Hehehehehe...keren dikit ah...PUBLIC SERVICE, padahal sih pelayanan umum sajalah.
Kenapa koq judulnya Public Service? Pelayanan Umum ?
Lha, kan lagi rame ramenya kasus diberbagai media cetak atau elektronik, termasuk di FB, email dll.
Ceritera tentang seorang pengguna media internet yang diperkarakan.
Apa pasal?
Ujung ujungnya, intinya, yaitu, pelayanan umum.
Sudah bukan rahasia, pelayanan umum diseputar kita kan kurang memuaskan atau bahkan tidak memuaskan atau lebih parah lagi mengecewakan yang dilayaninya.
Kenapa ?
Ya karena nggak memahami aja azas to serve with heart and honour.
Wuiiiiih, keren ya.....rasanya si mamah pernah bikin postingan dengan judul "TO SERVE WITH HEART AND HONOUR " beberapa waktu yang lalu.
Sebetulnya, pada dasarnya, kita semua adalah pelayan, yang mestinya harus melayani dengan hati, melayani dengan jiwa tulus ikhlas, dengan penuh ketakwaan ialah kepada Allah semata, iya kan ?
Siapa sih sebenernya kita ?
Jadi apapun kita, kita adalah pelayan.
Melayani suami, melayani istri, melayani anak, melayani murid, melayani pasien, melayani konsumen, melayani klien, melayani pengguna jalan, melayani semua mahluk ciptaanNya, bukan begitu ?
Pelayan yang baik, ialah yang bisa menyenangkan, membahagiakan, memberi kepuasan kepada yang dilayaninya.
Celakanya, atau anehnya, mayoritas kita koq kayaknya bermental juragan ya.
Pengennya dilayani, ogah melayani.
Pengennya dipuja puji, dihormat hormat, bukan memberi penghormatan, berkhidmat kepada siapapun dan apapun yang sudah diciptakanNya.
Sudah umum terlihat, menjawab dengan ketus, nggak ramah, jebras jebris, ogah ogahan, males malesan, kalimat sepotong sepotong yang sulit dipahami, anjing dilempar, kucing ditendang, kuda dipecut, pohon ditebang sembarangan, tebing digali, dll, dlsb.
Pokoknya nggak ada banget jiwa melayani, menghormati, respek dlsb.
Jangankan terhadap semua mahlukNya, terhadap sesama manusia juga nggak koq.
Seandainya saja, siapapun sadar dan paham bahwa kita ini semua adalah pelayan, maka nggak akan terjadi kasus perkara perkaraan.
Dokter, perawat, akan bekerja penuh profesionalisme, penuh jiwa to serve with heart and honour, menjawab semua pertanyaan pasien dengan tuntas dan lugas, memenuhi keinginan yang dilayani dengan sepenuh hati.
Begitupun pasien, pasti nggak akan neko neko kalau paham bahwa kita semua adalah pelayan yang harus menghormati, memberi respek kepada siapapun.
Kalau semua bermental juragan, ya yang nanya juga nanyanya kayak juragan, yang ditanya ogah menjawab dan bermental juragan pula.
Mau kemana kita jadinya.
Coba, kalau semua paham, bahwa kita ini adalah pelayan yang saling melayani berbagai kebutuhan dan berkewajiban menjadi pelayan terbaik sebagai mahluk yang katanya paling mulia, betapa aman damainya dunia ini ya.
Sungguh patut disesalkan, sampai saat ini, kita teteeeeep aja kurang profesional sebagai pelayan, sehingga selaluuuuu aja banyak keluhan dari siapapun yang dilayani.
Tadi siang, si mamah juga baruuuuu aja mengalami nggak profesionalnya seorang pelayan.
Coba aja simak dialog ini :
" Mbak, kemana si abang yang biasa ada disini?"
" Sakit bu"
" Gini mbak, saya beli maskara, tapi koq, begini ya....nggak ada sikatnya "
"oooooo..kita nggak jual maskara koq "
Gubrakkkkkks....whattttt? Ini toko langganan saya koq, dan emang si mbak ini siapa ya, pelayan baru? Koq bisa bisanya berkalimat...."Kita nggak jual maskara "
Ada nada "tuduhan mengada ada" didalam kalimatnya, bukan ?
" eeeeh, mbak, jangan sembarangan berucap, saya ini pelanggan disini koq, saya tahu persis ini beli disini. lagipula mbak baru saya lihat sekarang koq "
Si mbak clingak clinguk kedalam etalage...."ini, ada juga yang begini, bukan yang begitu "
" Tadi mbak bilang , kita nggak jual maskara koq, lha itu ada, lagi pula kalau merk ini disebelah sini mbak kelompoknya........tuh...ada maskara yang sama "
" Ooooo...ini barang baru...baru datang...itu punya ibu kan beda harganya "
"Lha, saya bayar aja perbedaannya...."
" Nggak bisa bu, nggak bisa tukar, tunggu si abang aja besok "
Gubrakkkks...coba kalau bilang dari tadi, maaf bu, saya nggak ngerti, tunggu si abang aja besok, apa boleh tukar atau tidak, kan enak ?
Bukannya : "Disini nggak jual maskara koq "...Trus, udah salah, udah arogan, udah menuduh, ngeyel lagi...ini barang baru datanglah, harganya beda lah, bener bener menguji kesabaran.
Payah, parah banget deh pelayanan dikita tuh.
Boro boro memuaskan pelanggan, yang ada malah bikin jengkel, bikin darting, iya nggak?
Kalau diamati, banyak banget yang bermental juragan, nggak pengen melayani, ogah "serve".
Termasuk dirumah, semua pengen jadi juragan.
Maka nggak heran banyak keluarga kocar kacir, hubungan suami istri bubar jalan.
Yaitulah...semua pengen jadi juragan.
Nggak mau jadi pelayan.
Padahal, kita semua terlahir dengan kewajiban melayani koq, melayani semua yang sudah diciptakanNya, iya kan ?
Rahasia kehidupan yang aman, nyaman, senang, bahagia, damai sentausa, kan diawalinya dengan "To serve with Heart and Honour ", bukan begitu ?
5 comments:
waduh...kalau udah berkecimpung menjadi pelayan apapun...
harus deal atuh untuk melayani..
katanya hidup itu pilihan...
setiap pilihan ada risiko untuk menjalani
jadi....?????kan memilih untuk menjadi "pelayan" ,maka jalani sepenuh hati dan hati-hati.....
pelayanan setengah hati???
harrre genech??????
baca pengalaman ku di restoran deh...
huah3x
jiah.....
kemana ajjja tuh pemilik....gak ada pelatihan ya.....
"To serve with Heart and Honour "
Wah, keren euy....
eh eh, mamay ayi curhat disini. wkwkwk
Kalau melayaninya dengan hati akan terasa bedanya dengan yang tidak dengan hati (bakat … bakat teuing ku kapaksa …) baik oleh yang melayani maupun yang dilayani. Pengalaman melayani dan dilayani mah :D
bravolah buat pelayan...:)
Post a Comment