Indonesia katanya termasuk NEGARA MISKIN, rakyatnya miskin, pendapatan per kapitanya rendah banget.
Masa sih ?
Coba tengok pas lebaran .
Lebih dari seratus juta orang bergerak hilir mudik dengan berbagai alat transportasi.
Ada yang naik motor, naik mobil, naik bus, naik truk, naik kereta api, naik kapal laut, naik pesawat terbang, naik becak, naik delman, naik bajay, naik angkot, naik sepeda, jalan kaki, dll, dlsb.
Ada yang bawa ransel, travel bag, koper, tas jinjing, dus indomie, kantung kresek, rantang, dll, dlsb.
Ada yang beli baju baru, sepatu baru, tas baru, kopiah baru, kerudung baru, perhiasan baru, motor baru, mobil baru, bahkan mendadak beli handphone, hingga telkomsel mencatat lebih dari 400an juta sms seputar lebaran.
Ada yang ganti gordijn, ganti furniture, ganti sofa, ganti karpet, cat rumah, dll.
Ada yang belanja kebutuhan lebaran 100 ribu, sejuta, sepuluh juta, ratusan juta.
Ada yang bawa duit mudik 500 ribu, sejuta, 5 juta, 10 juta, puluhan juta…
Wuuuuiiih, siapa bilang kita rakyat yang miskin, siapa bilang kita Negara miskin ?.
Belum lagi perputaran Zakat,Infaq Sadaqah……
Uuuuuggh, potensi zakat aja triliunan rupiah, nyaris 20 T katanya sih.
Lantas kemana ya duit segambreng itu mampirnya ?
Kalau ingat potensi ZIS ini, dari dulu si mamah suka gemeeeees banget.
Coba ada pengelolaan yang jempolan dari potensi ZIS ini, seperti kantor pajak misalnya, jadi cuma satu atap, pasti kantung kantung kemiskinan perlahan sirna, berganti menjadi pemukiman yang asri dengan fasilitas umum yang baik dan kesempatan kerja yang luas, iya nggak ?
Dan kita nggak akan melihat lagi kaum gelandangan dan pengemis yang bergeletakan tidur disepanjang jalan,.
Nggak akan ada lagi yang kelaparan dan anak kekurangan gizi.
Nggak ada lagi anak yang nggak bisa sekolah.
Nggak ada lagi orang yang nggak mampu berobat.
Nggak ada lagi orang yang kekurangan air bersih.
Nggak ada lagi pengangguran..........
Duuuuh, indahnya ya.....…..
Sok atuh barudak dirintis pengelolaan ZIS satu atap yang penuh manfaat.
Mungkin kalau anak anak muda punya gagasan bagus, impian sirnanya kantung kemiskinan bukan cuma harapan.
Konon, katanya, saat mudik lebaran, kelompok pekerja kasar dan pembantu rumah tangga, membutuhkan biaya mudik rata rata antara 1-5 juta, termasuk biaya transportasi, oleh oleh dan uang bagi bagi angpau didesa pleus uang jajan dan rekreasi selama di kampung .
Kelompok menengah mengeluarkan biaya antara 5-15 juta untuk biaya transportasi, penginapan, oleh oleh, bagi bagi rejeki dll dll.
Kelompok yang banjir duit bahkan mengeluarkan biaya puluhan juta rupiah, baik untuk biaya pesawat, fasilitas hotel bintang lima, bagi bagi amplop dan rekreasi pleus makan makan di restoran keren.
Bayangkan, lebih dari seratus juta orang berlebaran, nyaris 28 juta orang mudik, dan mengeluarkan biaya sedemikian besar.
Bayangkan, yang nggak berlebaranpun ikut ikutan memenuhi hotel hotel menghindari sulitnya hidup dirumah tanpa pembantu, pleus makan makan direstoran sepanjang pembantunya mudik.
Puluhan Triliun berputar hanya seputar lebaran saja, siapa bilang Negara kita miskin ?
1 comment:
ada yang miskin secara fisik/materi, ada yang miskin hati, ada yang miskin ilmu, ada yg miskin segalanya ....
ada juga yang merasa miskin (mengkerdilkan dirinya, dan senang diperlakukan sbg org tidak berdaya), ada juga yang pura-pura miskin, adalagi yang ingin dibilang miskin agar dapat bantuan (tapi bergaya hidup berlebih, merokok aja 1 dus).
Jadi itulah 'potret kemiskinan" ....
musim lebaran, ada yang naik motor, berHP, punya rumah, sawah, merokok pula...eh....ngantri zakat....weleh3x
Gusti nu Agung.......
ayi
Post a Comment