Saturday, November 28, 2009

QURBAN

Lagi...lagi...lagi dan lagi...
Qurban memakan korban.

Iya, memang faktanya begitu.
Setiap tahun, seputar Hari Raya Iedul Adha, orang selalu berhimpitan berebutan segundukan daging.
Ada yang 1 kilo, 500 gram, atau bahkan ada yang hanya 300 gram saja.

Tetapi kenapa ya, orang rela berebutan, berhimpitan, berdesak desakan, saling dorong , saling jegal, hanya untuk mendapatkan sedikit saja daging ?
Bahkan, ada yang rela bermalam diseputar lapangan atau masjid tempat pembagian daging Qurban.
Bahkan pula, ada yang menggendong balita atau bayi
Duhhhh...perasaan ini gimanaaaa gitu ya melihatnya juga

Melihat tayangan ribuan orang berdesakan didepan pagar lapangan Bhayangkara Jakarta, koq rasanya lebih padat atau lebih seru daripada kondisi jamaah melempar jamarat ya.
Tua, muda, laki, perempuan, berdesakan dorong dorongan.
Akibatnya jelas, banyak yang kehabisan oksigen atau terinjak injak atau terhimpit pagar.
Pingsan atau terpisah dari orang tua, tampaknya jadi biasa.

Sedih banget melihatnya.
Kenapa ya dibela belain berjubelan, bahkan ada yang datang dari Bekasi atau Cikampek?
Tak sedikit pula yang berbadan kekar dengan kumis baplang, baju T shirt rapi, ikut dorong dorongan.
Mental pengemiskah?
Pengen ngerasain dagingkah?
Mau memperbaiki gizi kah ?
Masa sih gizi bisa diperbaiki hanya dengan sesaat , sehari makan daging?

Lantas apa dong yang bikin mereka rela ngantri berjam jam, himpit himpitan, dengan resiko kehabian nafas hanya demi sejumput daging?

Ternyata, jawabannya bisa beraneka ya.
Ada yang memang pengen ngerasain daging.
Ada yang memang bermental pengemis, pokoknya asal gratisan, ya ngantriiiiiii, nggak peduli dia butuh atau nggak, pokoknya minta bagiani.

Tapii, yang mengejutkan ternyata ada juga sejenis "markus" hahahahah....mardag kali ya...
makelar daging.
Karena setelah mendapatkn daging, dia jual dagingnya diluaran.
Banyak yang nggak kebagian kupon lantas membelinya dengan harga miring.
Astaghfirullahaladziim, segitunya ya......
Pantesan banyak yang berbadan tegap ikutan dorong dorongan.....jangan jangan mereka memang spesialis mardag.....hehehehe

Jadi kepikiran.
Gimana ya kalau dana buat beli kambing itu dijadikan sesuatu yang manfaatnya panjaaaaaang.
Qurban itu sunnah muakad kan ?
Seandainya saja, dana untuk membeli kambing itu dipake buat sesuatu yang manfaatnya panjang, misalnya bikin sekolah, trus sekolahnya gratisan buat dhuafa, kan lebih bagus manfaatnya bukan ?

Boleh nggak ya?
Kan sunnah muakad bukan wajib hukumnya
Daripada bikin orang ketindih tindih, keinjek einjek, terhimpit himpit sampai pingsan dan nyaris kehilangan nyawa.
Trus daripada jadi banyak limbah buangan potongan kambing yang jutaan jumlahnya diseluruh Indonesia ?

Kalau nggak salah, dari Arab sana , ketika jutaan ummat berhaji, malah disumbangkan pula ke negara negara miskin di Afrika, ya daging kalengannya ya duitnya juga
.
Kalau boleh sih, tahun depan nggak pengen menjadi penyebab orang desak desakan ah.
Mau sumbangin aja buat pendidikan.
Bagaimana ?
Ada yang mau bergabung?

2 comments:

Tamrin said...

Hehe... itu mah penomena di kota-kota besar aja. Kalo di kampung, yang budaya "malu" nya masih besar sangat sulit didapatkan penomena seperti itu. Lebih baik qurbannya di kampung-kampung yang jauh dari kota. Mungkin kampung yang deket dari kota sudah sering merasakan daging, jadi lebih baik dijual.

Dulu, pas saya tinggal di kampung, makan daging (sapi atau kambing) itu sesuatu yang sangat istimewa. Makan daging ayam pun kalo ayamnya udah mau tewas terkena tetelo, baru panen daging ayam. Makan daging sapi kalo ada yang nikahan, makan daging kambing hanya pas lebaran.

Jadi, lebih baik berqurban di kampung-kampung yang jauuuuh pisan dari kota. Lebih baik lagi dua-duanya. BDw, saya ikutan Mah... InsyaAllah tahun depan saya ingin sekali qurban sapi. hehe... ingin dulu, baru jalannya dipikirkan. If there is a will, there is a way, bukan if there is a way, there is a will. ^_^.

Mamah Ani said...

buat M...gimana kalau niatnya begini aja...mau qurban 1 kambing di kampung dan seharga 1 kambing kita urunan bikin sekolah ?
kan kalau sudah bisa beli kambing, artinya sudah mampu?
kalau niat qurban 2 kambing, ya nyumbang buat bikin sekolah seharga 2 kambing juga dong
jadi kalau niat qurban 1 sapi, ya nyumbangnya gedean atuh