Naaaaah, kan kejadian lagi
Padahal sudah dipostingin kan waktu pasca gempa Tasikmalaya : KOQ GAGAP MELULU SIH ?
Kita tuh emang sulit banget belajar dari pengalaman.
Sulit atau nggak ada kemauan sih?
Pasca Gempa Padang yang begitu dahsyat, lagi lagi tindakan pasca bencana terlihat gagap, tertatih tatih dan lebih fokus ke rehabilitasi bangunan.
Pantas saja, SBY menegur : Saya tidak senang, yang dilaporkan kebutuhan perbaikan bangunan. Diutamakan dulu manusianya, bagaimana evakuasi korban, bagaimana kebutuhan korban hidup, kebutuhan tendanya, makanannya, air bersihnya, MCK nya, kesehatannya dlsb.
Wah, bravo lah buat pak SBY.
Emang begitu kan ?
Fokus dulu evakuasi dan pemenuhan kebutuhan semua korban hidup.
Bahkan, yang diujung ujung belukarpun harus diperhatikan segera.
Sekalipun jalan terputus, mereka tokh tetap butuh bantuan untuk bertahan hidup.
Ini?
Bantuan mengalir deras.
Seperti biasa tertumpuk dimana mana, terkendala urusan birokrasi
Makanya nggak heran, terjadilah dampak terburuk dari sebuah musibah terhadap manusia : PENJARAHAN
Ya, memang benar, penjarahan adalah dampak yang paling buruk atas sebuah peristiwa.
Manusia sudah melupakan rambu boleh dan tidak, baik dan buruk, salah dan benar dalam mempertahankan kehidupan.
Orang butuh minum, makan, berteduh dll koq dibiarin.
Sementara segala yang dibutuhkannya ada tersedia didepan mata, menumpuk pula.
Ya..nggak ada pilihan, penjarahan akan terjadi.
Lantas, siapa yang salah ?
Ya kita semua yang selalu gagap dan tertatih tatih memberikan pertolongan
Bahkan, bukan meringankan, banyak yang memberatkan.
Bayangkan, begitu banyak yang menjadi wisatawan gempa.
Datang jauh jauh cuma mau menonton.
Akibatnya jelas, jalanan tambah macet, transportasi bantuan makin sulit, kebutuhan untuk korban terserobot penonton.
Lha...penonton juga manusia kan?
Perlu minum, makan dan berteduh?
Jatah korban kan jadi terserobot bukan ?
Sekali lagi,......perlu banget koordinasi tindakan pasca musibah.
Tindakan yang sangat cepat dan tepat.
Masa kalah sama pihak swasta dan begitu banyak relawan yang terjun langsung ke lapangan dengan kemampuan yang hebat hebat pula.
Ada yang sigap bawa alat pendeteksi kehidupan.
Ada yang bergerak cepat mengevakuasi korban.
Ada yang gesit mendirikan tenda plus penyediaan air bersih, kasur, selimut , dapur umum, posko kesehatan, plus MCK.
Ada yang tangkas mengantarkan susu, pembalut, pakaian dan segala kebutuhan semua usia.
Berapa bangunan yang rusak berat atau yang rintuh?
Itu sih nanti aja dihitung dan dilaporkannya.
Kebutuhan primer manusianya dulu dong yang diutamakan.
Ayo ah....semua belajar mengatasi musibah, tanggap bencana.
Jangan gagap melulu dong.......
3 comments:
setuju mah...manusianya dulu yg harus ditolong.....jangan bangunannya yg harus dibangun...
innalillahi wa inna ilaihi rojiun..
Horeee, akhirnya saya mampir lagi ke blog inih. iya ya, saya juga kepikirannya kalo ada bencana, pasti aja langsung ke sarana. padahal manusianya yang pertama kali dilaporkan harusnya.
Indonesia emang terkenal dengan negara yang birokrat sekali, mau ini itu birokrasinnya minta ampun. Semoga aja kalo untuk bantuan mah gak ribet.
Post a Comment