Lagi, hari ini kita disuguhi berita KTA, Kekerasan Terhadap Anak.
Duuh.....gimana ya itu perasaan si kakek nenek yang tega teganya menganiaya cucunya sendiri, cewek lagi, usianya baru 11 tahun pula.
Gimana pula ya perasaan si anak yang dianiaya?
Konon, anak itu memang sejak lama suka mendapat penganiayaan dari kakek neneknya.
Kakeknya, pensiunan Angkatan Laut lagi....astaghfirullahaladziim
Anak, adalah karunia Allah yang terindah
Anak, adalah harta yang tak ternilai harganya
Anak, adalah amanah, titipan Allah untuk kelanjutan keberadaan manusia.
Lha...koq digebukin ? Disiksa ? Mau dibakar pula?
Eka namanya.
Dia tinggal di Surabaya bersama nenek kakeknya.
Sementara ibu bapaknya menitipkannya sejak Eka kecil, 11 bulan.
Orang tuanya merantau, katanya sih ke pulau Batam.
Sejak lama, Eka diperlakukan tak semestinya.
Bukannya dilimpahi kasih sayang.....eh, malah disiksa, digebukin.
Bahkan, pernah disuruh merayap sepanjang 100 meter.
Coba, gimana perasaannya si Eka ?
Anak kecil, tentu tak berdaya baik secara fisik ataupun finansial.
Mau nggak mau dia teteeeep aja harus ngikut nenek kakeknya.
Yang dititipin, koq nggak amanah ya.
Apapun alasannya, anak tidak seharusnya diperlakukan secara kasar, sedemikian kasar malah.
Kemarin, tetangganya sudah habis batas kesabarannya.
Melihat si Eka diikat dipagar rumah sepanjang siang ( dicangcang kata bahasa Ibu si Mamah sih ), tetangganya datang menolong.
Eka yang sekujur tubuhnya bau minyak tanah, ternyata baru saja mendapat ancaman akan dibakar hidup hidup oleh kakeknya sendiri.
Astaghfirullahaladziim.
Koq ya kita semua nggak paham paham sifat Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang ya.
Koq ya kita nggak pernah mau mengerti, bahwa tugas kita adalah rahmatan lil alamin.
Berkhidmat, mengurus, merawat, memelihara, semuuuuuua yang sudah diciptakanNya.
Tetumbuhan, Hewan, Bukit, Gunung, Sungai, laut, alam, apalagi manusia.
Bukan saja perintah agama, bahkan pemerintahpun sudah lama mengeluarkan Undang Undang Perlindungan Anak yang isinya mengancam siapapun yang melakukan Kekerasan Terhadap Anak ataupun siapapun yang melihat atau mengetahui adanya Kekerasan Terhadap Anak.
Pidananya jelas lho....kurungan dan denda ratusan juta ruoiah.
Lha....koq masiiiiiiih ada aja Kekerasan Terhadap Anak ya.
Bukan saja si pelaku nggak tahu adanya ancaman hukuman, tetapi "penonton" juga koq belum nyadar nyadar juga ya.
Bahwa, ketika kita melihat atau mengetahui adanya Kekerasan Terhadap Anak, kita wajib, harus bin kudu ikut mengatasinya.
Kalau takut menegur ortunya, ya cepet lapor dong ke yang berwajib, iya kan?
Masa sih menegur ramean takut juga?
Kalau diam saja kan kita juga terancam hukuman, bukan ?
Belum lagi dosa lho...kalau lihat orang dianiaya, sementara kita diam saja.
Dilingkungan kita, masih saja berlaku, apabila orangtua menghukum anaknya dengan kekerasan, itu dianggap urusannya sendiri, menididk anak dengan caranya sendiri.
Yang lain dilarang ikut campur.
Lho....koq gitu sih?
Apa nunggu anak jadi korban ?
Sudah saatnya, kita, yang berada di lingkungannya ikut sedini mungkin mencegah jatuhnya korban.
Coba, kalau semua tetangga ikut menegur segera, nggak mungkin deh si Eka sampai tersiksa sepanjang hari.
Mau jadi apa kelak anak yang hidup dalam kekerasan ?
Anak, akan tumbuh kembang dipengaruhi oleh berbagai hal.
Ya gizinya, ya lingkungannya, ya touching dan loving orang seputarnya, dll, dlsb.
Anak, adalah tanggung jawab kita semua, ya orang tuanya, ya saudaranya, ya tetangganya, ya gurunya, orang dewasa diseputarnya.
Kalau kita berharap, mereka menjadi generasi yang tangguh mandiri, penuh tanggung jawab, pekerja keras yang profesional, lembut hati, santun dan berbudi, ya kita juga harus berupaya sekuat tenaga mensupport tumbuh kembangnya bukan ?
Anak, adalah mahluk lemah tak berdaya.
Ia tak punya pilihan, selain ngikuuuuuuut aja kepada orang tuanya atau dewasa diseputarnya.
Secara fisik dan finansial, mereka belum mampu untuk tangguh berdiri sendiri.
Makanya, nggak terbayang perasaannya, gemuruh jiwanya, ketika ia tak punya pilihan menghadapi kekerasan.
Baik kekerasan verbal, fisik, mental ataupiun kekerasan ekonomi.
Masih banyak anak anak yang dikata katai orang dewasa seputarnya.
Dilecehkan, dinihilkan, dihinakan.
Masih banyak anak anak yang mendapat kekerasan fisik oleh orang dewasa sekitarnya. Mulai dari ditoyor toyor kepalanya, dijembel, dicubit, dijewer, dipukul, ditampar, ditonjok, disambit, dipecut, sampai kekerasan seperti si Eka, diikat dan mau dibakar hidup hidup
Astaghfirullahaladziim.
Mau jadi apa mereka kelak ?
Belum lagi Kekerasan secara ekonomi.
Anak nggak dikasih duit ongkos ke sekolah lah, anak nggak bisa bayar SPP lah.
Hari gini...koq masih ada aja ya yang kesulitan dengan uang sekolah?
Bukankah sudah begitu banyak dana pendidikan dari pemerintah dan sudah begitu banyak orang berpunya yang sepatutnya menjadi orang tua asuh?
Masih bergaungkah GNOTA? Gerakan Nasional Orang Tua Asuh?
Saat ini, masih banyak orang yang cuek melihat kekerasan terhadap anak yang terjadi diseputarnya.
Sudah saatnya, kita bersama sama mencegah terjadinya Kekereasan Terhadap Anak yang mengakibatkan efek negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Sudah saatnya kita punya keberanian menegur kepada siapapun yang melakukan kekerasan terhadap anak.
Berani????
Kalau nggak berani......ada lho ancaman hukumannya buat mereka yang diem aja , membiarkan adanya Kekerasan Terhadap Anak.
Hiiiiiiii....dikurung dan didenda lho nanti.
Ayo, kita bangkitkan semangat dan keberanian untuk menegur mereka yang melakukan Kekerasan Terhadap Anak, siapapun dan dimanapun.
Salam
1 comment:
soalnya diajarin sama sinetron hehe ^^
Post a Comment