Monday, March 23, 2009

SAATNYA RAKYAT JADI RAJA

Ternyata......ada juga ya saatnya rakyat jadi raja.
Bukan hanya 1 orang yang jadi raja, tapi berjuta juta orang yang barengan jadi raja.

Maksudnya?
Ya itu....
Rakyat jadi dilayanin, diladenin, dimanja, diperhatikan, diperebutkan, dipenuhi keinginannya oleh sebagian orang.
Iya nggak?

Ini momen lima tahun sekali.
Saatnya rakyat jadi raja untuk sebulaaaaaan aja.
Dan kemudian....dilupakan kembali untuk jangka waktu lima tahun kedepan.

Nggak percaya?
Coba deh tengok seputar kita.
Tiap hari rakyat ganti baju.
Kadang biru, kadang hijau, kadang merah, kadang kuning, kadang putih dll, dlsb.
Bergembira ria sekeluarga, naik mobil, naik bis, naik truk, naik motor.
Bahkan anak kecilpun dibawa bawa.

Mereka bawa bendera kecil, bendera sedang, bendera besar, bawa umbul umbul.
Pake ikat kepala, bawa payung, dll, dlsb.
Sepanjang hari dangdutan atau keliling kota beramai ramai beriring iringan.

Mereka melupakan kesusahannya, karena memang mereka benar benar dijamu.
Diberi tumpangan kendaraan, pakaian, topi, payung, kerudung, bahkan diberi makanan, minuman dan ongkos jalan.

Nggak percaya ?
Sekali lagi, coba tengok keluar sebentar.

Orang yang sama, setiap hari punya kesibukan baru, ialah wara wiri, hilir mudik, berganti ganti kaus dan ikat kepala.....heheheheheh.

Jadi.....
Siapa yang mengklaim massanya banyak?
Hahahahahahahha....orang yang diklaim massanya, besok juga pindah ke lapangan lain koq dengan kaus dan atribut warna lain pula.

Itulah enaknya jadi raja.
Suka suka aja, mau ngapain, mau jalan kemana.
Yang penting dijamu, bukan ?

Perkara nyontreng ?
Gimana nanti aja atuh tanggal 9 April.
Ada lho orator yang menganjurkan, "Ambil uangnya, contrengnya sih no XX aja nanti"....
Hehehehehe...belajar terima suap kecil kecilan tuh...
Kalau dijumlah se Indonesia, itu kan sudah guedeeeee banget besaran uang sogokannya.
Iya nggak?

Musim merayu, musim gombal gombalan, musim menjejali rakyat dibikin kenyang sampai nnnneg dengan janji janji gombal.
Dan musim belajar menyogok dan terima sogokan kecil kecilan.

Duuhh...koq dari dulu modelnya nggak berubah sih?
Main sogok dan minta disogok.
Main suap dan minta disuap.

Rakyat teteeeep aja nggak ngarti ngarti.
Kalau sekarang banyak berhamburan sogokan dan pemberian, nanti kan dia minta balik lagi . Pengen balik modal.Bahkan lebih rakus dari sekedar balik modal bukan?
Kita lagi ntar yang kena ekonomi biaya tinggi.

Harusnya, rakyat juga sudah bisa bilang :
"Katakan tidak pada sogokan dan pemberian apapun"

NO FREE LUNCH........hehehehehe
Sagala oge kedah mayar , sanes kitu?
Ini ? boro boro mau nyumbang seratus duaratus, seribu duaribu..malah menadahkan tangan...lho koq cuma kerudung, amplopnya mannnna ???

Jadi, saat ini memang rakyat lagi dijadiin raja, sekaligus tujuan penyogokan.
Tapi jangan lupa, selesai nyontreng juga semua akan kembali keasal.
Rakyat kecil jadi orang yang terpinggirkan, boro boro diurus diperhatikan, diinget juga nggak....

Makanya, kalau mau negara ini bagus, pemerintahan ok, kitanya juga harus ikut aktif bebenah, beberesih dan menyingsingkan lengan baju.
Jangan malah memberatkan dengan membuat orang nagih modal sama kita semua.
Raja koq minta disogok, minta disuap, minta dijejali hadiah......

Jadi....Selamat memilih, memilih dan memilih.
Kalau sempet , mampir di postingan si mamah sebelumnya tentang NYONTRENG dan EVERYBODY, SOMEBODY dan NOBODY.

Kita nyontreng yang baik dan benar ya.
Salam.

2 comments:

Tamrin said...

Wah, padahal mereka gak tahu kalo uang itu kan dari rakyat juga. Jadi kasian sama rakyat yang tidak tahu menahu dari mana datangnya duit yang dipake buat "merayu" rakyat.

Ahyani Raksanagara said...

kalau kata "rahayat" yang ngarti..."sorry.....I don't love U"
kalau yg setengah ngarti..."I miss U but ...I hate U"
kalau kaya aku....,hmmmm ada yg ngasih or merayu??? "I'm sorry good bye...."