GOSIP

Pernah nggak denger gosip ?
Atau, pernah nggak ikutan ngegosip ?
Atau pernah nggak kena gosip ?

Kayaknya, 100 % pembaca postingan ini pernah ya denger gosip ?
Kalau yang pernah kena gosip kayaknya mendekati 100 % ya.....
Dan yang pernah ikutan ngegosip kayaknya lebih rendah lagi prosentagenya...iya kan ?

Gosip...kata sebagian orang, kalau digosok, makin siiiiip.
Gosip, kayaknya bersaudara dekat dengan fitnah.
Coba aja perhatikan, isi gosip kan biasanya fitnah, bukan suatu kebenaran, iya nggak ?

Mengapa orang bergosip ?
Menurutku, ada beberapa sebab kenapa orang bergosip.

Pertama, ya pastinya karena lagi nggak sendirian, lagi ada orang lain.
Kedua, ya karena lagi ada waktu luang, lagi nggak ada kerjaan.
Ketiga, ya karena ada kesempatan lingkungan mendukung.
Maksudnya, ketika mulai menggosip, lingkungan nanggepin, ngeladenin, bahkan ngomporin, bukannya menyetop, oh ya ??....iya gitu ???? masa sih ???? koq bisa ya???? nggak nyangka deh...
Hehehe padahal ngomong gitu teh udah nyangka lho.
Itu sebagian kata kata pendek yang termasuk ngomporin atau nggak berniat nyetop.
Keempat, ini yang paling penting, gosip terjadi karena memang pikiran kita "membenarkan", dan hati kita "membenarkan" apa yang digosipkan, tul nggak ?

Pokoknya, gosip mendapat keleluasaan meraja kalau pikiran dan hati kita memang siap menerima berita sampah atau berita miring atau berita yang nggak manfaat.
Dengan kata lain, pikiran dan hati kita error, nggak ada sensornya sama sekali.....
Aapaaaaa aja diterima dan diyakini....
Walah walah walah....

Ini yang paling gawat dari keempat penyebab beredarnya gosip seperti sudah dituliskan tadi.

Coba kalau sorangan wae, siapa yang mau menggosip ?
Coba kalau sibuk, banyak kerjaan, mana ada waktu buat menggosip ?
Coba kalau kesempatan nggak ada. Baru aja ngegosip, lingkungan adem ayem, dianggap angin, nggak ditanggepin, pasti brenti tuh ngegosip.
Coba kalau pikiran dan hati kita nggak terbawa arus gosip, kita akan secara sadar dan juga dibawah sadarpun nggak akan terima isi berita gosip, iya nggak?

Seandainya saja pikiran dan hati kita senantiasa terjaga indah, nggak akan tuh kita percaya gosip.
Pasti begitu denger berita, ada dialog dihati kita...emang loe siapa sih koq bisa bisanya ngomongin si x.
Emang si x itu kan track recordnya bagus, yang ada di memori kita yang bagus bagus. Nggak akan serta merta kita ujug ujug...oh ya ? dia begitu ?
Mikir oh ya aja artinya kita sudah menjurus ke percaya isi berita, bukan ?

Pernah nggak memperhatikan seseorang yang melempar fitnah dengan bergosip ?
Koq kayaknya dia yakin betul dengan isi berita yang disampaikannya.
Seolah olah nyata buat dia hal itu terjadi disaksikan indranya sendiri.
Padahal ????

Dia ngarang atau denger dari si anu, si anu dari si eta, si eta dari si ini, dst dst
Yang melempar gosip, biasanya, nggak cukup cuma ngomong doang, perhatikan gerak alisnya, gerak bola matanya, kedipan kelopak matanya, gerak hidung, gerak bibir.
Biasanya sampai ke monyong monyong tuh.

Pokoknya perhatikan mimik wajah, gerak tangan dan bahasa tubuhnya.....
Kayaknya dia, yang sedang melempar gosip....perlu berbagai usaha, seluruh dayanya ditampilkan agar orang percaya apa yang diomongkannya....
Iya nggak sih suka begitu kan ?......

Kayaknya dia yakin dan tanpa dosa menyampaikan berita gosip.....
Dan raut wajahnya, kelihatan banget ( maaf ya ) jueleeeek banget, meuni nggak beraura pisan.....

Pernah nggak denger gosip, trus ada dialog dihati.....
Aduuuh, koq tega teganya ya ngomongin si x, kan dia itu baik, kan dia itu bagus, nggak begitu........

Pokoknya, gosip atau fitnah, nggak akan mampir di pikiran dan hati kita, kalau kita senantiasa waspada, pikiran dan hati kita senantiasa terjaga rapi dan indah.
Pikiran dan hati kita akan "menolak"isi berita yang berbau fitnah....
Iya nggak ?...

Hati dan pikiran kita nggak mau "membenarkan"apa yang kita dengar tentang keburukan seseorang.
Pokoknya...nggak mau membekas deh dihati dan pikiran kita.
Yang ada malah penolakan dengan keras......
Boro boro disebar luaskan, dipercaya juga nggak.
DITOLAK!!!!....

hal lain yang bisa menyetop gosip, ini ada temen yang melakukan.
Setelah dialog dihati menolak, dia akan serta merta angkat kaki dari kelompok yang mulai bergosip....
Paling tidak, dia nggak ingin ngomporin yang sedang bergosip.
Kan kalau ada pendengar lain suka makin heboh bukan ?

Cara lain menghentikan gosip, aku pernah melakukan ini kepada temanku yang suka mulai menggosip.....
Jangan gitu dooooong...
Nggak mungkin itu....kamu lihat sendiri apa ?..
Kalau katanya, katanya, itu namanya gosip, fitnah itu, dosanya besar lho......

Heuheuheu, biasanya ybs suka twew...twew...twew.....
Semangat gosipnya memudar, nggak ada yang ngomporin dan...ya udah, males kayaknya dia mau nerusin juga...heuheuheu

Jadi sebenernya gampang bukan untuk menjauhkan diri dari bergunjing atau bergosip ria ?

Pertama, ya hindari sesering mungkin ngumpul kalau nggak ada kerjaan yang jelas sih.
Kedua, harus banyak planning agar banyak kegiatan, jadi kita bisa memanfaatkan waktu dengan maksimal.
Ketiga, kalau ada yang mulai menggosip, angkat kaki aja dari lingkungan situ atau coba melawan dengan melempar kata kata.....jangan gitu dooong, nggak begitu ah...emang lihat sendiri ? itu mah fitnah, dll dll
Keempat, ini yang paling penting, senantiasa menjaga dan memperbaiki hati dan pikiran agar terjaga indah.
Jadi kita nggak mau percaya atau bahkan nggak mau denger hal hal negatif tentang seseorang , apalagi seseorang yang kita kenal baik......

Nggak penting banget deh menjejali pikiran dan hati kita dengan keburukan seseorang, iya nggak ?

Lebih baik senantiasa belajar dari sisi baik seseorang, akan jauuuuuh bermanfaat

Jadi, kunci utamanya adalah di pelatihan hati kita bukan ?
Mau nggak hati kita senantiasa dikeruhkan dengan berita miring ?
Mau nggak hati kita yang ketika kita lahir begitu bening dan indah, terkotori dan tercemari terus menerus dengan berita kebobrokan atau keburukan atau kejelekan seseorang yang blum tentu kebenarannya ?

Aduuuuuh, sayang banget ya....
Diberi bekal hati yang bening koq nggak dirawat ???