Monday, November 09, 2009

BOHONG

Beberapa hari belakangan ini, dimana mana kita disuguhi tayangan yang luar biasa dahsyat, ratingnya paling tinggi deh : SINETRON KEBOHONGAN


Lha, kenapa kebohongan?
Kalau nggak ada yang wadul alias bohong sih, mana terjadi berita pabaliut begitu.
Sudah jelas ada yang jadi pembohong.
Kalau semua jujur sih, nggak mungkin lah saling tuding begitu bukan?

Jadi teringat.
Waktu kecil, orang tua mengajarkan kita yang baik baik.
Kata kata harus baik, sikap harus baik, nggak boleh berkata kasar apalagi jorok.
Dan...nggak boleh berbohong.

Lantas, kita memasuki dunia luar, tempat kita menemukan berbagai karakter yang nggak kita temukan dirumah.
Ada pembohong, ada yang berkata kata kasar, ada yang berkata kata jorok, bahkan ada yang kejam.
Koq kita bisa bertahan ya dari "polusi" tersebut.

Baru kita sadari, betapa hebatnya orang tua kita menerapkan ajaran ajaran sebagai fondasi dasar ketika kita kecil dahulu bukan?
Betapa pentingnya pendidikan dirumah ketika kita semua kecil dulu sebagai bekal kehidupan kelak.

Pendidikan dasar, pendidikan yang terbaik, adalah ketika kita tumbuh kembang.
Ketika kita dengan mudah menyimak dan meniru apa saja yang dilakukan dewasa diseputar kita.
Ketika kita sedikit demi sedikit "menyimpan" nilai nilai kehidupan.

Jadi, kalau seseorang sekarang jadi pembohong.
Jangan jangan, orang tuanya dahulu adalah pembohong kelas wahid.
Wadulhong, kata temen si mamah sih.

Seorang pembohong, bukan saja mempermalukan dirinya sendiri, tapi terlebih lagi, akan mencelakakan orang tuanya.
Hiiiiiii....seremmm.
Kalau orang tuanya sudah almarhum, nggak kebayang siksa kubur apa pula yang diterimanya.

Pembohong, boro boro teringat orang tuanya kali ya.
Apalagi teringat siksa kubur yang diterimanya kelak atau yang diterima orang tuanya saat ini.

Au ah gelap.
Nggak ngerti banget, kenapa harus berbohong, dan diketahui puluhan juta rakyat pula.
Apa nggak kasihan sama orang tuanya di alam kubur ?

Orang orang terkenal, banyak yang meninggalkan "wasiat" tentang kebohongan, contohnya ini nih :

A lie gets halfway around the world before the truth has a chance to get its pants on.

It is better to take what does not belong to you than to let it lie around neglected.

A lie cannot live.

One may sometimes tell a lie, but the grimace that accompanies it tells the truth.


Ada yang pinter nggak membaca bahasa tubuh ?
Kalau orang bohong, sikap duduknya gimana, bola matanya gimana, raut wajahnya gimana, lengannya bagaimana.

Kayaknya, itu ahli bahasa tubuh harus dihadirkan disetiap ajang debat...eh..ajang apa tuh namanya ?
Dengar pendapat atau klarifikasi atau apalah namanya.

Ayo, ada yang mau maju jadi penterjemah atau penganalisa bahasa tubuh seseorang yang bicara?

Pasti sinetron kebohongannya makin seru.

1 comment:

Siti Nurbaya ( Hanny Wang) said...

Setuju, Mamah. Sinetron sekarang sudah semakin menjamur dan rata2 tidak bersifat mendidik, malah mengajarkan hal2 yg tidak pantas kepada anak2. saya dan suami berusaha tidak mempertontonkan sinetron kepada anak. Ternyata, mendidik anak jaman sekarang banyak tantangannya ya, Mamah...