Fighting spirit
Naon atuh nya terjemahanana ?
Apa ya artinya ?
Kayaknya , kalau orang tua ngasih nasihat.....hidup itu harus punya fighting spirit, sampai maut datang menjemput...apa itu artinya ya.........
Terjemahan bebasnya mungkin jangan suka runtuh, jangan suka menyerah, harus tetap semangat, hidup harus berjuang maksimal, berusaha dan berikhtiar dengan sesungguh sungguhnya.....gitu kali ya....
Memang jaman sekarang banyak banget yang nggak punya fighting spirit ya.....,
Mungkin kehabisan energi, mungkin situasi kondisi lingkungan nggak mendukung, mungkin terimbas krisis ekonomi, mungkin kebanyakan orang berenergi negatif, mungkin kebanyakan tontonan yang menguras energi, mungkin kebanyakan berita yang menghabiskan energi , dll,dll,dll.....
Jadilah dimana mana banyak ditemukan the letoyman, the caleuyboy , the leletgirl,
heheheheh...iya kan ?
Menjadi letoy, lelet, lemes, caleuy, malah nggak manfaat buat lingkungan, bikin energi negatif lagi...
Gimana atuh ngajarin fighting spirit teh nya......
Gimana atuh membangun fighting spirit teh ya.....
Rasanya kalau memberi contoh mah, banyak orang tua teh sudah amat sangat memberi contoh.
Kerja keras, bercucuran keringat - darah dan air mata, pantang menyerah , berjuang terus menerus, dan hasilnya apapun diterima aja.
Memang begitulah seharusnya , kalau sudah berupaya maksimal, berdoa dan beramal sedekah, selebihnya sih urusan Allah, terima apapun yang terjadi, titik.
Ini sih bukannya narsis, mau nulis salah satu contoh fighting spirit aja.
Kisah yang sebenar benarnya terjadi tahun 2002 lalu.
April 2002, salah satu anak si mamah termasuk dalam daftar sekian pelajar sma yang ditugaskan sekolah untuk ikut seleksi paskibraka tingkat kabupaten.
Maka berangkatlah disuatu hari minggu, jam 6 pagi, ketika kawan kawannya masih lelap bermimpi dibalik selimut, 12 putra putri sma nya anak si mamah ke lapangan di kabupaten.
Sebenarnya, mereka bukan paskibra sekolah, karena di sekolah tersebut saat itu belum ada kelompok paskibra.
Tapi dengan kepatuhan seorang murid terhadap guru dan orangtuanya, mereka serempak berangkat menjalankan tugas.
Berpanas, lari keliling lapangan, push up, dibentakin senior ( eh...apa kalau jadi senior teh kudu belagak dan bentak bentak kitu ???? itu tangan bukan lagi dipinggang, tapi diketek,,,wuakakakakakaka ) dll dll dari pagi sampai sore.....
Pulang naik angkot, jemputan dilarang keras.
Pokoknya, anak anak mengalami dunia yang lain banget dari keseharian mereka.
Sehari hari, mana pernah berjemur panas matahari lari lari, push up dll.
Keseharian, mana pernah denger bentakan, hardikan, bahkan dapet tabokan?
Hari minggu lagi?
Biasanya kan mereka refreshing, recharging...jalan jalan dan wisata kuliner.
Ini ? Udah cape fisik, kepanasan, kelaparan, kehausan, dibentakin lagi??
Bahkan ditabok...
Baru latihan 1 kali hari minggu, beberapa anak mundur dengan berbagai alasan.
Nggak kuat dijemur lah....nggak kuat push up lah.....nggak kuat lari keliling lapangan sepak bola berkali kali lah......nggak kenyang makan nasi plus tahu tempe sayur terus menerus lah......sebel sama senior lah.
Hehehehe...biasa...komentar tentang senior tuh dimana mana suka sama : belagu, mentang mentang, sok kuasa dll....
Dimana mana begitu, iya kan ?
Jadi kesan yunior kayaknya sama, senior tuh nggak bikin suasana kondusif...
Kayaknya, kita yang udah pada jadi senior harus introspeksi ya.
Ada lagi yang mundur karena ogah ditampar senior
Ughhhh....emang untuk jadi seseorang tuh kudu ditabokin senior dulu kitu???
Minggu ke 4 kali ya....anak si mamah juga mogok.
Kebetulan bioritmiknya lagi drop, sampai ke mual mual ooooeeek...ooooeeeekkk.
Ogah meneruskan, cape dan stres juga kali ya, berpanas berlari, kehausan sambil dibentakin senior.
Sepertinya di negara kita itu dimana mana berlaku sistem senioritas yang galak galak ya.....
Gualak gualak banget ya kalau jadi senior itu ???
Hari itu kita siapkan perbekalan rutinnya, ransel berisi 10 kg pasir, minuman dan bekal nasi plus tahu tempe sayur ( istilah anak anak paskibraka, menu 3 T, tahu tempe tayul ....hehehe ).
Dan kita antar sampai lapangan.
Ditrotoar,anak si mamah mogok, terduduk lesu, ogah latihan, bahkan mau muntah.
Naaaah, kesempatan kultum negh....
Dibilangin aja, dalam hidup, suka ada episode tidak menyenangkan, tapi da kita nggak bisa menolak, jalanin aja, istilah lain: dijabanin aja.
Pokoknya, rahasia hidup itu jangan suka menyimpan bola, harus digocek, diolah, dioperkan dan harus tetap full semangat, jangan runtuh, jangan menyerah.
Kita jangan mundur dari area medan perang......harus punya fighting spirit...
Jangan mundur sebelum bertanding...
Jangan tinggalkan medan laga sebelum berjuang maksimal.
Harus bener bener kerja keras sampai terjungkalnya dilapangan, bukan diluar arena.
Maksimal bertempur, tapi kalau dinyatakan kalah, gugur, ya harus terima...sportif.....
Pokoknya jangan runtuh sebelum bertanding deh....
Jalanin aja semua test, kalau dinyatakan nggak lulus...ya terima aja.....
Ikuti semua test, ikuti semua perjuangan dengan maksimal...
Kalau kalah juga kita bisa puas tersenyum.....
Daripada belum apa apa sudah mundur, ogah bertanding...
Iiiiiigh...apa nggak menyesal nggak menjalankan tugas dengan baik ????
Saat itu, setelah mendengarkan kultum sesaat, anak si mamah bangkit, mulai ngikutin semua test....semangat dan tetap semangat...
Mengikuti semua prosedur, mengikuti latihan dengan sungguh sungguh, setahap demi setahap memperoleh kenaikan peluang.
Hasilnya ???
17 Agustus 2002, pagi, dia berdiri gagah dibawah tiang bendera istana negara, ia menjadi pengibar bendera pusaka.
Apa istilahnya ya....
Pokoknya dia yang megang bendera sambil mundur membentangkan bendera.....pengebet bendera kali ya....
Bikin senewen sekaligus bangga, semua saudara, sepupu, tetangga, teman teman dll.
Ada yang teriak .....awas terbalik benderanya.....dia ngumpet dibalik ibunya...bu...udah ngebentang nggak ? terbalik nggak ?
Pokoknya semua menonton TV dirumah masing masing sambil ikut deg degan, menutup wajah, mengintip....takut salah euy.
Bendera terkibar dengan sempurna, tugas terlaksana dengan memuaskan.
Bapaknya.....menonton langsung dari jarak dekat, penuh kebanggaan sambil meneteskan airmata.
Inilah hasil perjuangan maksimal.
Jadi ortu mah bangga sama anak bukan karena anaknya jadi apa atau punya apa.
Tapi lebih karena anak berhasil melampaui perjuangan, berjuang menempuh proses, berhasil melaksanakan pertarungan dengan fighting spirit yang prima.
Begitulah hidup.
Jalankan saja apa apa yang harus kita jalankan, dengan sebaik baiknya dan semampu mampunya.
Jangan lupa berdoa dan beramal.
Hasilnya ???
Biar Allah yang menentukan.
Kan katanya : Do your best and God will do the rest.
Selamat menjalankan detik demi detik kehidupan dengan fighting spirit yang prima ya....
8 comments:
wah... kalo kayak anak mamah gitu pasti ada kebanggaan ya mah? fighting spirit patut diterapkan pada smua hal..
kalo nyontek tmasuk fighting spirit ga mah? :-D
wah... kalo kayak anak mamah gitu pasti ada kebanggaan ya mah? fighting spirit patut diterapkan pada smua hal..
kalo nyontek tmasuk fighting spirit ga mah? :-D
nyontek semangatnya mamah ya..
Terimakasih mah! sudah diingatin fighting spiritnya, karena saat ini saya merasa gagal mah! mudah2an setealh membaca artikel ini semangat saya akan timbul lagi mah!
Wuah, hebat euy anak mamah, pasti krn semangat dari kedua ortunya ya...
ngomong-ngomong fighting spirit,jadi inget lagu "we shall overcome",yang dipopulerkan bruce springsteen dan joan baez...menemani saat-saat lelah berdemonstasi...hehehe,biar kampring saya pernah jadi demonstran (seksi konsumsi tapinya)..hehehe.
lagu itu bikin fighting spirit tumbuh..dan demo lagi,sampe lecek..padahal mah teu terang ngademo naon,nu penting mah dapet gebetan sesama demonstran :)
p.s :
top secret:ternyata si gebetan juga demo biar bisa ngegebet saya..hahaha,tau gitu mah langsung aja ke rumahnyaaa...
jadi terharu bacanya... makasih mah, tulisannya jadi menambah semangat ;)
Post a Comment