Monday, May 18, 2009

TANGGUH

Kalau ditanya, apa harapan orang tua terhadap anaknya?
Dijamin deh, semuanya juga ingin anaknya menjadi pribadi yang tangguh.

Kenapa tangguh?
Orang yang tangguh tuh pasti mandiri bukan?
Orang yang tangguh tuh pasti full juga energinya, bukan?
Orang yang tangguh tuh pasti tahan banting, pekerja keras, bertanggung jawab, profesional, kredibel, kompeten, berkarakter kuat, survivor, dan banyak lagi sifat positif lainnya.
Orang yang tangguh, umumnya bisa memberi manfaat, paling tidak bagi dirinya sendiri dengan tidak menyusahkan orang lain.
Iya kan ?

Nah...untuk menjadi tangguh kan nggak gampang.
Nggak ada ketangguhan yang turun dari langit, nggak ada yang didapat dengan mudah, nggak ada yang diwariskan, no free lunch.

Untuk menjadi pribadi tangguh, butuh banyak tempaan, banyak tantangan, hambatan dan badai di lapangan.
Untuk menjadi tangguh, nggak cukup cuma knowing, tapi juga doing.
Berbahagialah orang yang sering mendapat badai dilapangan, mendapat tantangan hidup, karena tanpa disadarinya, perlahan ia belajar tentang ketangguhan.

Kita, saat ini sedang hiruk pikuk mencari pemimpin, leader yang tangguh.
Dia, akan menjadi lokomotif pergerakan seluruh rakyat, pergerakan bangsa, perkembangan negara kearah yang lebih bermartabat.
Insya Allah kita akan mendapatkannya, jika.....nah, ini dia, jikanya juga kan penting bukan?

Kita akan mendapat pemimpin yang tangguh, jika kita juga tangguh, kuat, gagah, mandiri, nggak bisa dibeli, cerdas menentukan langkah, bertanggung jawab dalam sikap dan perbuatan.

Kita nggak mungkin dapat pemimpin yang tangguh, kalau kita cuma knowing, nggak doing sesuatu. Kalau kita cuma nyapnyap doang, cuma pandai mencela dan mengomentari segala hal yang nggak perlu dikomentari karena nggak ada gunanya, nggak membangun energi positif.
Kita juga harus melakukan sesuatu, tidak sekedar hanya "mengetahui"

Alhamdulillah, pemilu kali ini memberi nuansa yang jauh lebih terbuka, lebih memberi pelajaran kepada semua , agar bisa memilih dengan baik dan benar.

Sudah nyata nyata, kita melihat berbagai gerak langkah, berbagai sikap yang muncul spontan saat keadaan darurat. Itulah karakter, yang rumusannya ialah rekasi yang muncul bukan dalam keadaan normal. Karakter asli selalu muncul dalam keadaan panik, tegang, kepepet, terancam, dlsb.
Kita sudah menyaksikannya, dan tahu dengan jelas, siapa berbuat apa dan bagaimana.

Tinggal kita mencerna kembali, menganalisa, meresumekan, dan kemudian kita bisa melakukan sikap lain, apakah kita cuma mau knowing atau juga mau doing sesuatu.

Satu langkah sudah dengan baik dijalankan, ialah dengan mengamati, mempelajari, mengetahui segala sepak terjang mereka yang kita cermati.
Satu langkah lagi, kita perlu lakukan, ialah mencoba membimbing seputar kita yang bener bener masih tertinggal untuk mewujudkan pribadi yang tangguh mandiri.

Bukan rahasia, masih banyak diantara kita yang masih bisa dibeli, dirayu, diiming imingi materi agar mengarahkan langkah sesuai dengan pemberi materi.
Jangankan yang jauh dari pusat kota, dipinggiran Jakarta saja masih banyak yang mau mengikuti saran hanya karena iming iming atau pemberian ala kadarnya.

Bagaimana bisa menjadi pribadi yang tangguh, kalau langkah kita masih bisa dibelokkan oleh iming iming gula gula orang lain?

Bagaimana kita bisa tangguh kalau kita masih mau melacurkan diri dengan mengikuti apa kata orang, apalagi dengan bujuk rayu duniawi atau materi?

Kita ingin pemimpin yang tangguh bukan?
Maka...jadilah pribadi yang tangguh, dan "doing" lah sesuatu dengan memberi pencerahan kepada semua orang yang ada diseputar kita agar jangan mau melacurkan diri dengan menerima rayuan gombal berupa janji dan materi.

Kehidupan demokrasi sudah mulai tampak, pilihan sudah disodorkan, siapa memilih siapa terserah kehendak masing masing.
Tapi, sekali lagi, adalah kewajiban kita semua "doing" sesuatu, ialah dengan mencegah orang melacurkan diri dengan terbujuk materi, agar kita menjadi pribadi yang tangguh dan Insya Allah akan mendapat leader yang tangguh pula.

Bukankah ( sekali lagi) kata Om Kapiten Iwan, : "THE TEACHER WILL COME WHEN THE PUPIL IS READY ?"


Sok....derrr ah, memupuk ketangguhan, mulai dari diri sendiri dan menularkannya kepada orang lain.

4 comments:

Tamrin said...

Waw... saya kembali terkesima dengan tulisan mamah ani nih... hm... yang penting sekarang insyaallah udah punya bayang-bayang siapa yang akan dipilih buat menjadi nakhoda indonesia jaya. ^_^

(kalo indonesia raya, mirip jalan raya, kumuh, bau, rawan kejahatan dan tak segar). hehe

Ahyani Raksanagara said...

sayah sih.....emang pengamat sejatiiiii
sayah juga suka jadi korban kekerasan...terselubung...hak...3x
jadih sayah sudah putuskan akan memilih siapah...
siapah hayoooooooo

so pasti yang tangguh dan sederhana ajah..gak ajol2an

ijal said...

mah, kalo SBY pasangan sama Hidayat, saya milih deh...


skr bingung mau milih siapa,,

Mamah Ani said...

hehehe....Ijal..kan judulnya pilpres...ya pilih presnya aja pengen yang mana....wapresnya mah gimana kecocokan auranya sama pres aja deh.....