelasan pesangon.
Kasihan mereka yang sudah berjuang bertahun tahun mempertanyakan haknya.
Ada yang berurai airmata ( ini pasti deh karyawan yang dulunya berbakti total, kerja keras mencari nafkah ).
Ada pula yang menyeringai, mengacungkan tinju .... waaaah...jangan jangan ini termasuk pekerja yang dulu sering buang buang waktu....kan bukan rahasia lagi, dulu jaman pegawainya berlimpahan, kelebihan pegawai, banyak pegawai yang datang siang, kemudian berkongkow kongkow mondar mandir antara gedung satu dan gedung lainnya dan makan makan di kantin menunggu waktu pulang.....
Hehehehe, iya ada kan ???).....

Koq nggak ada yang mudeng untuk bayarin pesangon mereka sih ?
Coba kalau ada kebijakan yang cepet, mereka dibayarkan pesangon.
Bantuin dulu keq, sama siapa aja tuh....
Pasti perusahaan kebanggaan jutaan rakyat tersebut nggak akan dipailitkan, dijual semua assetnya hingga kandas semua impian dan menukik pula martabat dan harga diri kita yang pernah ikut terbang ke angkasa bersama terbangnya pesawat pertama dulu....

Duuuuuh, koq gini gini amat ya.....

Andaikan...ya, andaikan saja si mamah punya duit buat bayar pesangon mereka, udah disuruh ngantay alias antri tuh.....
Buat apa duit dikeukeuweuk nggak ada manfaatnya, mati juga cuma butuh lahan 2 kali 1 dan telanjang bulat koq....iya nggak ?

Sedangkan mereka yang berurai airmata, nggak akan mempailitkan PT DI koq kalau pesangonnya dibayar mah....
Sok atuh bayar sama siapa ?
Masa katanya punya duit triliunan, koq di keukeupan melulu?
Koq nggak dipake buat yang manfaat ?
Ntar keburu mati lho....nyeselll....
Lagi pula duit triliunan duit dari mana sih ?
Duit siapa sih ?
Gimana caranya bisa sampai dapet triliunan?
Padahal buat pesangon yang akan menyelamatkan masa depan anak cucu kan nggak butuh sebanyak itu ?

Jangan jangan, malah dalam duit segambreng itu memang banyak hak rakyat umumnya yang terampas....
Euleuh....iiiiyyy, ceyyyem nanti dialam sananya ya.....

Astaghfirullahaladziim.

Memedihkan memang, perusahaan yang dibangun dengan susah payah.
Seiring dengan perkembangannya, berkembang pula rasa kebanggaan berbangsa bernegara kita.
Seiring dengan dihasilkannya produk berbagai jenis pesawat, terangkat pula martabat kita dimata dunia....

Ini, tiba tiba dipailitkan ?
Beginikah caranya kita menyikapi kebanggaan kita ?
Beginikah caranya pemerintah menihilkan impian jutaan anak anak yang dulu begitu bersemangat bergairah, bangga dengan tokoh intelektual dan bangga akan kemampuan mensejajarkan diri dengan bangsa lain yang sudah mampu memproduksi pesawat terbang ?
Beginikah ?

Duuuuh....apa nggak ada yang bisa mengambil kebijakan yang bagus ya.....
Kata orang sunda sih, harus herang caina, beunang laukna........
Kkaryawan tidak dizalimi, perusahaan pelan pelan bangkit kembali, disupport membangun citra yang membanggakan seluruh rakyat Indonesia...

Barudak........
Ada yang punya solusi jitu ?

Duuuuuh....koq ya terasa kita ini makin dipreteli rasa bangga berbangsa bernegara, rasa bangga sebagai bangsa yang bermartabat, rasa sareundeuk saigel sabobot sapihanean, rasa sabilulungan demi kemajuan seluruh bangsa......

Astaghfirullahaladziim...
Ya Rabb, jangan timpakan adzabMu dunia akhirat kepada kami yang sombong, pongah dan selalu salah langkah..
Ampuni kami ya Rabb dan tunjukkan kami jalan yang Engkau ridhai, yang menuju kemuliaan dunia akhirat,amin

5 comments:

Retno Prihadana said...

Iya betul mamah, makanya eks Karyawannya banyak yg mengais rezeki ke Negara Lain.

Anonymous said...

Heran yah udah bertahun2 kasus PT DI belom selesai juga :( , suka sedih tuh dengernya.

Anisa said...

ikutan sedih mah, PT DI yang dulu berjaya, kini mengalami nasib yang memprihatinkan. Mudah2an masih ada harapan tuk bangkit lagi.

Budhiana said...

Mah, mending kalau karyawan eks PTDI dapat kerjaan di luar negeri mah. Tapi, sedihnya Mah, di Bandung ada pakar helikopter PT DI yang terpaksa jadi kaki lima, jualan baju. Sedih pan?
Jumlahnya nggak cuma satu, tapi banyak jenius2 lain yang jd kaki lima. Ih meni karunya.

Anonymous said...

Nmabihan Yeuh Mah...eta nembe maca berita diYahoo, Indonesia deal sama sebanyak 1 Bilion, meser alat pertahanan,termasuk helicopter,,,,Tahhh naha teu ngadamel wae di PT DI , kan terkenal pisan sama Helinya.....hemmm just don't understand ;-(