Rasanya, koq jadi orang yang tak tahu diri, kalau si mamah nggak mengucapkan terimakasih.
Terimakasih yaaaaaaa..
Lho, terimakasih kepada siapa?
Ya kepada, KPU, KPUD, KPPS, PANWASLU, BAWASLU, Pemerintah, Aparat, dll yang sudah begitu besar jasanya menyelenggarakan pesta demokrasi yang hebat, luar biasa, dengan aman dan damai, Pileg dan Pilpres 2009.
Kerja keras, kerja cerdas, kerja yang dahsyat yang nggak terbayangkan oleh jutaan rakyat yang punya hak pilih, sudah mereka kerjakan sejak bertahun yang lalu.
Rakyat kan cuma tinggal datang ke TPS, nyontreng, pulang.
Sedangkan mereka?
Kita,suka lupa, untuk sekedar mengingat, darimana datangnya tinta, surat suara, kotak suara, bilik suara, data data pemilih, surat panggilan nyontreng dll, dlsb.
Kita, suka lalai mengingat, betapa sulitnya menghimpun data dari lebih 230 juta rakyat Indonesia yang tersebar di ribuan pulau, terbentang dari ujung timur ke barat dan dari utara sampai ke selatan.
Betapa sulitnya menentukan, siapa yang punya hak untuk nyontreng.
Kita, nggak teringat, betapa sukarnya menembus hutan, menerobos belukar, menyusuri sungai, melintasi samudra, mengarungi angkasa, hanya untuk menyampaikan segala perangkat terselenggaranya pesta demokrasi, pileg dan pilpres.
Bayangkan.
Kotak suara, Bilik suara, kertas suara, tinta, data data administrasi dll, diantarkan sampai ujung Papua, ujung Nusa Tenggara, ujung Kalimantan, benua Afrika, Amerika, Australia, Eropa, dll.
Kita lihat di TV, WNI nyontreng di Paris, New York, Los Angeles, Marokko, Madagaskar, Mesir, dll dll.
Kertasnya sama dengan kita yang di Jakarta, tintanya sama pula dengan kita yang di Bandung.
Kita lihat tayangan orang mendayung sampan, perahu, berjam jam, hanya untuk menyampaikan berbagai perangkat yang menjadi hak rakyat.
Kita lihat pula kendaraan yang terperosok lumpur dan orang memanggul dus dus besar berisi perlengkapan untuk nyontreng ditengah hutan belukar.
Bener bener kerja yang dahsyat dan luarrrr biasa.
Oleh sebab itu, si mamah nggak akan lupa mengucapkan terimakasih yaaaaaa.
Semoga Allah membalas segala kebaikan dan kerja keras yang ikhlas dengan pahala yang berlipat ganda, amin
Kalaupun ada kekurangan, lha...kan "kita" juga ikut andil bukan?
Hayo....siapa yang punya KTP dua atau tiga, sehingga DPT jadi ganda?
Hayooooo....siapa yang nembak KTP padahal usia baru 13, 14, bahkan 12...hanya untuk memperoleh Surat Ijin Mengemudi?
Lha...kalau banyak yang punya KTP model begitu, apa DPT nggak jadi kacau?
Jadi......mbok ya kedepan kita, rakyat juga harus ikut andil dong jangan mengacaukan data kependudukan, iya nggak?
Kita, rakyat, harus ikut pula membantu adanya data kependudukan yang baik, yang akurat.
Kalau pindah tempat tinggal, mau kerja keq, mau sekolah keq, mau kuliah keq.....ya minta dulu surat pindah, trus lapor ke Kelurahan setempat.
Kalau belum memenuhi syarat usia untuk memperoleh SIM, ya jangan maksa dong.
Selama kita, rakyat, masih nggak peduli dengan hal hal yang demikian, DPT akan selalu kacau balau, iya nggak?
Mudah mudahan lima tahun lagi bisa terselenggara pileg dan pilpres yang jauh lebih baik, lebih memuaskan semua pihak, karena kita semua ikut terlibat sejak awal , untuk turut membantu penyelenggaraan pemilu dengan baik dan lancar,amin.
Hehehehehe...lagi inget komentar beberapa gelintir orang yang mengatakan bahwa pileg dan pilpres kali ini adalah yang terburuk sepanjang sejarah negara Indonesia.
Euleuh....meuni hiperbola pisan ya...
Kalau menurut si mamah, pemilu terburuk itu pernah kita alami koq.
Berkali kali dan berturut turut pula, setiap lima tahunan,
Itu tuh....jaman semuaaaaaaa kudu nyontreng gambar tertentu.
Kudu, wajib, alias harus.
Pemilu bukan hari libur dan TPS di kantor kantor dan hasilnya harus bin kudu nyontreng gambar itu 100 %, iya kan ?
Maka, yang duduk di DPR, kala itu adalah kayak family gathering,sehingga gampang untuk memutuskan segala hal ihwal.
Setujuuuuuu??? Setujuuuuuuu...tok tok tok, palu diketok, beres.
Buat si mamah, sekali lagi, terimakasih yaaaaaa atas penyelenggaraan pileg dan pilpres yang lancar, aman damai, dan rakyat melakukannya dengan penuh sukacita tanpa tekanan atau paksaan.
Allah nggak pernah tidur, nggak akan tertukar sekecil apapun kebaikan dan keburukan.
Semoga semua yang sudah bekerja keras, tulus dan ikhlas menyelenggarakan pileg dan pilpres kali ini dimuliakan Allah swt, amin.
Thursday, July 30, 2009
Wednesday, July 29, 2009
BANGUN PEMUDI PEMUDA
Pagi pagi, dari youtube udah kedengeran lagu Bangun Pemudi Pemuda.
Wuiiiiih....liriknya dahsyat banget ya.
Pas banget buat anak anak muda yang kata si mamah di postingan yang lalu hararebring, hararebat, pemangku negara yang akan datang.
Lupa liriknya?
Cuma ingat kuncinya ?......heheheheheh. kayak lagu lupa lupa ingatnya kuburan dong.
Nih...si mamah ingetin liriknya ya.
Bangun pemudi pemuda Indonesia
tangan bajumu singsingkan untuk negara
masa yang akan datang kewajibanmulah
menjadi tanggunganmu terhadap nusa
menjadi tanggunganmu terhadap nusa
Sudi tetap berusaha jujur dan ikhlas
tak usah banyak bicara trus kerja keras
hati teguh dan lurus pikir tetap jernih
bertingkah laku halus hai putra negri
bertingkah laku halus hai putra negri
Apa yang kital ihat sekarang?
Banyak bicara.....nyangnyengnyong, cangcingcong
Tingkah laku kasar boro boro santun atau halus....
Nggak jujur, nggak ikhlas...banyak maunya untuk kepentingan sendiri
Banyak protes, banyak curiga.........
Hiiiiiiiii..............
Yang begitu mah jangan dianggap atuh
Nggak cocok banget dengan karakter penanggung jawab Nusa seperti yang jelas jelas ada di lirik lagu Bangun Pemudi Pemuda
Jadi....ayo para pemudi pemuda...
Trus kerja keras, teguhkan hati, jernihkan pikiran
Kalian adalah penerus bangsa ini
Dan....menurut Jayabaya...jaman kalianlah jaman keemasan Nusantara
Iya nggak ?
Do your best and God will do the rest !
Salam
Wuiiiiih....liriknya dahsyat banget ya.
Pas banget buat anak anak muda yang kata si mamah di postingan yang lalu hararebring, hararebat, pemangku negara yang akan datang.
Lupa liriknya?
Cuma ingat kuncinya ?......heheheheheh. kayak lagu lupa lupa ingatnya kuburan dong.
Nih...si mamah ingetin liriknya ya.
Bangun pemudi pemuda Indonesia
tangan bajumu singsingkan untuk negara
masa yang akan datang kewajibanmulah
menjadi tanggunganmu terhadap nusa
menjadi tanggunganmu terhadap nusa
Sudi tetap berusaha jujur dan ikhlas
tak usah banyak bicara trus kerja keras
hati teguh dan lurus pikir tetap jernih
bertingkah laku halus hai putra negri
bertingkah laku halus hai putra negri
Apa yang kital ihat sekarang?
Banyak bicara.....nyangnyengnyong, cangcingcong
Tingkah laku kasar boro boro santun atau halus....
Nggak jujur, nggak ikhlas...banyak maunya untuk kepentingan sendiri
Banyak protes, banyak curiga.........
Hiiiiiiiii..............
Yang begitu mah jangan dianggap atuh
Nggak cocok banget dengan karakter penanggung jawab Nusa seperti yang jelas jelas ada di lirik lagu Bangun Pemudi Pemuda
Jadi....ayo para pemudi pemuda...
Trus kerja keras, teguhkan hati, jernihkan pikiran
Kalian adalah penerus bangsa ini
Dan....menurut Jayabaya...jaman kalianlah jaman keemasan Nusantara
Iya nggak ?
Do your best and God will do the rest !
Salam
Friday, July 24, 2009
PEJABAT
Nggak tau kenapa ya.
Dari dulu, kalau melihat pejabat tuh, si mamah sih suka inget pohon.
Iya bener pohon.
Pohon gede, tetumbuhan yang tinggiiiiiiii banget.
Ibaratnya, pejabat tuh kan lagi manjat pohon.
Makin tinggi jabatannya, ya makin tinggi dia ada diatas pohon.
Bahkan ada yang bertengger dipuncak pohon, iya nggak?
Nah, kalau manjat pohon, kan ada resikonya juga bukan?
Pertama, ya jatuh.
Kalau memang dia bukan pemanjat pohon sejati, dia akan sulit bertahan diatas pohon.
Baru naik sebentar,takut ketinggian, pusing, ya jatuh.
Baru naik sebentar,lihat ulet, takut, ya jatuh.
Baru naik sebentar, dikerubutin semut, sibuk menangkis nangkis semut, ya jatuh.
Baru naik sebentar, salah nginjek dahan, koq malah ranting rapuh yang diinjek, ya jatuh.
Baru naik sebentar, injekan belum kuat, udah sibuk ngambilin buah, ya jatuh.
Baru naik sebentar, ketemu uler, takut, ya jatuh.
Begituuuuuuuuu terus.
Bawaannya, ya jatuh melulu.
Tapi, ada juga pemanjat pohon sejati.
Naik perlahan tanpa bantuan tangga atau didorong dorong badannya atau ditahan temen temen supaya nggak jatuh.
Naik, tenang, kalem, nyari dahan yang kuat untuk berpijak, menyingkirkan dedaunan yang menghalangi pandangan, menepis semut dan ulet, nggak takut uler, nggak takut sarang tawon.
Dan, kalau nemu buah, dia petik, dan dilempar kebawah, buat mereka yang pengen buah dan menunggu dibawah.
Atau dikumpulin dikantung buah, buat dibagi bagiin mereka yang menunggu buah buahan dibawah.
Sementara, dia terus fokus memanjat dan mengajak teman teman lain yang pemberani, mau ikut memanjat, supaya lebih cepat menyingkirkan semut, ulet dan lebih banyak memetik buah.
Pemanjat pohon sejati, akan makin tinggi, makin tinggi memanjat, dengan pijakan yang kuat, dan terus menebas daun kering, dahan yang perlu ditebas, memetik buah buahan untuk mereka yang memerlukan.
Suatu ketika, pemanjat sejati akan sampai dipucuk pohon dengan pemandangan yang luas terbentang, sehingga dia tahu persis, dimana ada danau yang indah, dimana ada pepohonan yang lebat, dimana ada sungai jernih mengalir, dimana ada lahan subur terhampar, dan dimana ada harimau, srigala, buaya, singa dll yang membahayakan mereka yang ada dibawah pohon.
Pemanjat sejati, tentu, akan memberitahu yang dibawah pohon agar waspada terhadap apapun yang akan mencelakakan mereka yang dibawah pohon untuk bersiap siap menghadapi serangan mahluk yang berbahaya.
Atau,pemanjat sejati akan memberitahukan siapapun yang berada dibawah pohon, untuk bergerak menuju danau yang indah, hamparan laut yang mempesona atau ladang pertanian perkebunan yang ranum buah buahan yang memberi manfaat.
Disisi lain, pemanjat sejati,makin tinggi memanjat, tentu saja akan makin terlihat siapapun yang ada dibawah.
Bukan saja goncangan angin akan semakin keras, teriakan orang dibawahnyapun akan sayup sayup terdengar.
Bahkan, keadaan mereka yang dibawahpun akan sulit tampak, karena terhalang dedaunan dan ranting.
Itulah sebabnya, setiap teriakan, setiap status keadaan yang dibawah, bahkan, pendistribusian buah buahan yang dipetiknya, sangat bergantung kepada kepiawaian dan karakter pemanjat lain yang ada didahan dahan dibawahnya.
Apakah teriakan yang dibawah, keadaan yang dibawah, disampaikan dengan sebenar benarnya oleh pemanjat dibawahnya?
Apakah buah yang diberikan oleh pemanjat paling tinggi disampaikan kepada mereka yang ada dibawah ?
Jangan jangan, teriakan dan keadaan dibawah disampaikan nggak sebenar benarnya.
Jangan jangan, pemanjat dibawahnya bahkan nggak bisa mendengar,kurang pendengaran dan asal saja menyampaikan ke pemanjat diatasnya.
Atau, bahkan jangan jangan para pemanjat itu bawa kantung buah sendiri sendiri.
Hehehehehehehhe....bukannya dioper kebawahnya, malah dikantungin buat sendiri, atau dimakan sambil manjat pohon.
Huahahahahahahahah.....kapan kebagiannya itu mereka yang dibawahnya ya..???
Pemanjat sejati, sekali lagi akan mendapat terpaan angin kencang.
Makin tinggi dia memanjat, maka akan makin kencang badai menghadang.
Pemanjat sejati, juga akan makin banyak mendapat komentar dari bawah.
Ya karena makin kelihatan kan?
Komentar beragam akan dikeluarkan, baik yang mengingatkan agar jangan sampai jatuh karena salah menginjak dahan atau salah berpegangan
Atau, komentar yang sama sekali memang sengaja dibuat keliru agar pemanjat salah menginjak dahan atau memegang ranting.
Diteriakinya agar memegang ranting patah atau dahan yang rapuh agar pemanjat jatuh.
Atau diganggunya fokus untuk memetik buah dengan teriakan teriakan yang nggak jelas maksudnya apa.
Pemanjat sejati, akan tahu persis dengan kemampuannya sendiri, dahan mana yang bisa dijadikan pijakan dan ranting mana yang kuat untuk berpegangan, buah mana yang penuh manfaat untuk dibagikan dan teriakan mana yang memang tujuannya cuma mengganggu konsentrasi.
Anehnya, banyak yang nggak berani manjat, malah kenceng berteriak teriak.
Selalu berkomentar dari bawah, harus begitulah, harus beginilah.
Banyak yang nggak punya kesempatan manjat pohon karena memang nggak bisa manjat, malah kontra terhadap laporan pandangan mata pemanjat sejati dari puncak pohon yang punya lebih luas area pandangan.
Mereka, yang nggak berani manjat dan takut ketinggian, biasanya lebih seru berkomentar, lebih ganas menunjukkan laporan pandangan mata, seolah dia berada dipuncak pohon tinggi yang bisa melihat sejauh mata memandang.
Seandainya, mereka juga diberi peluang manjat pohon, kayaknya baru sebentar juga udah diserang tawon tuh.....hehehehehe.
Belum lagi dikerubutin semut dan ulet sekaligus dipatuk ular.......hiiiiyyyyy
Makanya, kalau menurut teori si mamah yang rada rada ngawur ini, kalau naik pohon tuh harus hati hati, harus pinter mencari dahan untuk berpijak, mencari ranting yang bagus untuk pegangan, memetik buah yang bagus bagus untuk dibagikan, mengajak temen temen yang baik baik untuk ikut memanjat agar banyak buah yang bisa dipetik dan jangan lama lama manjat pohonnya.
Disamping yang dibawah kesel nungguin buah yang dijatuhkan,pemanjat juga akan pegel.
Ngapain lagi diem diatas pohon lama lama , ntar sakit lho.
Kedinginan, kena angin, kehujanan dll
Lama lama kan jadi sakit, nggak berdaya.
Mending turun, nyari pohon lain yang jauh lebih lebat, lebih berbuah ranum
Kan waktu naik pohon, bisa melihat pemandangan yang dahsyat dan luas.
Bahwa ditempat lain, ada pohon juga, yang banyak buahnya dan lebih ranum.
Jadi....kalau jadi pejabat, kan ibarat manjat pohon.
Jangan lama lama bertengger diatas pohonnya.
Turun lagi dengan tertib, cari pohon lain untuk dipanjat.
Bukan begitu??
Kalau kelamaan, nggak nyadar nyadar bahwa pohon itu udah nggak berbuah lagi.
Bahkan dahan mulai keropos dan banyak benalunya.
Pohon nggak ada manfaatnya, bahkan menghalangi sinar matahari buat pepohonan kecil yang ada dibawahnya.
Trus tiba tiba pohon ditebang dari bawah, gimana coba.....
Iya kan ??
Dari dulu, kalau melihat pejabat tuh, si mamah sih suka inget pohon.
Iya bener pohon.
Pohon gede, tetumbuhan yang tinggiiiiiiii banget.
Ibaratnya, pejabat tuh kan lagi manjat pohon.
Makin tinggi jabatannya, ya makin tinggi dia ada diatas pohon.
Bahkan ada yang bertengger dipuncak pohon, iya nggak?
Nah, kalau manjat pohon, kan ada resikonya juga bukan?
Pertama, ya jatuh.
Kalau memang dia bukan pemanjat pohon sejati, dia akan sulit bertahan diatas pohon.
Baru naik sebentar,takut ketinggian, pusing, ya jatuh.
Baru naik sebentar,lihat ulet, takut, ya jatuh.
Baru naik sebentar, dikerubutin semut, sibuk menangkis nangkis semut, ya jatuh.
Baru naik sebentar, salah nginjek dahan, koq malah ranting rapuh yang diinjek, ya jatuh.
Baru naik sebentar, injekan belum kuat, udah sibuk ngambilin buah, ya jatuh.
Baru naik sebentar, ketemu uler, takut, ya jatuh.
Begituuuuuuuuu terus.
Bawaannya, ya jatuh melulu.
Tapi, ada juga pemanjat pohon sejati.
Naik perlahan tanpa bantuan tangga atau didorong dorong badannya atau ditahan temen temen supaya nggak jatuh.
Naik, tenang, kalem, nyari dahan yang kuat untuk berpijak, menyingkirkan dedaunan yang menghalangi pandangan, menepis semut dan ulet, nggak takut uler, nggak takut sarang tawon.
Dan, kalau nemu buah, dia petik, dan dilempar kebawah, buat mereka yang pengen buah dan menunggu dibawah.
Atau dikumpulin dikantung buah, buat dibagi bagiin mereka yang menunggu buah buahan dibawah.
Sementara, dia terus fokus memanjat dan mengajak teman teman lain yang pemberani, mau ikut memanjat, supaya lebih cepat menyingkirkan semut, ulet dan lebih banyak memetik buah.
Pemanjat pohon sejati, akan makin tinggi, makin tinggi memanjat, dengan pijakan yang kuat, dan terus menebas daun kering, dahan yang perlu ditebas, memetik buah buahan untuk mereka yang memerlukan.
Suatu ketika, pemanjat sejati akan sampai dipucuk pohon dengan pemandangan yang luas terbentang, sehingga dia tahu persis, dimana ada danau yang indah, dimana ada pepohonan yang lebat, dimana ada sungai jernih mengalir, dimana ada lahan subur terhampar, dan dimana ada harimau, srigala, buaya, singa dll yang membahayakan mereka yang ada dibawah pohon.
Pemanjat sejati, tentu, akan memberitahu yang dibawah pohon agar waspada terhadap apapun yang akan mencelakakan mereka yang dibawah pohon untuk bersiap siap menghadapi serangan mahluk yang berbahaya.
Atau,pemanjat sejati akan memberitahukan siapapun yang berada dibawah pohon, untuk bergerak menuju danau yang indah, hamparan laut yang mempesona atau ladang pertanian perkebunan yang ranum buah buahan yang memberi manfaat.
Disisi lain, pemanjat sejati,makin tinggi memanjat, tentu saja akan makin terlihat siapapun yang ada dibawah.
Bukan saja goncangan angin akan semakin keras, teriakan orang dibawahnyapun akan sayup sayup terdengar.
Bahkan, keadaan mereka yang dibawahpun akan sulit tampak, karena terhalang dedaunan dan ranting.
Itulah sebabnya, setiap teriakan, setiap status keadaan yang dibawah, bahkan, pendistribusian buah buahan yang dipetiknya, sangat bergantung kepada kepiawaian dan karakter pemanjat lain yang ada didahan dahan dibawahnya.
Apakah teriakan yang dibawah, keadaan yang dibawah, disampaikan dengan sebenar benarnya oleh pemanjat dibawahnya?
Apakah buah yang diberikan oleh pemanjat paling tinggi disampaikan kepada mereka yang ada dibawah ?
Jangan jangan, teriakan dan keadaan dibawah disampaikan nggak sebenar benarnya.
Jangan jangan, pemanjat dibawahnya bahkan nggak bisa mendengar,kurang pendengaran dan asal saja menyampaikan ke pemanjat diatasnya.
Atau, bahkan jangan jangan para pemanjat itu bawa kantung buah sendiri sendiri.
Hehehehehehehhe....bukannya dioper kebawahnya, malah dikantungin buat sendiri, atau dimakan sambil manjat pohon.
Huahahahahahahahah.....kapan kebagiannya itu mereka yang dibawahnya ya..???
Pemanjat sejati, sekali lagi akan mendapat terpaan angin kencang.
Makin tinggi dia memanjat, maka akan makin kencang badai menghadang.
Pemanjat sejati, juga akan makin banyak mendapat komentar dari bawah.
Ya karena makin kelihatan kan?
Komentar beragam akan dikeluarkan, baik yang mengingatkan agar jangan sampai jatuh karena salah menginjak dahan atau salah berpegangan
Atau, komentar yang sama sekali memang sengaja dibuat keliru agar pemanjat salah menginjak dahan atau memegang ranting.
Diteriakinya agar memegang ranting patah atau dahan yang rapuh agar pemanjat jatuh.
Atau diganggunya fokus untuk memetik buah dengan teriakan teriakan yang nggak jelas maksudnya apa.
Pemanjat sejati, akan tahu persis dengan kemampuannya sendiri, dahan mana yang bisa dijadikan pijakan dan ranting mana yang kuat untuk berpegangan, buah mana yang penuh manfaat untuk dibagikan dan teriakan mana yang memang tujuannya cuma mengganggu konsentrasi.
Anehnya, banyak yang nggak berani manjat, malah kenceng berteriak teriak.
Selalu berkomentar dari bawah, harus begitulah, harus beginilah.
Banyak yang nggak punya kesempatan manjat pohon karena memang nggak bisa manjat, malah kontra terhadap laporan pandangan mata pemanjat sejati dari puncak pohon yang punya lebih luas area pandangan.
Mereka, yang nggak berani manjat dan takut ketinggian, biasanya lebih seru berkomentar, lebih ganas menunjukkan laporan pandangan mata, seolah dia berada dipuncak pohon tinggi yang bisa melihat sejauh mata memandang.
Seandainya, mereka juga diberi peluang manjat pohon, kayaknya baru sebentar juga udah diserang tawon tuh.....hehehehehe.
Belum lagi dikerubutin semut dan ulet sekaligus dipatuk ular.......hiiiiyyyyy
Makanya, kalau menurut teori si mamah yang rada rada ngawur ini, kalau naik pohon tuh harus hati hati, harus pinter mencari dahan untuk berpijak, mencari ranting yang bagus untuk pegangan, memetik buah yang bagus bagus untuk dibagikan, mengajak temen temen yang baik baik untuk ikut memanjat agar banyak buah yang bisa dipetik dan jangan lama lama manjat pohonnya.
Disamping yang dibawah kesel nungguin buah yang dijatuhkan,pemanjat juga akan pegel.
Ngapain lagi diem diatas pohon lama lama , ntar sakit lho.
Kedinginan, kena angin, kehujanan dll
Lama lama kan jadi sakit, nggak berdaya.
Mending turun, nyari pohon lain yang jauh lebih lebat, lebih berbuah ranum
Kan waktu naik pohon, bisa melihat pemandangan yang dahsyat dan luas.
Bahwa ditempat lain, ada pohon juga, yang banyak buahnya dan lebih ranum.
Jadi....kalau jadi pejabat, kan ibarat manjat pohon.
Jangan lama lama bertengger diatas pohonnya.
Turun lagi dengan tertib, cari pohon lain untuk dipanjat.
Bukan begitu??
Kalau kelamaan, nggak nyadar nyadar bahwa pohon itu udah nggak berbuah lagi.
Bahkan dahan mulai keropos dan banyak benalunya.
Pohon nggak ada manfaatnya, bahkan menghalangi sinar matahari buat pepohonan kecil yang ada dibawahnya.
Trus tiba tiba pohon ditebang dari bawah, gimana coba.....
Iya kan ??
Thursday, July 23, 2009
HARI ANAK NASIONAL
Hari ini, 23 Juli, Hari Anak Nasional kan?
Hari ini, adalah hari untuk kita, para orang tua, atau yang dituakan, introspeksi.
Apakah kita sudah jadi orang tua yang baik dan benar?
Apakah kita sudah full energi, maksimal menjalankan amanah menjaga titipanNya yang amat sangat berharga dengan penuh tanggung jawab ?
Apakah kita sudah maksimal memberi ruang gerak kepada anak anak kita untuk berkembang dan menampilkan seluruh potensinya?
Apakah kita sudah menampilkan seluruh energi dan potensi kita yang terbaik dalam bertutur kata dan bersikap agar menjadi suri teladan anak anak?
Apakah kita sudah mencurahkan seluruh perhatian dan kasih sayang kepada anak anak, anak kita dan anak siapapun diseputar kita?
Atau.....
Apakah kita selalu nyinyir, gambreng, banyak menuntut, bikin bete dan frustrasi?
Apakah kita selalu melecehkan, menghinakan, menihilkan anak anak baik dengan kata kata atau perbuatan?
Apakah kita selalu memberi hukuman, hukuman, dan hukuman tanpa pernah memberi penghargaan, pujian atau hadiah?
Apakah kita selalu menuntut, menuntut dan menuntut kepada anak anak kita untuk berlaku, berbuat seperti mau maunya kita tanpa melihat bahwa anak itu punya kepribadian dan kemampuan yang unik ?
Apakah kita bahkan suka melakukan kekerasan, baik fisik, mental dan ekonomi?
Anak, adalah anugrah Allah yang terindah.
Anak, adalah bukti kebesaran Allah yang tak terkira.
Anak adalah tanda kasih sayang Allah kepada kita yang tiada tara.
Dititipkannya mahlukNya dirahim kita untuk kemudian dijadikan generasi penerus keberadaan manusia.
Anak adalah warisan yang tak ternilai harganya.
Anak, adalah tanda keberlangsungan adanya mahluk yang namanya manusia.
Tapi , kenyataan yang ada diseputar kita, membuat kita tepekur dalam.
Kita tahu masih begitu banyak anak anak yang diperlakukan tidak seharusnya.
Begitu banyak anak anak yang mendapat perlakuan dihinakan, dilecehkan, dinihilkan.
Begitu banyak anak yang mendapat kekerasan baik ucapan atau tindakan.
Kita masih melihat begitu banyak anak anak yang terabaikan.
Begitu banyak anak anak yang berkeliaran dijalan, bekerja jauh ditengah lautan, di jermal jermal, ditengah hutan, atau jauh dari orang tua yang seharusnya melindunginya.
Begitu banyak anak anak yang harus menghidupi dirinya sendiri, bahkan menghidupi orang lain.
Begitu banyak anak anak yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah, karena ketiadaan biaya.
Begitu banyak anak anak yang kehilangan masa anak anaknya, masa gembira ria bermain bersama teman sebaya.
Begitu banyak anak anak yang sepi dari touching dan loving, bahkan tidak merasakan keberadaan orang tuanya.
Begitu banyak anak anak yang dininabobokan dengan materi, sementara orang tuanya sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan materi tersebut.
Begitu banyak anak anak yang sepi sendiri, tak ada tempat untuk mengadu, berkeluh kesah setiap waktu.
Begitu banyak anak anak yang merindukan kehadiran ibunya yang tak kan tergantikan oleh seorang pengasuh, HP, TV, mainan dlsb.
Begitu banyak anak yang berada diruang gegap gempita penuh kecukupan materi tapi ia sepi sendiri.
Hari ini, adalah hari kita mengenang.
Betapa Allah sudah begitu penuh kasih sayang menghadirkan anak anak untuk meneruskan keberadaan mahluk yang namanya manusia.
Akankah manusia makin bermartabat?
Akankah manusia makin mulia dunia akhirat?
Semua bergantung kepada bagaimana kita memperlakukan anak anak.
Hari ini, si mamah ingin meminta maaf yang sebesar besarnya, kepada anak anak si mamah, kepada pasien anak anak, kepada murid murid di sekolah.
Maafkan si mamah ya.
Kalau selama ini si mamah belum sempurna menampilkan yang terbaik dalam mengurus dan merawat serta memberi suasana yang kondusif untuk kalian bisa berkembang menampilkan yang terbaik.
Hari ini, kita bisa mulai, memperbaiki segala sikap dan perbuatan, kepada seluruh anak anak, anak siapapun itu.
Semoga kita semua bisa memberi tatapan yang sejuk, senyuman yang tulus, usapan yang lembut, pelukan yang hangat, ucapan yang bijak membangkitkan semangat, dan support support bentuk lainnya kepada anak anak dimanapun mereka berada.
Semoga mulai hari ini, kita semua bisa bahu membahu, erat berpegangan tangan untuk bisa membantu anak anak diseputar kita tumbuh kembang dengan sebaik baiknya.
Agar kelak mereka jadi pribadi yang tangguh mandiri, gagah kuat percaya diri dan berhati lembut serta berahlak mulia, amin.
Selamat Hari Anak Nasional.
Semoga semua anak anak Indonesia memiliki lingkungan terbaik untuk tumbuh kembang, bisa senantiasa sehat ceria penuh energi, menampilkan seluruh potensi terbaiknya demi masa depan yang gemilang penuh martabat.
Selamat jadi anak Indonesia yang membanggakan !
Salam
Hari ini, adalah hari untuk kita, para orang tua, atau yang dituakan, introspeksi.
Apakah kita sudah jadi orang tua yang baik dan benar?
Apakah kita sudah full energi, maksimal menjalankan amanah menjaga titipanNya yang amat sangat berharga dengan penuh tanggung jawab ?
Apakah kita sudah maksimal memberi ruang gerak kepada anak anak kita untuk berkembang dan menampilkan seluruh potensinya?
Apakah kita sudah menampilkan seluruh energi dan potensi kita yang terbaik dalam bertutur kata dan bersikap agar menjadi suri teladan anak anak?
Apakah kita sudah mencurahkan seluruh perhatian dan kasih sayang kepada anak anak, anak kita dan anak siapapun diseputar kita?
Atau.....
Apakah kita selalu nyinyir, gambreng, banyak menuntut, bikin bete dan frustrasi?
Apakah kita selalu melecehkan, menghinakan, menihilkan anak anak baik dengan kata kata atau perbuatan?
Apakah kita selalu memberi hukuman, hukuman, dan hukuman tanpa pernah memberi penghargaan, pujian atau hadiah?
Apakah kita selalu menuntut, menuntut dan menuntut kepada anak anak kita untuk berlaku, berbuat seperti mau maunya kita tanpa melihat bahwa anak itu punya kepribadian dan kemampuan yang unik ?
Apakah kita bahkan suka melakukan kekerasan, baik fisik, mental dan ekonomi?
Anak, adalah anugrah Allah yang terindah.
Anak, adalah bukti kebesaran Allah yang tak terkira.
Anak adalah tanda kasih sayang Allah kepada kita yang tiada tara.
Dititipkannya mahlukNya dirahim kita untuk kemudian dijadikan generasi penerus keberadaan manusia.
Anak adalah warisan yang tak ternilai harganya.
Anak, adalah tanda keberlangsungan adanya mahluk yang namanya manusia.
Tapi , kenyataan yang ada diseputar kita, membuat kita tepekur dalam.
Kita tahu masih begitu banyak anak anak yang diperlakukan tidak seharusnya.
Begitu banyak anak anak yang mendapat perlakuan dihinakan, dilecehkan, dinihilkan.
Begitu banyak anak yang mendapat kekerasan baik ucapan atau tindakan.
Kita masih melihat begitu banyak anak anak yang terabaikan.
Begitu banyak anak anak yang berkeliaran dijalan, bekerja jauh ditengah lautan, di jermal jermal, ditengah hutan, atau jauh dari orang tua yang seharusnya melindunginya.
Begitu banyak anak anak yang harus menghidupi dirinya sendiri, bahkan menghidupi orang lain.
Begitu banyak anak anak yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah, karena ketiadaan biaya.
Begitu banyak anak anak yang kehilangan masa anak anaknya, masa gembira ria bermain bersama teman sebaya.
Begitu banyak anak anak yang sepi dari touching dan loving, bahkan tidak merasakan keberadaan orang tuanya.
Begitu banyak anak anak yang dininabobokan dengan materi, sementara orang tuanya sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan materi tersebut.
Begitu banyak anak anak yang sepi sendiri, tak ada tempat untuk mengadu, berkeluh kesah setiap waktu.
Begitu banyak anak anak yang merindukan kehadiran ibunya yang tak kan tergantikan oleh seorang pengasuh, HP, TV, mainan dlsb.
Begitu banyak anak yang berada diruang gegap gempita penuh kecukupan materi tapi ia sepi sendiri.
Hari ini, adalah hari kita mengenang.
Betapa Allah sudah begitu penuh kasih sayang menghadirkan anak anak untuk meneruskan keberadaan mahluk yang namanya manusia.
Akankah manusia makin bermartabat?
Akankah manusia makin mulia dunia akhirat?
Semua bergantung kepada bagaimana kita memperlakukan anak anak.
Hari ini, si mamah ingin meminta maaf yang sebesar besarnya, kepada anak anak si mamah, kepada pasien anak anak, kepada murid murid di sekolah.
Maafkan si mamah ya.
Kalau selama ini si mamah belum sempurna menampilkan yang terbaik dalam mengurus dan merawat serta memberi suasana yang kondusif untuk kalian bisa berkembang menampilkan yang terbaik.
Hari ini, kita bisa mulai, memperbaiki segala sikap dan perbuatan, kepada seluruh anak anak, anak siapapun itu.
Semoga kita semua bisa memberi tatapan yang sejuk, senyuman yang tulus, usapan yang lembut, pelukan yang hangat, ucapan yang bijak membangkitkan semangat, dan support support bentuk lainnya kepada anak anak dimanapun mereka berada.
Semoga mulai hari ini, kita semua bisa bahu membahu, erat berpegangan tangan untuk bisa membantu anak anak diseputar kita tumbuh kembang dengan sebaik baiknya.
Agar kelak mereka jadi pribadi yang tangguh mandiri, gagah kuat percaya diri dan berhati lembut serta berahlak mulia, amin.
Selamat Hari Anak Nasional.
Semoga semua anak anak Indonesia memiliki lingkungan terbaik untuk tumbuh kembang, bisa senantiasa sehat ceria penuh energi, menampilkan seluruh potensi terbaiknya demi masa depan yang gemilang penuh martabat.
Selamat jadi anak Indonesia yang membanggakan !
Salam
Sunday, July 19, 2009
GENERASI MUDA
Hebat.
Jempol.
Membanggakan.
Mengagumkan.
Matak reueus, kata bahasa ibu si mamah sih.
Apa bahasa Indonesianya ya.....lha iya itu tadi, membanggakan.
Apa yang membanggakan?
Buah pikirannya, sikapnya, pendiriannya dan keteguhan hatinya anak anak muda Indonesia.
Beberapa hari belakangan ini, si mamah kan blogwalking ke beberapa blog anak anak muda.
Yang berumur antara 20-35 tahunan lah.
Ternyata, mereka itu mayoritas hebat hebat.
Udah pinter, brilian, punya sikap, punya pendirian, punya network dan.....sangat cinta tanah air.
Mereka, bangga banget jadi bangsa Indonesia.
Dan mereka bangga dengan keanekaragaman yang ada di Nusantara.
Apakah itu budayanya, sukunya, agamanya , aliran politiknya dll.
Yang lebih mengagumkan adalah kecintaan mereka akan Indonesia.
Kebersamaan, kesatuan dan perjuangan untuk meraih kegemilangan bersama yang bermartabat, sangat mereka junjung tinggi.
Luar biasa.
Diberbagai tulisan yang si mamah baca, umumnya mereka mengajak bahu membahu, saling support, saling hormat untuk meraih cita cita bersama.
Nggak ada tuh yang menjadi provokator, memecah belah atau mengurangi energi satu dan lainnya.
Secara umum, mereka amat sangat tidak suka kepada yang cuma bisa bla bla bla, cangcingcong, nyangnyengnyong cuap cuap yang ujung ujungnya membuat yang lain ribet untuk melangkah.
Umumnya mereka amat tidak menaruh respek kepada yang bisanya cuma omong doang, mementingkan bunyi mulut yang sudah terasa gambreng banget, cape dengerinnya juga.
Mereka adalah generasi kerja, kerja kerja, dan kerja.
Bekerja dengan penuh tanggung jawab, profesional dan amanah.
Mereka adalah generasi yang menginginkan energi positif, full energi untuk manfaat.
Mereka adalah generasi yang menjauhkan diri dari hal hal yang akan menyebabkan energi negatif, energi yang akan merontokkan orang lain untuk manfaat.
Si mamah, bangga banget membaca berbagai postingan mereka.
Jadi merasa geli sendiri.
Sementara dilain pihak, ada generasi diatas mereka yang rameeeeeeee melulu.
Tiap nongol di media, bisanya cuma menebar energi negatif, bikin nnnnnneg.
Dan nggak nyadar nyadar lagi......
Si mamah aja nnneg, apalagi anak anak muda yg brilian dan cinta banget terhadap bangsanya dan sangat ingin full energi membangun negara ini.
Membaca berbagai posting mereka, si mamah jadi sangat optimis akan pencapaian cita cita bersama seluruh anak bangsa.
Terasa, mereka memegang teguh azas persatuan dan kebersamaan untuk manfaat.
Bersatu padu menghimpun energi positif untuk menapaki masa depan, menjadi yang terbaik, yang terdepan.
Semoga mereka tetap diberi karunia hati dan pikiran yang indah, yang profesional dan amanah, dan tetap berkiprah membangun negeri ini dengan kemampuan mereka yang maksimal.
Semoga, mereka bisa menerima pengalihan tongkat estafet menjadi yang terdepan di negeri ini.
Meraih cita cita bersama, ialah kegemilangan yang bermartabat dalam kerukunan, persatuan dan kedamaian serta kesejahteraan yang berkeadilan.
Semoga
Jempol.
Membanggakan.
Mengagumkan.
Matak reueus, kata bahasa ibu si mamah sih.
Apa bahasa Indonesianya ya.....lha iya itu tadi, membanggakan.
Apa yang membanggakan?
Buah pikirannya, sikapnya, pendiriannya dan keteguhan hatinya anak anak muda Indonesia.
Beberapa hari belakangan ini, si mamah kan blogwalking ke beberapa blog anak anak muda.
Yang berumur antara 20-35 tahunan lah.
Ternyata, mereka itu mayoritas hebat hebat.
Udah pinter, brilian, punya sikap, punya pendirian, punya network dan.....sangat cinta tanah air.
Mereka, bangga banget jadi bangsa Indonesia.
Dan mereka bangga dengan keanekaragaman yang ada di Nusantara.
Apakah itu budayanya, sukunya, agamanya , aliran politiknya dll.
Yang lebih mengagumkan adalah kecintaan mereka akan Indonesia.
Kebersamaan, kesatuan dan perjuangan untuk meraih kegemilangan bersama yang bermartabat, sangat mereka junjung tinggi.
Luar biasa.
Diberbagai tulisan yang si mamah baca, umumnya mereka mengajak bahu membahu, saling support, saling hormat untuk meraih cita cita bersama.
Nggak ada tuh yang menjadi provokator, memecah belah atau mengurangi energi satu dan lainnya.
Secara umum, mereka amat sangat tidak suka kepada yang cuma bisa bla bla bla, cangcingcong, nyangnyengnyong cuap cuap yang ujung ujungnya membuat yang lain ribet untuk melangkah.
Umumnya mereka amat tidak menaruh respek kepada yang bisanya cuma omong doang, mementingkan bunyi mulut yang sudah terasa gambreng banget, cape dengerinnya juga.
Mereka adalah generasi kerja, kerja kerja, dan kerja.
Bekerja dengan penuh tanggung jawab, profesional dan amanah.
Mereka adalah generasi yang menginginkan energi positif, full energi untuk manfaat.
Mereka adalah generasi yang menjauhkan diri dari hal hal yang akan menyebabkan energi negatif, energi yang akan merontokkan orang lain untuk manfaat.
Si mamah, bangga banget membaca berbagai postingan mereka.
Jadi merasa geli sendiri.
Sementara dilain pihak, ada generasi diatas mereka yang rameeeeeeee melulu.
Tiap nongol di media, bisanya cuma menebar energi negatif, bikin nnnnnneg.
Dan nggak nyadar nyadar lagi......
Si mamah aja nnneg, apalagi anak anak muda yg brilian dan cinta banget terhadap bangsanya dan sangat ingin full energi membangun negara ini.
Membaca berbagai posting mereka, si mamah jadi sangat optimis akan pencapaian cita cita bersama seluruh anak bangsa.
Terasa, mereka memegang teguh azas persatuan dan kebersamaan untuk manfaat.
Bersatu padu menghimpun energi positif untuk menapaki masa depan, menjadi yang terbaik, yang terdepan.
Semoga mereka tetap diberi karunia hati dan pikiran yang indah, yang profesional dan amanah, dan tetap berkiprah membangun negeri ini dengan kemampuan mereka yang maksimal.
Semoga, mereka bisa menerima pengalihan tongkat estafet menjadi yang terdepan di negeri ini.
Meraih cita cita bersama, ialah kegemilangan yang bermartabat dalam kerukunan, persatuan dan kedamaian serta kesejahteraan yang berkeadilan.
Semoga
Friday, July 17, 2009
MAUNYA APA SIH ????
Seharian, sejak pagi, di TV lokal, TV asing, radio, obrolan dipasar, dikantin, dikantor, disekolah, diarisan, di pengajian, topiknya cuma satu :
BOM JW MARRIOT dan RITZ CARLTON
Maunya apa sih ?
Maunya apa tho?
Gila ! Edun ! Sableng! Biadab !
Berbagai ucapan sumpah serapah menjadi reaksi pertama ketika siapapun mendengar adanya bom, dijaman yang sudah susah payah kita upayakan bersama agar tenang, aman, damai,
Koq tega teganya ya punya niat, punya rencana, melakukan, mengeksekusi bom ditengah suasana yang sudah tercipta aman damai?
Koq tega teganya ya menari diatas penderitaan orang lain?
Dimana ya mereka menyimpan rasa kasih sayang, welas asih, inti kemanusiaan yang sesungguhnya?
Apapun alasannya, cuma satu kata yang pantas untuk mereka : BIADAB !
Iya bener, nggak beradab banget.
Mereka lebih hina dari binatang jahat sekalipun.
Apapun tujuannya, latar belakangnya, tetep aja mereka kelompok biadab.
Bayangin.
Yang jadi korban adalah mereka yang sama sekali nggak ada kaitannya dengan urusan mereka, apapun urusannya.
Yang tewas adalah mereka yang bener bener nggak ada kaitannya dengan mereka, siapapun mereka.
Yang menderita adalah mereka, yang boro boro menyulitkan pelaku, bahkan kenalpun nggak.
Yang menjadi korban, justru adalah mereka, yang menjadi pahlawan keluarganya.
Pagi pagi sudah berjuang mencari nafkah untuk kelangsungan hidup keluarganya, untuk masa depan anak anaknya.
Bener bener raja tega tuh.
Bener bener orang yang nggak punya rasa kasih sayang sedikitpun.
bener bener orang yang dibutakan hatinya, total buta.
Apapun keinginannya, apapun tujuannya, sekali lagi, mereka adalah BIADAB.
Bukan hanya mereka yang biadab, bahkan siapapun yang turut mentertawakan kelengahan aparat, siapapun yang mencibir melecehkan pengawasan, juga termasuk kelompok BIADAB.
Bener bener nggak ngerti deh, maunya apa sih?
Koq meledakkan bom.
Buat cari perhatian?
Buat merusak nama orang? Menjelekkan nama negara?
Buat mengalihkan perhatian?
Buat menjegal sesuatu?
Buat meruntuhkan image?
Buat menggapai sesuatu?
Buat pelampiasan kemarahan, kekecewaan, frustrasi, dendam kesumat, kekesalan dan sejuta rasa negatif lainnya?
Koq kalau pengen sesuatu caranya biadab banget ya?
Koq kayak yang memaksakan banget pengen sesuatu apapun caranya ya ?
Pokoknya, kalau pengen ya pengen, titik.
Nggak boleh ada yang menghalangi.
Egois banget, nggak mau peduli orang lain, nggak peduli dampaknya pada orang yang tak berdosa dan efeknya pada citra negara.
Kan bukan hanya orang perorang yang jadi korban.
Bukan hanya negara yang dicoreng moreng.
Kita, kita semua akan menanggung akibatnya.
Seluruh jagat membicarakannya.
Pelancong jadi mikir dua kali mau berkunjung, yang mau berinvestasi mikir seribu kali.
Yang jelas banget, ya MU nggak jadi berlaga di Jakarta, nggak jadi datang malah..
Siapa yang rugi?
Rakyat, semua rakyat menanggung akibatnya.
Uggh....gggrrrrrkkkh
Yang jelas, siapapun dibalik pengeboman itu adalah BIADAB.
Mereka bukan orang yang berjiwa manusia.
Mereka nggak pantas untuk jadi apapun, bahkan nggak pantas jadi manusia.
Hehehehehehe...saking gemesnya, jadi mendahului kehendak Allah....koq bilang nggak pantas jadi manusia segala.
Gimana ya kalau kelompok beginian dikasih peluang?
Pasti meraja sesuka dia, sabet sana tebas sini.
Hiiiiiiiiiy, jangan sampai deh kelompok beginian muncul dan memegang peran.
Ngeriiiiiiiiii.
Gustiiiiiiii...tulungan kami, rakyat Indonesia ya.
Tolong kami agar bisa tahu siapa mereka, dan aparat segera bisa menangkapnya.
Kami serahkan saja kepada KuasaMu, mau diapain mereka, yang setimpal yaaa.
Konon, dibulan Rajab, dilarang keras bahkan diharamkan berperang.
Apalagi hari Jum'at, hari baik, rajanya hari.
Lha koq ada bom ya.
Artinya, yang terlibat dalam peristiwa pengeboman adalah bener bener rajanya kedurjanaan, raja tega, rajanya iblis, biangnya setan dan tempat paling pantas untuk mereka adalah neraka jahanam.
Allah tidak pernah tidur.
Tidak akan luput sebesar zarrahpun keburukan, apalagi kejahatan yang kasat mata begini.
Kita, mahluk yang lemah, hanya mampu berserah diri kepada Allah Yang Maha Kuasa, Maha Gagah, Maha Mengetahui dan Maha Benar untuk melakukan sesuatu.
Kita, hanya mampu berserah diri kepada Allah.
Siapapun pelakunya dan siapa dibalik itu semua, Allah Maha Tahu jawabannya, bagaimana memberikan balasan yang setimpal.
Kita, hanya mampu berserah diri kepada Allah.
Astaghfirullahaladziim.
Gustiiiiiii....tulungan.
BOM JW MARRIOT dan RITZ CARLTON
Maunya apa sih ?
Maunya apa tho?
Gila ! Edun ! Sableng! Biadab !
Berbagai ucapan sumpah serapah menjadi reaksi pertama ketika siapapun mendengar adanya bom, dijaman yang sudah susah payah kita upayakan bersama agar tenang, aman, damai,
Koq tega teganya ya punya niat, punya rencana, melakukan, mengeksekusi bom ditengah suasana yang sudah tercipta aman damai?
Koq tega teganya ya menari diatas penderitaan orang lain?
Dimana ya mereka menyimpan rasa kasih sayang, welas asih, inti kemanusiaan yang sesungguhnya?
Apapun alasannya, cuma satu kata yang pantas untuk mereka : BIADAB !
Iya bener, nggak beradab banget.
Mereka lebih hina dari binatang jahat sekalipun.
Apapun tujuannya, latar belakangnya, tetep aja mereka kelompok biadab.
Bayangin.
Yang jadi korban adalah mereka yang sama sekali nggak ada kaitannya dengan urusan mereka, apapun urusannya.
Yang tewas adalah mereka yang bener bener nggak ada kaitannya dengan mereka, siapapun mereka.
Yang menderita adalah mereka, yang boro boro menyulitkan pelaku, bahkan kenalpun nggak.
Yang menjadi korban, justru adalah mereka, yang menjadi pahlawan keluarganya.
Pagi pagi sudah berjuang mencari nafkah untuk kelangsungan hidup keluarganya, untuk masa depan anak anaknya.
Bener bener raja tega tuh.
Bener bener orang yang nggak punya rasa kasih sayang sedikitpun.
bener bener orang yang dibutakan hatinya, total buta.
Apapun keinginannya, apapun tujuannya, sekali lagi, mereka adalah BIADAB.
Bukan hanya mereka yang biadab, bahkan siapapun yang turut mentertawakan kelengahan aparat, siapapun yang mencibir melecehkan pengawasan, juga termasuk kelompok BIADAB.
Bener bener nggak ngerti deh, maunya apa sih?
Koq meledakkan bom.
Buat cari perhatian?
Buat merusak nama orang? Menjelekkan nama negara?
Buat mengalihkan perhatian?
Buat menjegal sesuatu?
Buat meruntuhkan image?
Buat menggapai sesuatu?
Buat pelampiasan kemarahan, kekecewaan, frustrasi, dendam kesumat, kekesalan dan sejuta rasa negatif lainnya?
Koq kalau pengen sesuatu caranya biadab banget ya?
Koq kayak yang memaksakan banget pengen sesuatu apapun caranya ya ?
Pokoknya, kalau pengen ya pengen, titik.
Nggak boleh ada yang menghalangi.
Egois banget, nggak mau peduli orang lain, nggak peduli dampaknya pada orang yang tak berdosa dan efeknya pada citra negara.
Kan bukan hanya orang perorang yang jadi korban.
Bukan hanya negara yang dicoreng moreng.
Kita, kita semua akan menanggung akibatnya.
Seluruh jagat membicarakannya.
Pelancong jadi mikir dua kali mau berkunjung, yang mau berinvestasi mikir seribu kali.
Yang jelas banget, ya MU nggak jadi berlaga di Jakarta, nggak jadi datang malah..
Siapa yang rugi?
Rakyat, semua rakyat menanggung akibatnya.
Uggh....gggrrrrrkkkh
Yang jelas, siapapun dibalik pengeboman itu adalah BIADAB.
Mereka bukan orang yang berjiwa manusia.
Mereka nggak pantas untuk jadi apapun, bahkan nggak pantas jadi manusia.
Hehehehehehe...saking gemesnya, jadi mendahului kehendak Allah....koq bilang nggak pantas jadi manusia segala.
Gimana ya kalau kelompok beginian dikasih peluang?
Pasti meraja sesuka dia, sabet sana tebas sini.
Hiiiiiiiiiy, jangan sampai deh kelompok beginian muncul dan memegang peran.
Ngeriiiiiiiiii.
Gustiiiiiiii...tulungan kami, rakyat Indonesia ya.
Tolong kami agar bisa tahu siapa mereka, dan aparat segera bisa menangkapnya.
Kami serahkan saja kepada KuasaMu, mau diapain mereka, yang setimpal yaaa.
Konon, dibulan Rajab, dilarang keras bahkan diharamkan berperang.
Apalagi hari Jum'at, hari baik, rajanya hari.
Lha koq ada bom ya.
Artinya, yang terlibat dalam peristiwa pengeboman adalah bener bener rajanya kedurjanaan, raja tega, rajanya iblis, biangnya setan dan tempat paling pantas untuk mereka adalah neraka jahanam.
Allah tidak pernah tidur.
Tidak akan luput sebesar zarrahpun keburukan, apalagi kejahatan yang kasat mata begini.
Kita, mahluk yang lemah, hanya mampu berserah diri kepada Allah Yang Maha Kuasa, Maha Gagah, Maha Mengetahui dan Maha Benar untuk melakukan sesuatu.
Kita, hanya mampu berserah diri kepada Allah.
Siapapun pelakunya dan siapa dibalik itu semua, Allah Maha Tahu jawabannya, bagaimana memberikan balasan yang setimpal.
Kita, hanya mampu berserah diri kepada Allah.
Astaghfirullahaladziim.
Gustiiiiiii....tulungan.
Thursday, July 16, 2009
ORANG PENTING
Masih inget tulisan si mamah tentang Public Service ?
Belum baca?
Sok atuh baca dulu ya...
Postingan kali ini ada kaitannya dengan Public Service.
Kenapa si mamah tergerak mau nulis tentang Orang Penting ?
Ya itulah.
Orang suka menganggap dirinya penting, sehingga lupa bahwa tugas dia sebenernya adalah Public Service, melayani, meladeni, bukan pengen diladeni.
Bukan rahasia lagi, bahwa sampai sekarang, banyak orang yang seharusnya bekerja untuk melayani, malah pengen dilayani.
Menganggap dirinya penting, sehingga yang lain harus mengikuti maunya dia.
Dia lupa, bahwa pekerjaannya dia sebetulnya adalah menekan ego, menimbulkan empati, memunculkan jiwa "to serve with heart and honour"
Sighhhhhhhhhhh.
Jabatan, kekuasaan, kayaknya bahkan jadi ajang untuk memunculkan ego,menganggap dirinya penting, sehingga orang lain harus mendahulukan dirinya, orang lain harus nurut apa maunya.
Uggggh....gemes juga ya.
Jabatan, malah dijadikan ajang untuk mempertontonkan egonya.
Dilain pihak, secara nggak sadar, kan tingkah lakunya malah mempertunjukkan kekerdilan jiwanya.
Kuaciaaaaan deh.
Postingan ini termotivasi oleh pidato seorang pejabat.
Dan yang bikin si mamah nggak habis pikir, pejabat dibidang pendidikan lagi.
Gimana kita mau maju secara bermartabat dan terhormat, kalau sendi yang paling kokoh untuk kemajuan, ialah pendidikan, masih memunculkan orang orang yang karakternya bertolak belakang dengan sendi sendi pendidikan itu sendiri.
Ceritanya, pagi ini ada upacara dimulainya tahun ajaran 2009-2010.
Maka berbarislah dilapangan upacara, anak anak yang lucu lucu, penuh semangat, riang gembira dalam seragam baru.
Matahari mulai meninggi, sambutan demi sambutan ditampilkan.
Nah....justru giliran pejabat dibidang pendidikan, pidatonya malah "seru".
Hehehehehehehhe...koq nggak lihat yang hadir sih?
Masa didepan anak TK, SD, SMP, SMA, bicara soal kebijakan pendidikan nasional.
Kemudian menyinggung masalah akuntabilitas, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi , kecerdasan spiritual.
Halllooooooo bapak.
Bapak kan "cuma" diminta membuka tahun ajaran baru didepan siswa TK sampai SMA.
Kenapa melantur kesana kesini ya.
Jadi inget, kenyataan yang ada diseputar kita adalah, kalau seseorang dikasih "kekuasaan" pegang microphone, suka orasi, pidato, ngacapruk kemana mana
Hahahahahahahahahha.....seolah dirinya paling hebat sedunia.
Jadi inget pula, jaman anak anak suka tampil di pertunjukan sekolah.
Ketika hari kenaikan kelas, anak anak sudah rapi berdandan, serasi dengan busana tarian masing masing.
Jam pertunjukan suka molor, ngaret.
Riasan wajah anak anak mulai belepotan, baju mulai kusut nggak karuan.
Kenapa?
Karena pembukaan acara nunggu orang Diknas ( dan selalu ngaret )
Sighhhhhhhh...
Mudah mudahan aja deh para blogger sih kalau diberi kewenangan, kekuasaan, akan tahu diri, tahu menempatkan diri, tahu bahwa pejabat itu sebenernya pelayan, yang harus melayani rakyatnya.
To serve with heart and honour.
Bukan sebaliknya.
Semoga aja siapapun yang duduk untuk ngurus rakyat, terpilih berdasarkan kemampuannya, karakternya, bukan karena KKN atau ambisi pribadi semata
Salam
Belum baca?
Sok atuh baca dulu ya...
Postingan kali ini ada kaitannya dengan Public Service.
Kenapa si mamah tergerak mau nulis tentang Orang Penting ?
Ya itulah.
Orang suka menganggap dirinya penting, sehingga lupa bahwa tugas dia sebenernya adalah Public Service, melayani, meladeni, bukan pengen diladeni.
Bukan rahasia lagi, bahwa sampai sekarang, banyak orang yang seharusnya bekerja untuk melayani, malah pengen dilayani.
Menganggap dirinya penting, sehingga yang lain harus mengikuti maunya dia.
Dia lupa, bahwa pekerjaannya dia sebetulnya adalah menekan ego, menimbulkan empati, memunculkan jiwa "to serve with heart and honour"
Sighhhhhhhhhhh.
Jabatan, kekuasaan, kayaknya bahkan jadi ajang untuk memunculkan ego,menganggap dirinya penting, sehingga orang lain harus mendahulukan dirinya, orang lain harus nurut apa maunya.
Uggggh....gemes juga ya.
Jabatan, malah dijadikan ajang untuk mempertontonkan egonya.
Dilain pihak, secara nggak sadar, kan tingkah lakunya malah mempertunjukkan kekerdilan jiwanya.
Kuaciaaaaan deh.
Postingan ini termotivasi oleh pidato seorang pejabat.
Dan yang bikin si mamah nggak habis pikir, pejabat dibidang pendidikan lagi.
Gimana kita mau maju secara bermartabat dan terhormat, kalau sendi yang paling kokoh untuk kemajuan, ialah pendidikan, masih memunculkan orang orang yang karakternya bertolak belakang dengan sendi sendi pendidikan itu sendiri.
Ceritanya, pagi ini ada upacara dimulainya tahun ajaran 2009-2010.
Maka berbarislah dilapangan upacara, anak anak yang lucu lucu, penuh semangat, riang gembira dalam seragam baru.
Matahari mulai meninggi, sambutan demi sambutan ditampilkan.
Nah....justru giliran pejabat dibidang pendidikan, pidatonya malah "seru".
Hehehehehehehhe...koq nggak lihat yang hadir sih?
Masa didepan anak TK, SD, SMP, SMA, bicara soal kebijakan pendidikan nasional.
Kemudian menyinggung masalah akuntabilitas, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi , kecerdasan spiritual.
Halllooooooo bapak.
Bapak kan "cuma" diminta membuka tahun ajaran baru didepan siswa TK sampai SMA.
Kenapa melantur kesana kesini ya.
Jadi inget, kenyataan yang ada diseputar kita adalah, kalau seseorang dikasih "kekuasaan" pegang microphone, suka orasi, pidato, ngacapruk kemana mana
Hahahahahahahahahha.....seolah dirinya paling hebat sedunia.
Jadi inget pula, jaman anak anak suka tampil di pertunjukan sekolah.
Ketika hari kenaikan kelas, anak anak sudah rapi berdandan, serasi dengan busana tarian masing masing.
Jam pertunjukan suka molor, ngaret.
Riasan wajah anak anak mulai belepotan, baju mulai kusut nggak karuan.
Kenapa?
Karena pembukaan acara nunggu orang Diknas ( dan selalu ngaret )
Sighhhhhhhh...
Mudah mudahan aja deh para blogger sih kalau diberi kewenangan, kekuasaan, akan tahu diri, tahu menempatkan diri, tahu bahwa pejabat itu sebenernya pelayan, yang harus melayani rakyatnya.
To serve with heart and honour.
Bukan sebaliknya.
Semoga aja siapapun yang duduk untuk ngurus rakyat, terpilih berdasarkan kemampuannya, karakternya, bukan karena KKN atau ambisi pribadi semata
Salam
Wednesday, July 15, 2009
30 TAHUN
Pas tanggal 14 Juli 2009 kemarin, koq kebetulan ketemu lagunya PADi , kalau nggak salah, judulnya Harmony.
Nih, yang liriknya begini nih :
aku mengenal dikau
tak cukup lama, separuh usiaku
tapi begitu banyak, pelajaran yang aku terima
kau membuatku mengerti arti hidup ini.....
dst
segala kebaikan, tak kan terhapus oleh kepahitan
kulapangkan resah dijiwaku
karena kuyakin akan berujung indah.......
dst
Duuuhh...koq pas banget ya.
Kan tanggal 14 Juli kemarin si mamah dan si akang sudah 30 tahun berjalan bersisian.
Trus, si teteh astrid, di blognya juga menulis yang begini nih :
Happy Pearl (30th) Wedding Anniversary!
For better or worse, through thick and thin,
You've been there side by side
Sharing the laughter and the tears
Through life's uncertain ride.
None of us know what the future holds
We simply can't forsee
But based on the past, our best bet
Is the best is yet to be!
* For the best Mam & Pap in the world ;)
Alhamdulillahirabbilalamin.
30 tahun sudah si mamah dan si akang saling jaga, saling respek, saling hormat, saling support, dan saling memberi energi untuk manfaat.
Semoga diperjalanan selanjutnya juga Allah menjaga kami berdua agar senantiasa bisa saling memberi energi, sampai ujung usia, amin
Doain atuh si mamah dan si akang ya.
Danke.
Nih, yang liriknya begini nih :
aku mengenal dikau
tak cukup lama, separuh usiaku
tapi begitu banyak, pelajaran yang aku terima
kau membuatku mengerti arti hidup ini.....
dst
segala kebaikan, tak kan terhapus oleh kepahitan
kulapangkan resah dijiwaku
karena kuyakin akan berujung indah.......
dst
Duuuhh...koq pas banget ya.
Kan tanggal 14 Juli kemarin si mamah dan si akang sudah 30 tahun berjalan bersisian.
Trus, si teteh astrid, di blognya juga menulis yang begini nih :
Happy Pearl (30th) Wedding Anniversary!
For better or worse, through thick and thin,
You've been there side by side
Sharing the laughter and the tears
Through life's uncertain ride.
None of us know what the future holds
We simply can't forsee
But based on the past, our best bet
Is the best is yet to be!
* For the best Mam & Pap in the world ;)
Alhamdulillahirabbilalamin.
30 tahun sudah si mamah dan si akang saling jaga, saling respek, saling hormat, saling support, dan saling memberi energi untuk manfaat.
Semoga diperjalanan selanjutnya juga Allah menjaga kami berdua agar senantiasa bisa saling memberi energi, sampai ujung usia, amin
Doain atuh si mamah dan si akang ya.
Danke.
Thursday, July 09, 2009
HATI HATI
Alhamdulillahirabbilalamin.
Sekali lagi, kita bersyukuuuuur banget.
Bahwa pilpres sudah berlangsung dengan aman dan damai.
Sudah pada nyontreng kan?
Baguussssss.
Nyontreng apa?
Ya terserah masing masing deh.
Yang penting, kita sudah sukacita nyontreng.
Nggak ada ribut ribut, saling ancam , saling ledek atau olok olok.
Rakyat sudah dewasa, patut kita syukuri.
Semua bersukacita nyontreng.
Bahkan, kalau teman nyontreng yang berbedapun sesuai pilihannya, orang tetap berteman dan bergembira ria.
Benar benar rakyat sudah dewasaaaaaa banget.
Jadi, pilpres 2009 siapa yang menang?
Rakyat atuh....
Hebatnya, ini menurut survey, kali ini rakyat nyontreng mewakili dirinya sendiri.
Rakyat nyontreng atas nama dirinya sendiri, menurut kata hatinya sendiri.
Umumnya nggak berlaku lagi tuh paksa paksaan, atau anjur anjuran, atau diiming imingi duit.
Bahkan, rakyat nggak mau nurut tuh kalau disuruh atasannya atau pemuka golongannya sekalipun.
Hebat.
Rakyat ingin, walaupun cuma 5 tahun sekali, dialah rajanya.
Dialah yang berkuasa sekehendak hatinya.
Dialah yang punya kuasa penuh untuk nyontreng dengan tanggung jawab besar.
Rakyatlah rajanya.
Pilpres, dijadikan ajang aktualisasi diri.
Ajang pengakuan atas betapa berharganya dirinya, betapa besar nilai perannya untuk menentukan nasib bangsa dan negara.
Oleh sebab itu, rakyat bersuka cita, tanpa paksaan.
Bahkan muncul dengan pakaian terbaiknya, sebagai penghormatan kepada bangsa dan negaranya.
Luar biasa.
Naaah, melihat perkembangan rakyat yang menuju kedewasaan, sudah selayaknya semua yang mau tampil 5 tahun lagi harus berhati hati.
Cuma keledai yang akan terperosok di 2014 nanti.
Siapa yang nggak belajar, nggak IQRA tanda tanda yang ada di masyarakat, maka ialah yang paling arogan sekaligus dungu, bebal, dan akan terjerumus sendiri.
Hati hati.
Cuma dua kata, tapi dalam maknanya.
Bahkan, sejak saat ini pula, rakyat sudah mulai merekam jejak orang perorang.
Siapa yang legowo, siapa yang cerdas, siapa yang rendah hati, siapa yang arogan, siapa yang keukeuh peuteukeuh, akan mulai tercatat dengan tajam dibenak rakyat.
Oleh sebab itu, benar banget, semua yang "pengen" tampil kembali 5 tahun yang akan datang, harus mulai sekarang "menabung " nama baik.
Harus berupaya keras, merebut simpati rakyat mulai dari sekarang.
Mau bukti?
Ternyata, menurut exit poll, lebih dari 50 % rakyat sudah punya pilihan mantap sebelum kampanye pilpres yang baru lalu.
Kampanye ? Debat ? Nggak begitu ngaruh tuh.
Konon, yang terpengaruh debat cuma 16 persen saja.
Maka dari itu, sekali lagi, IQRA, bacalah "bahasa " masyarakat.
Jangan menganggap rakyat bodoh dan bisa dibodohi.
Rakyat pinter banget koq.
Siapapun, yang dimasa pasca nyontreng ini mencatat, mempelajari, menganalisa, dan melaporkan setiap ketidak beresan proses pilpres kepada saluran yang benar demi perbaikan 5 tahun kedepan, tentu akan dicatat rakyat.
Memang, seharusnya setiap keteledoran atau kesalahan diperbaiki.
Caranya, ya begitulah, melaporkan melalui saluran yang benar dengan cara yang baik berdasarkan bukti yang akurat.
Setelah itu, biarkanlah yang berwenang mengurusnya, bukan kita.
Tidak ada sesuatu yang sempurna.
Kekeliruan, kesalahan, kecurangan, pastilah ada.
Namanya juga manusia , tempatnya khilaf dan alpa.
Apalagi yang terperangkap syahwat duniawi.
Kekisruhan DPT, pemilih ganda, nyontreng dua kali, nggak terpanggil, diiming iming materi, dll, itu merupakan fakta.
Selama itu merupakan riak riak dan nggak signifikan, ya nggak akan berpengaruh terhadap suara rakyat banyak.
Nggak usahlah kita rame rame ikut berkomentar yang nggak perlu dan nggak jelas.
Tapi kalau buktinya kuat, ya, tetep aja kudu dicatat, dibenerin, dirapihin, diluruskan, sampaikan kepada yang berwenang ngurus hal itu.
Kalau nggak.......5 tahun kedepan, rakyat sudah makin pinter lho....
Tuntutan rakyat akan keterbukaan, kejujuran, kebenaran, akan semakin dahsyat.
Nanti, 5 tahun lagi, kan rakyat akan jadi raja lagi, yang kuat posisi tawarnya, yang berhak semau maunya menentukan pilihan berdasarkan catatan catatan kecilnya sendiri, bukan catatan orang lain.
Sudah saatnya ketiga kontestan duduk bersama dengan damai, saling bertukar catatan penemuan kekurangan, hanya, sekali lagi, hanya demi perbaikan berbangsa dan bernegara.
Terutama demi perbaikan proses pileg dan pilpres 5 tahun yang akan datang.
Kekurangan yang terjadi, disampaikan dengan cara yang baik dan benar, bukan untuk melecehkan suara rakyat, bukan untuk arogansi, atau bukan untuk alasan yang meng ada ada.
Tetapi, sekali lagi, sebagai kontrol positif terhadap penyelenggaraan sebuah proses demokrasi.
Kalau alasan alasan pengajuan catatan catatan disampaikan dengan baik dan benar, dengan tujuan untuk meningkatkan harkat martabat rakyat, rakyat juga akan merasa koq, dan akan tercatat baik baik.
Selamat ber IQRA, membaca, tanda tanda yang berkembang di masyarakat yang sudah dewasa.
Selamat mulai berhati hati, menabung catatan catatan baik dihati rakyat, di memori rakyat, agar 2014 kita bisa lebih dewasa lagi dan meraih kegemilangan yang penuh martabat.
Salam.
Sekali lagi, kita bersyukuuuuur banget.
Bahwa pilpres sudah berlangsung dengan aman dan damai.
Sudah pada nyontreng kan?
Baguussssss.
Nyontreng apa?
Ya terserah masing masing deh.
Yang penting, kita sudah sukacita nyontreng.
Nggak ada ribut ribut, saling ancam , saling ledek atau olok olok.
Rakyat sudah dewasa, patut kita syukuri.
Semua bersukacita nyontreng.
Bahkan, kalau teman nyontreng yang berbedapun sesuai pilihannya, orang tetap berteman dan bergembira ria.
Benar benar rakyat sudah dewasaaaaaa banget.
Jadi, pilpres 2009 siapa yang menang?
Rakyat atuh....
Hebatnya, ini menurut survey, kali ini rakyat nyontreng mewakili dirinya sendiri.
Rakyat nyontreng atas nama dirinya sendiri, menurut kata hatinya sendiri.
Umumnya nggak berlaku lagi tuh paksa paksaan, atau anjur anjuran, atau diiming imingi duit.
Bahkan, rakyat nggak mau nurut tuh kalau disuruh atasannya atau pemuka golongannya sekalipun.
Hebat.
Rakyat ingin, walaupun cuma 5 tahun sekali, dialah rajanya.
Dialah yang berkuasa sekehendak hatinya.
Dialah yang punya kuasa penuh untuk nyontreng dengan tanggung jawab besar.
Rakyatlah rajanya.
Pilpres, dijadikan ajang aktualisasi diri.
Ajang pengakuan atas betapa berharganya dirinya, betapa besar nilai perannya untuk menentukan nasib bangsa dan negara.
Oleh sebab itu, rakyat bersuka cita, tanpa paksaan.
Bahkan muncul dengan pakaian terbaiknya, sebagai penghormatan kepada bangsa dan negaranya.
Luar biasa.
Naaah, melihat perkembangan rakyat yang menuju kedewasaan, sudah selayaknya semua yang mau tampil 5 tahun lagi harus berhati hati.
Cuma keledai yang akan terperosok di 2014 nanti.
Siapa yang nggak belajar, nggak IQRA tanda tanda yang ada di masyarakat, maka ialah yang paling arogan sekaligus dungu, bebal, dan akan terjerumus sendiri.
Hati hati.
Cuma dua kata, tapi dalam maknanya.
Bahkan, sejak saat ini pula, rakyat sudah mulai merekam jejak orang perorang.
Siapa yang legowo, siapa yang cerdas, siapa yang rendah hati, siapa yang arogan, siapa yang keukeuh peuteukeuh, akan mulai tercatat dengan tajam dibenak rakyat.
Oleh sebab itu, benar banget, semua yang "pengen" tampil kembali 5 tahun yang akan datang, harus mulai sekarang "menabung " nama baik.
Harus berupaya keras, merebut simpati rakyat mulai dari sekarang.
Mau bukti?
Ternyata, menurut exit poll, lebih dari 50 % rakyat sudah punya pilihan mantap sebelum kampanye pilpres yang baru lalu.
Kampanye ? Debat ? Nggak begitu ngaruh tuh.
Konon, yang terpengaruh debat cuma 16 persen saja.
Maka dari itu, sekali lagi, IQRA, bacalah "bahasa " masyarakat.
Jangan menganggap rakyat bodoh dan bisa dibodohi.
Rakyat pinter banget koq.
Siapapun, yang dimasa pasca nyontreng ini mencatat, mempelajari, menganalisa, dan melaporkan setiap ketidak beresan proses pilpres kepada saluran yang benar demi perbaikan 5 tahun kedepan, tentu akan dicatat rakyat.
Memang, seharusnya setiap keteledoran atau kesalahan diperbaiki.
Caranya, ya begitulah, melaporkan melalui saluran yang benar dengan cara yang baik berdasarkan bukti yang akurat.
Setelah itu, biarkanlah yang berwenang mengurusnya, bukan kita.
Tidak ada sesuatu yang sempurna.
Kekeliruan, kesalahan, kecurangan, pastilah ada.
Namanya juga manusia , tempatnya khilaf dan alpa.
Apalagi yang terperangkap syahwat duniawi.
Kekisruhan DPT, pemilih ganda, nyontreng dua kali, nggak terpanggil, diiming iming materi, dll, itu merupakan fakta.
Selama itu merupakan riak riak dan nggak signifikan, ya nggak akan berpengaruh terhadap suara rakyat banyak.
Nggak usahlah kita rame rame ikut berkomentar yang nggak perlu dan nggak jelas.
Tapi kalau buktinya kuat, ya, tetep aja kudu dicatat, dibenerin, dirapihin, diluruskan, sampaikan kepada yang berwenang ngurus hal itu.
Kalau nggak.......5 tahun kedepan, rakyat sudah makin pinter lho....
Tuntutan rakyat akan keterbukaan, kejujuran, kebenaran, akan semakin dahsyat.
Nanti, 5 tahun lagi, kan rakyat akan jadi raja lagi, yang kuat posisi tawarnya, yang berhak semau maunya menentukan pilihan berdasarkan catatan catatan kecilnya sendiri, bukan catatan orang lain.
Sudah saatnya ketiga kontestan duduk bersama dengan damai, saling bertukar catatan penemuan kekurangan, hanya, sekali lagi, hanya demi perbaikan berbangsa dan bernegara.
Terutama demi perbaikan proses pileg dan pilpres 5 tahun yang akan datang.
Kekurangan yang terjadi, disampaikan dengan cara yang baik dan benar, bukan untuk melecehkan suara rakyat, bukan untuk arogansi, atau bukan untuk alasan yang meng ada ada.
Tetapi, sekali lagi, sebagai kontrol positif terhadap penyelenggaraan sebuah proses demokrasi.
Kalau alasan alasan pengajuan catatan catatan disampaikan dengan baik dan benar, dengan tujuan untuk meningkatkan harkat martabat rakyat, rakyat juga akan merasa koq, dan akan tercatat baik baik.
Selamat ber IQRA, membaca, tanda tanda yang berkembang di masyarakat yang sudah dewasa.
Selamat mulai berhati hati, menabung catatan catatan baik dihati rakyat, di memori rakyat, agar 2014 kita bisa lebih dewasa lagi dan meraih kegemilangan yang penuh martabat.
Salam.
Monday, July 06, 2009
DEWASA
Alhamdulillahirabbilalamin.
Si mamah bersyukuuuuur banget, jadi rakyat Indonesia.
Kenapa bersyukur?
Karena Allah sayaaaaaang banget sama rakyat Indonesia.
Buktinya?
Allah kan beberapa bulan terakhir ini mempertontonkan dengan jelas, perangai orang per orang, ahlak, adab, budi pekerti orang perorang.
Bukan orang dipinggiran, ini sih orang orang dipanggung sana, dunia yang lagi hiruk pikuk dalam syahwat kekuasaan.
IQRA.
Bacalah.
Jelas, gamblang, transparan, tanpa tedeng aling aling.
Kita, rakyat, dipertontonkan pertunjukan spektakuler bertajuk penelanjangan diri.
Alhamdulillah, kita, rakyat, koq kelihatannya mayoritas udah dewasa banget ya.
Setiap berita disikapi dengan penalaran akal, bukan emosi.
Setiap pembodohan, juga disikapi dengan akal, bukan dengan emosi.
Setiap kejadian, gertakan, ancaman, rayuan, juga disikapi dengan akal, bukan emosi.
Banyak pembelajaran yang si mamah dapat dalam hiruk pikuk dan hingar bingar pertunjukan yang mempertontonkan syahwat kekuasaan ini.
Setiap beredar berita, apalagi berita miring, berita gosip atau fitnah, adaaaa aja temen yang saling mengingatkan.
Bahwa Allah juga sudah dengan terang benderang memberi petunjuk, bagaimana caranya kalau ada berita buruk atau berita bohong.
Yang pertama, ya dikonfirmasi lagi, dilakukan cek dan ricek, bukannya bereaksi spontan, emosional dan konyol.
Kalau beritanya salah, kan udah keburu malu mengucapkan reaksi bukan?
Malah bereaksi lagi menutupi kekeliurannya dengan makin kacau.
Berikutnya, ya jangan sembarangan menyebarkan berita bohong, apalagi kalau belum jelas benar berita yang sesungguhnya.
Kemudian, balasan terhadap penyebar berita bohong....
Hhhiiiiiy, katanya adzab Allah dunia akhirat yang teramat pedih.
Astaghfirullahaladziim.
Makanya si mamah dari awal tadi sudah bersyukuuuur banget.
Setiap beredar berita miring, teman teman saling mengingatkan.
Dan menyebabkan kita buka buka lagi rujukan ajaran ajaran agama, dan kita makin mendekat kepada Allah, berdoa dan berdoa dengan sepenuh jiwa....
Gustiiiiiii tulungan rakyat Indonesia ya....
Hiruk pikuk yang kebelet syahwat kekuasaan, dengan gamblang mempertontonkan, siapa yang membuat berita bohong, siapa yang dengan sukacita menyebarkannya, siapa yang menjadi korban dan siapa yang menjadi figuran untuk turut memeriahkannya.
Tetapi, alhamdulillahirabbilalamin.....
Ternyata mayoritas rakyat sudah dewasa.
Mayoritas rakyat sudah bereaksi terhadap setiap berita dengan benar.
Mayoritas rakyat sudah dengan arif bijaksana menyikapi semua bentuk kemasan berita.
Bukankah kita seharusnya bangga menjadi rakyat Indonesia ?
Rakyat yang sudah dewasa?
Rakyat yang arif bijaksana?
Lantas....siapa yang masih emosional?
Siapa yang masih kekanak kanakan? Mutung? Pundungan?
Siapa yang masih egois kayak anak kecil? Main ancam dan gertak sambal?
Hehehehehehehe..
Koq kayaknya rakyat lebih pantas jadi raja ya.
Baik karena kedewasaannya, ataupun karena sikap arif bijaksananya, dan juga kematangan bersikapnya.
Mayoritas rakyat sudah dewasa, dan pantas jadi raja.
Sementara , dipanggung sana, melihat rakyat yang makin pinter, makin dewasa, makin arif bijaksana, koq malah tambah panik dan kalap ya, makin emosional gitu.
Adaaaaaa aja ulahnya, yang bikin rakyat malah makin mesam mesem.
Yang bikin rakyat malah prihatin, kuaciaaaaan deh kamu.
Bulan bulan terakhir ini, rakyat tetap bergiat berkhidmat kepada mahluk mahlukNya.
Ber bulan bulan terakhir ini, rakyat tetap mengisi setiap detik kehidupan dengan hal hal yang manfaat sesuai kemampuannya dan tugas tugasnya.
Sementara jauh disana, berbulan bulan terakhir, mereka cuma memikirkan saya, saya , saya dan saya.
Nawaetunya aja udah beda dengan rakyat, iya kan?
Rakyat sudah dewasa, bener banget.
Karena jejak rekam, rakyat sudah paham langkah langkah kuda setiap aktor.
Rakyat tokh bukan penderita alzheimer, pikun.
Bukankah dari dulu juga begitu?
Dimulai dengan berita bohong, lantas memutar balik kata, lantas berita yang makin "kejam", makin menyerang, makin dahsyat fitnahnya.
Setiap peluang, setiap kata, setiap gerak, diplintirrrr abisss, diputar balik, disuguhkan dengan bumbu yang ekspresif, menggebu, menggebrakkk.
Makin dekat hari H, makin panas, makin kalap, makin kejammmmmm, makin telanjang.......hehehehe.
Rakyat?
Mayoritas sudah dewasa tuh.
Paling mesem mesem dan berkomentar.....lagu lama tuh...hehehehehe.
Allah nggak pernah tidur.
Allah Maha Tahu apa yang tersirat dan tergerak sedikitpun dihati manusia.
Dan setiap siratan, baik atau buruk, pasti ada balasannya, bukan begitu?
Eh...ada yang terlewatkan nih, tentang contoh mutakhir bagaimana kedewasaan rakyat, bukan emosi dan kepanikan.
Ketika postingan ini diturunkan, kan lagi heboh soal DPT ya..
Buat rakyat, termasuk si mamah, ya jelas jelas DPT di kita mah akan kacau balau, dari dulu juga begitu koq.
Apa pasal?
Bukan rahasia lagi tokh, bahwa seseorang begitu mudahnya dapetin KTP.
Maka bukan rahasia juga, seseorang punya KTP double bahkan triple.
KTP ibukota atau kotabesar punyaaa....KTP kampung halaman punya juga.
Temen dan kenalan si mamah juga banyak tuh yang ogah melepas KTP ibukota atau kota besar, dengan alasan apapun.
Otomatis dan logis, ya akan double DPT nya atau bahkan lolos dua duanya nggak tercantum.
Kalaupun double...lha..kan ada tinta dijari yang baru hilang beberapa hari kemudian bukan?
Kalau yang nggak tercantum di DPT?
Ada tuh mahasiswa yang pulkam saat pileg, dan ternyata nggak ada di DPT kampungnya.
Dikira pak RT kan udah lama kuliah di kota besar, pasti DPT nya dikota tempat ia kuliah.
Lantas, di kota tempat ia kuliah juga kan dia nggak pernah daftar atau punya KTPnya...lha nggak akan masuk DPT atuh.
Makanya, DPT double atau nggak tercantum akan ada terus, kan rakyatnya juga sebagian belum dewasa, iya kan?
Apalagi rakyat yang pasif nggak daftar sejak pileg lalu....gimana pak RTnya bisa tahu dia pengen masuk DPT.
Jadi, menurut si mamah, kalau memang DPT double atau nggak ada di DPT karena ulah sendiri, ngapain dibela belain?
Setiap orang kan bukan hanya berhak, tapi juga wajib berkontribusi aktif positif terhadap penyelenggaraan negara menuju kegemilangan yang bermartabat, bukan begitu?
( Bravo buat si akang, yang sejak minggu lalu kontak ke kelurahan, ngurusin kepindahan nyontreng, karena harus dinas ke Khartoum)
Hal lain yang bikin lucu soal DPT, ialah adanya balita yang punya hak nyontreng.
Huahahahahahaha....
Buat si mamah sih jelas banget, nggak suudzon koq...
Ini mah karena petugas pendata DPT pengen cepet selesai aja dan nggak pake nalar.
Bukan rahasia, di desa desa kan ada daftar balita yang sudah dan harus dapat DPT....eeeh...koq datanya diambil gitu aja buat pileg dan pilpres.
Padahal, pak lurah punya data DPT balita itu kan data imunisasi, Difteri, Pertusis, Tetanus.
Huahuahuahuahuhahahahahahaha
Ditengah hiruk pikuknya ulah aktor dan figuran pilpres kali ini, sekali lagi, si mamah sih bersyukuuuuuur banget.
Alhamdulilahirabbil alamin, Insya Allah kita akan dapat pemimpin yang terbaik.
Pemimpin yang amanah, yang pekerja keras, yang profesional, yang brilian,yang bertanggungjawab, yang tulus ikhlas bekerja untuk rakyat, pemimpin yang takut kepada Allah, swt, amin
Kenapa si mamah yakin akan dapat pemimpin yang bagus?
Ya...karena rakyatnya sudah dewasa, sudah nggak emosional, sudah pake nalar, pake akal, dan terutama, rakyat sudah makin mendekat kepada Allah.
Kan kata om Kapiten Iwan juga ( hehe..om Iwan dari temennya juga katanya)..." The teacher will come when the pupil is ready"
Selamat menajamkan nurani, menajamkan akal, menjauhkan emosi dan egoisme.
Selamat nyontreng dengan baik dan benar.
Salam
Si mamah bersyukuuuuur banget, jadi rakyat Indonesia.
Kenapa bersyukur?
Karena Allah sayaaaaaang banget sama rakyat Indonesia.
Buktinya?
Allah kan beberapa bulan terakhir ini mempertontonkan dengan jelas, perangai orang per orang, ahlak, adab, budi pekerti orang perorang.
Bukan orang dipinggiran, ini sih orang orang dipanggung sana, dunia yang lagi hiruk pikuk dalam syahwat kekuasaan.
IQRA.
Bacalah.
Jelas, gamblang, transparan, tanpa tedeng aling aling.
Kita, rakyat, dipertontonkan pertunjukan spektakuler bertajuk penelanjangan diri.
Alhamdulillah, kita, rakyat, koq kelihatannya mayoritas udah dewasa banget ya.
Setiap berita disikapi dengan penalaran akal, bukan emosi.
Setiap pembodohan, juga disikapi dengan akal, bukan dengan emosi.
Setiap kejadian, gertakan, ancaman, rayuan, juga disikapi dengan akal, bukan emosi.
Banyak pembelajaran yang si mamah dapat dalam hiruk pikuk dan hingar bingar pertunjukan yang mempertontonkan syahwat kekuasaan ini.
Setiap beredar berita, apalagi berita miring, berita gosip atau fitnah, adaaaa aja temen yang saling mengingatkan.
Bahwa Allah juga sudah dengan terang benderang memberi petunjuk, bagaimana caranya kalau ada berita buruk atau berita bohong.
Yang pertama, ya dikonfirmasi lagi, dilakukan cek dan ricek, bukannya bereaksi spontan, emosional dan konyol.
Kalau beritanya salah, kan udah keburu malu mengucapkan reaksi bukan?
Malah bereaksi lagi menutupi kekeliurannya dengan makin kacau.
Berikutnya, ya jangan sembarangan menyebarkan berita bohong, apalagi kalau belum jelas benar berita yang sesungguhnya.
Kemudian, balasan terhadap penyebar berita bohong....
Hhhiiiiiy, katanya adzab Allah dunia akhirat yang teramat pedih.
Astaghfirullahaladziim.
Makanya si mamah dari awal tadi sudah bersyukuuuur banget.
Setiap beredar berita miring, teman teman saling mengingatkan.
Dan menyebabkan kita buka buka lagi rujukan ajaran ajaran agama, dan kita makin mendekat kepada Allah, berdoa dan berdoa dengan sepenuh jiwa....
Gustiiiiiii tulungan rakyat Indonesia ya....
Hiruk pikuk yang kebelet syahwat kekuasaan, dengan gamblang mempertontonkan, siapa yang membuat berita bohong, siapa yang dengan sukacita menyebarkannya, siapa yang menjadi korban dan siapa yang menjadi figuran untuk turut memeriahkannya.
Tetapi, alhamdulillahirabbilalamin.....
Ternyata mayoritas rakyat sudah dewasa.
Mayoritas rakyat sudah bereaksi terhadap setiap berita dengan benar.
Mayoritas rakyat sudah dengan arif bijaksana menyikapi semua bentuk kemasan berita.
Bukankah kita seharusnya bangga menjadi rakyat Indonesia ?
Rakyat yang sudah dewasa?
Rakyat yang arif bijaksana?
Lantas....siapa yang masih emosional?
Siapa yang masih kekanak kanakan? Mutung? Pundungan?
Siapa yang masih egois kayak anak kecil? Main ancam dan gertak sambal?
Hehehehehehehe..
Koq kayaknya rakyat lebih pantas jadi raja ya.
Baik karena kedewasaannya, ataupun karena sikap arif bijaksananya, dan juga kematangan bersikapnya.
Mayoritas rakyat sudah dewasa, dan pantas jadi raja.
Sementara , dipanggung sana, melihat rakyat yang makin pinter, makin dewasa, makin arif bijaksana, koq malah tambah panik dan kalap ya, makin emosional gitu.
Adaaaaaa aja ulahnya, yang bikin rakyat malah makin mesam mesem.
Yang bikin rakyat malah prihatin, kuaciaaaaan deh kamu.
Bulan bulan terakhir ini, rakyat tetap bergiat berkhidmat kepada mahluk mahlukNya.
Ber bulan bulan terakhir ini, rakyat tetap mengisi setiap detik kehidupan dengan hal hal yang manfaat sesuai kemampuannya dan tugas tugasnya.
Sementara jauh disana, berbulan bulan terakhir, mereka cuma memikirkan saya, saya , saya dan saya.
Nawaetunya aja udah beda dengan rakyat, iya kan?
Rakyat sudah dewasa, bener banget.
Karena jejak rekam, rakyat sudah paham langkah langkah kuda setiap aktor.
Rakyat tokh bukan penderita alzheimer, pikun.
Bukankah dari dulu juga begitu?
Dimulai dengan berita bohong, lantas memutar balik kata, lantas berita yang makin "kejam", makin menyerang, makin dahsyat fitnahnya.
Setiap peluang, setiap kata, setiap gerak, diplintirrrr abisss, diputar balik, disuguhkan dengan bumbu yang ekspresif, menggebu, menggebrakkk.
Makin dekat hari H, makin panas, makin kalap, makin kejammmmmm, makin telanjang.......hehehehe.
Rakyat?
Mayoritas sudah dewasa tuh.
Paling mesem mesem dan berkomentar.....lagu lama tuh...hehehehehe.
Allah nggak pernah tidur.
Allah Maha Tahu apa yang tersirat dan tergerak sedikitpun dihati manusia.
Dan setiap siratan, baik atau buruk, pasti ada balasannya, bukan begitu?
Eh...ada yang terlewatkan nih, tentang contoh mutakhir bagaimana kedewasaan rakyat, bukan emosi dan kepanikan.
Ketika postingan ini diturunkan, kan lagi heboh soal DPT ya..
Buat rakyat, termasuk si mamah, ya jelas jelas DPT di kita mah akan kacau balau, dari dulu juga begitu koq.
Apa pasal?
Bukan rahasia lagi tokh, bahwa seseorang begitu mudahnya dapetin KTP.
Maka bukan rahasia juga, seseorang punya KTP double bahkan triple.
KTP ibukota atau kotabesar punyaaa....KTP kampung halaman punya juga.
Temen dan kenalan si mamah juga banyak tuh yang ogah melepas KTP ibukota atau kota besar, dengan alasan apapun.
Otomatis dan logis, ya akan double DPT nya atau bahkan lolos dua duanya nggak tercantum.
Kalaupun double...lha..kan ada tinta dijari yang baru hilang beberapa hari kemudian bukan?
Kalau yang nggak tercantum di DPT?
Ada tuh mahasiswa yang pulkam saat pileg, dan ternyata nggak ada di DPT kampungnya.
Dikira pak RT kan udah lama kuliah di kota besar, pasti DPT nya dikota tempat ia kuliah.
Lantas, di kota tempat ia kuliah juga kan dia nggak pernah daftar atau punya KTPnya...lha nggak akan masuk DPT atuh.
Makanya, DPT double atau nggak tercantum akan ada terus, kan rakyatnya juga sebagian belum dewasa, iya kan?
Apalagi rakyat yang pasif nggak daftar sejak pileg lalu....gimana pak RTnya bisa tahu dia pengen masuk DPT.
Jadi, menurut si mamah, kalau memang DPT double atau nggak ada di DPT karena ulah sendiri, ngapain dibela belain?
Setiap orang kan bukan hanya berhak, tapi juga wajib berkontribusi aktif positif terhadap penyelenggaraan negara menuju kegemilangan yang bermartabat, bukan begitu?
( Bravo buat si akang, yang sejak minggu lalu kontak ke kelurahan, ngurusin kepindahan nyontreng, karena harus dinas ke Khartoum)
Hal lain yang bikin lucu soal DPT, ialah adanya balita yang punya hak nyontreng.
Huahahahahahaha....
Buat si mamah sih jelas banget, nggak suudzon koq...
Ini mah karena petugas pendata DPT pengen cepet selesai aja dan nggak pake nalar.
Bukan rahasia, di desa desa kan ada daftar balita yang sudah dan harus dapat DPT....eeeh...koq datanya diambil gitu aja buat pileg dan pilpres.
Padahal, pak lurah punya data DPT balita itu kan data imunisasi, Difteri, Pertusis, Tetanus.
Huahuahuahuahuhahahahahahaha
Ditengah hiruk pikuknya ulah aktor dan figuran pilpres kali ini, sekali lagi, si mamah sih bersyukuuuuuur banget.
Alhamdulilahirabbil alamin, Insya Allah kita akan dapat pemimpin yang terbaik.
Pemimpin yang amanah, yang pekerja keras, yang profesional, yang brilian,yang bertanggungjawab, yang tulus ikhlas bekerja untuk rakyat, pemimpin yang takut kepada Allah, swt, amin
Kenapa si mamah yakin akan dapat pemimpin yang bagus?
Ya...karena rakyatnya sudah dewasa, sudah nggak emosional, sudah pake nalar, pake akal, dan terutama, rakyat sudah makin mendekat kepada Allah.
Kan kata om Kapiten Iwan juga ( hehe..om Iwan dari temennya juga katanya)..." The teacher will come when the pupil is ready"
Selamat menajamkan nurani, menajamkan akal, menjauhkan emosi dan egoisme.
Selamat nyontreng dengan baik dan benar.
Salam
Subscribe to:
Posts (Atom)