Thursday, August 06, 2009

MBAH SURIP

Innalillahi wa innailaihi rajiun.
Selasa, pagi, ketika masuk SMS yang memberitakan Mbah Surip wafat, si mamah nggak percaya.
Halah....paling SMS berikutnya memberitakan penyebab kematiannya adalah kecapekan menggendong kemana mana.....hehehehe..
Biasa kan? Suka ada yang SMS isinya canda canda melulu?

Taunya.....eh, beneran.
Mbah Surip beneran meninggal.

Buat si mamah, setiap ada yang meninggal, banyaaaaaak banget perenungan yang bisa diambil hikmahnya.

Kenapa sih Allah mentakdirkan mbah Surip bisa "melintas" didunia popularitas?
Kenapa sih mbah Surip "dipopulerkan" dulu, sebelum meninggal?

Jangka waktu dipuncak karirnya, dipuncak popularitasnya, kan amat sangat singkat banget bukan?
Bak meteor, mbah Surip setahun ini berkibar, ada dimana mana, dikenal banyak orang.
Hehehehe...ada sih yang nggak tahu mbah Surip, termasuk si akang, yang sibuuuuuk banget dan nggak pernah menyimpan memori hal hal yang menurutnya nggak perlu dimemorikan. Lihat si mbah selintas, ya udah......boro boro tahu lagu ta gendong kemana mana.

Mbah Surip, sempat "dilintaskan" Allah didunia selebriti yang full kepopuleran.
Dikenal banyak orang, keunikannya bikin tertawa riang siapapun yang melihatnya, beredar keseluruh pelosok, diundang kemana mana, punya jadual yang super duper padat, nyaris semua orang tahu lagu ta gendong kemana mana atau istilah i love you full, dll, dlsb.

Lantas, kepopuleran itu sendiri yang mengakibatkan mundurnya stamina, merosotnya kesehatan dan berakhir dengan berujungnya usia.

Ternyata, dunia "kepopuleran" bagai dua sisi mata uang.
Disatu pihak berefek positif, dikenal kalangan luas dalam konteks azas manfaat, dan dipihak lain berdampak "bisa negatif', ialah pendzaliman terhadap diri sendiri.

Ketika populer, nggak ada lagi ruang gerak untuk kehidupan pribadi, nggak ada lagi "waktu" untuk memanjakan diri, beristirahat cukup, bersantai, berleha leha, menghimpun energi positif.

Apalagi, perubahan drastis irama kerja yang berpengaruh besar terhadap irama tubuh, fungsi biologis tubuh, nggak diimbangi dengan perubahan pola hidup menuju hidup yang jauh lebih sehat.
Apalagi, usia si Mbah kan udah nggak muda lagi.
Komplit sudah, seluruh sel tubuh terdzalimi, teraniaya sampai ke ujung batas pertahanan.

Mengapa Allah memperkenankan mbah Surip melintas didunia kepopuleran yang berdampak pada perubahan materi?
Kalau si mamah sih cuma bisa berpikir, pasti si Mbah ini orang yang baiiiiiiiiik.
Sepanjang hidupnya pasti suka baik sama banyak orang, selalu menyenangkan orang lain, sehingga Allah memberi kesempatan untuk dikenal dan mengumpulkan materi yang ternyata bukan buat si Mbah , tapi buat banyak orang lain, yang Insya Allah, kalau nyadar sih, akan mendoakan si Mbah sepanjang waktu, iya kan?.

Di episode akhir perjalanan hidupnya, si Mbah punya peluang "menyenangkan" banyak orang dengan caranya, dan juga dengan materinya.
Coba, banyak banget kan yang ketumpahan rejeki si Mbah?
Produser, penyelenggara pertunjukan, pedagang CD, pengelola RBT, temen temen, sanak saudara, ahli waris, lingkungan, dll, dlsb.
Bahkan, temen atau saudara yang dulu dulu nggak meraih si Mbah, malah berebutan ngaku ngaku kenal dekat, ketika si Mbah ngetop. sehingga bisa muncul di berbagai media, iya kan?
Si Mbah, diujung akhir kehidupannya, bisa menyenangkan begitu banyak orang.

Secara materi, bgitu banyak royalti yang si Mbah raup dan tidak dinikmatinya.
Bahkan, setelah beliau wafatpun, itu duit akan tetap mengalir dan memberi rejeki kepada banyak orang.
Luar biasa.
Si Mbah Surip, adalah orang baik bukan?
Makanya, ujung usianya diketahui banyak orang yang juga turut mendoakan almarhum.

Berpulangnya mbah Surip, buat si mamah sih pelajaran besar.
Pertama, kalau Allah memberi peluang yang bagus, kita juga harus bener bener mengerjakannya dengan bagus disertai perubahan pola hidup yang lebih baik.

Kedua, kita harus selalu tahu batas kemampuan, terutama fisik.
Jangan terlalu dieksploitasi.
Kalau memang tubuh sudah memberi signal nggak mampu, ya kita harus bisa mengutamakan kebutuhan tubuh kita sendiri.

Ketiga, berbuat baik kepada siapapun, dimanapun, kapanpun.
Allah nggak pernah tidur dan akan tercatat setiap kebaikan.
Nggak akan tertukar sebesar zarrahpun kebaikan dengan keburukan.

Keempat, duit bukanlah segalanya.
Banyak orang terkagum kagum dengan penghasilan milyaran yang diraup dalam waktu sekejap.
Kan yang penting adalah azas manfaat dalam hidup, bukan nilai materinya yang kita dapatkan.
Tiap orang, diberi peluang untuk hidup dengan full energi untuk manfaat.
Tahukah kita potensi yang Allah berikan kepada kita untuk full manfaat?
Sudahkah kita menampilkan yang terbaik?
Kita harus pandai bersyukur dan ikhlas mengerjakan segala sesuatu agar kita bisa menampilkan yang terbaik dari seluruh kemampuan kita bukan?

Kelima dan yang paling penting.
Kematian adalah sepaket dengan kehidupan.
Kalau kita hidup, artinya kita juga pasti mati.
Dan kematian, akan terjadi kapan saja, dimana saja, bahkan ketika orang baru saja nangkring diujung tangga popularitas.
Maka, selalu berpikir, berniat dan berbuat baik, berhati bersih dan indah, bekerja keras penuh manfaat, selalu dzikir mengingat Allah, adalah jawaban dari pertanyaan, koq mbah Surip cepet banget meninggalnya sih?

Selamat jalan Mbah.
Semoga Allah memuliakan Mbah disana.


Salam

2 comments:

ijal said...

mamah mau digendong mbah surip jd? :-P

Refiani Roeskandar said...

100% umur teh rahasia Allah ya Mom ..... gak ada yang bisa nebak ato mereka2 ...