Tuesday, July 24, 2007

IRONIS DAN TRAGIS

Seorang teman, spesialis penyakit anak, aktifis banget yang selalu concern sama urusan anak dan generasi muda, yang baterenya kayaknya nggak pernah ada habis habisnya kalau ngurusin masalah anak dan pemuda, DR.Dr.Tb.Rahmat Santika SpAk ( punten, nggak apa apa ya kang Memet disebut gamblang namanya ), bahkan disertasi doktornya juga tentang perlindungan anak anak, mengirimkan dua SMS, begini :

"Gariskan waktumu hari ini meskipun hanya sedetik.
Kecup kening dan belai kepalanya lalu bisikan kata indah dan semangat, agar ia mendapat inspirasi hidup untuk membangun hidup dan kehidupannya kelak; SELAMAT HARI ANAK!!!"

"Hari ini Hari Anak Nasional, tapi tragisnya kemarin saat peringatan hari anak di Dunia Fantasi saya otopsi 2 kasus anak dibunuh. Umur 2 tahun dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan umur 11 tahun dengan eks korban sodomi. Ironis kan ?"

Astaghfirullahaladziim....SMS yang kedua, pasti dia forward SMS dari temennya yang ahli forensik.

Duuuuuhhhh....bener bener ironis dan tragis bukan ?
Ini jaman edan banget deh.
Berturut turut kita mendapat informasi dari berbagai media, anak di mutilasi setelah disodomi.
Sebulan terakhir ini ada berapa anak mendapat nasib tragis begitu bukan ?

Duuuuuh...nggak kebayang deh perasaan itu anak anak sebelum ajal datang menjemput....
Salah siapakah ?

Yang jelas, kita semua pasti ikut andil dalam situasi masyarakat seperti apapun. Kita pasti ikut berperan serta menciptakan kondisi masyarakat yang bagaimanapun juga.

Artinya apa ?
Kita harus sejenak introspeksi ketika kita mendengar kabar yang begitu nggak enak, begitu menyesakkan dada, begitu mengenaskan.....

Apa sih peran kita selama ini untuk menyelamatkan anak anak?
Apa sih kontribusi aktif kita selama ini untuk mewariskan dunia yang indah kepada anak anak ?
Baik anak sendiri ataupun anak anak lainnya ? ( baca postinganku tentang NIMBY : Not In My Back Yard )

Duuuuh, anak anak, hampura si mamah ya.
Koq kayaknya belum maksimal banget turut "menyelamatkan" dunia anak anak teh nya.....

Coba, bayangin, wajah wajah lugu tak berdaya.
Coba tatap dalam dalam jauh kedalam bola matanya, baik anak kita sendiri, mupun anak anak di jalanan....

Duuuuh, kadang suka nggak tega melihat bocah bocah kecil berkeliaran di jalanan. Tidur dimana mereka ya?...
Diapain sama yang gede gede kalau malam menjelang ya ?.....

Kebayang nggak sih ?
Betapa hancur lebur remuk redam batinnya, ketika mereka, yang tak berdaya, harus menjalani pahitnya hidup dan kejamnya dunia serta beratnya penderitaan yang tak tertanggungkan dan tiada ujung....

Mau jadi apa kelak anak anak yang dibesarkan dalam dunia yang begitu kejam?

Duuuuuh....
Apa nggak nangis bombay kita semua membayangkan pergolakan jiwa anak anak , ciptaan Sang Khalik, yang terlantar baik jasmani maupun rohaninya ?

Sekarang, gini aja deh...
Dari pada miris dan nangis bombay terus...kan udah sepakat bukan ?
Mulai dari hal kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai sekarang.....
Kita masing masing menengok sejenaaaak aja, kedeket kita, paling deket deeeh...

Kalau ada anak kandung ya tengok aja anak kandung kita....
Kalau ada keponakan, ya tengok aja keponakan kita...
Kalau ada anak tetangga, ya tengok aja anak tetangga kita...
Kalau ada murid ,...ya tengok aja murid kita......
Apa yang sudah kita berikan kepadanya selama ini ?
Yang terbaik kah ?
Yang maksimal kah ?
Total all out kah ?
Dengan penuh kasih sayang setulus hati kah?

Apa kalau tahu anak tetangga mengalami Kekerasan dalam Rumah Tangga, kita cuek bebek kah ?
Apa kalau kita melihat anak mendapat kekerasan dijalanan atau ditempat umum kita diam saja kah ?
Apa kita sudah tahu bahwa kewajiban kita menegur siapapun dimanapun seandainya kita melihat atau menyaksikan seorang anak mendapat kekerasan oleh siapapun bahkan oleh orang tuanya sendiri ?

Apakah kita sudah paham atau tahu adanya Undang Undang Perlindungan Anak ?
Apa kita sudah siap mempertanggungjawabkan kepercayaan amanah dari Sang Khalik ?
Apa kita sudah siap ?

Gustiiiiiii...hampura si mamah ya...
Koq kayaknya belum maksimal banget ya....

Sudah banyak kita mendengar, melihat, menyaksikan, anak anak tumbuh kembang dengan tidak seharusnya demikian....
Akan diamkah kita ?
Akan pasifkah?
Siapkah kita menerima akibatnya dunia akhirat ?

Duuuuuuh...
Mudah mudahan berbagai peristiwa tragis menyedihkan yang menyangkut anak anak, membangkitkan kesadaran, membangun energi positif untuk memberikan yang terbaik, kepada anak anak umumnya, anak yang terdekat dengan kita khususnya....

Salam...
Jangan lupa mampir kembali ke postinganku : Dari lingkungannya anak anak belajar dan A Prayer for my son......

4 comments:

primaningrum said...

bener mah, miris rasanya kalo liat di TV dan media2, tapi gimana dong.. endonesia tercintah ini dah keik lingkarang setan jadi ya... ngurusin dalam negeri rumah sendiri aja ngkali ya.... semoga aku bisa memberikan pendidikan "moral" yang terbaik bagi kembarku. Amien.

NdaH said...

bener takut sama masa depan anak2 kitah.. liatlah sinetron2 anak yang cenderung menjerumuskan, liat anak2 kecil di jalan entah ngamen entah bersihin montor ... ck ck ck mau dibawa kemana bangsa kita ...

salma said...

Aduh aku juga suka ngeri kalo liat berita kriminal trus korbannya anak²...
Tanggung jawab ortu masing² keknya, secara org² atas smua sibuk numpuk harta karun mulu...
Mudah²an anak-anak kita selalu dilindungi Allah SWT.. gak putus deh do`a gitu tiap nafas...

Nina said...

aduh mah ngeri bener bacanya. Beruntung kezia akan tinggal dan besar di nz karena disini ada rule untuk smacking aja kita orangtua bisa masuk penjara. Kasian banget sih negaraku tercinta ;((