Friday, April 04, 2008

UNGKAPAN BIJAK

Dari mana kita belajar, agar hidup menjadi semakin baik dan semakin bermakna ?
Ya dari mana aja atuh.
Dari didikan orang tua, dari bangku sekolah,dari bacaan, dari tontonan, dari pergaulan, dari alam, dari pengalaman, dari nasihat orang....
Wah, pokoknya dari mana aja deh...yang penting bener bener baik dan menyebabkan kita menjadi manusia yang bermanfaat.

Membaca buku Laskar Pelangi, juga buku Sang Pemimpi, yang notabene ditulis oleh yang seumuran anak si mamah, banyaaak, banyaaaak banget kalimat kalimat yang bikin kita tersentak, merenung, dan membuat kita ingin menjadi mahlukNya yang penuh manfaat.

Coba deh simak kalimat berikut :
Sungguh berbisa sengatan sikap pesimistis. Ia adalah hantu yang beracun. ( Andrea Hirata, Sang Pemimpi, hal 147 )
Pesimistis menimbulkan sinis, lalu iri, lalu dengki, lalu mungkin fitnah.( Andrea Hirata, Sang Pemimpi, hal 147 )
Pesimistis tak lebih dari sikap takabur mendahului nasib. ( Andrea Hirata, Sang Pemimpi, hal 148 )

Dibaca berulang ulang dengan perlahan, diresapkan kedalam jiwa, dimengerti, dipahami, diregepkeun kata bahasa ibu si mamah sih......duuuuh, dalem banget ya arti kalimat kalimat tersebut.

Jelas banget, sikap pesimis itu membahayakan harkat martabat dan merendahkan pencapaian.
Sebab bagai terbelenggu, terpasung, nggak bisa menampilkan seluruh potensi yang sesungguhnya sudah Allah karuniakan.

Dalam kehidupan, diseputar kita, kita tahu ada baanyak sekali yang nyinyir, bercuap cuap menjelek jelekan pencapaian orang lain, bergunjing yang tidak lain dan tidak bukan cuma fitnah semata.
Padahal, sesungguhnya jangan jangan yang keras berkoar dan cuap cuap itu adalah seorang pesimistis yang sudah menjadi tukang iri, tukang dengki dan tukang fitnah, astaghfirullahaladzim

Pesimistis memang benar menimbulkan sikap dan perilaku yang menggambarkan "mendahului nasib".
Belum apa apa sudah keok, sudah dibelenggu pemikiran akan ketidak berdayaan, kegagalan, ketidak berhasilan.
Padahal, who knows ? Kalau belum apa apa sudah keok ya akan keok beneran, iya nggak ?
Belum melangkah koq sudah menyerah?

Membaca buku Sang Pemimpi, tulisan Andrea Hirata, ada rangkaian kalimat kalimat ( di halaman 272 ) yang membikin si mamah lamaaaa tepekur.

Mau tahu rangkaian kalimatnya ? Ini ditulisin ya :

" Hari ini seluruh ilmu umat manusia menjadi setitik air di atas samudra pengetahuan Allah. Hari ini Nabi Musa membelah Laut Merahbdengan tongkatnya, dan miliaran bintang -gemintang yang berputar dengan eksentrikyang bersilangan, membentuk lingkaran episiklus yang mengelilingi miliaran siklus yang lebih besar, berlapis la[is tak terhingga diluar jangkauan akal manusia.
Semuanya tertata rapi dalam protokol jagatraya yang diatur tangan Allah. Sedikit saja satu dari miliaran episiklus itu keluar dari orbitnya, maka dalam hitungan detik semesta alam akan meledak menjadi remah remah.
Hanya itu kalimat yang dapat menggambarkan bagaimana sempurnanya Tuhan telah mengatur potongan potongan mozaik hidupku dan Arai, demikian indahnya Tuhan bertahun tahun telah memeluk mimpi-mimpi kami, telah menyimak harapan-harapan sepi dalam hati kami, karena dikertas itu tertulis nama universitas yang menerimanya, sama dengan universitas yang menerimaku, disana jelas tertulis : Univesite de Paris, Sorbonne, Prancis "

Rangkaian kalimat diatas, menggambarkan, betapa impian impian si Ikal dan Arai sejak kecil di pedalaman pulau Belitung, pada suatu ketika menjadi kenyataan : peluang menempuh pendidikan lanjutan di Sorbonne.
Benar benar nggak bisa diterangkan dengan teori apapun, dengan logika apapun, bahwa seorang yang cuma punya tabungan uang recehan, ternyata bisa menembus Universitas bergengsi di Prancis.
Hanya Kuasa Allah yang mampu membolak balik segala urusan.

Duuuuh...nggak tau deh gimana menjelaskan jalannya kehidupan kedua anak pedalaman pulau Belitung yang bertahun tahun tetap optimis , teguh memegang mimpi mimpi.
Walaupun untuk sekolah SMA saja harus terpisah dari keluarga, bekerja keras membanting tulang sejak pagi buta. Mimpi yang dikobarkan terus oleh diri sendiri, sahabat, lingkungan dan guru tercintayang amat luar biasa tetap dipegang teguh dan diyakini akan pencapaiannya : anak miskin dipedalaman, ingin menginjakkan kaki di altar perguruan tinggi Sorbonne.

Banyak banget kalimat dalam buku buku tersebut yang bikin kita merenung dan kemudian pengen berbenah diri.
Pengen tetap optimis atas segala mimpi mimpi yang membuat seluruh sel tubuh tetap bergetar berenergi menapaki detik demi detik kehidupan.

Semoga Allah memberi kemampuan kepada kita semua sampai ujung usia, untuk tetap optimis, penuh semangat menggapai impian dan cita cita yang sudah kita torehkan, hingga kelak kita bisa pulang dengan senyuman yang teramat indah.
Sikap optimis dan konsisten full power dalam memperjuangkan semua impian, itulah yang akan membuat kita tersenyum di ujung usia.

Salam.

6 comments:

Rizki Eka Putra said...

Yang saya ambil dari cerita laskar pelangi adalah kegigihan mereka dalam menuntut ilmu dengan kondisi daerah yang serba terbatas!

Anonymous said...

hmmm...

tampaknya mamah terinspirasi sekali oleh karangan andrea hirata ini.

tenang aja mah, empe juga :D.

berani bercita-cita tinggi, optimis.

ketika arai sudah pesimis akan hidupnya, ketika rangkingnya anjlok dan menempatkan ayahanda tercinta pada bangku kesekian.

mungkin kalau kita mengambil kesimpulan, maka berani bermimpi adalah faktor utama kebangkitannya.

bermimpi.. hehehe, yep..berani bermimpi

Anonymous said...

Amin....

Tamrin said...

Cerita Bang Ikal ini ditulis dengan Hati. sama kuatnya ketika Kang Abik menulis Ayat-ayat Cinta.

Aq masih ingat apa yang dia katakan waktu di seminar. Jangan jadikan dunia sebagai tujuan, tapi jadikanlah dunia sebagai efek samping.

Aku juga udah pernah nulis tentang Seminar itu. Ini linknya

http://mtamrinh.blogspot.com/2008/02/andrea-hirata-pencipta-laskar-laskar.html

Bunda Zua said...

aku juga suka baca laskar pelangi ini mah.. membuat aku "berani" bermimpi!!

Alhamdulillah Zua sekarang da 9 bulan 3 hr..doakan ya, biar selalu sehat, pintar dan jd anak shaleh!!

Tamrin said...

Jadi terisnpirasi kembali! Jika kita ingin sukses, maka yakinlah bahwa kesuksesan itu akan menyertai kita.

Orang yang berusaha tanpa berdoa adalah orang yang sombong.

Orang yang berdoa tanpa berusaha adalah orang yang berangan-angan