Wednesday, January 09, 2008

BERHAJI PART THREE

Mina.
Mendengar namanya, yang terbayang adalah daerah lembah berpasir dipenuhi tenda tenda, dengan disana sini terowongan panjang menembus bukit bebatuan.

Mina, adalah medan pertempuran melawan setan yang dilambangkan dengan 3 jumrah yang kini berbentuk bentangan semacam benteng.

Dahulu kala, di Mina lah Nabi Ibrahim a.s digoda setan di 3 tempat untuk menggagalkan perintah Allah swt, menyembelih putra tercinta, Ismail a.s.

Dalam rangkaian ibadah Haji, diwajibkan bermalam atau mabit di Mina selama 3 hari 2 malam, dengan kewajiban melempar Jumrah masing masing sebanyak 7 kali.
Bayangkan, nyaris 3 juta orang menuju suatu tempat pada waktu bersamaan untuk melakukan ritual yang sama.
Sepanjang 3 hari tersebut, lautan manusia bagaikan air bah, dari berbagai arah, tanpa henti berjalan menuju dan meninggalkan Jumrah.

Beruntung, dari waktu kewaktu, pengaturan pelemparan Jumrah makin membaik, dibuatnya lantai dasar, lantai atas, dibuatnya sistem buka tutup jalan sesuai kepadatan manusia, dibuatnya one way dimana mana, dibuatnya jadual jamaah negeri mana melempar jam berapa, membuat acara desak desakan sesama manusia terutama desak desakan si badan gede melawan si badan ringkih makin diminimalkan.

Suara batu mengenai dinding Jumrah yang bagaikan hujan batu, gemeletuk, nyaris terdengar sepanjang 3 hari tersebut tanpa henti ( si mamah penasaran banget, ada rekamannya nggak ya, pengen tahu suara lemparan batu pertama dan batu terakhir, pasti ada kan ? beletuk...lalu sepiiiii, hehehehe ).

Bayangkan, tenda tenda dimana mana, didalamnya berjejalan manusia, satu maktab dihuni oleh sekitar 1600 manusia, dengan kamar mandi umum cuma sekitar 30 buah pleus tempat makan prasmanan sekitar 4 tempat, area tempat per orang dalam tenda mungkin cuma 70 kali 160 cm, dengan karpet menutupi pasir berdebu dan blower yang keras bukan main meniupkan hawa dingin diwaktu malam...bbbrrrrrr....udah dingin, penuh debu lagi.

Bagi Jamaah yang tidak terorganisir, bergeletakan disepanjang jalan, di trotoir, emper masjid, didalam masjid, diperbukitan...wuah...dimana mana manusia dan manusia dan manusia.

Si mamah membayangkan, andaikan area Mina itu medan pertempuran antara manusia dan setan, senjata pertama setan untuk mematahkan manusia ialah pasir, debu, asap, hawa dingin menggigit dimalam hari atau panas disiang hari , overcrowded manusia, kekurangan oksigen, kelelahan, ini membuat beberapa orang menjadi sakit dan tak berdaya berjalan menuju Jumrah untuk melakukan acara pelemparan simbol setan.

Senjata kedua mereka adalah jarak yang jauh antara tenda dan Jumrah, pleus penuh sesaknya manusia yang membuat disorientasi sehingga begitu banyak orang yang hanya berputar putar berjam jam tidak menemukan jalan yang benar.

Senjata pamungkas mereka adalah berdesak desakannya manusia diseputar Jumrah, saling himpit dan saling dorong, membuat begitu banyak manusia tergencet ( konon diawal pelemparan Jumrah ditahun ini, 13 orang mati ditempat akibat tergencet sesama manusia ) pleus begitu banyak barang tercecer diarea tersebut, ada sandal, kain ihram, botol minuman dll dlsb yang membuat jalanan penuh benda berserakan dan membuat kita harus ekstra hati hati melangkah.

Mengagumkannya, ialah, melihat wajah wajah setiap Jamaah Haji selepas melempar Jumrah, walaupun lelah, tergambar jelas wajah sukacita penuh kemenangan, bergembira telah tuntas melempar dan mengalahkan setan setan , begitu kira kira.
Bahkan dihari terakhir pelemparan, dari jendela apartemen si mamah terlihat jelas, lautan manusia keluar terowongan dengan berbagai atribut, bendera berwarna warni sesuai kelompok masing masing, tampak satu kelompok bernyanyi dan menari nari , bergembira ria, bagaikan pasukan menang perang, pemandangan yang sungguh sukar untuk dilupakan.

Mina, adalah area pertempuran melawan energi negatif, dan di Mina, si akang mendapat mimpi yang menakjubkan, membuatnya menggigil kedinginan, menangis sesenggukan, meminta tolong si mamah untuk membantu mengatasi rasa kedinginannya yang begitu menggigit, meracau menceritakan mimpinya yang luar biasa.
Si mamah sibuk membantu mengatasi rasa dinginnya, pleus membaca surat Al Muzzamil, abis itu yang keinget sih, lihat orang mengigil kedinginan dibalik selimut yang bertumpuk tumpuk, sambil terus meracau menceritakan mimpinya. ( Ternyata arti surat itu bagus banget ya , begitulah seharusnya hidup, bekerja keras disiang hari, dan menyempatkan untuk tahajud pleus membaca ayat suci Al Quran dimalam hari, jadinya seimbang hidup untuk dunia dan akhirat, iya kan ? )

Alhamdulillah, terimakasih ya Allah, kan si mamah waktu Thawaf Ifadah sempat bilang...Ya Allah, kami sudah berkunjung kerumahMu, oleh olehnya dong...hehehehe, enak aja ya minta oleh oleh...maka Allah memberi mimpi si akang yang begitu menakjubkan, sebagai oleh oleh, apa isi mimpinya ?
Si mamah cuma bilang, itu mimpi buat diri kamu sendiri aja, hadiah dari Allah, si mamah juga nggak begitu pengen nanya persisnya apa, detilnya gimana, biarkan saja menjadi hadiah pribadi yang sungguh luar biasa buat si akang, iya nggak ?
Kalau si akang dapet hadiah, pasti imbasnya buat si mamah juga bukan ? Jadi, kami berdua yang dapat oleh oleh istimewa, iya nggak ?

Kembali ke Mina.
Kan wajibnya ialah berada di Mina sebelum Maghrib, terus mabit atau bermalam, dan boleh saja meninggalkan Mina pada dinihari....naaah, muncullah kelompok yang kami sebut Mubat Mabit, artinya wara wiri kaditu kadieu, kesana sini.

Setiap sore menembus terowongan, menuju tenda, terus menjelang malam melempar Jumrah, terus dinihari menembus malam ditemani bulan pleus menembus lautan manusia yang juga wara wiri dengan berbagai maksud tujuan masing masing, kami menuju apartemen Aziziyah...lumayan teklok, jalan kaki melulu, tapi ya alhamdulillah bisa tidur dan mandi plus mencuci, lagipula area tenda menjadi lebih lengang buat penghuni yang tertinggal.

Lagi lagi mendapat pelajaran, kalau mau lebih enak, ya harus berjuang dulu, berjalan kaki dinihari menembus kegelapan malam, dingin, juga berdesakan, mun teu ngakal moal ngakeul...pokoknya harus bekerja dululah...no free lunch....tapi ya kami happy happy aja koq ( hallo teman teman mubat mabit, Bu Monda, Pak Siddha, Pak Is, Bu Eti, Pak Budi, Pak Hammam, Pak Liliek dan Bu Indri, Rina dan suami, Bu Yanti dan Pak Kos, Pak Mayor dan Bu Yulka, Grace dan Rizal...siapa lagi ya......pak Syaiful, Irma dan suami ikut nggak ya...lupa yeuh...).

Jadi inget, malam pertama mubat mabit, menunggu lewat tengah malam, menuju masjid...wuuuiiih, itu pelataran masjid dan didalam masjid juga dijalanan........bergeletakan manusia mayoritas baju hitam..nggak ada tempat tersisa.....
Akhirnya kita keluar masjid, menuju suatu jalan yang rame, sesak dan kotor, sampah dimana mana, duduk duduk dipinggir jalan .
Pas lewat tengah malam...berjalan menuju terowongan dan ternyata......bagaikan air bah, manusia dari berbagai penjuru tumplek blek dimulut terowongan, berkali kali group kami menyelamatkan diri dari himpitan manusia.
Mulai dari berdiri dibalik truk tentara, kemudian pindah ke area pemadam kebakaran..duuuh, deg degan banget deh kalau inget saat itu.....
Tentara tiba tiba sibuk teriak teriak mengatur arus orang dan menutup pagar pembatas mengalihkan arus kendaraan atau orang....

Itu lautan manusia koq ujug ujug terjadi dan menuju suatu titik ya....
Heran banget, tentara pengaturnya aja kaget, apalagi kita.....
Alhamdulillah, jam 02.00 dinihari nyampe apartemen........siap siap tidur.....
Eh, terjadilah apa yang tadi diceritain itu...si akang mimpi....jadinya si mamah nggak tidur tuh dari dinihari itu sampai sore, sampai saatnya melempar Jumrah lagi , berjalan menuju tenda disore hari....tapi ya alhamdulillah, sore itu si akang sudah kembali pulih, bisa ikut melempar Jumrah ( Trims banget sama temen temen yang sudah mensupport dopping makanan dan jus buat si akang ya....pak Mayor, pak Is, danke vielmals )

Pokoknya, Mina, adalah area yang benar benar merupakan simbolnya peperangan melawan yang negatif deh, butuh kondisi fisik prima dan ketahanan mental yang tinggi...
Bahkan sampai saat meninggalkan Mina, masih saja diberi uji kesabaran dengan macetnya kendaraan dimana mana, bayangkan, jarak 3 km saja butuh waktu 6 jam....beueueueueueu.....

Untung kita memilih berjalan kaki, 1 jam saja sudah nyampe...tapi yang sepuh ? kasihan kan ?
Sudah pengen istirahat, malah macet......maka, mulailah acara sakit sakitan...hehehehe, siapa sih yang bisa terbebas dari serangan pasir dan debu serta hawa dingin menggigit ?
Batuk, batuk, batuk, flu, demam, batuk, dimana mana....cuma onta yang nggak batuk.......
Jadi kalau batuk..alhamdulillah, suatu bukti bahwa kita bukan onta...heuheuheuheu....

Batuk, adalah oleh oleh dari Mina, begitu ?
Mungkin juga ya, karena sejak berakhirnya program di Mina, maka mulailah terdengar konser batuk dimana mana.
Batuk yang seru itu lho...yang suliiiit banget mengeluarkan mukusnya....butuh tenaga perut untuk ikut membatukkannya.....
Duuuh, masih keinget inget koq suara batuknya...rame deh......

Bagi yang paham, bahwa batuk itu adalah karunia Allah untuk mengeluarkan apapun yang mengganggu atau membahayakan jalan pernafasan, maka ketika batuk...alhamdulillah.
Badan kita masih peka untuk tidak menerima debu Mina..
Batukkan saja dan nggak perlu obat, cukup minum madu.
Kecuali..naaah, kecuali kalau ada demam,,,,,yo monggo pake obat obatan buat yang flu...gitu lhooooo

Udah dulu ya...ntar dilanjut lagi.......salam

2 comments:

Yolla Elwyn said...

InsyaAllah tahun depan mama saya mo berangkat haji jg mah, nah pengalamannya mamah bs saya critain nih ama blio buat persiapan..:)

primaningrum said...

iya mah, aku juga dapat hadiah "penampakan" waktu di arafah, lihat anak gadis kecil di sana... dan Alhamdulillah, setahun setelah itu aku beneran hamil triplet. Subhanallah ya mah, hadiah dari Allah SWT.