Dicopy paste dari Notes FB ( 13 Juli 2010 )
Postingan ini terinspirasi oleh "pengaduan" murid yang kemarin, dihari pra Ospek, mengalami pengalaman yang luar biasa, traumatik dan meruntuhkan semangat juangnya.
Bayangin, dihari pertama menginjakkan kaki ke kampus yang berlabel "Islam", justru malah perlakuan tidak Islami yang didapat.
Bentakan, hardikan, olok olok yang menihilkan, menghina, melecehkan, meniadakan arti "kemanusiaan", dilakukan oleh para senior di bidang kesehatan dikampus yang berbau Islam.
Double gardan istilahnya. Ya kesehatan, ya Islam.
Dua kata yang seharusnya menambah nilai "kemanusiaan", yang seharusnya mempertontonkan kesantunan, kelembutan yang luar biasa.
Ucapan, perlakuan, tindakan, yang diharapkan muncul dari senior kesehatan yang Islami, sama sekali tidak didapatkan, hilang entah kemana, dengan restu "penguasa kampus "
Maka, yang ada adalah, kecewa, kemarahan, kekesalan, ketakutan, kekhawatiran.
Selamat, untuk para senior yang sudah "berhasil" membuat adik adiknya ketakutan, trauma dan entah apa lagi, merusak tatanan dan bangunan yang bertahun tahun dibangun bersama oleh masyarakat sekolah dilevel dibawahnya.
Kekerasan, dalam bentuk apapun, tentu tidak bisa ditolerir.
Anehnya, kampus dan senior selalu berkilah, untuk mendidik, untuk mengajar ketangguhan, untuk mengajar kemandirian, untuk mengajar disiplin, dll, dlsb
Nonsens, omong besar, bualan semata, cuma alasan saja.
Manusia, justru akan menjadi on the track, kalau keberadaannya dihargai, dianggap ada, dianggap bagian dari masyarakat yang akan memberi manfaat.
Pengakuan, penghargaan, kasih sayang, contoh perlakuan yang sebaik baiknya, akan melekat erat sepanjang masa, dan akan menjadi energi bagi yang bersangkutan dalam menyongsong hari harinya agar full manfaat memberi kontribusi positif dalam kehidupannya.
Junior akan "Do as you doing, not as you saying".
Kan rumusnya begitu ?
Maka, ketika para senior dengan pongahnya berkacak pinggang, menghardik dan membentak, bahkan "menyiksa" junior, itulah yang terpatri dan akan dikenang, plus akan dilakukan junior : Semena mena ketika memegang kendali, sesuka hati ketika memegang kuasa , menginjak yang kecil dan tak berdaya.
Klop sudah gambaran "pemimpin" yang akan datang yang jelas, akan sangat amburadul.
Pantesan, sekarang kan nyata nyata banyak yang berkuasa dan sesuka hati, boro boro empati sama "orang kecil ". yang ada malah tindakan yang dzalim, meremehkan, menihilkan, atau bahkan jegal jegalan, meniadakan yang baik dan benar.
Astaghfirullahaladziim.
Senior, beperilaku menyimpang, melakukan tindakan dan ucapan yang sama sekali tidak membangun, memerintahkan membuat tugas yang memboroskan uang dan waktu serta energi, adalah juga produk senior terdahulu, plus ditambah pengawasan kampus yang minim.
Begitu banyak kampus yang MOS nya mulus, menyenangkan, manfaat dan membangun energi positif.
SGU, UPN Pondok Labu, misalnya, MOSnya begitu efektif efisien dan tidak dalam situasi menegangkan atau penuh ketakutan.
Bahkan, program team building di alam terbuka, membangun kebersamaan yang penuh manfaat dalam sukacita.
Senior, yang menyodorkan dan menyuguhkan sebuah coklat sebagai tanda "welcome" dengan penuh senyuman, menjadikan adik adik kelasnya merasa nyaman, teduh dan muncul spirit untuk meraih hari depan dengan kebersamaan.
Itu terjadi, di kampus yang nggak pake label "islam'
Bukankah kampus yang menyandang embel embel Islam seharusnya lebih Islami ? Lebih meneduhkan dan menentramkan ?
Ini ????
Percuma saja Diknas melarang MOS, OSPEK, dan sejenisnya, kalau pengawasan di tingkat lapangan begitu rendahnya.
Insan kampus, terutama dosen, dekan , Rektor, bertanggung jawab penuh atas segala hal yang terjadi selama MOS.
Apakah kita akan selalu membuang waktu, membuang energi, bahkan membuang uang untuk hal hal konyol tak berguna ?
Kemarin, untuk persiapan hari ini saja, konon seorang mahasiswa baru harus mengeluarkan dana sekitar lima ratus ribuan.
Astaghfirullahaladziim.
Hari hari tanggung bulan begini koq seneng banget menyusahlan orang dengan menguras dompet untuk hal hal"sampah"
Pantesan, kita selalu menjadi bangsa yang tertinggal dalam kesejahteraan, dalam kemakmuran, karena kita selalu membuang sumber daya kita sendiri, baik berupa waktu, energi dan materi.
( Jadi teringat uang ratusan miliar per hari yang dipakai pengguna narkoba, juga ratusan miliar per hari yang "dibakar" para perokok )
Allah begitu cinta dan merahmati siapapun yang mempergunakan segala sumber daya dan potensi yang sudah dikaruniakanNya dengan sebaik baiknya untuk kepentingan mahluk hidup.
Terpulang kepada kita, akankah kita selamanya bermental koeli dengan pelestarian "penjajahan" dimana mana, khususnya pada saat MOS, OSPEK ?
Atau kita mulai bahu membahu menyadari segala kekeliruan yang membuat kita terpuruk, terpuruk dan makin terpuruk?
Dan mulai erat berpegangan tangan bahu membahu dalam sukacita tanpa penindasan oleh siapapun ?
Saatnya good men do something, jangan biarkan "evil" merajalela, karena kita selalu DIAM
STOP MOS, OSPEK, atau apapun namanya yang diselenggarakan dengan cara cara yang tidak baik dan tidak mempertontonkan ucapan dan perilaku yang menyenangkan.
STOP segala bentuk tindakan dan ucapan yang "merendahkan" bahkan "menihilkan" manusia.
Allah sangat murka bagi siapapun yang "menghina" dan tidak menghormati mahluk mahlukNya
No comments:
Post a Comment