Friday, December 15, 2006

RENUNGAN AKHIR PEKAN

Postingan ini terinspirasi obrolanku tadi siang dengan si akang sambil nemenin makan siang pleueueues, baca postingan spedaman tentang SK penempatannya lengkap berikut 8 tahapan mutasi bolak balik sampai ke jenjang eselon 2.

Aku terpekur......merenung sendirian, bolak balik ngolah obrolan dihati, galecok sendirian, ......

Eh, taunya di tv pak Sartono Mukadis rada rada nyambung juga....
Katanya, dalam hidup, yang penting itu prosesnya.
Banyak selebriti nggak tahan ujug ujug populer.
Karena mereka menjadikan kepopuleran sebagai tujuan, goal, jadinya ya gitu....
Pada nggak tahan di posisi tersebut.

Makanya banyak yang munafik atau pake topeng atau pake obat terlarang untuk melarikan diri dari kenyataan.
Pokoknya nggak tahan menanggung beban di posisi yang ditempatinya.
Terlalu cepat jadi populer atau terlalu cepat menduduki posisi tertentu...
Mana tahaaaaan, lebih kurangnya mah begitu katanya.....

Dialog dihatiku mau dipostingin aja deh.
Bagi bagi dongeng boleh bukan ?
Anggap aja renungan akhir pekan, siapa tahu ada manfaatnya, aya pulunganeunana...

37 tahun lebih aku mengenal si akang, sejak jaman SMA jalan Belitung baheula.
Awalnya sih sering ketemuan.
Dia ketua osis, aku sekretaris.
Dia komandan upacara, aku pengibar bendera.
Sama sama bareng di kelompok pelajar serbaguna dll dll....
Lama lama, ada yang nyambung juga ( ehm, ehm)....

Sosok dia, kepribadiannya, dari dulu teteeeeeep aja nggak berubah.
Sederhana, ulet, konsisten, nggak neko neko, tangguh, mandiri, tahan banting, tahan uji, fighting spiritnya gede, pengen berbagi dengan yang lain ( heuheuheu narsis juga ya, muji maneh...).
Artinya hidupnya gitu gituuuuu aja.
Bekerja sekuat tenaga, berkarya sepenuh jiwa, kalau ada rejeki lebih, mending berbagi buat yang lain yang lebih membutuhkan, kitu cenah..........

Pokoknya, bener bener hidupnya itu kayak nggak ada target apa apa, nggak ada goal tertentu.....
Ngerjain apa yang jadi kewajibannya aja dengan total all out, sekuat kuat kemampuannya, menampilkan yang terbaik, penuh dedikasi dan tanggung jawab, tisusut tidungdung.
Allah nggak pernah tidur, cenah.....

Soal prestasi, posisi atau apapun...kayaknya dianggap bonus aja dari proses yang dia kerjakan sesungguh hati.

Jadinya....ya mengalir aja hidup itu.
Susah senang, pahit manis, kadang turbulen, dia jalani...
Kudu ikhlas, katanya.

Awal bekerja dulu...ngejar ngejar bis Rawamangun-Lapangan Banteng.
Kemudian ada masanya ngejar oplet Cililitan-Rawamangun.
Trus ganti ngejar bis Bogor-Cililitan.
Trus ganti lagi ngejar angkot Kebonjahe-Parung-Cimanggis-Serpong....

Wwuiiiiiih....dijalanin aja dengan sebaik baiknya sebagai bagian dari tugas manusia untuk memberi manfaat kepada sebanyak banyak mahluk.......

Trus dapat peluang sekolah.
Kayak si bedegong sesepedahan diatas salju.
Pokoknya, apapun dijalanin dengan sebaik baiknya.

Setiap peluang yang harus dijalanin, ditampi wae dengan keikhlasan.
Sementara hidupnya dan kebutuhannya begituuuuuuuu aja, nggak berubah.
Asal ada angeun kacang buatan si mamah, sudah jempe.....
Alhamdulillah....( heuheuheu....sederhana banget bukan ? )

Makanya, aku rada rada gimanaaaaa gitu, waktu baca postingan spedaman.
Katanya waktu penempatan di"wejangkan" juga tahapan mutasi sekian tahun disana, balik kesini, mutasi lagi kesitu, bla bla bla.....sampai nanti eselon 2.

Apakah bekerja itu cuma pengen jadi pejabat selon ???
Heuheuheuheu......
Masa semuanya kudu jadi pejabat ???
Apakah jabatan itu dijadikan target ? tujuan ? goal? sasaran ?

Sebetulnya, ini mah menurut aku dan si akang, kerja mah kudu pake hati, pake cinta, pake rasa, bahwa apapun yang dibebankan kepada kita adalah sesuatu yang harus bener bener jadi jalan untuk manfaat, itu saja.

Kalau kita kerjakan dengan sungguh sungguh, dengan tanggung jawab, dengan kecintaan, maka posisi atau prestasi, apapun, itu mah efek samping saja bukan ?.

Kata Sartono Mukadis mah, itu mah cuma bonus aja, yang penting mah prosesnya.....

Banyak orang gagal atau nggak tahan di level kepopuleran, karena memang mereka memasang target pengen populer.
Mereka nggak sabar atau nggak tahan atau nggak mementingkan prosesnya, makanya banyak yang ngabangkieung....terjerembab.

Begitu juga dengan posisi apapun.
Kalau sudah sejak awal di ancang ancang, diincer, diburu, nggak melalui proses, nggak menjalani prosesnya, nggak mencintai atau menikmati prosesnya, apalah artinya posisi tersebut....
Itu mah kataku yang kamseu kali ya.....

Trus, tadi siang si akang ( gara gara berulang ulang membaca kembali buku wayang RA Kosasih yang 17 buku ) cerita soal ruh, soal jiwa, soal Allah, soal Hindu, soal karma dalam kepercayaan tertentu, dll dll.......

Weleh weleh....dapat khutbah jumat gratisan negh.......
Heuheuheu......

Pokoknya mah bener bener bikin aku merenung selama si akang kembali kekantor........

Yang aku inget banget, katanya, kalau mau ketemu Allah, kalau mati teh ruhnya harus bener bener suci atawa bagus atawa indah atawa bening, begitu katanya.......

Kalau nggak mah, nggak akan ketemu Allah.
Kalau kata kepercayaan tertentu mah cenah ruhnya akan diberi kesempatan 120 ribu kali buat reinkarnasi, bolak balik sampai bener bener bagus......ketemu Sang Hyang, cenah......

Whaduuuuh...sering amat mati, hidup lagi, mati, hidup lagi, jadi apa lagi hidupnya ya.....

Jadi, kata si akang pula, harus terus menerus membersihkan jiwa, ruh.
Jangan ada dendam, iri, dengki, marah.
Pokoknya mah kudu bening, ikhlas, indah, begitu cenah, biar kalau mati, akan bisa ketemu Yang Maha Suci..........

Ihiks, ihiks,....jadi inget, aku teh udah punya bekel apa ya kalau pulang??????

Kembali ke "wejangan" yang diterima spedaman,........
Ah, yang penting mah, bener kata si akang, kerjain aja apapun yang sudah seharusnya kita kerjakan dengan semampunya, dengan sekuat kuatnya tekad dan ikhtiar, berdoa maksimal.
Kerja mah dimana aja da bumi Allah ini sangat luaaaaaaas.
Mau di Lampung keq, mau di Wamena keq, mau di Doha keq, di Dubai, Wina, Amsterdam, Texas, Perth.......

Kalau memang jalannya Allah sudah menentukan mah, bukannya 8 tahap mutasi jadi eselon 2, bahkan jadi presiden keq, jadi petinggi PBB keq, apa juga mungkin koq....

Si akang ???
Dari dulu konsisten, ulet, kerjakeras, dijalanin dengan ikhlas, dengan keyakinan Allah nggak pernah tidur, akan tercatat sekecil apapun kebaikan dan keburukan. Sekarang Allah menentukan perannya bukan berhenti di 8 tahapan mutasi seperti yang di"wejangkan"........

Semoga Allah menjaganya selalu dalam kebaikan.....
Juga doa buat spedaman dan temen temennya yang akan menyebar ke seantero nusantara, selamat bertugas, semoga Allah mengaruniakan energi yang berlimpah agar bisa manfaat.......
Selamat berproses ya....

Buat semuanya, selamat berikhtiar mensucikan jiwa, membersihkan dan memperindah kalbu.........
Didoain selalu sama si mamah ya.....
Doain juga si mamah dan keluarga ya.....

Have a nice weekend...
Selamat berakhir pekan...
Schoenes wochenende....

10 comments:

Anonymous said...

wah...saya bolak-balik bacanya. kabita tante..gimana ya saya 37 tahun yg akan datang.

NiLA Obsidian said...

alhamdulillah ya mamah....

bisa melewati masa2 kebersamaan dengan penuh pengertian, saling menghormati.....

makin kesini sigana godaan na ge makin seueur nya sareng mani makin aneh2.....

kalo ga semakin mendekat pada Nya mah meureun ka laut weeeee.....

Mamah Ani said...

ini si bedegong dan neng nila suatu saat akan pegang kendali tertentu geura, kalau tetap konsisten, ulet, tangguh, menjalani dan mencintai proses pahit manis susah senang turbulen dan berjuang untuk tetap berhati indah
suatu saat, kalau dilantik jadi apapun, inget si mamah ya...., jangan pernah berubah merusak jiwa yang indah sepahit apapun atau semanis apapun episode hidup, sok didoakeun......

Alex Ramses said...

Uneg-uneg dan dialog hati mama saya baca sebagai nasehat. Memiliki jiwa yang bersih dan ikhlas, kerja dan menjalankan tugas penuh integritas memang keinginan kita semua yang waras.

Sayangnya nafsu,,, nafsuu aja masalahnya hehehe,,, nafsu itu yagn bikin kebelet hebat, kebelet kaya, kebelet tenar. Akhirya emang bukan tercapainya tujuan yang didapat,, tapi kecelakaan dan malapetaka.

Doain kami mama,, semoga bisa ulet, sabar ikhlas dan kuat seperti Akang-nya mamah. Bener2 kandidat suami teladan tuh akang-nya mamah.

Anonymous said...

baca postingan mama, spedaman anggap sebagai nasehat yang sangat berguna:)

jadi terharu mama nulis ttg ini...

terima kasih ya ma, tulisan mama akan spedaman ingat selalu:D

Anonymous said...

waduh mah, ngebaca tulisannya terasa damai banget, sayah jadi sadar betapa sayah susah ikhlas dan selalu merasa kurang yah ? nyesel euy, mendingan khan bersyukur dengan yang ada dan menjalani "hidup" dengan sepenuh hati dan ga "ngoyo", pasti akan terasa lebih damai.
tulisan ini meyadarkan sayah untuk berfikir lebih "tenang".

Anonymous said...

Baca postingan mamah, jadi inget ke diri sendiri. Perjuangan abdi kalau di bandingkan dengan perjuangan mamah sama si akang nya mah mungkin gak ada apa-apanya, 37 taun euy. Abdi sekarang bulak-balik Jakarta(sunter) cibinong tiap hari teh belum apa-apa kali ya mah. Semoga aja selalu ikhlas *berdoa buat diri sendiri juga*

Anonymous said...

hiks.. jadi pengen cepet-cepet nikah...

tapi hati ini berkata: LULUS DULU... (sambil ditimpukin kapur)

mah, pasang atuh foto si papah (alah meni sok kenal pisan).. kan kita penasaran sama tampangnya, heuheu..

SinceYen said...

Yup, proses, itu yang paling penting, karena itu yg sedang kita jalankan sekarang. Karena itulah waktu kita sat ini.
Bukankah makan jauh lebih nikmat daripada kenyang? :D hihihi.. asal nyambung nih.

Anonymous said...

Wah Mah , salut nih 37 tahun bersama , mudah2an aku ama suami bisa seperti mamah Ani dan akang ya ...( di aminin sendiri ) ....

Kosa kata saya dlm bhs sunda makin banyak nih ( walaupun artinya gak ngerti ...hihihi ...jadinya main tebak2 saja ) ..

salam