Saturday, September 05, 2009

KOQ GAGAP MELULU YA....

Koq nggak blajar blajar sih ?
Koq gagap melulu ya......

Halah, soal apa pula ini ya...
Hehehehehe...sorryyyyy banget, itu tuh...soal penanggulangan bencana..

Koq kayaknya setiap ada bencana, gempa keq, longsor keq, banjir keq, dll, pemerintah kita, dalam hal ini yang berurusan dengan sosial dan kesejahteraan, kayak nggak punya program penanggulangan bencana yang cepat, tepat, efektif, efisien ya....

Sorry banget, bukannya si mamah kurang informasi, tetapi emang begitu koq kenyataannya.
Coba aja simak.
Gempa yang baruuuuu aja terjadi, siapa coba yang dengan cepat memberi bantuan yang cepat tepat efektif efisien.
Biasanya malah pihak swasta, relawan dll
Nggak ada tuh koordinasi antara pihak pemerintah dengan swsta.
Masing masing jalan sendiri dalam jalur yang berbeda.
Kan harusnya ada komandan lapangan yang menyatukan gerak langkah , bukan ?

Kan kalau komandannya jagoan, full power dan kualitasnya hebat, semua pihak juga pengen dong gabung biar menyatukan energi pertolongan, iya kan ?
Bahkan sejak saat pertama denger bencana, sudah pasti itu semua penolong akan berkoordinasi menyatukan langkah langkah bantuan.
Ini ???

Kecuali Departemen Kesehatan/Dinas Kesehatan ( ceileeee...bukannya karena si mamah dokter lhoooo) yang selalu segera turun ke lokasi dengan berbagai fasilitas, baik tenda, obat obatan, ambulance dll, dlsb dan juga aparat keamanan yang suka cepat tanggap untuk evakuasi korban, selebihnya sih lemot bin letoy bin lelet banget.
Coba deh perhatikan, baik yang dilokasi, didaerah atau di pusat, pasti lebih fokusnya ke "berapa bangunan yang rusak atau hancurrrr"......" berapa fasilitas umum yang nggak bisa dipergunakan lagi"
Jarang ada yang nanya " penduduk ditampung dimana, berapa banyak , komposisi pengungsinya bagaiman adan butuh apa serta apa yang sudah bisa disiapkan di lokasi saat itu?"
Hehehehehehe.....iya kan ?

Justru pihak swasta atau perorangan, relawan yang suka lebih cepat tanggap.
Mendirikan tenda lah, datengin WC umumlah, datengin air bersihlah, bikin dapur umumlah nyiapin nasi bungkus lah, bikin fasilitas MCK lah, susu bayi , selimut, minuman, pakaian,bawa gensetlah untuk penerangan malam, dll, dlsb.
Pokoknya bawain berbagai keperluan mendesak untuk hidup keseharian, untuk bertahan hidup sehat..
Bukan hanya yang mendesak secara fisik, bahkan kebutuhan emosi anak anakpun ditanggulangi sejak dini.
Banyak relawan yang turun ke lapangan mengajak bermain anak anak di pengungsian supaya ada kegiatan menghibur yang meminimalkan dampak trauma gempa.
Banyak pula yang turun jadi guru dadakan dengan membawa peralatan sekolah.

Kalau yang berwenang, malah sibuk ngitung bangunan rusak, fasilitas umum yang rubuh, kirim beras, indomie...
Trus dibagikan ke warga.....
Lha...gimana masaknya ya, kan semua peralatan sudah rusak pula.
Hehehehehe.....jadi standard pertolongannya cuma, hitung bangunan rusak, kirim beras......

Bayangin, menurut data salah satu group relawan, saat ini, setelah Gempa dahsyat Rabu lalu, di Pangalengan saja, disuatu kebun ada 4700 KK atau 15 ribu orang.
Coba...gimana makannya? tidurnya? MCK nya?
Makanya mereka menawarkan kepada donatur untuk turut membantu menyiapkan tenda, 1 juta untuk 3 tenda bagi 3 keluarga selama sebulan.
Trus, bahkan besok akan datang bantuan dari negara negara lain, termasuk dari Inggris, berupa tempat tinggal darurat, ya berupa tenda atau boxes.....hebat ya ?
Sementara team medisnya, juga team bantuan pangan, MCK, air bersih sudah wara wiri sejak hari kejadian.
Tenda mulai didirikan sejak awal, genset dipasang, MCK dibikin, air bersih didatangkan pula, nasi bungkus dan susu bayi dibagikan, selimut disiapkan, sementara yang lainnya gencar menginfokan kebutuhan mendesak yang dibutuhkan, dan segera menyalurkannya.

Di memori kita, kalau ada bencana, kan kelihatan banget, dimana mana ngumpulin beras, gula, indomie, pakaian bekas.
Lantas ditimbun dulu, baru dibagikan seminggu kemudian.

Masih inget kejadian Situ Gintung?
Saking banyaknya bantuan bahan mentah dan pakaian , sampai sampai tenda pengungsi tersita tempatnya oleh karung beras dan dus indomie...hehehehe.

Seandainya saja pusat penanggulangan bencana nggak gagap, bisa mengkoordinasikan semuuuuuua bantuan, alngkah eloknya ya.


Semua data jumlah pengungsi jelas terinformasikan kepada siapa saja, berapa orang, berapa balita dlsb.
Lantas, kebutuhan apa saja yang harus segera banget sampai ke tempat pengungsian penduduk, tenda, makanan siap makan, minuman, susu, air bersih, MCK, genset, selimut ( pangalengan gitu loh....dingiiiiiin ), pakaian dlsb.
Donatur cuma kirim duit sajalah, biar koordinator yang membelinya dan membagikannya segera sesuai kebutuhan, iya nggak ?

Begitulah, kan seharusnya ada skala prioritas, kebutuhan primernya dulu diatasi, baru kebutuhan lainnya bisa menunda hari.
Ini?
Malah sibuk ngitung fasilitas umum yang roboh....hehehehehehe.

Setiap kejadian bencana, si mamah bahkan suka heran, koq nggak ada yang nyumbang pembalut wanita ya.....heheheheh
Kasihan kan para perempuan yang sedang memerlukannya?
Nggak ada air, nggak ada pakaian ganti, nggak ada pembalut pula.
Sighhhhhhhh.

Kayaknya, perlu ada seminar penanggulangan bencana ya.
Trus, dibentuk saja Team tetap untuk jangka waktu 5 tahunan, yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat yang bener bener suka cepat tanggap, dan cepat bertindak dengan tepat,

Bagaimana????

3 comments:

Ahyani Raksanagara said...

Sebetulnya tim bencana itu udah ada.
Seminarnya bahkan workshop juga udah (bahkan sering).
Truss udah ada tuh teorinya...misalnya 5 hr pertama harus dikirim yang sudah jadi (susu, biskuit,air minum,selimut dll), sanitasi dasar...hr ke berapa....apa lagi.
Pola penyakit juga sudah diprediksi, mis tahap 1 injury (jd dr dan obat jg kearah sana),tahap 2 akibat air dan lingkungan....
jagonya "disaster" itu org indonesia pula...
Tapi ternyata selaluuuuuu aja keteteran.
Semoga udah gak gagap lagi semua pihak.
Ronald sejak kemarin bersama tim pecinta alam dan landy nya menuju lokasi yg gak bisa ditempuh kendaraan biasa bawa logistik....hr ini masih disana.

Mamah Ani said...

tuuuh kan? emang udah diduga
banyak seminar, tapi teteeeep aja gagap kecuali team kesehatan...heheheheheheh

relawan ? lebih gesit dan tepat sasaran kan?

ayo atuh team landy jadi koordinatornya aja

Ahyani Raksanagara said...

tim landy masih disana??kadang 2 anak2 di desa terpensil suka bilang :"ini teh mobil polisiii....?"soalnya ada truk terbalik ditolong, tad malam kirim sms abis ngantar ibu yg melahirkan di penampungan ke puskesmas.....ayo teh ani gabung di relawan "cross my heart...bukan red cross" heuuuuu

antar dinas mah sudah koord.kalau daerah kibarkan bendera putih, mobilisasi dr daerah lain, antar IDI juga demikian. kalau orang numpuk juga nambah beban ....