Tinggal hitungan hari menuju hari yang sangat penting : NYONTRENG
Masih ada waktu buat merenung, mempelajari, menajamkan hati nurani, berdoa, agar nanti nggak salah nyontreng
Nyontreng kan dampaknya sungguh amat luar biasa.
Kita harus bener bener berniat dan melakukan hal yang amat sangat bertanggung jawab buat kelangsungan kehidupan anak cucu kita, generasi sesudah kita.
Kita kan harus bener bener penuh tanggung jawab melakukan segala hal yang sudah menjadi kewajiban manusia: memberi sebanyak banyek manfaat kepada sebanyak banyak mahlukNya
Nyontreng, pada dasarnya kan memilih pemimpin?
Nyontreng, kan hakikatnya menitipkan suara kita kepada mereka yang akan memegang amanah mengendalikan semua sistem dalamberbangsa dan bernegara, iya kan ?
Makanya, masih punya waktu nih, buat mempelajari, bagaimana nyontreng yang bener, bagaimana memilih "pemimpin" yang bener.
Kebetulan, menemukan tulisan tentang pemimpin nih.
Sebetulnya, pernah ada di Kompas, tulisan Simon Saragih tentang Kiat menjadi Pemimpin yang baik dan efektif.
Harusnya tulisan itu dibagikan kepada semua yang mencalonkan diri.....hehehehehe
Paling mereka tersinggung dan berujar : Saya sudah lebih paham tahu!!!.....
Wwuakakakakaka…
Emang, rakyat mah suka sok tahu ya…
Nganggap pemimpin atau calon yang mau mimpin tuh bararodoh, dongdong kata jeng kellin mah, tulalit....
Tapi…mmmmmmm….jangan jangan rakyat juga ada benernya ya…
Heheheheh , punten ah kepada para calon yang "mau mimpin".... just kidding koq…just for laugh...
Pembukanya tulisan itu cukup menarik : Menjadi pemimpin yang baik dan efektif bukanlah takdir, tetapi hasil dari belajar, berlatih dan introspeksi tanpa henti.
Pemimpin yang mengejar posisi dan kekuasaan semata ( banyak yang kasak kusuk kan ? minta bantuan atau minta restu atau minta dukungan dengan menghalalkan segala cara) dan tidak mengindahkan opini orang lain, maka akan “berakhir.”
Heuheuheuheu…
Nggak kayak selebriti ini mah, berakhir di pelaminan atau berakhir di pengadilan agama…pengadilan agama jakarta selatan atau tigaraksa lagi....wkwkwkwkwk
Setiap orang terlahir dengan potensi kepemimpinan dalam berbagai derajat bakat.
Tapi potensi itu harus dikembangkan.
Banyak orang punya potensi, tapi tidak dikembangkan….
Waaaah, sayang banget ya…
Bukannya "sekolah ( belajar kan bisa dimana aja, nggak usah dibangku sekolahan)", kita mah malah begadang main gapleh, atau cindeten mancing dibibir pantai dari pagi jedur sampai sore jeder…
Begituuuuu terus.
Kalau nggak…nongkrong di warung kopi, atau...nonton sinetron terus menerus....…
Hayoh....siapa tuh yang kerjanya nongkrooooong melulu tanpa manfaat untuk sebanyak banyak umat.
Setiap manusia juga kan pemimpin.
Biarpun cuma jadi mentri dalam negri di rumah tangga, atau jadi RT, RW, ngurus kelompok kecil, kan tetep harus berkualitas bukan ? ....
Pemimpin yang berkiprah didunia adalah mereka yang ingin menjadi pemimpin.
Mereka berlatih dan mempraktekan kepemimpinannya.
Persoalan akan timbul, ketika terpilih, mereka melupakan janjinya dan sibuk dengan melayani kepentingan sendiri,,…Naaah..tuuuuh, dengerin atuh….
Mereka terbenam dalam kelemahan manusia, yaitu seorang yang makin kuat, makin makmur, cenderung menginginkan kekuatan dan kemakmuran yang lebih.
Mereka tidak pernah puas…
Euleuh euleuh…kutan kitu nya…
Yang menarik, katanya, kepemimpinan yang efektif menuntut seseorang untuk tidak menggunakan kekuasaan demi kehormatan dan keagungan pribadi.
Pemimpin, seharusnya menggunakan kekuatan pribadi ( personal power ), bukan kekuasaan sebagai posisi ( positional power ).
Katanya, kalau kita bertanya kepada rakyat, mereka itu menginginkan pemimpin yang jujur, punya kredibilitas dan integritas….cuma itu.
Hal lain yang perlu dicatat, adalah, pemimpin yang efektif itu tidak saja harus intelek tapi punya integritas moral ( ini kayaknya jauh lebih penting dari sekedar intelek bukan ?)
Dan punya spiritualisme...
Masih inget nggak tulisan si mamah tentang NYONTRENG?
Kan memang bener, pemimpin itu harus punya CIP yang tinggi, kemampuan mengeksekusi masalah dengan dampak puluhan tahun kedepan, bukan hanya untuk mencari selamet sendirian dalam kurun waktu 5 tahunan saja.
Haduh...itu mah rakyat juga kudu punya sifat itu mah, integritas moral, spiritual, apalagi pemimpin.
Naaah, kalau memang sudah tahu, bagaimana pemimpin yang baik dan efektif, harusnya buat nyontreng juga kita butuh info tentang siapa selama ini bagaimana bukan?
Bukan hanya sekedar gambar orang dipepohonan dan kemudian bagi bagi kaus, ikat kepala, kerudung, bahkan bagi bagi sembako dan amplop.
Kan sudah jelas kriterianya.....
Dan jangan dicontreng atuh yang nggak memenuhi kriteria sih, bukan begitu ?....
Dari pada nanti akan jalan ditempat bahkan mundur sambil makin amburadul ditanganin sama si ontohod , kan mendingan jalan ditempat tidak amburadul dan acakadut ditanganin sama yang jempolan akal budinya bukan ???
Lebih bagus lagi bukan jalan ditempat tapi berjalan..berjalan,..berjalan...menuju taraf hidup dan martabat yang jauh lebih baik.
Pengalaman kita, gonta ganti pemimpin kan bikin program baru lagi, aturan baru lagi,kembali ke set point lagi dlsb
Kapan maju jalannya ya…...
Sok atuh ah jangan salah pilih wae.....
Tong seueur mikirin tekanan, desakan, permintaan, bujukan, rayuan gombal, dll
Jangan silau oleh gemebyarnya janji janji gombal yang nggak masuk akal.
Pilih aja sesuai kriteria, yo wizz, gitu aja koq repot amat ya...….
Halah….rakyat mah tau apa sih ?
Pake ngomong segala, berkomentar lagi, ngajarin lagi….…hehehehhe……
Abis, setelah nyontreng, konon, biasanya masih ada aja tuh yang intelek tapi nggak punya integritas moral……
Buat apa dicontreng atuh, kan dampaknya akan lebih buruk ?
Hayoooo, siapaaaa ?
Au ah, gelap.
Si mamah kan rakyat jelata.
Pengen jadi rakyat yang baik dan efektif aja ah.
Punya integritas moral, jujur, kredibel, punya spiritualisme,bisa manfaat dan punya apa lagi ya………...punya temen blogger yang baaaaanyaaaaak...heuheuheuheuheu...
Kenapa si mamah sebagai rakyat jelata pengen banget jadi rakyat yang baik?
Yang punya integritas moral, kredibel, jujur profesional bertanggung jawab, punya spiritualisme yang bagus dan bisa manfaat?
Karena eh karena......kata temen si mamah, om kapiten Iwan : The teacher will come, when the pupil is ready........
Iya kan ?
Insya Allah kita akan mendapat pemimpin yang sangat amanah, sangat bertanggung jawab dunia akhirat, kalau kita, sebagai rakyatnya, juga sudah siap dipimpin untuk menuju tujuan kita bersama ialah keselamatan,kebahagiaan, kesejahteraan, kemuliaan dunia akhirat.
Bukan begitu ?
Selamat nyontreng dengan hati nurani.
3 comments:
Wadoh.....gimana ya???
Begini...,konon menurut cerita pada jaman sahabat Nabi akan diangkat menjadi pemimpin masyarakat.
Tujuannya hanya satu mendapat keridhoan Allah, jadi segala sepak terjang hanya untuk itu...
Jadi pemimpin itu berat tauuuuu...., kalau sampai terbersit ingin memperkaya diri, keluarga, kelompok, golongan...atau hanya untuk kepentingan pribadi, kelompok ,golongan tertentu....hiiii....seyyyem...
kaya lagu deh jadinya...."semakin ku kekejar kau semakin menjauh...."heu....
Nyontreng yuuuk.....pilih yang terbaik dari pilihan yang telah tersedia.....ayo mang...!!!!!
hoho.... keren tulisannya. semoga saya juga bisa jadi pemimpin. bukan jadi ketua..
bedanya ketua sama pemimpin, kalo ketua itu biasanya mengajukan tapi kalo pemimpin diaujukan.
jadi, susah juga nyari "pemimpin" saat ini. semoga indonesia dapet pemimpin ideal deh. (kata-kata pas hearing, pemimpin ideal)
Tulisan mamah selaluuuu bikin penerang yaa..
coba calon2 pemimpin itu punya blog dan baca tulisan mamah pasti deh pd malu sendiri *kl punya malu ya* iya deh kt banyak berharap dan terus berharap semoga pemimpin2 bangsa kt diberikan hidayah dan petunjuk oleh Tuhan agar bs memimpin rakyat dan bangsanya dg baik yaaa..amiinn
Post a Comment