Pernah denger tentang puasa kupu kupu ?
Puasa itu kan bukan hak prerogatif umat Islam saja.
Dari jaman baheula, ras apapun dia, agama apapun dia, bahkan mahluk lainpun selain manusia, menjalankan ritual puasa untuk berbagai macam kepentingan.
Ada yang puasa dengan tujuan menguruskan badan.
Ada yang puasa demi kesehatan.
Ada yang puasa untuk ilmu kanuragan, ilmu kesaktian.
Ada juga mahluk yang dalam siklus hidupnya mengalami masa puasa baik untuk kehidupannya ataupun untuk mengembang-biakan keturunannya.
Beruang, berpuasa selama musim dingin tiba, berhibernasi.
Ular juga berpuasa setelah selesai menyantap makanan yang mengenyangkan.
Ayam ketika mengerami telurnya juga berpuasa.
Demikian pula dengan cacing tanah.
Dari berbagai macam jenis puasa, buat si mamah, yang paling menarik adalah falsafah puasa kupu kupu.
Seperti kita tahu, ulet, hileud adalah mahluk yang menjijikan terutama bagi kaum perempuan.
Bulunya, cara bergeraknya...iiiiiiiih...jijik deh, sekaligus geli dan.....bikin gatelan.
Dalam proses perkembang-biakannya, ulet mengalami metamorfosa menjadi kepompong , lalu kemudian menjadi kupu kupu.
Selama masa perubahan dari ulet menjadi kepompong lalu menjadi kupu kupu, ia berpuasa.
Setelah menjadi kupu kupu, barulah ia berbuka puasa, terbang kian kemari menghisap madu diberbagai taman bunga.
Coba bayangkan, dari ulet menjadi kupu kupu.
Kita bisa belajar dari mahluk tersebut, tentang hasil akhir berpuasa.
Bayangkan, dari bentuk ulet yang menjijikan, pikageuleuheun, menjadi kupu kupu yang indah...
Bayangkan, dari ulet yang bikin dedaunan bolong dan rusak, menjadi kupu kupu yang bermanfaat mengawinkan bunga jantan dengan bunga betina untuk kemudian menjadi buah.
Bayangkan, dari ulet yang bergerak dari daun kedaun dalam satu pohon, menjadi kupu kupu yang terbang kian kemari, antara pohon yang satu dengan pohon yang lain, antara taman yang satu dengan taman yang lain.
Ini menjelang Ramadhan.
Sebulan penuh kita akan berpuasa.
Tidak saja menahan lapar dan haus, tetapi juga sebulan penuh kita belajar membersihkan hati, mensucikan jiwa agar kembali ke fitrahnya.
Puasa yang baik, adalah perjuangan melawan nafsu.
Nafsu yang membelenggu untuk kepuasan duniawi semata.
Rasa lapar kita tahan, demikian juga rasa haus.
Amarah, iri dengki, dendam kesumat, kita nihilkan.
Selama sebulan penuh, kita belajar mengendalikan diri, mengatur seluruh sel tubuh agar menampilkan energi yang positif, yang penuh manfaat.
Bukan hanya raga saja yang mengalami detoksifikasi, pembuangan racun tubuh, tetapi jiwapun mengalami pensucian, jika kita menjalankan ibadah puasa dengan baik dan benar.
Ibarat ulat yang berpuasa menjadi kupu kupu.
Selepas berpuasa, Insya Allah kita menjadi mahluk yang hangat menyenangkan, mahluk yang dirindukan, mahluk yang beraura positif, mahluk yang indah karena sehat jasmani dan rohaninya, mahluk yang mempesona karena peningkatan derajat ketakwaannya.
Selepas berpuasa, kita menjadi mahluk yang lebih bisa memberi manfaat kepada sebanyak banyak mahluk lainnya.
Selepas berpuasa, kita akan menjadi insan yang indah mempesona.
Selepas berpuasa, kita akan menjadi mahluk yang berwawasan luas, memandang jauh kedepan, bersilaturahmi kesana kemari, mempunyai network yang luas untuk menghasilkan manfaat serta membangun hubungan sesama mahluk yang jauh lebih luas dan bermakna.
Belajar dari kupu kupu, Insya Allah selepas berpuasa , kita menjadi mahluk yang indah, bermanfaat, luwes dan menyenangkan banyak orang.
Puasa kupu kupu, bisa menjadi bahan renungan menjalani hidup, terutama dikala kita berpuasa, khususnya dibulan ramadhan yang sebentar lagi Insya Allah akan kita jalankan.
Semoga kita semua bisa menjadi insan berpribadi indah mempesona serta menyenangkan, dan penuh manfaat, amin.
Selamat mempersiapkan diri lahir batin, fisik mental, menyongsong bulan yang penuh berkah, bulan yang sangat dirindukan oleh kita semua, bulan Ramadhan.
Mohon dimaafkan ya, segala kekhilafan yang mungkin sudah secara nggak sengaja si mamah lakukan.
Salam
4 comments:
Happy Ramadhan dan selamat menjalankan ibadah puasa :)
semoga bisa tuntas puasanya mah.. :-)
Dulu pernah baca juga tulisan ini, tapi kayak diingetin lagi kalo output puasa ramadhan ini menjadi seorang yang memesona... memesona lahir dan batin seindah kupu-kupu...
wilujeng sasih shaum....
Salaam Mah..
Iya bener banget deh falsafah Puasa Kupu-kupunya.. Tapi suka miris karena masih banyak saudara2 kita yang menahan & mengendalikan diri cuma di Ramadhan, setelah menginjak Syawal kemudian 'kembali' seperti sediakala ke dunia jahil-nya.. Masya Allah.. Tidakkah kita merasa sayang akan hasil latihan di basecamp Ramadhan yang seakan terhembus oleh desir nafsu.. Na'udzubillaah, semoga kita tergolong orang2 yg bermetamorfosa pasca-Ramadhan :)
Wilujeng Shaum Mah,
Sing berkah & penuh maghfirah :)
Post a Comment