Sunday, October 15, 2006

NOBEL PERDAMAIAN

Alhamdulillahirabbilalamiin.

Akhirnya Nobel Perdamaian diberikan kepada Muhammad Junus dari Bangladesh.
Orang biasa biasa saja.
Bukan seorang negosiator gencatan senjata, bukan seorang pahlawan yang mendamaikan peperangan, bukan seseorang yang kita kenal sebelumnya, bukan pahlawan kemerdekaan.

Ia hanyalah seorang yang mengembangkan mikroekonomi.
Ekonomi kerakyatan kali ya....

Ia yang sepertinya berpikir dan bertindak dengan falsafah, langkah besar pasti dimulai dengan langkah langkah yang kecil.
Ia yang pake pola berpikir sederhana nggak pake teori njlimet ( walaupun dia mampu dalam ilmunya ), bertindak dengan tindakan sederhana tetapi berdampak luar biasa.

Jadi teringat akan seorang kerabat yang baru saja berpulang ke rahmatullah karena sakitnya sejak lebih dari 5 tahun yang lalu.

Betapa untuk membiayai sakitnya, ia butuhkan dana yang tidak sedikit.
Untung suaminya bekerja di perusahaan yang mempunyai asuransi kesehatan yang baik.

Tetapi, ada hal lain yang mengejutkan.
Ternyata biaya pengobatan yang bernilai ratusan juta rupiah itu juga didukung oleh dana yang diberikan kepadanya dari beberapa orang yang tak dikenalnya.
Siapakah mereka ?

Ternyata, ayah almarhumah.
Ketika masih hidup dulu, ayahandanya dikenal suka menolong.
Memberikan modal kepada siapapun juga yang ingin berikhtiar, berdagang atau apaaaa saja yang memerlukan dana......
Beliau sangatlah ringan tangan, memberi bantuan tanpa perhitungan apapun jua, apalagi mengenakan bunga pinjaman.

Merekalah, yang ditolong ayah almarhumah dahulu kala, yang kini sudah maju pesat usaha usahanya, yang beramai ramai memberi bantuan dana pengobatan tanpa diminta siapapun.
Spontan saja mereka membantu, begitu tahu putri almarhum sedang menderita sakit dan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Subhanallah........

Ingat hukum kekekalan energi ??

Begitu pulalah yang terjadi dengan amal amalan, baik atau buruk.
Tidak akan hilang atau berkurang sedikitpun, tercatat dengan tertib.

Kalaupun kita berbuat kebaikan dan kita belum mendapatkan balasannya, Insya Allah anak anak kita atau bahkan cucu kita yang akan mendapat balasannya.

Kita berlomba lomba dalam kebaikan yuuuuuuk....

Bagaimana kalau kita ikutin langkah mas atau pak M Junus.
Mencoba membantu satu orang saja yang ada didekat kita agar dia bangkit dari keterpurukan, dari kemelaratan, dari kenelangsaan, dari kemiskinan, dari kebodohan, dari pengangguran.

Whaduh....
Kalau kita serentak bergerak,kayaknya negara kita gemah ripah loh jinawi tata tentrem kerta raharja subur makmur aman sentosa bukan sebuah impian lagi bukan?
Tapi Insya Allah menjadi kenyataan.

Semoga

4 comments:

Anonymous said...

prof. yunus ini inspiratif banget...di bangladesh sekarang terkenal ungkapan " nyalakan cahaya yunus di rumahmu".

ayo nyalakan "cahaya yunus" di hati kita, menjadi energi untuk berbagi dengan sesama...

Anonymous said...

iya mamah... met kenal yach. ni pertama kalinya aku di sini... hukum kekekalan energi ternyata juga berlaku di amal kebaikan yach (kejahatan juga). nah, energi itu kalo ga ketemu lagi di dunia, ya di akhirat. :D

Nia Boy Hadi said...

Ass.. Mamah Ani, seneng deh dikunjungin. Teruslah bercerita Mama, agar tali silaturahmi di dunia maya ini selalu terjalin.

Toko Fiara said...

salam kenal Mamah Ani.. seneng bgd baca tulisan mamah, mudah2an memberi manfaat buat semua..
Maaf Lahir Bathin untuk mamah & kel..:D